Browsed by
Category: Jalan-jalan

Night Market – Taipei

Night Market – Taipei

Lanjut cerita tentang Taiwan yaaa … semoga belum bosen.

Malam terakhir di sana setelah saya mengunjungi Taipei 101, saya balik ke hotel untuk mandi dan makan malam. Kemudian iseng tanya ke resepsionis, ada tempat menarik yang bisa saya kunjungi malam gini, gak?

Beliau merekomendasikan saya untuk pergi ke Night Market. Ada 3 night market yang terkenal di Taiwan: SHILIN, XINGNAN dan NINGXIA. Resepsionis membantu saya mencarikan taxi dan memberikan potongan kertas bertuliskan alamat pasar malam ini dalam huruf China. Tapi saya tidak tahu dibawa kemana antara 2 tempat ini: Shilin atau Xingnan.

Saya turun taxi di tempat seperti tampak pada foto dibawah ini:
taipei20

Yang namanya pasar malam di mana-mana standar lah ya. Tempat ini berada di persimpangan jalan yang isinya ratusan toko berjejer rapi. Beraneka barang dijual disini. Dari mulai pakaian, sepatu, kosmetik, aksesoris, makanan sampai alat elektronik. Pasar malam di Taiwan buka sampai jam 11 malam, bahkan kalau malam libur bisa buka sampai jam 2 pagi.

Gak asyik kalau jalan-jalan hanya menyusuri toko atau ruko kan, yah?

Sebagai experience buyer, not a shopper, saya memilih gang diantara barisan toko tsb. Asli lebih seru isi gang ini dibanding barisan toko dipinggir jalan besar tadi. Jangan lupa waspada dengan barang bawaan kita yah. Takut ada copet di tempat padat pengunjung seperti ini.

taipei21

Karena saya sudah makan malam di hotel, maka saya tidak mencari makanan di pasar malam. Selain itu saya juga khawatir akan kandungan di dalam makanan yang dijual bebas di sini. Belum menemukan penjual makanan berlogo HALAL sepanjang tempat penjual makanan. Tapi saya melihat ada yang menjual sate strawberry. Ada yang dicelup ke larutan gula, madu atau pun coklat. Jangan sampe Fayra lihat nih, dia kan penggila strawberry.

taipei23

Saya juga menemukan mainan anak dibawah ini. Bagus juga nih untuk melatih kreatifitas anak.
taipei22

Ini best part nya!

Kemanapun saya pergi, saya senang sekali memperhatikan penjual gadget. Selain untuk mengetahui perkembangan gadget di tempat tsb, saya juga memperhatikan detil bagaimana display dan paket yang ditawarkan. Gini deh kalo gak bisa jauh dari kerjaan, jalan-jalan aja masih mikirin gadget. Hahahahaha

Saya menemukan iPhone dan iPad di sebuah toko kecil dengan display lemari kaca. Kalau di Jakarta mungkin mirip dengan penjual pulsa di pinggir jalan gitu deh. Please note kalau saya pergi akhir Mei – awal Juni 2010 ya. Jadi iPhone 3GS dan iPad 1 kala itu masih keren banget. Baru setahun lah beredar di pasar, iPhone 3GS release akhir Juni 2009 sementara iPad 1 baru launch April 2010. Tuh iPad baru beredar sebulan di pasar, tapi udah ada di toko kecil pinggir gang gini, coba!

Yang paling mencengangkan adalah ada 2 ember diatas lemari etalasenya.

taipei24

Ini toko jualan apa sik sebenarnya?

Hahahahahahaha

Semua posting tentang Taipei bisa dilihat di http://www.masrafa.com/category/jalan-jalan/taiwan/taipei/

Taipei 101 – Taiwan

Taipei 101 – Taiwan

Setelah 2 hari mengikuti workshop + mengunjungi pameran gadget terbesar sedunia + meeting dengan beberapa supplier perangkat telekomunikasi, akhirnya saya bisa curi waktu untuk menjelajah kota Taipei.

