Browsed by
Category: Merantau Di Doha

Rafa Kuliah Di Mana?

Rafa Kuliah Di Mana?

Kalau di Indonesia, pertanyaan “Mau kuliah di mana?” biasanya diajukan ketika seorang anak sudah naik kelas 3 SMA.

Begitu kami hidup di Qatar, anak-anak yang bersekolah di British atau American School sudah mempersiapkan diri 2 tahun sebelum kuliah. Selain merancang nilai raport yang diusahakan nilai meningkat setiap semester (grafik meningkat selama di SMA), mengambil International Standard Test (seperti TOEFL, IELTS, IGCSE, A-Levels, SAT) dan mereka juga mempersiapkan essay (dengan tema “kenapa saya mau kuliah di kampus X untuk jurusan Z“).

Rafa pindah sekolah ke Qatar saat menjalani tahun ke 2 SMA (kelas 11 masuk semester 2). Dia hanya punya waktu 1 tahun untuk mempersiapkan diri seperti anak-anak lain di sini. TOEFL sudah diambil di Jakarta saat mudik lebaran. IELTS akan ditempuh bulan ini. SAT akan diambil bulan Maret nanti. Alhamdulillah nilai raport sudah dijaga dan terus menanjak grafiknya. Tinggal menyusun essay aja yang belum sempat dikerjakan. Karena di kelas akhir HighSchool (Senior Class), banyak tugas-tugas harian juga yang musti dilakukan yang bentuknya sering berupa research (laporan ditulis dalam bentuk essay sekian ratus kata) atau presentasi.

Kalo di Indonesia paling sibuk bimbel tiap pulang sekolah nih. Di sini gak umum tuh anak SMA ambil bimbel atau guru privat sepulang sekolah. Yang namanya belajar ya di sekolah aja. Sisa waktunya belajar sendiri di rumah.

Ketika kami tanya “kamu mau kuliah di mana, mas?

Anaknya menjawab “kek nya aku pingin pulang dan kuliah di Indonesia aja deh

Keputusannya bulat, mau kuliah jurusan Arsitektur.

Beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menawarkan beberapa progam internasional untuk anak Indonesia di Luar Negeri, di antaranya:

  • UI

  • ITB

  • UGM

Syarat kuliah Program Internasional:

  • IBT TOEFL min score 61 atau IELTS min score 5.5
  • General SAT 
  • Nilai raport 5 semester atau 3 tahun terakhir

Sayangnya jurusan yang diminati Rafa belum ada program internasionalnya.

Ikut SBMPTN dong?

GAK BISA, karena syarat ikut SBMPTN itu minimal harus 5 semester menempuh SMA di Indonesia. Sementara Rafa cuma sempat merasakan 3 semester di Indonesia.

Ingin tahu biaya kuliah per semester di Indonesia tahun 2018?

Tabel tersebut dibuat oleh salah satu lembaga keuangan yang menawarkan produk asuransi pendidikan. Karena tabel ini merupakan literasi keuangan, sudah pasti ditampilkan biaya paling mahal atau biaya rata-rata yang ada di beberapa kampus. Dan tentunya biaya kuliah bisa beragam tergantung jurusan juga jalur masuk yang ditempuh.

Melihat biaya kuliah program internasional di PTN dan kuliah reguler di universitas swasta Indonesia yang sudah cukup mahal … untuk informasi aja nih … uang masuk Arsitek UnPar Bdg tahun 2018 sudah 46jt. Sementara biaya per semester juga beberapa juta. Biaya ini sama dengan biaya kuliah universitas bergengsi di negara tetangga. Akhirnya sebagai alternatif, sekarang kami mulai melirik universitas di negara lain yang biayanya tidak jauh beda dengan universitas swasta di Indonesia.

Seorang teman yang baru pulang liburan dari Amerika dan kebetulan ikut program “MIT open house” mengirimkan foto biaya masuk universitas tsb melalui WA ke suami saya:

Mari kita hitung kursnya:

Biaya ini adalah biaya kuliah per TAHUN.

Mereka menawarkan beasiswa, tapi tidak ada yang diskon 100%. Tetap ada biaya yang harus kita siapkan sekitar 15-30 ribu USD per tahunnya.

Kami sempat mengunjungi beberapa pameran pendidikan di Qatar, saya share hasilnya siapa tau ada yang butuh informasinya.

Pendidikan Amerika:

  • Biaya pendidikan per tahun rata-rata $20-55 ribu
  • Biaya hidup per tahun rata-rata $10-15 ribu
  • Total dana yang dibutuhkan sekitar $35-70 ribu per tahun

Pendidikan Malaysia:

  • Biaya pendidikan per tahun rata-rata $3.500 – 6 ribu
  • Biaya hidup per tahun rata-rata $5-8 ribu
  • Total dana yang dibutuhkan sekitar $8-14 ribu per tahun

Sekali lagi musti saya tekankan biaya pendidikan tentunya tergantung jurusan dan kampus pemerintah atau swasta ya.

