Browsed by
Category: Kerjaan

Perjuangan Menuju Kantor

Perjuangan Menuju Kantor

Cerita tentang alasan saya menjadi ROKER (rombongan kereta) dan tips nya, sudah pernah saya tulis di sini. Kali ini saya ingin menceritakan perjuangan dalam menjadi penumpang.

PAGI

Kebetulan stasiun paling dekat dengan rumah saya, merupakan stasiun nomor 2 dari serpong menuju Jakarta. Untuk mendapatkan tempat duduk nyaman, biasanya saya dan suami naik mundur. Maksudnya kami naik kereta yang ke Serpong dulu, walau kereta tsb nantinya akan kembali ke stasiun tempat kami naik untuk menuju ke Jakarta.

Kalau naik mundur, kita harus datang lebih pagi dari jadwal keberangkatan menuju Jakarta. Misalnya kereta menuju Jakarta dari stasiun kami di jadwalkan jam 07:10, kereta tsb menuju Serpong jam 06:50. Nah sebelum jam segitu kita sudah harus standby di peron menuju Serpong.

Suasana di dalam kereta dari Serpong masih seperti ini:

Begitu sampai di stasiun-stasiun berikutnya, di tengah jalan menuju Jakarta kondisi akan menjadi seperti ini:

Sampai di Tanah Abang, masih harus berjuang turun dari peron ke arah pintu keluar. Tidak seperti di stasiun Dukuh Atas (Sudirman) yang ada eskalator, disini tangga yang tersedia hanya tangga biasa. Lumayan tinggi dan sangat penuh.

Sebalnya … penduduk Jakarta itu tidak bisa teratur. Begitu kita sampai diujung tangga, siap-siap menerima sikut dan dorong-dorongan dari sisi kanan dan kiri tangga. Belum lagi kalau ada penumpang yang mau turun ke peron dengan membawa banyak barang.

Saya pernah kesiram kopi loh.

Jadi ceritanya suatu hari ada seorang bapak yang mau turun dengan secangkir kopi hitam panas di tangan nya. Saat akan ber-pas-pas-an dengan saya, tangan si bapak tersenggol orang di sebelahnya. Segelas kopi panas pun tumpah ke kepala saya yang saat itu berada 2 anak tangga dibawahnya. Muka saya perih kesiram air panas, jilbab saya basah kuyup, belum lagi wangi kopi di sekitar badan saya karena kopi tsb nyiprat juga ke beberapa bagian tubuh saya yang lain. Padahal jam 10 hari itu, saya akan meluncurkan product baru. Bagaimana bertemu wartawan dan tamu undangan dengan kondisi bau kopi gini? Terpaksa saya ditemani suami mampir ke pasar Tasik untuk membeli jilbab baru. Saya pun mengganti seragam dengan kaos yang diberikan teman Marketing, harusnya ini stok untuk goodie bag. Sudah lah … yang penting warna kaos sama dengan seragam dan logo perusahaan ada di kaos ini. Not a good way to start a day!

SORE

Kalau kita pulang kerja di jam favorit dimana hampir sebagian besar perkantoran di Jakarta keluar di jam 5-6 sore, kereta yang tersedia di jadwal paling dekat adalah jam 17:45 dan 18:45. Begini lah kondisi stasiun Tanah Abang di jam favorit tsb:

Dan siap-siap berjuang masuk ke dalam gerbong, berlawanan dengan penumpang yang akan keluar dari gerbong:

Untuk perempuan, memang disediakan gerbong khusus perempuan yang letaknya di ujung rangkaian kereta. Gerbong paling depan dan paling belakang dengan pintu berhias sticker pink-ungu itu lah yang dikhususkan untuk penumpang perempuan. Tapi saya gak kuat naik gerbong khusus ini, karena perempuan lebih dasyat saat sikut-sikutan. Kalau di gerbong campur, para pria masih menahan diri jika berlawanan dengan penumpang perempuan.