Akibat kebanyakan nonton Megastructure di NatGeo Channel, saya jadi terobsesi dengan gedung pencakar langit Taipei 101. Waktu nonton pun saya terus komat kamit berdoa “Dear the Almighty, please let me visit this place“. Alhamdulillah kesampaian *joget girang*

taipei5

Taipei 101 dikenal juga dengan nama Taipei World Financial Center, berlokasi di daerah Xinyi District. Disebut 101 karena memang terdiri dari 101 lantai di atas tanah, dan 5 lantai basement. Tidak seperti gedung pencakar langit di negara lain, Taipei 101 ini design nya sangat Asia. Total tinggi bangunan ini 508 meter, belum termasuk 5 lantai di bawah tanah (basement) nya..

Untuk menuju puncak, kita harus masuk melalui mall dan naik ke lantai 5 dulu.

taipei1

Disana ada tempat penjualan tiket untuk bisa masuk ke lantai observatory.

taipei2

Harga tiket untuk dewasa tahun 2010 adalah NT$400 (dikali Rp 1.000 – 1.500). Saya cek di website, harga tiket sekarang (2013) sudah naik menjadi NT$450. Tapi saya masih punya bukti tiket tahun 2010, lengkap dengan tanggal dan jam pembelian tiket.

taipei12

Untuk menuju ke atas gedung ini, kita akan naik lift tercepat di dunia saat itu. Saya belum cek kecepatan lift di Burj Khalifa – Dubai. Waktu ke Dubai, saya tidak naik ke atas karena harga tiketnya cukup mahal untuk yang tanpa antri. Tidak ada waktu untuk ngantri panjang juga tidak rela mengeluarkan uang Rp1jt cuma untuk naik ke atas Burj Khalifa tanpa antri. Semoga ada kesempatan lagi ke sana, amin.

Katanya lift di Taipei 101 ini kecepatannya mencapai 1010 meter per menit!

taipei3

Telinga saya agak sakit selama di lift menuju lantai 89, kecepatannya memang luar biasa. Saya sempat foto panel penunjuk pergerakan lift dan melihat sudah sampai lantai berapa. Keren deh

taipei4

Tampak gedung Taipei 101 saat siang dan malam hari. Bentuk bangunannya dibuat menyerupai bentuk bambu. Sangat Asia sekali yah.
taipei8

Sampai di lantai 89, pengunjung diminta naik melalui tangga darurat menuju lantai 91 untuk melihat pemandangan dari atap gedung Taipei 101. Sayangnya langit berkabut, angin kencang sekali, dan pemandangan pun tidak bisa terlihat jelas. Saya memutuskan tidak ke luar.

Seperti hal nya negara kepulauan tetangga Taiwan, yaitu Jepang dan Korea, maka gempa dan angin topan sangat sering terjadi juga disini. Karena itu konstruksi bangunan ini, dibuat dengan teknologi yang bisa bertahan jika terjadi gempa maupun angin topan. Dibuatlah bandul raksasa (tuned mass damper system) untuk meredam goyangan gedung yang diakibatkan oleh gempa atau angin topan. Bandul alias Damper ini dijadikan maskot yang dinamakan DAMPER BABY, bagian mata dan hidungnya dibuat dari angka 101.

Berat bandul ini lebih dari 600 ton dengan diameter 5,5 meter. Bentuknya seperti sarang tawon yang biasanya juga dibuat sebagai lambang tempat madu. Jika bandul ini bergerak, tandanya gedung sedang berayun untuk menjaga keseimbangannya. Untuk melihat wujud ‘bandul’ kita harus turun melalui tangga darurat menuju ke lantai 88. Bandul ini letaknya ditengah-tengah lantai 87 sampai dengan lantai 92.

taipei7

Ruangan di sekeliling bandul, dibuat menjadi ruangan observatory dan berisi papan penjelasan detil tentang gedung ini. Kita bisa melihat pemandangan kota Taipei dari dinding kaca sepanjang lantai ruang observatory. Tuh berkabut dan agak gelap kan? Kebayang deh dinginnya kalau saya ke teras lantai 91. Cukup liat dari dalam aja deh.