Sementara untuk biaya hidup itu sudah termasuk penginapan (kos, asrama kampus atau sharing apartment), makan, ongkos transportasi, buku, dll. Biaya ini akan sangat tergantung dari GAYA HIDUP SISWA tentunya. Akan lebih irit kalau siswa bisa masak sendiri, nyambi kerja paruh waktu, rajin nongkrong di perpustakaan daripada beli buku, dll.

Pendidikan di Malaysia mirip dengan Eropa, programnya 1 + 3 tahun.

Jadi ada 1 tahun Foundation atau yang biasa disebut Pre-Uni / Pre-College, bisa di-skip kalau anak menempuh SMA di British Curriculum School sampai year 13 juga memiliki nilai IGCSE A-Levels.

Indonesia dan Amerika menganut SMA sampai kelas 12, jadi wajib ambil 1 tahun foundation kalau mau kuliah di negara-negara tsb.

Kemudian lanjut jejang universitas selama 3 tahun.

Biaya pendidikan di Eropa dan Canada tidak jauh beda dengan Amerika. Kebetulan beberapa kampus dari Inggris sudah datang ke sekolah Rafa untuk presentasi program mereka ke murid-murid SMA.

Sebenarnya kami sudah mempersiapkan tabungan pendidikan yang insya Allah cukup untuk bayar kuliah Rafa di Indonesia. Cuma kami lagi deg-degan kalau Rafa diterima kuliah di negara mahal. Hehehe.

Kami mengIMANi matematika Allah SWT yang tidak ada yang bisa menandingi jika DIA sudah berkehendak.

Toh kami belok ikhtiar menjemput rezeki ke negeri gurun ini juga bagian dari menjalani salah satu skenario Allah SWT. Kami yakin insya Allah, ada rencana lain yang sudah disiapkanNYA. Kami hanya tinggal memantaskan diri dengan berusaha dan berdoa.

Dari 8 macam rezeki yang tertulis di atas, tinggal kencengin aja ikhtiarnya. Insya Allah sudah dijaminNYA. Gak usah takut!

Justru yang gak dijamin Allah SWT itu surgaNYA.

Ini yang bikin takut.

PERWIQA Jalan Pagi Bersama

PERWIQA Jalan Pagi Bersama

Meski udara pagi ini berkabut… iya di gurun saat musim dingin memang suka berkabut dengan suhu 19-21 Celcius, Perkumpulan Wanita Indonesia di Qatar (PERWIQ) tetap berkumpul untuk jalan pagi bersama di Aspire Park dalam rangka Dirgahayu #DWPKBRI yang ke 19 tahun.

Acara ini terbuka untuk semua wanita Indonesia di Qatar secara cuma-cuma tanpa dipungut biaya. Undangannya sudah disebar melalui whatsapps beberapa minggu sebelumnya.


Sempat merasa salah kostum melihat yang lain menggunakan pakaian bernuansa Merah-Putih. Saya yakin tidak membaca ada ketentuan DressCode di undangan yang disebar, jadi lumayan kaget juga. Ternyata ini semacam kebanggaan tersendiri aja kalo ada acara yang melibatkan KBRI atau perkumpulan orang-orang Indonesia, biasanya yang datang akan menggunakan pakaian bernuansa Merah-Putih atau Batik. Karena hari ini berkumpulnya untuk olahraga, aneh aja kalau pakai batik kan ya … jadi mereka pakai baju olahraga yang ada sentuhan 2 warna tersebut.

Catatan untuk saya pribadi yang gak punya kerudung warna putih … besok lagi meski pakai baju bernuansa hitam (warna yang mendominasi sampai 80% isi lemari), kayaknya akan saya berikan sentuhan merah di kerudung aja.

Ya abis gimana, sis.

Baju putih polos cuma punya kaos manset untuk daleman aja.

Mukena putih pun sudah gak punya.

Hahahahaha


Acara hari ini dimulai dengan jalan santai keliling Aspire Park, dilanjut sarapan dan minum teh kopi, diselingi dengan pembagian doorprize, dan ditutup dengan menari poco-poco bersama yang sebelumnya dikagetkan dengan semprotan air taman bikin kami lari pontang panting kebasahan 🤣

Gini deh kalo gak hafal jam semprot taman yang dialirkan secara otomatis melalui selang-selang yang ditanam dibawah tanah. Untungnya kue panada dan bakwan goreng masakan ibu Dubes gak berubah jadi bakwan kuah 😅😅 … eh kok jadi ngebayangin bakso malang 🤦‍♀️

Lihat keseruan kami di video dalam postingan Instagram saya ini deh:

https://www.instagram.com/p/Bq7Ls4PAXE8/?utm_source=ig_web_button_share_sheet

Acara selesai ketika matahari mulai gak santai sinarnya. Baju basah pun sampai kering di badan. Alhamdulillah bisa silaturahim dengan beberapa orang yang biasanya hanya bertegursapa di media sosial saja.

