Browsed by
Category: Bandung

Bandung Giri Gahana

Bandung Giri Gahana

Mumpung Uti dan Akung masih ada di Jakarta, kami mengajak mereka libur lebaran. Sebenarnya uti dan akung sudah 6 bulan sih disini, sejak kami umroh bulan Maret lalu. Karena gak ada pembantu yang nginep permanen, jadi mereka nunggu Rafa dan Fayra sekalian lebaran di Jakarta.

Ayah mengusulkan untuk menginap di Bandung Giri Gahana resort, tepatnya di daerah Jatinangor bersebelahan dengan UnPad. Kalo bapak-bapak punya rencana, sudah pasti ada udang dibalik peyek. Yupe, jelas banget memang mereka pingin main golf aja disitu.

Kami berangkat Kamis (23 Agustus 2012) pagi, sampai di BGG sekitar jam 12. Sempat sarapan dulu di KM57, plus makan siang di Jatinangor sebelum ke hotel. Alhamdulillah udara siang itu walau matahari terik, tapi angin nya masih sejuk. Ini pemandangan dari teras kamar di lantai 3, jelas lapangan golf yang membentang di depan hotel:

Tengok kiri sedikit, terlihat gunung apa deh itu namanya yang ke arah Sumedang?

Setelah sholat dzuhur, bapak-bapak langsung bersiap untuk turun ke lapangan. Masguh dan ayah (adik iparnya) ini merupakan teman kuliah di poli ITB. Beda jurusan, tapi 1 angkatan dan kos-kosan. Udah jadi kakak adik makin kompak aja deh.

Sekitar jam 3-4 sore, anak-anak mulai bosan main mobil remote control (yang dibawa dari Jkt) di kamar. Semua pingin tau lapangan golf. Kami menyewa 1 buggy (mobil golf) tambahan, untuk digunakan anak-anak keliling lapangan.

Dengan 2 buggy, kami berkeliling mengikuti bapak-bapak. Saat mereka mukul, kami berhenti dan jadi penggembira dipinggir lapangan.  Sekampung deh ikut semua:

Kapan selesai mainnya kalau anak-anak rusuh gini:

Ternyata di tengah-tengah kami ditegur pengurus resort, katanya selain pemain tidak boleh turun. Supaya tidak mengganggu pemain lain, kami diminta untuk ikut buggy tour. Akhirnya kami diberi 1 supir buggy yang merangkap menjadi tour guide.

Akhirnya sekitar jam 5 mereka selesai juga main golf nya. Kami kembali ke kamar untuk mandi dan sholat. Setelah magrib, kami keluar mencari makan malam tapi masih di sekitar Jatinangor.

Besok paginya setelah sarapan, anak-anak langsung menuju Children Playground.

Di dalam Children Playground, di sebelah kanan ada ayunan dan perosotan:

Di sebelah kiri ada kolam renang lengkap dengan perosotan setinggi 3-4 meter:

Awalnya Rafa dan Fayra main ayunan, sementara Rizky main sepeda. Duh itu Fayra ampun deh, udah didorong sama Rafa tinggi masih gak puas juga. Minta lebih tinggi terus *emak deg2an di pojokan*

Udah puas main, ditutup dengan berenang. Fayra berani aja loh main perosotan yang tinggi ini. Sampe kulit telapak tangan keriput, baru pada mau naik ke kamar.

Apa anak-anak doang yang asyik main?

Tentu tidak!

Uti ditemani anak gantengnya (menurut Uti hehehe), main pingpong melawan anak cewek yang ditemani mantunya. Sementara mantu perempuannya sibuk poto-poto dan ngetawain mereka sama akung. Hihihihi.

Setelah sholat Jumat, kami menuju kota Bandung. Biasa lah kalo ke tengah kota, cari yang lagi trend di Bandung. Dari mulai fashion sampe ke jajanan. Kami tutup liburan ke Bandung kali ini dengan makan malam di The Maxi’s Resto di daerah Ciumbuleuit. Nyari lokasi resto ini agak PR banget sih, apalagi karena kita kesananya malam. Jalan di sebelah hotel Arjuna tempat masuk ke Resto ini, gelap dan masih jelek (belum aspal mulus). Memang tidak jauh dari jalan Raya, tapi khawatir dengan kondisi jalannya. Alhamdulillah makanannya enak dan harga standar resto di Bandung lah.