MALAM

Saat ada pekerjaan yang harus saya selesaikan hari itu juga, biasanya saya pulang lebih malam. Alhamdulillah kereta tujuan Serpong sekarang ada tambahan jadwal. Tersedia kereta dari Tanah Abang di jam berikut: 19:30 – 19:50 – 20:50 – 21:30 – 22:00 – 23:00

Penumpang kereta malam relatif lebih sedikit. Gak harus rebutan, tempat duduk banyak yang kosong. Wajah-wajah penumpang jam segini biasanya sudah tampang capek. Tidak sedikit yang tidur selama perjalanan.

Sampai di parkiran tempat penitipan motor, begini deh pemandangannya:

Kasian parioh saya tidak banyak temannya.  Diam diujung dalam sepi.

Banyak yang tanya ke saya “kok gak naik mobil aja sih, kasian kan badan elo yang udah rongsokan itu harus berdesak-desakan kaya gitu?

Wah bisa gila saya kalau harus naik mobil setiap hari. Macetnya Jakarta sungguh nista. Butuh waktu 2 jam untuk bisa sampai ke Serpong. Belum lagi kalau hujan turun sore hari, bisa 3 jam baru sampai rumah. Lebih rontok lagi badan saya nanti. Kalau naik kereta 30-40 menit sudah bisa sampai di rumah.

Tapi semua itu terbayar … begitu sampai rumah dan melihat senyum mereka:

Ini semua saya lakukan demi kalian … keluarga tercintaku!

Terbang Kemana?

Terbang Kemana?

Gak nyangka kalo kemarin adalah hari terakhir bekerja di kantor ijo. Tapi dimengerti kalo pakbos minta saya meninggalkan kantor di hari yang sama karena saya pergi ke kompetitor dengan departemen yang sama. Baru sign kontrak kerja saat jam makan siang, balik kantor untuk kasih tau pakbos … eh jam 4 udah harus bersihin meja. Dan mau gak mau jadi harus kirim farewell note saat itu juga (yg udah diijikan @sikiky untuk copas, saking gw males mikirnya. Cuma nambahin beberapa kalimat aja).

It’s a shocking news for anyone.

Keluar dari ruangan pakbos, manggil partner kerja ke meeting room. Abis itu ngumpulin teman-teman 1 divisi di sebuah ruangan dan mengumumkannya. Lanjut pamitan ke seluruh lantai.

Responnya lucu-lucu:

  1. “Ini bercanda kan, mbak? gak beneran?”
  2. “Gila lo mbak, tega banget ama kami sih. Tiap hari makan siang bareng, tapi elo gak pernah cerita”
  3. “Rapih banget lo mainnya. Ujug-ujug pergi ajah”
  4. “Mantab subject email dan ending sentence nya”
  5. “Gw nanya resep masakan ke siapa lagi nih? Gak ada yang ngajak sholat dhuha lagi deh”
  6. “Trus nanti anak gw gimana nih, mbak? Siapa tempat gw konsultasi parenting stuff dan tabungan pendidikan anak gw?”
  7. “Gw baru mo USG 4D sabtu besok, pokoknya elo harus nemenin gw ya mbak!”

Eh sampe ada yang nangis juga sementara saya cuma cengengesan. Labusyeet, itu anak siapa yak? Kok macam gw yang harus tanggung jawab. Hahahahaha

Tenaaangg, masih menerima curhatan dan konsultasi tentang life stuff kok. Cuma akan dikenakan biaya konsultasi 500rb per jam yaaa. Hihihihi

Pakbos membuat saya harus berjanji di ruangannya sebelum pergi:

  1. Not to wear any high heel shoes
  2. Not to bring one of his team member

Jadilah kemarin saya membagikan 6 pasang sepatu yang disambut seru oleh para wanita. Pada main tunjuk-tunjukan sepatu di cubicle kecil saya, untungnya gak sampe jambak-jambakan. Hahahaha. Gonna missed you all, girls!

Selanjutnya pertanyaan, elo terbang kemana lagi sik?