Bumbu Merantau Di Doha

Bumbu Merantau Di Doha

Dibalik foto keluarga harmonis dalam sosial media, pasti suka ada kejadian dramatis. Bukan begitu? 😅

Bulan Oktober 2018 benar-benar penuh warna. Kami menyebutnya sebagai Bumbu Merantau Di Doha. Bagaimana tidak, dalam waktu 3 hari berturut kami mengalami beberapa kejadian:

  • Kamis merasakan Sand Storm pertama
  • Jumat nyaris kebakaran dapur
  • Sabtu mobil kebanjiran.

Berbeda dari bulan September dimana suhu masih sekitar 40 derajat Celcius, memasuki bulan Oktober maka suhu mulai turun ke 30an. Kami bilang sih udara di bulan Oktober itu mirip banget sama di Indonesia yang sepanjang tahun memang suhunya 25-35 Celcius.

Kamis 18 Oktober 2018, Sand Storm / Badai Pasir

Bulan Oktober merupakan bulan peralihan musim dari Panas menjadi Dingin. Kami sudah pernah mendengar tentang Badai Pasir di Timur Tengah, tapi baru kali ini mengalami secara langsung.

Sand Storm di gurun merupakan tanda pergantian musim. Biasa terjadi di penghujung musim panas sebagai tanda akan berganti musim dingin, atau sebaliknya.

Angin membawa pasir halus (lebih berat dari sekedar debu), langit mulai berawan, dan disertai hujan, membuat jarak pandang berkurang.

Foto di atas diabadikan PakSuami dari jendela di samping meja kerjanya di kantor.

Melihat pergerakan Badai Pasir di video atas ini, mirip yang ditampilkan dalam film Mission Impossible – Ghost Protocol ya?

Kelihatannya syerem banget kalau dilihat dari atas seperti itu.

Kebetulan saat kejadian, saya sedang berada di dalam taxi perjalanan pulang sekolah bahasa. Saya juga sempat mengabadikannya dalam bentuk video di bawah ini. Gak seberapa menyeramkan, hanya memang harus waspada saat berkendara karena jarang pandang sangat pendek sekali.

https://www.instagram.com/p/BpEfWmWBsg7/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=1mi5p3qgyz924

Begitu sampai rumah, bagian yang dekat jendela penuh pasir. Saya lupa melihat IG Qatar Meteorology Department (QMD) untuk mendapat informasi perkiraan cuaca hari itu. Pasir halus masuk dari sela-sela pintu dan jendela. Balkon apartemen pun, LANTAI rasa PANTAI. Saya juga menemukan beberapa ranting pohon kurman yang terbang terbawa angin dan nyasar ke teras balkon. Ampun.

Pelajaran saat musim peralihan di gurun:

Selalu ganjal bagian bawah celah pintu dan jendela dengan handuk basah supaya pasir tidak masuk ke dalam rumah. Rajin mengganti handuk basah ketika badai pasir datang.

Jumat 19 Oktober 2018, Nyaris Kebakaran Dapur

Selama di tanah air saya pernah menggunakan kompor minyak yang menggunakan sumbu saat saya kecil, dan selalu menggunakan kompor gas ketika sudah mulai berumah tangga.

Di Qatar kebetulan dapur apartemen dilengkapi dengan kompor listrik, jadi saya menggunakannya untuk memasak sehari-hari.

Berbeda dengan kompor api, kompor listrik membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memulai panas. Kalau menaruh wajan berisi minyak, kita harus bersabar sebelum bisa menggoreng sesuatu karena harus menunggu sampai minyak panas lebih lama daripada di atas api.

Setelah masak, proses pendinginan kompor pun membutuhkan waktu lebih lama. Dan saya masih belum terbiasa dengan hal ini. Merasa kompor tidak ada api, setelah masak saya suka lupa memindahkan alat masak dari atas kompor.

Hari itu saya menggoreng ayam saat PakSuami dan mas Rafa sholat Jumat. Begitu mereka pulang, kami langsung berkumpul di meja makan untuk makan siang bersama. Saya lupa wajan bekas menggoreng masih di atas kompor lengkap dengan tutup yang pinggirannya terbuat dari  karet.

Ternyata karena kompor masih menghantarkan panas meski tombol sudah OFF, karet pinggiran tutup panci meleleh dan masuk ke dalam minyak panas sehingga menimbulkan percikan api.

Saya mulai mencium bau sesuatu, tapi tidak kepikiran kalo karet tutup panci terbakar.

Sampai saat saya melihat pantulan api kemerahan dari kaca tutup microwave … saya langsung lari ke dapur dan kaget melihat api sudah melambung tinggi hampir menempel ke kitchen set bagian atas kompor.