Berangkat jam 9 malam dari Bandung, sampai BSD jam 12 malam. Langsung tepar deh. Untungnya besok Sabtu, masih ada waktu istirahat sampai Senin sebelum anak-anak kembali sekolah.

Bagaimana libur lebaran kalian?

Mohon maaf lahir batin yaaa, kali aja ada salah kata – salah gaya – salah posting – salah komen.

Liburan Awal 2012

Liburan Awal 2012

Rafa tanya “kenapa sih ma, kalo kita liburan itu perginya selalu mepet sebelum masuk sekolah?

Saya dan Papa nya menjelaskan, kondisi liburan itu dinamakan Peak Season. Dimana semua orang ingin berlibur, menyebabkan harga penerbangan dan hotel menjadi sangat tinggi alias mahal.

Saya balik tanya “kamu mau jalan-jalan di awal liburan, setelah itu bosan dirumah 3 minggu sisanya. Atau bosan dirumah 3 minggu, baru asyik jalan-jalan?

Rafa langsung menjawab “iya enak kaya gini aja deh ma. Bosan dulu, abis itu jalan-jalan. Trus istirahat 2-3hari, balik ke sekolah jadi semangat

Alhamdulillah senangnya anak udah bisa diajak diskusi.

Liburan kali ini, kami membuat 3 alternatif tujuan:

  1. Pulau Seribu
  2. Garut
  3. Bandung

Pulau Seribu dibatalkan mengingat cuaca yang lagi agak kurang bersahabat akhir-akhir ini. Khawatir ombak besar, sementara ini akan menjadi perjalanan pertama anak-anak menggunakan kapal laut (ferry / speed boat). Takutnya pengalaman pertama mereka, malah bikin mereka gak nyaman.

Garut dibatalkan setelah uti dan akung menunda kedatangannya ke Jakarta. Akung masih harus menjalani fisio terapi seminggu sekali. Jadi mungkin ke Jakartanya ditunda 1-2 bulan ke depan sampai pengobatan akung tuntas.

Akhirnya kami cuma pergi ke Bandung ajah. Tujuan utama leyeh-leyeh alias istirahat. Jadi jadwal tidak dibuat padat. Lebih banyak menikmati hotel dan kumpul keluarga.

Hari pertama (Kamis, 5 Jan 2012) begitu sampai di Bandung, kami langsung menuju Museum Geologi.

Masuk sini serba GRATIS loh. Di pintu masuk, kita cuma diminta mengisi data diri di buku tamu. Parkirnya gratis juga. Kami sempat menonton film di Auditorium tentang sejarah terbentuknya benua di muka bumi. Kemudian kami menuju sayap timur untuk melihat sejarah kehidupan.

Alhamdulillah museum ini sangat terawat dan bersih. Sempat ke toilet mengantar Fayra, kondisinya bersih juga. Kami lanjut ke sayap barat untuk melihat ruang Geologi Indonesia. Disini diperagakan batuan dan mineral, gunung api, dan kegiatan penyelidikan geologi di Indonesia. Sayangnya lantai 2 masih ditutup untuk renovasi.

Berbeda dengan Rafa yang sangat antusias di dalam museum ini, Fayra komentar “aku gak suka museum ini. Isinya cuma tulang tengkorak dan batu doang“. Rafa coba menghibur “tapi batu-batunya bagus loh Fay. Lihat tuh stalaktit, belerang dan batu kristalnya keren banget“.

Hari kedua (Jumat, 6 Jan 2012) kami menikmati hotel aja.

Kami menginap di Padma Hotel. Milih kamar yang ada bak mandinya. Jaga-jaga kalo anak-anak minta berenang, tapi diluar hujan. Padahal sih mamanya Rafayra malas keluar kamar hehehe.