Ke tetangga sebelah doang kok. Masih ngurusin per-gadget-an juga.

Ini akan menjadi perusahaan ke 7 yang saya hinggapi dalam kurun waktu 16 tahun.

Sebagai tentara bayaran, saya akan maju terus membela yang bayar!

Teman-teman Masguh yang bertanya “kenapa sih istri lo masih harus kerja? Emang gak cukup?

Dijawab cerdas oleh beliau, “Biarin lah. Biar istri gw bisa beli beha ma lipstik sendiri

Kasian yaaa, kesannya murah bener. Etapi kalau tali beha saya bergelantungan berlian, kan seru juga untuk joget-joget di depan suami. Bling-bling gimanaaa gitu. Hahahaha

That’s all what I can say for now.

Seperti biasa, saya tidak pernah mencampur-adukan blog pribadi dengan kehidupan profesional. Saya belum dan tidak akan pernah menulis secara detil tentang pekerjaan saya disini, apalagi sampai menyebut nama/brand/Merk. Dan saya tidak pernah menyebut blog ini, dikehidupan pekerjaan saya. Biarlah rekan kerja menilai saya dari kontribusi saya sebagai seorang pekerja, dan biarlah orang di dunia maya mengenal saya melalui tulisan atas keseharian hidup saya. Semoga melalui blog ini, saya juga bisa memberikan kontribusi paling tidak melalui sharing dan menyebarkan semangat ke pembaca *kek ada yang baca ajah*.

Kata-kata berikut diucapkan mantan dan calon bos-bos saya, yang begitu nempel di kepala dan membuat saya berani melangkahkan kaki lebih jauh:

Jangan katakan kalo kamu cuma seorang perempuan yang tidak mengejar karir. Saya melihat kamu potensial, dan saya akan bantu develop diri kamu untuk bisa lebih dari yang sekarang

What you have now is enough to make you success

I recruit you because your attitude. Keep it and be better! You are definitely a hard worker and a survivor. You never give up, even though I shout at you

Emang kenapa kalo elo anak STM, de? Tunjukin kalo elo bisa jadi bos dari anak lulusan UI dan ITB

Duh jadi burem-burem deh nulis beginian. Udah ah, mo liburan dulu seminggu sebelum mendarat di tempat baru. Menikmati waktu bersama anak-anak di rumah.

Spread your wings and fly away!

Eagle Fly, Chicken Stay

Eagle Fly, Chicken Stay

Dear Colleagues,

It’s less than 2 years I’m here and I had received so many farewell notes on my mailbox, today I’m afraid  I have to deliver mine to your inbox.

I’ll try to make this quick, since I’m not a drama person.  Today’s my last day here. I’d like to express my great gratitude for my entire supervisor both direct and indirect, colleagues and peers, especially in Device Management for all the knowledge, support and all wonderful friendship.

It’s a blessed.

Please accept my apologies as well, for any and all of my mistakes that may have offended you all with or without purpose on my side

If you’re brave to say “Goodbye”, life will reward you with a new “Hello”

Regards,

-de-

My job

My job

Jujur ketika saya masuk ke dalam sarang penyamun berjudul STM, saya gak tau pasti apa yang akan saya lakukan dan pelajari disitu. Dan ketika sedang bermain layangan bersama kakak, ntah kenapa beliau tanya “kira-kira ntar lo belajar apaan yah disitu?” … jawaban saya sekenanya saja “belajar satelit kali. Namanya aja telekomunikasi

Yah itu jawaban anak umur 15 tahun, yang milih STM cuma karena “keknya GW BANGET aja“.

Begitu mulai belajar, saya pasrah ketika ada pelajaran bernama dibawah ini:

  • Teknik Digital
  • Sentral Telepon
  • Genset (catu daya)

Ternyata saya juga mempelajari cara membangun tiang telepon, kelandaian yang diperbolehkan untuk kabel telepon yang tergantung di pinggir jalan, sampai ke nomor kode area untuk telepon seluruh Indonesia. Itu semua saya dapatkan, diluar pelajaran standar seperti matematika, fisika, kimia, dll.