Alhamdulillah alat padam api tersedia di dapur. PakSuami dengan sigap mengambil alat tersebut, menarik pelatuk dan mulai menyemprotkan ke arah api. Begitu api padam, kami keluar dari dapur. Ternyata gak lama kemudian api muncul lagi, kami semprot sampai mati dan tinggal pergi. Berulang sampai 3x semprot sampai api benar-benar mati dan kami tunggui. Tidak berani keluar dari dapur untuk memastikan api tidak datang lagi.

Setelah api padam, seluruh dapur saya berwarna kuning. Jadi ternyata cairan yang keluar dari alat itu, berubah bentuk menjadi seperti pasir lengket berwarna kuning. Kami kerja bakti membersihkan dapur. Tapi setelah lantai dipel, PakSuami harus pergi mengantar mas Rafa tanding bola ke luar kota (sekitar jam 4 sore). Jadi saya sendirian mencuci ulang semua peralatan dapur, karena tidak bisa hilang hanya dengan disiram air. Harus dicuci sabun dan digosok sampai benar-benar bersih. Sebagian bumbu dapur yang terkontaminasi cairan alat padam, terpaksa saya buang. Saya baru selesai membereskan dapur jam 10 malam. Sementara Rafa dan papanya baru sampai rumah menjelang dini hari.

Alhamdulillah dapur kembali kinclong lagi, walau bercak kehitaman bekas api di dinding dan bagian atas kitchen set tidak bisa hilang 😓

Pelajaran berharga bagi pengguna kompor listrik: 

Jangan menaruh alat masak apapun setelah masak, meskipun kompor dalam keadaan mati (tombol OFF).

Sabtu 20 Oktober 2018, Doha Banjir

Hujan di gurun biasanya datang setelah badai pasir. Tidak lama, paling sekitar 5-10 menit saja. Ini berlangsung selama kurang lebih 2 bulan selama masa pergantian musim.

Namanya negara gurun pasir, proses penyerapan air tentu tidak secepat di tanah padat. Hujan lama dikit aja, langsung jadi genangan air deh. Sayangnya negara ini  tidak menyiapkan gorong-gorong tanah untuk sistem drainase jalan raya. Mungkin karena memang curah hujan tidak pernah parah.

Setelah hujan, biasanya pemerintah mengirimkan mobil-mobil penyedot air ke jalanan yang banyak genangan air. Bentuknya seperti mobil Septic Tank yang banyak beredar di Indonesia untuk menyedot WC. Tidak sampai sejam, biasanya genangan sudah hilang.

Tepat 2 hari setelah Sand Storm, hujan turun dan berlangsung lebih dari 3 jam tanpa berhenti. Ini curah hujan terlebat dan terlama dalam 18 tahun terakhir di Qatar, katanya. Ini kejadian luar biasa, Qatar kebanjiran!

Saat kejadian, kami sekeluarga ada di rumah. Kami mengintip dari jendela kamar, alhamdulillah jalan depan apartemen masih kering tanpa genangan. Tapi tidak lama kemudian, kami mendengar alarm beberapa mobil mulai banyak yg nguing-nguing. Kebetulan di samping apartemen kami ada lapangan yang biasanya menjadi lahan parkir.

Karena khawatir … PakSuami memutuskan untuk turun ke parkiran mobil di basement. Ternyata air udah sedengkul orang dewasa. Sampai di mobilnya, PakSuami membuka pintu dan air langsung masuk ke dalam mobil kami. Alhamdulillah mobil masih bisa distarter dan segera dipindahkan ke lapangan sebelah gedung.

Karena banyak area yang kebanjiran, mobil sedot kiriman pemerintah baru datang ke area apartemen kami ketika menjelang malam. Air di jalan ke arah Food City sudah setinggi lutut dewasa, sementara air di basement apartemen kami mencapai paha orang dewasa.

Mobil kami terpaksa parkir di lapangan beberapa hari kemudian. Air di basement baru surut 2 hari setelahnya. Alhamdulillah jok mobil tidak basah, hanya karpet dan bagian bawah saja.

Pelajaran setiap turun hujan di gurun:

Kalau hujan turun lebih dari 10 menit, segera bergerak ke basement untuk memindahkan mobil ke tempat yang lebih tinggi.

Sebagai informasi, KEBANJIRAN tidak ada dalam klausal asuransi di Qatar karena memang baru tahun ini terjadi banjir yang sedemikian hebat. Teman saya sampai harus membayar 5ribu riyal (dikali 4ribu rupiah) untuk membetulkan mobilnya yang kebanjiran sampai tidak bisa distarter.

3 hari yang penuh cerita.

Namanya hidup ya gini, pasti banyak COBAAN.

Karena yang sedikit itu namanya COBAIN.

Ya kan? 😬

Alhamdulillah ala kulli hal.

Kesehatan Di Qatar

Kesehatan Di Qatar

Asuransi kesehatan biasanya merupakan fasilitas standar yang diberikan perusahaan kepada karyawannya dan ini berlaku di seluruh dunia termasuk di Qatar.