Ternyata kolam renangnya ada air hangat. Karena posisinya di pinggir lembah Ciumbuleuit, jadi hawa nya tetap aja dingin. Hotel ini memberikan compliment berupa Afternoon Tea (jam 15:30 – 17:00) dan Breakfast (jam 06:00 – 10:00). Minuman hangatnya gak cuma teh dan kopi, tapi lengkap ada bajigur dan aneka jamu tradisional. Makanannya juga dari waffle, pancake, sampai surabi dan jajan pasar (rebusan ubi, singkong, getuk, putu mayang, dll).

Alhamdulillah karena anak-anak masih dibawah usia 12 tahun, semua itu berlaku gratis juga untuk anak-anak. Pemandangan bagus, makanan enak-enak (western food dan makanan tradisional), pelayanan memuaskan, kondisi hotel juga sesuai lah.

Setelah berenang dan sarapan, kami keliling kawasan hotel. Ternyata selain menyediakan meeting room, chapel untuk tempat menikah, Jacuzzi, kolam renang anak, kolam renang dewasa, fitness center dan spa, hotel ini juga menyediakan arena untuk anak-anak. Ada jungle tracking, wall climbing, lapangan basket dan bola ukuran kecil, juga ada tempat pelihara burung dan angsa.

Saya gak mau kalah dong, ikut main bola sama Rafa dan papanya. Fayra yang melihat petugas menyebar pupuk kandang (kotoran sapi dan kuda) ke semua rumput, memilih pegang kamera dan foto-foto dari pinggir aja. Takut celana panjang dan sendalnya kotor, katanya. Princess banget ya anak gw *tepok jidat*.

Setelah check out dari Padma, kami janjian ketemu mbah mami (ibu saya) dan keluarga kakak saya di salah satu FO di Jl. Riau. Ibu-ibu belanja baju untuk anak-anak, sementara Rafa dan bapak-bapak sholat Jumat. Setelah makan siang, kami check in ke Aston Braga. Seru juga yah rame-rame menginap di condotel isi 3 kamar.

Hari ketiga (Sabtu, 7 Jan 2012) kami pergi ke Rumah Stoberi di Lembang.

Harusnya formasi liburan kali ini, lengkap dari sisi keluarga saya. Sementara awal 2011, formasi liburan keluarga lengkap Masguh. Sayangnya Kamis malam, dapat kabar kalau adek saya sakit. Padahal Heri sudah dapat cuti kantor dari Jumat sampai Senin. Flu nya agak berat, takut menularkan anak-anak. Jadi gak bisa nyusul ke Bandung deh.

Alhamdulillah kesampaian ngajak Mami liburan bersama cucu-cucunya. Padahal baru seminggu sebelumnya mami pulang dari Brisbane – Australia menemani adiknya natalan di sana. Tapi ketika diajak liburan, mami dengan semangat menyanggupi.

Kalau liat foto diatas, ketauan deh saya paling bogel di keluarga. Dibanding kakak, adik dan mami … saya paling pendek dan memiliki ukuran kaki yang kecil (padahal 38 loh). Bersyukur sih gak terlalu besar seperti mereka, karena saya jadi mudah mencari pakaian dan sepatu. Gak harus repot cari ukuran besar *ngeles aja, padahal mah malu pendek sendiri* Hehehe

Senangnya mengawali tahun 2012 dengan liburan. Bisa melupakan sejenak kegiatan rutin (kantor dan sekolah), menguatkan tali kekeluargaan, juga benar-benar nge-charge baterai diri kami. Semoga bisa lebih semangat menjalani tahun 2012 ini. Amin.

Life is good, it will be better if we can enjoy it!