Setelah lulus, kami langsung diceburkan ke industri telekomunikasi. Selama 16 tahun bekerja di industri ini, banyak banget pelajaran hidup yang saya dapat. Selain gaji dan jabatan yang terus naik tentunya hehehe.

Ternyata pilihan anak culun 15 tahun dulu itu gak salah. Karena saya tumbuh menjadi orang yang suka dengan teknologi. Saya menikmati proses perkembangan alat-alat canggih. Dan saya bersyukur perjalanan karir membuat saya terdampar pada departemen yang bertanggung jawab atas perkembangan gadget.

What I love most about my job are:

  • Free traveling

Pekerjaan membawa saya merasakan berbagai jenis transportasi dan mengunjungi berbagai tempat yang mungkin kalaupun saya punya uang banyak, tidak akan berpikiran untuk jalan-jalan kesitu. Koleksi stempel di buku hijau saya menjadi beragam. Saya juga mendapatkan pengalaman menginap di berbagai macam kelas hotel. Dari hotel melati di sebuah kota kecil, sampai menginap di hotel bintang 3 – 4 – 5. Kalau bukan karena pekerjaan, gak mungkin saya merasakan kemewahan hotel ini. Dimana setiap hari saya selalu mendapatkan setangkai mawar dan sebatang cokelat di tempat tidur.

  • Workshop

Banyak orang yang tidak suka kalau diminta menghadiri workshop dari kantor. Kalau saya justru sangat menyukainya. Karena workshop yang saya maksud ini adalah: working in shopping place and shopping in working hours. Hehehehe

Jangan ngiri yah, memang tugas saya mencari tau apa yang terjadi di pasar. Saya diminta meluangkan waktu untuk melihat trend, pertarungan harga, dan ketersediaan barang di toko-toko. Gak cuma itu, saya juga harus rajin mengunjungi pameran-pameran teknologi yang biasanya diselenggarakan rutin beberapa kali dalam setahun. Tidak hanya pameran di Jakarta, tapi pernah juga dikirim ke sebuah pameran terbesar di dunia. Saya pernah menulis apa saja yang saya temukan disana.

  • Fun stuff

Bagian dari pekerjaan saya yang paling menyenangkan adalah bebas membongkar alat telekomunikasi. Untuk mempelajari onderdil dalamnya, kami bisa menelanjangi hanya dengan sebuah obeng. Tapi bukan berarti boleh bongkar tinggal yaa.


Kotak penyimpanan obat, kami gunakan untuk menyimpan SIMcard. Toples kue, kami gunakan untuk menyimpan berbagai baterai. Dinding workstation, kami cantolkan berbagai macam kabel data. Meja di dekat jendela, menjadi tempat pajangan berbagai kemasan atau dus. Orang dari departemen lain yang berkunjung ke sini, selalu bilang “macam di toko atau service center yah

  • Crazy things

Manusia itu sangat kreatif deh, hasil karya manusia sering membuat saya terheran-heran. Kadang membuat saya terpukau saking canggihnya. Kadang membuat saya mengernyitkan wajah saking anehnya. Itu karena saya melihat handphone belapis emas, bling-bling norak, sampai yang bentuknya imut seperti boneka.


Apa yang tidak pernah kepikiran di otak saya, kadang tergeletak di depan mata saya. Setelah itu saya mikir, emang ada yang mau beli barang kaya gini?

  • Lots of toys

I love gadgets, just like kid loves toys!

Lebih senang lagi karena saya tidak perlu BELI untuk bisa memainkannya. Berbagai jenis gadget wajib saya explore dan tersedia melimpah. Tinggal sebut deh: netbook, kindle, tablet PC, android phone, blackberry, modem, dll.

Saya mulai oprek-oprek 6 bulan sebelum beredar di pasar Indonesia. Artinya saya sudah pakai, sebelum orang-orang ribut ketika barang sudah mulai tersedia dan mereka beli.