taipei6

Di lantai 88 ini terdapat tempat penjualan souvenir. Berbagai macam benda dengan gambar gedung 101 dan miniatur Damper Baby. Saya membeli celengan berbentuk Damper Baby berwarna merah untuk Rafa dan Fayra. Bisa dirubah posisi antara berdiri dan duduk. Lucu banget deh.

taipei17

Seperti tempat wisata di belahan dunia lain, disini tersedia juga beraneka ragam kartu pos dengan gambar Taipei 101 atau pulau Taiwan.

taipei18

Bedanya, disini juga disediakan kotak pos. Jadi kita bisa langsung mengirim kartu tersebut kemana pun. Biaya pengiriman tergantung kota dan negara tujuan. Sesuai tagline nya “Greetings from sky

taipei19

Dari lantai 88 kita turun ke lantai 5 menggunakan lift tercepat lagi. Saya pun kembali ke hotel untuk mandi dan makan malam, kemudian akan lanjut menjelajah pasar malam Shinlin.

Lanjut di postingan berikut ya!

Semua posting tentang Taipei bisa dilihat di http://www.masrafa.com/category/jalan-jalan/taiwan/taipei/

Touch Down Taiwan

Touch Down Taiwan

Mumpung masih ada mood menulis cerita perjalanan, mari bayar utang untuk sharing kunjungan saya ke Taipei – Taiwan.

Saya pergi ke Taipei tanggal 31 Mei sampai 2 Juni 2010. Iyaa, gak salah baca kok. Udah 2,5 tahun berlalu, baru keinget belum cerita disini. Maapkan *bow down*.

Untungnya saya tipe orang yang bisa inget kejadian detil perjalanan hanya dengan melihat-lihat foto selama perjalanan itu.

Sebenarnya udah cerita oleh-oleh yang saya dapat di Taiwan, pernah saya tulis di postingan ini. Silahkan dibaca, supaya agak nyambung dengan cerita yang sekarang. Hehehe taiwan Saya pergi ke Taiwan bukan untuk liburan.

Tetapi diminta pakbos untuk menghadiri workshop yang dihadiri operator telekomunikasi se-Asia Pasifik dan bertepatan dengan adanya event Pameran Gadget terbesar di dunia (kata billboard nya). Cuma 5 hari termasuk perjalanan hampir 8 jam (transit di Hongkong).

  1. Hari pertama : sampai Taipei udah malam.
  2. Hari kedua : full day workshop sampai gala dinner
  3. Hari ketiga : ke pameran
  4. Hari keempat : meeting dengan beberapa supplier di pameran
  5. Hari kelima : pulang ke Jakarta

Jadi sebenarnya saya cuma punya waktu disana 2 hari, setelah selesai dari pameran.

Untuk bisa masuk Taiwan, warga negara Indonesia harus memiliki visa. Nama yang tertulis di visa adalah Republic of China (RoC). Walaupun mengandung nama ‘china’, tapi visa yang berlaku untuk Taiwan tidak bisa digunakan untuk masuk ke China daratan.

Menurut teman saya yang warna negara China, konflik China dan Taiwan sudah berlangsung lama. Taiwan itu tempat pelarian orang-orang partai Nasionalis (dinasti Ming), setelah mereka kalah dari perang saudara di China antara Nasionalis dan Komunis. Jadi di Taiwan masih menganut kerajaan, sementara di China daratan menganut pemerintahan komunis.

Beberapa tahun lalu rakyat China yang akan berpergian ke Taiwan, harus keluar melalui Hongkong. Tidak bisa langsung dari China ke Taiwan. Tetapi sekarang ada beberapa bagian dari China yang bisa langsung ke Taiwan.

Taiwan itu pulau kecil, dan berbukit-bukit seperti layaknya di Hongkong. Saat melihat ke arah bukit-bukit dari jendela kamar, saya perhatikan banyak lubang-lubang di kaki bukit. Ketika saya tanyakan ke teman yang penduduk lokal, mereka bilang lubang-lubang itu tempat perlindungan mereka saat ada serangan dari China daratan ketika terjadi perang saudara.