Saung Angklung Udjo

Saung Angklung Udjo

Saat saya ada tugas kantor di Bandung, keluarga (Masguh, Rafa, Fayra dan papanya masguh) mengantar hari minggu sekalian menikmati kota yang selalu bikin kangen itu.  Sebenarnya Fayra minta ke kebun strawberry, tapi karena berangkat udah agak siang kebayang macet arah Lembang. Akhirnya kami cari makan di tengah kota, dan langsung menuju Saung Angklung Udjo. Klik gambar dibawah ini untuk melihat lebih besar (source: Saung Angklung Udjo)

Saat kami tiba disana pertunjukan masih belum dimulai, jadi kami memiliki cukup banyak waktu untuk berkeliling area Saung Angklung Udjo yang luasnya 1000 meter persegi. Bpk Udjo Ngalagena beserta istrinya Uum Sumiati mendirikan sanggar kesenian Sunda in tahun 1966. Udjo Ngalagena sangat terinspirasi oleh filosofi gurunya Daeng Soetigna yang disingkat dengan 5M; Mudah, Murah, Mendidik, Menarik dan Masal. Kemudian, Udjo menyempurnakan filosofi ini dengan menambahkan satu nilai, yaitu Meriah.

Kami pergi ke belakang tempat produksi Angklung yang terbuat dari bambu. Cara memainkan alat musik ini sangat sederhana, tinggal menggoyangkan saja. Tetapi pembuatannya tidak sesederhana itu.

Bambu dipilih berdasarkan usia yaitu minimal 4 tahun dan tidak lebih dari 6 tahun dan dipotong pada musim kemarau dari pukul 9 pagi sampai pukul 3 sore hari. Setelah memotong dasar dari pohon bambu, dengan ukuran kurang lebih 2-3 jengkaldari permukaan tanah, bambu harus disimpan selama sekitar 1 minggu, sehingga bambu benar2 tidak berisi air. Setelah seminggu bambu harus dipisahkan dari cabang-cabangnya dan dipotong menjadi berbagai ukuran tertentu. Kemudian, bambu harus disimpan selama sekitar satu tahun untuk mencegah dari gangguan hama. Barulah bambu tsb dibentuk menjadi tabung suara, disemat, dimasukan ke dalam rangka dan terakhir diikat dengan tali rotan.

Di dekat loket tiket pertunjukan ada toko cindera mata. Barang yang dijual dan ditampilkan disana mulai dari suvenir pernikahan dan peralatan tulis–menulis hingga kerajinan seni dan segala pernak–pernik. Sebagian besar menggunakan bahan dasar bambu. Ada juga topeng, wayang dan berbagai batik yang berasal dari Jawa Barat. Sambil lihat-lihat, kami menyaksikan pertunjukan 2 orang yang memainkan gitar dan angklung. Mereka memaikan lagu top40 manca negara, Keren banget!

Fayra dan Rafa membeli gantungan kunci yang terbuat dari bambu. Sang bapak mengukir nama pembeli dengan peralatan semacam las yang diselimuti bambu. Ujung alat itu runcing dan mengeluarkan api, kemudian membakar permukaan bambu dan meninggakan bekas bakaran berbentuk ukiran nama Rafa dan Fayra. Harganya cuma 5rb per buah.

Pertunjukan setiap hari dimulai pukul 15:30 sampai jam 17:30. Harga tiket masuk pertunjukkan sebesar Rp 35,000 untuk anak-anak, Rp 50.000 untuk WNI (dewasa) dan Rp 80.000 untuk tamu asing. Sudah termasuk kalung berbandul angklung kecil dan welcome drink yang bisa dipilih antara lain: air mineral botol, teh botol sosro, teh bersoda, jus jeruk, wedang jahe. Dan ternyata beneran gak rugi bayar tiket masuk segitu, karena pertunjukan benar-benar 2 jam non-stop.