Dengan semua yang saya dapatkan itu, apa saya masih pantas menyebut ini semua pekerjaan?

NO WAY!

Ini namanya hobi yang dibayar. Hehehe

Jadi kalau ada orang tanya “kerja lo apa sekarang, de?

Saya bingung menjawabnya. Karena saya merasa seperti anak kecil di dalam taman bermain. Tidak ada beban. Tidak berani menyebut ini sebagai PEKERJAAN. Eh tapi saya dibayar. How can I not love it?

Kata orang “love your job, not your company because you never know when it stops loving you

Sejauh ini saya juga menjalankan pernyataan tersebut. Saya mencintai pekerjaan saya, di 6 perusahaan yang berbeda. Pokoknya maju terus bela yang bayar. Hihihihi

Tentunya bukan berarti perjalanan karir saya semulus wajah yah *woii ngaca sana, de*

Setiap saya berhadapan dengan masalah pekerjaan, saya akan memikirkan hal-hal menyenangkan tersebut diatas. Supaya saya kembali ingat perjuangan saya untuk mencapai posisi ini. Yang paling penting agar saya tak lupa bersyukur dengan apa yang sudah saya dapatkan. Alhamdulillah … alhamdulillah … alhamdulillah.

Jadi apa yang paling kalian suka dari pekerjaan kalian?

Future Gadget

Future Gadget

Kepergian saya ke Taipei beberapa waktu lalu, salah satunya untuk menyaksikan pameran gadget terbesar se-Asia Pacific *katanya*.  Disana saya terpukau dengan kecanggihan teknologi yang semakin diluar imajinasi. Banyak banget barang-barang canggih bertebaran di tempat yang luasnya seperti JHCC-Jakarta tetapi tingginya 4 lantai. Hari pertama saya masih niat pake sendal wedges ke pameran, karena hari itu kami dibawa oleh host bersama peserta lain dari beberapa operator telekom Asia Pacific. Hari kedua saya pake sendal tali yang tebelnya cuma 1cm. Itu pun tetap berasa betis kaya pake konde aja, berat banget dipakai untuk jalan. Kebanyakan jalan saking luasnya area pameran *phiewwhh*.

Disini saya mau sharing beberapa penemuan yang menurut saya luar biasa:

    • VoIP Phone

Bentuknya seperti telepon rumah, tetapi tombol-tombolnya dibuat dengan layar sentuh berukuran 5-7″. Selain bisa digunakan untuk telpon dan SMS, perangkat ini juga dilengkapi dengan beberapa fitur tambahan diantaranya: address book, instant messaging, browsing dunia maya, ada icon untuk langsung konek ke facebook – flickr – youtube, alarm/clock, music player (MP3 file), bahkan bisa berfungsi sebagai digital photo frame juga.


Keren yah. Tapi kalo dirumah pake ini, yang bahaya adalah pembantu dirumah sibuk main Facebook, chatting dan browsing sementara pekerjaan utama terlantar hehehe.

    • Digital Signage

Tentunya kita gak asing lagi dengan iklan-iklan yang bertebaran dipinggir jalan. Baik dalam bentuk umbul-umbul, spanduk, atau pun billboard. Nah ini lah tampilan iklan di masa datang yaitu DIGITAL SIGNAGE.


Papan dengan layar sentuh ini menampilkan berbagai iklan dalam 1 tempat. Kita tinggal masukin SD card yang berisi semua materi iklan ke dalam alat ini, trus kita atur deh mau jeda berapa lama antara 1 iklan ke iklan yang lain. Katanya alat ini sudah banyak digunakan di Jepang. Maaf karena saya belum pernah kesana, jadi di pameran inilah pertama kali saya melihatnya.

Alat ini dilengkapi dengan kamera dan sensor untuk mengenali orang yang lalu lalang didepan nya berjenis kelamin apa. Iklan akan diputar berbeda untuk perempuan dan laki-laki. Kalau alat ini ditaruh di dept.store, dan kita tertarik dengan barang yang ada pada iklan … kita bisa menyentuh layar untuk mencari tahu berapa harga barang tsb.