Ketika saya dan anak-anak sudah memiliki QID, paksuami langsung mendaftarkan seluruh nama anggota keluarga ke sistem HRD di kantornya. Tidak lama kemudian perusahaan memberikan kartu asuransi kesehatan bagi kami, yang dikeluarkan oleh QLM yaitu sebuah perusahaan asuransi ternama di Qatar.

Bentuk kartunya seperti pada foto di bawah ini:

Awal Mei 2018 kami medapat musibah.

Paksuami mengalami serangan jantung ringan yang membuatnya harus menginap 3 malam di CCU (Coronary Care Unit), ruangan ICU khusus untuk penderita jantung.

Kami bersyukur dengan tim medis di negara ini yang ‘over protected‘, observasi secara menyeluruh dan sigap melakukan tindakan yang dibutuhkan secara profesional dengan alat-alat super canggihnya. Alhamdulillah setelah dilakukan katerisasi, tidak ditemukan sumbatan pada arteri ke arah jantung pak suami. Dengan demikian resiko tindakan ‘balon’ dan pemasangan ‘ring’ tidak perlu dilakukan.

Ketika kejadian ini, kami pergi ke RS swasta yang lokasinya tidak jauh dari rumah. Kami menunjukkan kartu asuransi dari kantor paksuami ke petugas pendaftaran dan diminta membayar QAR 25 sesuai dengan angka yang tertulis di kartu.

Setelah dilakukan pemeriksaan dengan berbagai alat dan tes darah,  dokter menyatakan “we need to protect your heart, you have to be admitted immediately“.

Seperti halnya ICU, ruangan pada CCU tidak ada sekat permanen (tembok) antara 1 tempat tidur pasien dengan yang lain. Hanya ada partisi yang tidak penuh sampai ke langit-langit, sehingga kita bisa mendengar ruang pasien di sebelah. Di dalam ruangan terdapat 1 tempat tidur dengan segala kabel yang terhubung dari badan pasien ke layar monitor, 1 buah nakas untuk menyimpan barang pribadi pasien dan 1 kursi plastik untuk keluarga pasien.

Tidak ada sofa-bed seperti yang saya temukan di kamar rawat inap biasa. Dipastikan pasien tidak boleh ditunggu (menginap) oleh siapapun termasuk keluarga. Tapi tidak perlu khawatir karena 1 perawat di ICU/CCU berdedikasi untuk menangani maksimal 2 pasien. Jadi selama paksuami rawat inap, saya pulang ke rumah setiap malam dan kembali ke RS esok pagi setelah anak-anak berangkat ke sekolah.

Sebelum dilakukan tindakan katerisasi, perawat bertanya kepada saya “apa kamu bawa Hamad Card? Jika sampai dibutuhkan tindakan operasi besar sekelas bypass jantung, kami tidak bisa melakukannya di RS ini. Kami harus membawa pasien ke Hamad General Hospital, karena itu kami butuh Hamad Card pasien

Kebalikan dari Indonesia yang alat medisnya lebih lengkap di RS swasta dibanding dengan milik pemerintah … kalau di Qatar justru alat medis dan obat-obatan paling lengkap ada di RS milik pemerintah, yaitu Hamad Medical Corporation. Jadi kalau ada kasus yang tidak bisa ditangani oleh RS swasta, pasien langsung dikirim ke Hamad General Hospital untuk tindakan lanjutan.

Deg …. saya lemas … kami sudah mendengar betapa pentingnya Hamad Card di negara ini (no 2 pentingnya setelah QID), tapi kami belum sempat mengurusnya. Dengan pasrah saya menyatakan kalau kami belum memilikinya. Alhamdulillah kondisi jantung paksuami dalam kondisi baik, arteri ke arah jantung juga tidak mengalami penyumbatan. Jadi tidak perlu tindakan operasi besar sampai paksuami boleh pulang ke rumah.

Saat mengurus administrasi kepulangan pasien, saya hanya diminta membayar QAR 45 dengan rincian biaya untuk kain kassa, dan perintilan kecil lain. Kamar CCU 3 malam, biaya dokter harian dan tindakan katerisasi sudah dipenuhi oleh pihak asuransi. Alhamdulillah jadi total cuma bayar 25 + 45 = QAR 70 aja.

Dan ternyata biaya QAR 25 di awal, merupakan biaya klaim per 1 diagnosa penyakit (FEE per CASE) sampai tuntas. Jadi dari biaya rawat inap sampai pemeriksaan berkala setelah pulang ke rumah (chek-up rawat jalan + USG + lab) sudah tidak dikenakan biaya lagi. Kecuali kalau ditemukan penyakit lain, maka kita harus membayar lagi QAR 25.

Gak kebayang kalo di Indonesia, tindakan katerisasi aja udah harus bayar berapa puluh juta belum obat + kamar + dokter. Belum lagi pemeriksaan berkala setelah itu. Ya Allah.

Setelah paksuami kembali sehat dan berkumpul bersama kami di rumah, saya segera mengurus HAMAD CARD. Kartu Hamad Card merupakan asuransi kesehatan milik pemerintah Qatar (seperti BPJS di Indonesia).