Di Taiwan saya tinggal di kota Taipei. Mendapat jatah dan menginap di Sherwood Hotel. Alhamdulillah kamar Deluxe Single cukup luas. Jangan tanya berapa rate semalam, karena ini gratisan. hehehe

taipei9

Saat menerima undangan, saya tulis konfirmasi dan notes minta makanan HALAL. Panitia sempat ragu karena nama belakang saya Kristiani. Tapi setelah melihat foto di passpor saya menggunakan jilbab, permintaan dipenuhi. Alhamdulillah.

Jadi selama di pesawat Cathay, lunch + dinner selama acara, juga breakfast di hotel … alhamdulillah saya dan peserta muslim lain diberikan makanan sesuai notes tsb. Bahkan tamu dari India/Pakistan/Bangladesh yang menganut Hindu pun disediakan makanan vegetarian.

taipei10

Cuaca menjelang Juni sudah masuk ke summer (musim panas). Hujan turun tiap hari. Suhu sering berubah secara drastis. Siang bisa panas terik, tapi begitu menjelang malam dan hujan turun … wah suhu bisa drop menjadi dingin sekali.

taipei11

Dimana-mana orang membawa payung. Di setiap pintu masuk gedung, disediakan plastik untuk membungkus payung yang basah. Jadi sisa air hujan dipayung kita tidak akan membuat lantai becek. Para wanita yang saya temukan di jalan, biasanya memakai boots plastik berwarna warni seru. Para pengendara sepeda juga pakai payung dan sepatu plastik.

taipei16

Jumlah pengguna sepeda memang cukup banyak di Taipei. Pemerintah pun sangat mendukung, dengan menyediakan parkir sepeda di semua tempat umum.

taipei15

Tetapi jumlah motor pun tidak kalah banyak. Saya melihat lebih banyak motor di Taipei di banding Shenzhen. Disini hampir sama seperti di Jakarta. Kalau di lampu merah, paling depan adalah gerombolan pengendara motor.

taipei14

Selama disana saya menggunakan nomor telepon selular lokal. Ternyata saya menemukan kartu MENTARI disana.

taipei13

Karena banyaknya pekerja dari Indonesia (TKI), Indosat bekerja sama dengan operator telekomunikasi setempat dan menerbitkan kartu Mentari edisi Taiwan. Meski jenis kartunya prabayar, tapi saat beli kita harus menunjukan kartu identitas. Saya pun memberikan passpor untuk di fotocopy dan menjadi lampiran form pembelian kartu ini.

Sepertinya cuma di Indonesia yang penjualan kartu prabayar telekomunikasi nya paling bebas, saking bebasnya sudah seperti calling card. Orang Indonesia gonta ganti nomor telepon sudah seperti ganti sendal jepit. Gampang banget, murah dan bisa ditemukan di mana saja.

Walau jadwal saya cukup padat, saya menyempatkan diri juga untuk mengunjungi beberapa tempat yang terkenal di Taipei. Nantikan di postingan berikutnya yah!

Semua posting tentang Taipei bisa dilihat di http://www.masrafa.com/category/jalan-jalan/taiwan/taipei/

Jalan-Jalan

Jalan-Jalan

Setelah bolak balik menerima email dan bbm “de, bagi itinerary elo dong“, padahal udah ditulis di blog cuma pada males nyari *pentung*… akhirnya kemarin saya rapihin kategori blog ini supaya lebih gampang dilihatnya.

Saya kelompokan postingan JALAN-JALAN berdasarkan NEGARA, kemudian turun berdasarkan KOTA. Untuk rincian dan perkiraan biaya perjalanan, dibuat kategori khusus BIAYA LIBURAN.

Cerita perjalanan ke Taipei – Taiwan, masih dalam tahap ngedit-ngedit fotonya. Walau kesananya tahun 2010, tapi saya masih usahakan untuk tetap ada sharing tulisannya disini. Akan dipublish dalam waktu dekat, beneran janji deh.