Pertunjukan Bambu Petang (afternoon regular show) terdiri dari:

  1. Demonstrasi wayang golek
  2. Upacara Helaran
  3. Pencak Silat
  4. Tari Kuda lumping
  5. Tari burung Merak
  6. Arumba (Alunan rumpun bambu) –> instrumen yang memainkan beragam jenis musik yang berbeda, dari tradisional, klasik, hingga kontemporer.
  7. Angklung pemula
  8. Angklung orkestra
  9. Angklung masal
  10. Di akhir pertunjukan, para penonton akan diajak untuk menari bersama anak–anak

Semua pengumuman dan pengarahan selama acara disampaikan dalam beberapa bahasa: Sunda, Indonesia, English, Dutch bahkan Korea. 2 orang MC remaja sangat fasih dengan kemampuan bahasanya. Begitu juga saat anak-anak (para pemain) memperkenalkan diri mereka menggunakan bahasa Inggris, menyebutkan nama dan usia. Kemampuan bahasa ini sangat penting karena 90% pengunjung yang datang berasal dari manca negara. Saat kami kesana, mungkin hanya 10-15 org yang penduduk lokal. Sementara sisanya berasal dari Belanda, Malaysia, Singapore dan Korea.

Gemes banget liat 70% pemain berusia 3-10 tahun. Iyaaa bener, ada anak berusia 3 tahun yang ikut tampil disana. Hebat kan!

Para remaja nya pun gak kalah hebat. Mereka menampilkan sebuah pertunjukan interaktif dan orkestra. Keharmonisan suara Angklung terdengar memainkan lagu-lagu populer. Jadwal mereka setahun ini (2011) padat loh untuk tampil keliling dunia. Kebetulan mereka baru pulang dari beberapa kota di China (tampil di berbagai perayaan Tahun Baru Imlek), jadi mereka memainkan lagu-lagu popluer China.

Setelah Bpk Udjo wafat tahun 2001, saat ini Saung Angklung Udjo dikelola oleh keturunan beliau (10 anak dan beberapa cucu nya). Bahkan sekarang sudah resmi berdiri sebagai badan hukum bernama PT. Saung Angklung Udjo. Selain memberikan pertunjukan hiburan, SAU juga memiliki banyak program lain seperti:

  • Pelestarian Seni & Budaya Sunda (memberikan beasiswa dan sosialisasi)
  • Seminar dan lokakarya
  • Pelatihan
  • Program magang
  • Riset
  • Dokumentasi seni

Bapak pada foto diatas, adalah salah satu anak Bpk Udjo. Dan 2 anak kecil disebelahnya, adalah anak beliau atau cucu Bpk Udjo. Saat semua penonton dibagikan angklung, 2 anak ini memimpin kami dengan kode tangan untuk memainkan beberapa lagu. Fayra dan Rafa senang banget bisa merasakan main angklung. Di akhir acara Fayra ikut turun dan menari bersama, tentunya milih teteh sang penari merak. She really loves their costume!

Semoga SAU bisa terus berkarya dan mengharumkan bangsa Indonesia di dunia Internasional.

Notes: Jangan ngaku sebagai orang Indonesia kalo belum ke SAU ya!

Pelestarian Seni & Budaya Sunda
Liburan 2007

Liburan 2007

Alhamdulillah kenaikan kelas tahun ini, Rafa bisa merasakan liburan bersama keluarga termasuk Uti dan Akung yang datang dari Surbaya. Tapi mama-papa cuma bisa cuti di hari-hari terakhir liburan. Akhirnya kami putuskan untuk liburan ke alam yang tidak terlalu jauh. Mana lagi kalo gak ke Bandung. hehehe (gak ada bosan nya deh ke Bandung)

Melihat foto Keluarga Sari saat liburan ke Ciwidey, kami jadi semangat untuk pergi kesana. Apalagi mama-papa terakhir kesana tahun 97, pingin liat aja sekarang ada perubahan atau tidak disana.

Perjalanan dari Jakarta ke Bandung ditempuh dalam waktu 2,5 jam lewat tol Cipularang dengan kecepatan 80KM/jam. Sempat istirahat sebentar untuk sarapan sambil isi bensin di tempat peristirahatan. Keluar tol Pasteur, kami langsung menuju Cherry Homes yang memang tidak jauh dari pintu tol. Kami mengambil kamar standar dengan tarif liburan 217rb/malam. Kamarnya standar ini sangat sederhana, dengan 1 tempat tidur ukuran 180x200cm, furnitur olimpik dan kamar mandi hanya shower dan kloset duduk, tv 14 inch. Bangunan masih baru, nuansa kos-kosan dan sangat bersih.