Kemana kita mendaftar Hamad Card?

  • Primary Health Care Center (PHCC) yang terletak dekat rumah
  • Hamad General Hospital

Cari tau lokasi PHCC (semacam puskesmas) terdekat rumah kita. Kebetulan kami diminta datang ke Nakhla Health Center untuk proses pedaftaran.

Apa yang dibutuhkan saat proses pendaftaran Hamad Card?

  1. Copy Qatar ID (kepala keluarga dan seluruh anggota keluarga yang akan didaftarkan)
  2. Copy surat kontrak tempat tinggal (rumah atau apartemen)
  3. Copy tagihan Karahmaa (Listrik dan Air)

TIDAK ADA PENGISIAN FORMULIR PENDAFTARAN.

Begitu sampai di PHCC, bilang ke petugas di depan pintu masuk kalo kita mau urus Hamad Card. Ambil no antrian dan duduk manis sampai nomor kita dipanggil.

Petugas akan scan barcode pada Qatar ID kita dan mencocokan nama di QID kepala keluarga dengan nama yang tertera pada surat kontrak tempat tinggal dan tagihan Karahmaa. Nomor pelanggan Karahmaa juga dicocokan dengan yang tertulis di surat kontrak tersebut. Kalau semua sudah sesuai, petugas akan menuliskan nomor yang harus kita bawa ke Hamad General Hospital.

Komplek RS Hamad pusat (disebut HG) luasnya seperti dari bunderan Hotel Indonesia sampai dengan gedung Bank Indonesia di Jakarta. Tempat parkir ambulance aja seperti terminal bus di Indonesia, karena memang ada ratusan ambulance yang standby di halaman RS. Dalam komplek HG ini ada banyak gedung untuk menampung lebih dari 65 klinik spesialis dan lebih dari 600 tempat tidur pasien rawat inap. Di bagian belakang juga terdapat beberapa tower apartemen tempat tinggal karyawan Hamad Medical Center. Jangan sampe nyasar di dalam komplek HG, kalo gak mau gempor. Hehehehe.

Untuk mengurus Health Card, kita cukup cari GEDUNG ADMINISTRASI. Di pintu masuk kita akan diarahkan oleh petugas. Ruang administrasi untuk laki-laki dan wanita dipisah, saya diminta jalan ke bagian belakang gedung menuju ruang administrasi wanita. Sampai sana, administrasi pengunjung yang status single atau berkeluarga pun dipisah lagi. Semoga yang masih jomblo tidak merasa terdikriminasi ya. Hehehehe

Di sini kita datang untuk print Hamad Card dengan membawa:

  • Nomor dari petugas di PHCC sebelumnya
  • Pasfoto dengan latar belakang biru ukuran 3×4
  • Membayar QAR 100 per kartu per tahun

Mulai dari daftar di PHCC (submit documents) sampai di HG (print kartu) semua bisa dilakukan dalam hari yang sama. Tapi harap diingat jam operasional petugas yaitu dari jam 7 pagi sampai jam 12 siang. Kebetulan saya datang jam 7 ke Nakhla Health Center dan masih punya cukup waktu untuk langsung ke Hamad General Hospital. Alhamdulillah kartu untuk seluruh anggota keluarga kami langsung jadi di hari itu juga.

Kenapa Hamad Health Card ini penting?

  • Kalau terjadi kecelakaan di jalan, polisi dan petugas ambulance akan melihat QID + Hamad Card untuk membawa pasien ke RS terdekat. Pemilik Hamad Card tentunya akan mendapat prioritas penanganan di RS.
  • Kalau terjadi kondisi sakit darurat, cukup telpon 999 maka ambulance (baik mobil maupun helikopter) dari Hamad akan datang ke tujuan dalam periode waktu 2-7 menit setelah menerima panggilan telepon.
  • Pemerintah Qatar memberikan subsidi biaya kesehatan bagi pemilik Hamad Card. Seberat apapun penyakitnya dan tindakan yang harus dilakukan, jika kita memiliki Hamad Card … kita hanya perlu membayar maksimal QAR 100 per hari. Jadi misal dibutuhkan operasi bypass jantung dan rawat inap selama 10 hari, maka kita cukup membayar QAR 100 x 10 hari = QAR 1.000 (silakan dikali IDR 3,800). Kalau di Indonesia bisa kena berapa ratus juta kan itu?
  • Pelayanan imunisasi anak, program berhenti merokok sampai klinik diet di Hamad Medical Center pun bisa diberikan secara GRATIS bagi pemilik Hamad Card. Tidak hanya itu, bagi orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, maka segala terapi yang diberikan RS juga termasuk dalam fasilitas dari Hamad Card.
  • Masih banyak lagi fasilitas kesehatan yang diberikan oleh Hamad Card ini.

Bagaimana cara perpanjang Hamad Card?