Cerita tentang Jogja dan Dieng, setelah Taiwan kelar aja deh. Tapi belum jelas kapan bisa nulisnya tuh hahahaha.

Kalau cerita perjalanan ke Belanda dan Belgia, belum tentu akan saya posting. Maapkan dooonggg. Soalnya dulu kesana tahun 2003, belum pake kamera digital. PR banget deh scan foto, ngedit dan nulisnya *gak berani janji*.

Sekian pengumuman hari ini.

*balik ngedit foto dan nyicil nulis cerita*

Pinisi Edutainment Park

Pinisi Edutainment Park

Sebagai orangtua, kita kadang bingung ketika hari libur tiba. Maunya mengajak anak-anak bermain, tetapi yang bisa mendidik mereka. Sementara sarana tempat bermain anak yang tersedia di Jakarta sangat terbatas.

Karena itu ketika mendapat undangan dari Pinisi Edutainment Park, saya sangat tertarik untuk berkunjung. Mendengar kata “Edutainment Park”, saya langsung tersenyum lebar.

Wah ini yang dicari!

Pinisi berlokasi di Pasaraya Blok M lantai 9 dan 10.

Siapa sih orang Jakarta yang tidak tahu Pasaraya? Tempat belanja yang mengakomodasi para designer dan pengrajin lokal. Isinya sangat lengkap mulai dari pakaian, sepatu, alat rumah tangga, mainan anak, sampai dengan aneka kerajinan tangan. Saat ini Pasaraya terus melakukan peremajaan termasuk juga membuat tempat bermain anak.

Ketika sampai di depan lift menuju Pinisi kami sudah disambut oleh petugas berseragam ala pelaut, pakaian putih bergaris biru. Sampai diatas ternyata memang seperti itu konsep Pinisi, kita bagaikan berada di kota pelabuhan dengan luas 6.000 meter persegi. Lagu yang diputar merupakan lagu anak dari daerah di Indonesia. Suka!

pinisi2

Kami penasaran dengan isi dalamnya, dan lansung melihat papan petunjuk di depan kapal besar:

pinisi1

Di sebelah kiri pintu masuk, kita akan menemukan Kids Playground. Tempat bermain besar yang dilengkapi dengan perosotan. Wah tempat bermain seperti ini sangat bagus untuk fisik anak. Panjat memanjat, naik tangga, meluncur akan melatih motorik anak. Jangan lupa pakai kaos kaki untuk masuk kesini yah.

pinisi4

Masuk lagi ke dalam kita akan menemukan Caraousel. Fayra suka sekali naik mainan ini. Mau ke taman bermain mana pun, yang dicari lebih dulu pasti Carousel deh.

pinisi6

Dibalik perahu besar, ada permainan semacam bom-bom car. Berbeda bentuk dengan yang biasa, bom-bom car disini unik banget. Bentuknya bulet dengan 2 tuas, untuk maju-mundur dan berputar. Sebelum mulai bermain, petugasnya membantu memasangkan safety belt dan memberikan arahan ke anak tentang cara penggunaan tuas.

pinisi5

Fayra bermain bersama Tiur Kayla, putri kedua kak Indah Juli. Kebetulan mereka sudah beberapa kali bertemu, jadi kemarin bisa nyambung dengan cepat. Asyik aja bergandengan berdua mencoba segala macam permainan di Pinisi.

pinisi7

Saat masuk ke studio 4D, mereka berdua bagaikan pemiliknya. Gimana enggak, mereka nonton semua film yang tersedia secara marathon. Ada sekitar 3 atau 4 film, dan 1 studio isinya ya cuma mereka berdua. Hihihihi

pinisi8

Sayangnya saat Fayra mencoba Cyber Game, Flying Fox dan Wall Climbing, saya tidak sempat foto.

Apakah cuma itu?

Trus gak ada bedanya dong dengan tempat bermain di mall yang biasa.

Owh tentu tidak!