Hari itu kami istirahat, kemudian sorenya pergi ke Jonas untuk foto keluarga lalu dilanjut makan malam di rumah makan Sembara. Kami memesan ayam goreng 2pc, empal 3pc, paru goreng 1pc, es kelapa 2 gelas, nsi sebakul, teh tawar hangat 5 gelas, aneka macam sambal dan lalapan….kami hanya merogoh uang Rp 100rb. Lumayan murah kan? Untuk ukuran resto makanan sunda…harga tsb sangat terjangkau.

Pagi harinya kami melanjutkan perjalanan menuju:

CIWIDEY

Dari hotel kami langsung menuju tol pasteur dan mengambil arah ke Bandung Selatan. Keluar tol KOPO dan ketemu lampu merah, kami belok kanan ke arah Soreang. Dari Kopo menuju Ciwidey menempuh jarak 35km dengan waktu tempuh 2 jam karena dipotong sholat jumat di tengah jalan.

Masuk area Ciwidey untuk 5 orang (fayra gak diitung) plus 1 mobil, kami dikenakan biaya 30rb. Kami berhenti didekat mushola untuk sholat dzuhur karena mama dan uti tadi tidak ikut sholat jumat. Perjalanan dilanjutkan naik ke kawab sekitar 5km.

Uti dan Akung sempat protes “kita ini mau dibawa kemana sih? kok jalannya curam, sempit dan jauhnya ampun deh…gak sampe-sampe dari tadi“.

Begitu mobil kami parkir, dilanjutkan jalan kaki menuruni anak tangga dari batu…terlihat hamparan KAWAH PUTIH yang dikelilingi bukit hijau. Air danau yang hijau karena terpantul sinar matahari menambah indah pemandangan. Uti dan Akung yang sempat protes…menitikkan air mata melihat keagungan Allah SWT di depan mata mereka.

CiwideySitu Patengan

Setelah puas mamandangi kawah putih, kami keluar dari area kawah putih dan belok kiri ke arah Situ Patengan. Perjalanan yang harus ditempuh menuju Situ Patengan adalah 5KM. Tapi perjalanannya tidak sesulit menuju kawah putih. Kearah sini jalannya lebih lebar, pemandangan kanan kiri adalah hamparan kebun teh. Dilihat dari atas seperti hamparan karpet hijau yang tebal. Bagusss banget. Sayang papa gak mau berhenti hanya sekedar mengambil fotonya. Kami dikejar waktu yang terus beranjak sore.

Sampai digerbang Situ Patengan, kembali kami diminta biaya 30rb. Padahal bukti pembayaran yang diberikan hanya 4 karcis orang masuk @ RP 4,000 + 1 karcis @ Rp 7,000 untuk mobil masuk. Tuh harusnya gak sampe 30rb kan? Gak tau deh uangnya dikemanakan sama petugas…

Rafa di Situ PatenganMelihat danau yang begitu luas, Rafa mengajak papa untuk naik perahu. Liat aja tuh gaya Rafa diatas perahu, matanya mercing karena silau. hehehe

Sementara Rafa dan papa naik perahu, mama mengajak uti dan akung untuk masuk ke toko-toko kecil yang menjual kerajinan tangan. Mama membeli 4 tas terbuat dari rajutan rotan, enceng gondok, dan aneka bahan alami lain. Tas itu tidak semua dipakai untuk mama, yang 1 mama berikan untuk uti dan yang 2 lagi sebagai oleh-oleh untuk Bunda dan Tante Nunik.

Situ PatenganSetelah Rafa puas naik perahu, kami mencari warung untuk makan. Sayang…tidak banyak warung yang menyajikan menu berat untuk makan siang. Sekalinya ada….ternyata makanannya tidak enak sama sekali. Yah dari pada kelaperan karena sudah jam 3, kami makan saja dengan terpaksa.