  • Kunjungi PHCC terdekat atau RS Hamad manapun
  • Tunjukan kartu atau sebutkan no kartu Hamad
  • Bayar QAR 100 per kartu
  • Bisa juga datang ke kantor pos (Qatar General Post Office) terdekat, tetapi kartu baru kita akan dikirim ke alamat rumah dalam waktu 2-3 minggu setelah proses renewal.

Lega deh kalo udah punya kartu ini. Pastikan QID dan Health Card selalu ada di dompet setiap kita keluar rumah ya!

Semoga pengalaman paksuami yang numpang nginep 3 malam di CCU, menjadi pengalaman pertama dan terakhir bagi anggota keluarga kami di Qatar ini. Semoga gak perlu lagi mengeluarkan kartu kesehatan apapun lagi ke depannya. Allahuma aamiin ya Allah.

Awal Musim Panas Di Qatar

Awal Musim Panas Di Qatar

Masya Allah sudah memasuki bulan Juni 2018, artinya mulai harus siap-siap akan datangnya musim panas di negara gurun. Suhu bulan April yang berkisar 30an derajat celcius, beranjak ke bulan Mei suhunya perlahan-lahan mulai naik. Angin mulai berhembus membawa pasir halus. Langit yang tadinya gradasi warna biru, berubah menjadi abu-abu. Kata mas Ragil, pemandangan Doha di foto bawah ini tampak suram. Semoga masa depan kami di negara ini gak sesuram pemandangannya ya. Hehehe

Awal Mei suhu udara mulai mendekati 40 celcius. Pernah ada 1 hari Reddish SandStorm Day, alias hari dimana kondisi langit tampak merah kekuningan. Awalnya saya pikir karena efek warna korden di jendela kamar yang berwarna krem kekuningan. Tetapi ini kejadian nyata begitu keluar dari apartemen, pemandangan di luar benar warna merah kekuningan. Katanya ini efek SandStorm di negara tetangga yaitu Arab Saudi.

Photo Credit : @Zenobia

Pertengahan Mei sudah masuk bulan Ramadan. Jam kerja dan sekolah di Qatar mulai pertengan bulan Mei 2018 berubah:

  • Kantor pemerintah yang biasanya masuk jam 7 pagi, pulang jam 2 siang … berubah menjadi masuk jam 9, pulang jam 2 siang.
  • Kantor swasta yang biasanya masuk jam 8 pagi, pulang jam 3 sore … berubah menjadi masuk jam 9, pulang jam 2 siang.
  • Anak sekolah yang biasanya masuk jam 7:15 pagi, pulang jam 2 siang … berubah menjadi masuk jam 8:15 pagi, pulang jam 1 siang.
  • Pekerja bangunan bekerja di sore ke malam hari, bukan siang lagi.

Karena semua pegawai pemerintah dan swasta bubar kantor di jam 2 siang, kondisi jalan di Doha menjadi macet luar biasa. Yah kalo dibanding sama kondisi macet Jakarta, macetnya Doha sih cuma tergolong padat merayap. Suami males pulang on-time, memilih menunggu kondisi jalan mulai lancar baru pulang ke rumah.

Akhir bulan Mei suhu makin naik. Kacamata hitam bukan lagi aksesoris penunjang gaya, tetapi sudah menjadi sebuah kebutuhan wajib ketika akan keluar rumah. Selain sinar matahari yang gonjreng, angin berpasirnya juga bikin mata suka kelilipan. Saya jadi paham kenapa orang sini suka kacamuka, itu loh kacamata hitam berukuran besar yang hampir menutupi pipi atau sebagian muka.

Paling kagok kalo liat perkiraan cuaca di henpon sebelum keluar rumah. Angka yang ditunjukan 41 celcius, tapi rasa 46 celcius. Kebayang dong panas menyengatnya?

Dan di negara gurun itu musim panasnya kering, tanpa keringat, anginnya juga panas … malah kadang tanpa oksigen. Jadi terasa eungap susah untuk bernapas. Kayak masuk sauna tanpa keringat.

Kalo gambar di aplikasi cuaca sudah gelap seperti foto di atas padahal tengah hari bolong, berarti suhu 42 celcius rasa 47 celcius itu dibarengi dengan adanya Dusty Storm. Musti siap-siap pake masker deh.

Di tas sekolah anak-anak selalu saya siapkan masker, botol minum dan handuk Good Morning. Generasi 90an pasti tau nih handuk putih tipis berukuran lebih panjang dari saputangan yang biasa dipakai kalau latihan paskibra hehehe.

Kami sekeluarga juga membiasakan diri untuk pakai pelembab ditambah sunblock dengan SPF tinggi. Di Indonesia biasa pakai SPF 15-30, di sini udah gak mempan lagi. Kami harus menggunakan SPF 50, itu pun masih meninggalkan belang di kulit terutama di perbatasan kulit yang terkena matahari langsung dengan yang tertutup lembar pakaian. Beberapa hari lalu saya baru menemukan sunblock dengan SPF 100. Nanti dicoba deh, apakah cukup manfaat atau enggak.