Bagian ini sengaja saya simpan terakhir, karena disinilah kelebihan Pinisi Edutainment Park. Kalau kompetitor lain menyediakan ruangan yang berorientasi pada profesi, maka Pinisi menonjolkan kesenian dan kebudayaan Indonesia. Ada beberapa kelas yang tersedia disini:

  1. Kelas Gamelan
  2. Kelas Batik
  3. Kelas Tari
  4. Kelas Pedalangan
  5. Kelas Angklung
  6. Kelas Vokal & Drama

pinisi9

Fayra sempat belajar di kelas batik dan gamelan. Hasil dari kelas ini menjadi celotehnya yang disampaikan ke papa dan mas Rafa saat mereka menjemput kami pulang. Rafa tidak bisa ikut kesini, karena ada pertandingan bola di Australian International School. Dan kami berbagi tugas, saya menemani Fayra sementara papanya menemani Rafa. Hasilnya alhamdulillah Binus Serpong menang 10-0 melawan AIS. Bangga banget mendengarnya.

Selama perjalanan pulang, Fayra sibuk berbagi ilmu yang di dapat selama di Pinisi.

Fayra: Tau gak pa? Untuk menggambar design batik, kita mungkin cuma butuh waktu 8 detik atau 8 menit. Tapi untuk membuat batiknya menggunakan malam, butuh waktu sampai 8 bulan loh. Papa tau malam gak? itu tinta yang dipakai untuk menggambar di atas kain. Warnanya coklat gitu. Lihat nih aku bikin batik gambar lumba-lumba.

Fayra: Kak, kamu pernah pegang alat musik Gamelan gak? Aku tadi belajar main gamelan dong. Cuma ada 7 bunyi loh kak. Do-re-mi-fa-sol-la-si doang. Tapi bisa jadi musik yang kereeeennn banget. Apalagi kalo udah digabung sama alat musik lain.

Fayra juga dengan bangga menunjukkan layang-layang yang dibuatnya di Pinisi. Layang-layang tersebut diberi hiasan yang membentuk huruf K, yaitu huruf pertama dari nama lengkap Fayra … KINANTI.

Untuk anak-anak yang ikut kelas Drama, mereka diajak langsung menunjukan kebolehannya. Karena pada penutup acara hari itu, ada pentas drama Lutung Kasarung.

pinisi10

Pemain utama memang disiapkan oleh Pinisi, tetapi anak-anak kita dijadikan pemain pendukung. Semua menggunakan kostum sesuai dengan tema drama hari itu. Anak-anak dikenalkan dengan cerita rakyat Indonesia dalam bentuk pertunjukan tari, lagu dan drama.

Bagus ya konsep pendidikannya.

Dengan itu semua, berapa yang harus dibayar orangtua?

  • Anak <3 tahun : 50rb
  • Anak 4-16 tahun : 100rb
  • Dewasa >16 tahun : 50rb

pinisi3

Alhamdulillah kami bisa masuk dan bermain puas tanpa harus membayar. Pihak Pinisi mengenalkan taman bermain ini pada para blogger aktif yang memiliki anak. Mereka mengundang melalui email dengan terlebih dahulu mengenalkan diri melalui komentar di blog.

Saat anak-anak bermain dan belajar, para orangtua dikumpulkan di ruangan Teater untuk mengikuti workshop penulisan blog. Pembicara hari itu Direktur Pinisi – Ari Kartika dan Editor in Chief majalah Good Housekeeping Indonesia – Asteria Elanda.

pinisi11

Saya banyak belajar tetang bagaimana menulis blog yang baik. Berikut yang bisa saya share:

  • Menulis blog bukan hanya untuk konsumsi pribadi. Walaupun blog milik pribadi tetapi saat kita klik PUBLISH, kita harusnya paham bahwa blog kita bisa dibaca oleh siapapun. Karena itu usahakan isi tulisan kita bisa bermanfaat juga untuk orang lain yang membaca.
  • Biasakan menulis yang mengandung unsur 5W + 1H (what, who, where, when, why, how). Penulisan tidak harus dalam bentuk poin, tetapi kalimat yang mengandung unsur tsb akan lebih enak dibaca karena dijabarkan dengan jelas, lengkap dan informatif.
  • Siap dengan reaksi pembaca. Saya pernah juga menulis disini kan, bahwa haters (kaum pembenci) tidak hanya beredar di dunia nyata tapi juga di dunia maya. Saya suka dengan komentar mbak Asteria “Biarkan saja pembaca bereaksi. Itu bagian dari resiko akan tayangnya tulisan kita. Yang pasti mereka bereaksi setelah membaca tulisan kita. Apa sih yang lebih menyenangkan bagi penulis, selain tulisan kita dibaca orang lain. Kalau komentar mereka positif, artinya tulisan kita bermanfaat dan bisa diterima. Kalau komentar mereka negatif, berarti kita harus belajar untuk bisa lebih baik.
  • Untuk bisa menulis, maka kita harus rajin membaca. Dengan membaca kita bisa mempelajari gaya tulisan, kosakata dan alur cerita. Karena itu untuk memperkaya dan meningkatkan kualitas tulisan kita, jangan malas membaca.
  • Lakukan observasi dan investigasi sebelum menulis. Supaya tulisan kita mengandung informasi yang benar dan terpercaya, akan lebih baik kalau kita meneliti dulu kebenaran dan fakta tentang apa yang akan kita tulis.
  • Selalu tulis sumber jika kita mengutip dari orang lain. Kita tidak mau kan jika orang lain copy-paste tulisan kita? Tidak mau juga kan kalau foto kita dicuri dan digunakan tanpa ijin? Karena itu kita juga harus menuliskan sumber jika mengutip dari orang lain.

Setelah pemaparan dari mbak Asteria, kami diminta menulis dengan tema “Sharing & Blessing“. Tulisan bisa berupa apapun, yang penting mengandung cerita tentang berbagi dan bersyukur. Kami diberi waktu 15 menit, setelah itu tulisan dikumpulkan dan akan ada hadiah untuk 3 tulisan terbaik yang dipilih beliau.

Dan pemenangnya adalah:

Saya pikir sudah selesai. Ternyata disebut lagi 2 tulisan yang diminta perbaiki dan dikirim ulang ke mbak Asteria untuk ditayangkan di majalah Good Housekeeping Indonesia. Tulisan tersebut karya mbak Indri dan …. saya!

Alhamdulillah walau tidak menjadi pemenang dan tidak mendapat hadiah, tetapi diminta menulis ulang untuk ditayangkan di majalah saja … saya girang bukan kepalang. Saya jadi semangat untuk memperbaiki tulisan saya dan mengirimkannya ke mbak Asteria. Duuhh semoga bisa lolos dan beneran ditayangkan.

Nanti tolong dibimbing ya, bu guru Bahasa Indonesia ku yang tersayang!

Setelah mengenal Retma dari tahun 2004, cuma pernah ketemu sekali dan gak ada buktinya. Akhirnya pertemuan kedua kami yang kemarin ini harus diabadikan. Hehehehe

pinisi13

Dan inilah para blogger yang diundang:

pinisi12

Senang sekali deh, tidak hanya anak yang belajar … tetapi saya sebagai orangtua juga ikut belajar.

Saya rekomendasikan Pinisi Edutainment Park ini karena sangat memenuhi kebutuhan anak untuk bermain, belajar dan memperkenalkan kebudayaan juga kesenian Indonesia.

Saran dari saya untuk Pinisi yang masih seumur jagung (baru dibuka untuk umum November 2012):

  • Toiletnya bersih, tapi sayang gak ada musholla. Dengan rentang waktu bermain 6-8 jam, sebaiknya disediakan ruangan kecil untuk sholat. Khawatir anak-anak malas meninggalkan tempat bermain di lantai 9-10 untuk sholat sebentar di lantai 5.
  • Kordinasi lapangan yang kurang baik antara penyelanggara acara di lantai 9 dengan penyedia makanan di lantai 10. Sehingga ketika kita dibubarkan di bawah dan dipersilakan makan ke lantai 10, ternyata makanan belum siap. Peserta menunggu agak lama dan antrian kacau.