Kebun Stroberi

Pemandangan Kebun StorberiDalam perjalanan kembali ke arah kota, kami melalui begitu banyak kebun stroberi yang memasang plang “PETIK SENDIRI”. Akhirnya kami penasaran dan belok ke salah satu kebun yang ada di kiri jalan. Ada 1 kios kecil yang menjual aneka olahan stroberi. Harga buah stroberi per kilo Rp 25,000 tetapi jika kita ingin memetik sendiri harganya menjadi Rp 30,000 per kilo. Yah ada kepuasan yang harus dibayar Rp 5,000 hehehe

Rafa di Kebun StorberiTentu aja Rafa memilih untuk memetik sendiri stroberinya. Rafa diberikan keranjang plastik kecil oleh petugas. Dengan sangat antusias Rafa langsung menyusuri seluruh kebun dan mencari stroberi yang matang. Rafa selalu mengingat pesan dari uti “pokoknya kamu harus petik yang bentuknya agak besar dan sudah berwarna merah ya. Kalau masih hijau kekuningan atau pink jangan dipetik. Itu belum matang

Hasil petikan StorberiFayra yang tadinya bobo sambil nenen di mobil sama Mama, akhirnya bangun. Mama mengajak Fayra untuk ikut ke tengah kebun membantu mas Rafa memetik stroberi. Fayra senang sekali, sampai daun pun ikut dipetiknya. Ternyata hasil petikan Rafa cukup banyak juga. Papa mengingatkan kalo matahari sudah hampir tenggelam. Kami menyudahi acara petik stroberi dan menyerahkan keranjang ke petugas.

Hasil petikan Rafa seberat 569gr, tapi dihitung 1/2 kg sama petugas. Mama harus membayar Rp 15,000 untuk membawa pulang stroberinya. Kami juga membeli sirup stroberi Rp 20,000 per botol juga selai stroberi Rp 15,000 per toples.

Perjalanan kami lanjutkan langsung menuju Jakarta. Dari tol Kopo kami langsung masuk ke arah Bandung dilanjut ke tol Cipularang. Kami sempat berhenti sebentar untuk sholat magrib. Sampai dirumah sekitar jam 8.30 malam.

Puas banget deh liburan kali ini. Tanpa jajan yang gak penting, tanpa pergi ke FO, tanpa nginap di hotel berbintang dan tanpa makan di resto mahal.

Karena Rafa sudah mau masuk SD, tentu aja sekarang sudah tidak bisa ijin gak masuk sekolah seenaknya. Jadi mulai saat ini pun, kami sudah merencanakan liburan tahun depan. Selain menentukan tempatnya, kami juga mulai menyiapkan dana dari sekarang.

Because everyone needs a vacation

Bandung lagi

Bandung lagi

Minggu lalu, si mbak minta ijin cuti per 6 bulanan. Gaya yah…pake cuti segala. Tapi mama tetap ngasih loh. Kan dia juga berhak istirahat di kampung seminggu. Pekerjaan momong anak itu jauh lebih capek daripada kerja dikantor loh. Jam kerja nya aja melebihi jam kerja kantor yang cuma 8-5. Biar mbak istirahat, supaya bisa kembali bekerja dengan stamina tinggi. Saat ini susah loh mencari asisten, jadi memanjakan sedikit gakpapa lah biar awet. Mencari orang yang jujur dan bersih itu gak mudah.

Karena mbak cuti, mama juga harus cuti dari kantor untuk menemani Rafayra di rumah. Udah gitu pas banget long wiken…jadi cuti sedikit dapat banyak hari libur. Mayan deh bisa berlama lama dirumah.

Hari jumat pagi, papa ngajak kami dan mbah mami ke Bandung. Kebetulan dapat diskon 60% untuk bermalam di salah satu hotel bintang 4 disana. Mantab kan. Tapi perjalanan ke Bandung di 3 hari libur nasional ini sungguh padat. Kami sempat sarapan dulu di tempat peristirahatan di tengah tol cikampek. Dan disana pun susah sekali cari parkir. Alhamdulillah bisa sampai ke bandung walau dengan 4 jam perjalanan. phieewhh

Kami mendapat kamar yang lumayan besar di lantai 2 dan menghadap ke kolam renang. Begitu kami buka jendela, duh kolam renangnya menggoda iman sekali. Ada kolam air hangat dengan gelembung2 seperti jakuzi, trus kolam renang cetek berpasir, juga kolam dalam untuk dewasa.