Kadang kita gak bisa percaya begitu aja sama perkiraan cuaca di henpon. Begitu masuk mobil dan liat temperatur pada dashboard, baru deh itu angka suhu udara yang sesungguhnya bisa dipercaya karena mobil terpapar langsung sinar matahari. Awal Juni ini sudah sering banget suhu mencapai 50 derajat celcius. Sementara suhu malam hari tetap adem di 30an derajat celcius.

Suhu 40-50 celcius di siang hari itu pun baru suam-suam kuku untuk penduduk di jazirah Arab. Belum mencapai puncak musim panas katanya … baru permulaan ini. Konon tahun lalu sempat tembus 58 celcius saat puncak musim panas (Juli – Agustus).

Subhanallah…

Ketika sudah menerima notifikasi Heat Wave alias gelombang panas dengan suhu mencapai 50 celcius, artinya musim panas beneran sudah datang.

Tau rasanya saat kita buka pintu oven yang diset 180 celcius? Gelombang panas dari dalam oven yang kita rasakan di kulit wajah itu lah sama seperti yang kami rasakan saat musim panas di negara gurun ini datang.

Supir taxi yang sebagian besar waktunya dihabiskan dalam mobil di jalanan, sudah mulai membungkus kepalanya dengan handuk basah.

AC rumah dalam kondisi ON selama 24 jam. Saya pernah mencoba bertahan 4 jam tanpa AC saat suami ke kantor dan anak-anak sekolah, hasilnya saya berasa susah napas. Eungaaapppp!

Wajar kalau tagihan listrik bulan Mei sampai September akan naik sih.

Tidak hanya udara yang panas, air yang mengalir di kran kamar mandi rumah juga mulai panas. Apartemen kami mempunyai tangki penampung air, tapi sayang lokasinya terpapar sedikit sinar matahari karena letaknya di pinggir parkiran mobil. Jadi air yang mengalir tetap panas.

Kalo di negara lain saat siang musim panas kita kucurin air kran, di awal memang terasa hangat … tapi lama kelamaan suhu air akan normal.

Kalo di sini di awal terasa hangat … tapi lama kelamaan malah suhu air makin panas. Cuma sekedar wudhu aja, saya harus pindah 3 kran air karena tidak kuat dengan air panas. Macam cuci tangan pake air termos rasanya.

Akhirnya kami nurut nasihat teman-teman yang sudah bertahun-tahun tinggal di sini untuk membeli ember. Agak aneh sih, kamar mandi ada pancuran shower dan bathup … tapi masih dihiasi sebuah ember.

Demi cebok gak kaget, sis! Hahahaha

Ada teman yang memberikan tips “cabut aja colokan Water Heater. Saat kita buka kran, arahkan ke bagian Hot. Supaya air yang mengalir itu dari tampungan di Water Heater, sudah tidak panas. Justru kalo kita arahkan kran ke bagian COLD, yang mengalir malah air panas dari penampungan di luar rumah

Tapi suami gak setuju karena beliau butuh air hangat untuk mandi pagi sebelum sholat subuh ke masjid. Di sini subuhnya jam 3 pagi sekarang, gak kuat kalo harus mandi air dingin.

KBRI Doha sampai memberikan himbauan untuk masyarakat Indonesia di Qatar. Kami memang gak pernah keluar rumah kalo gak butuh banget sih sekarang.

Yang kasian justru anak-anak sih. Sudah lah mereka puasa selama 15 jam lebih, udara lagi ekstrim panasnya, ditambah dengan Final Exam (ujian kenaikan kelas) sampai tanggal 13 Juni. Padahal lebaran insya Allah tanggal 15 kan ya?

Suhu udara luar sekitar 40-50 celcius, sementara AC dalam gedung (kantor, sekolah, RS, Masjid, Pusat Perbelanjaan) diset sekitar 18-20 celcius. Di mobil musti pake AC pada tombol 2 atau 3, baru berasa.

Nah ketika kita dari dalam rumah, ke parkiran, kemudian masuk mobil, keluar lagi parkiran, masuk dalam gedung lagi … badan kita kena perubahan suhu dingin – panas – dingin. Rasanya gak enak banget. Hiks

Anak-anak masih adaptasi dengan cuaca di sini, kaget badannya … akhirnya mulai tumbang bergantian. Pertama Rafa, begitu dia sembuh … eh adeknya ambruk juga. Dari mulai demam, mimisan sampai diare. Kata teman yang berprofesi dokter, itu merupakan tanda-tanda dehidrasi. Sebelum makin parah, saya minta anak-anak untuk tidak puasa dulu 1-3 hari sampai kondisi tubuh membaik. Saya terus mengingatkan mereka untuk banyak minum air putih, makan buah dan dopping vitamin.

Semoga kita semua dilimpahkan nikmat sehat selalu yaaa. Allahuma aamiin.