Saat Fayra bobo siang, Rafa-mama-papa langsung turun ke kolam renang. Wuih aysik banget deh. Eh tiba-tiba Fayra turun digendong mbah mami udah lengkap dengan baju renangnya. Katanya tadi Fayra nangis, jadi skalian aja ama mbah dibawa ke kolam renang. Kan mama juga udah nyiapin baju renang untuk fayra. Ini pertama kali Fayra berenang loh.

rafayra_renang.jpgFayra agak ‘ndeso’ waktu pertama kali turun ke dalam kolam. Sibuk ngelirik ke anak-anak lain yang lebih dulu ada di kolam. Dan dia cukup kagum (atau heran yah) dengan gelembung-gelembung air. Gak lama fayra berendam di kolam air hangat ini. Maklum masih pertama kali…jadi cukup sebentar aja. Papa dapat 7 putaran, mama cuma 5 putaran udah gak sanggup kedinginan. Yang paling lama pasti mas Rafa, dia gak mau ‘mentas’ sebelum tangannya keriput. hihihihi

Karena perjalanan ke arah tengah kota khususnya ke FO macet banget, malam sabtu itu kami pergi ke BSM. Rafa minta ke arena permainan yang memang luas banget disana. Mama, fayra dan mbah mami menunggu di salah satu bangku yang sepertinya memang sengaja disediakan untuk orang tua yang menunggu anak-anaknya bermain. Rafa ditemani papa.

Saat menunggu, mata mama menatap 1 studio foto. Wah seru juga nih kalo poto-poto. Fayra belum pernah masuk studio foto. Sekarang sih fayra udah mulai ‘banci foto’. Setiap liat blitz digicam, pasti Fayra langsung senyum dan meringis. Akhirnya mama mengajak mbah mami untuk foto bersama. Ambil paket 10 foto, 1 lembar 10R berisi 10 foto, 1 CD, untuk 3 orang…hanya 60rb dan hasilnya bisa ditunggu dalam waktu 20 menit. Ini salah satu gaya Fayra dalam studio…kok ya gak senyum. Kaya nya sih Fayra kaget dengan lampu blitz studio yang sangat terang hehehe

Fayra in BlueSetelah Rafa puas bermain, kami menuju ke Sembara. Rumah makan yang menyajikan makanan sunda enak dan murah. Foto-foto di dinding nya lucu-lucu banget deh. Kami makan sambil senyum-senyum liat semua foto yang ada di dinding. Kaya apa sih potonya? wah sulit dilukiskan dengan kata-kata. Pokoknya coba cari aja rumah makan sembara ini.

Kembali ke hotel dalam kondisi perut kenyang dan anak-anak mengantuk. Mbah mami menemani Rafayra tidur. Mama dan papa jalan lagi, pacaran dong….mumpung ada kesempatan hihihihi. Kami jalan ke Paris Van Java, tempat nongkrong baru di daerah Sukajadi. Banyak cafe, butik, ada Sogo, Carefour, dan bioskop Mega Blitz yang guede banget. Ada 9 studio di 2 lantai!!!. Tapi sayang film midnight nya gak bagus…kebanyakn film horor. Kami melanjutkan perjalanan ke daerah setiabudi untuk makan surabi. Disana kami ngobrolin tentang masa depan dan menyatukan visi & misi rumah tangga. Gaya yak! yah kapan lagi bisa ngobrolin masalah rumah tangga dengan bebas kalo gak lagi berduaan gini.

Ke bandung kali ini…cuma menikmati waktu bersama keluarga. Tanpa belanja ke FO atau ke tempat oleh-oleh makanan. Ternyata bisa juga pergi ke Bandung tanpa belanja! hehehehe