Misalnya ditampilkan celana jeans, saat perempuan lewat … maka yang tampil dilayar hanya iklan celana jeans untuk perempuan aja. Trus kalo saya tertarik dengan model tsb, saya sentuh layar untuk lihat harga. Selain itu saya bisa memilih barang lain apa yang ada di Dept.Store tsb yang sekiranya cocok dengan celana jeans tadi. Kalau sudah ok, klik tombol ‘beli’ … trus ke kasir untuk bayar dan ambil barangnya. Mantab kan? Kekurangannya kita gak bisa nyoba deh *dasar cewek*

    • Vending Machine

Sebagian dari kita udah pernah liat vending machine kan? Itu loh perangkat untuk membeli makanan/minuman yang bentuknya lemari pendingin, kalau kita masukin koin maka minuman atau makanan akan keluar dari mesin.

Waktu saya kerja di pabrik panci tahun 2002, perusahaan meluncurkan layanan vending machine yang bisa menjual minuman melalui SMS. Didepan mesin akan ditampilkan nomor telpon, kita tinggal sms aja ke nomor tsb dengan perintah yang tertulis dibadan mesin. Pulsa kita akan terpotong seharga minuman yang kita beli. Saat itu jumlah mesinnya ada 6 buah, diletakan di Walk In Center di beberapa kota. Kaya nya sih sekarang udah gak ada lagi tuh mesinnya. Sayang deh.

Nah mesin yang ini adalah mesin yang sama cuma tampilannya lebih futuristik. Permukaan mesinnya terbuat dari layar sentuh. Jadi tinggal pencat pencet dilayar aja. Kalau dalam keadaan idle, mesin ini berfungsi sebagai digital signage atau tempat ngiklan.


Mesin ini juga dilengkapi kamera dan sensor yang bisa mengenali pembeli berjenis kelamin perempuan atau laki-laki. Penjual akan bisa mengakses mesin ini dengan memasukan kata sandi (username dan pswd), kemudian bisa melihat statistik penjualan. Berapa kaleng yang terjual hari/minggu/bulan, jenis minuman apa yang paling banyak dibeli, jenis kelamin pembeli sampai ke perkiraan umur pembeli juga. Hebat yaaaaa

    • Casino Machine

Udah pernah ke kasino dan melihat mesin permainannya? Saya baru sampai di pintu masuknya aja waktu ke Genting tahun lalu hehehehe. Kalau saya lihat difilm *iyaaaa cuma liat dalemnya kasino dari pilem holiwut doang, kasian gak sih hahaha*, mesin permainannya punya tuas disamping yang kalau kita tarik ke bawah maka angka2 atau gambar-gambar dilayar akan berputar.


Mesin yang ini lebih canggih. Seperti mesin lain di masa depan, mesin ini dilengkapi dengan layar sentuh juga. Selain itu dari mesin ini kita bisa melakukan chatting dengan orang yang ada di mesin lain. Trus kita juga bisa order makanan ke restoran didalam kasino hanya dengan menekan icon dilayar, nanti pelayanan akan mengantar makanan langsung sesuai dengan nomor mesin yang kita gunakan. Beneran gak usah kemana-mana deh, cukup bediri di depan mesin ini kita sudah bisa melakukan banyak hal. Akibatnya bisa-bisa uang kita ludes karena keasikan main hehehe.

    • WiFi Radio

Bentuknya seperti FM radio biasa, seukuran walkman atau segenggam tangan. Ukurannya cukup untuk bisa masuk kantong celana. Warnanya macem-macem. Bedanya dengan radio biasa, radio ini selain menggunakan frekuensi FM juga dilengkapi dengan koneksi ke WiFi. Jadi kita bisa mendengarkan 12,000 stasiun radio yang terdapat di internet. Untuk ngisi batre, kita tinggal menghubungkan radio ke komputer dengan USB connection. Ada-ada aja yah.

    • TV

TV sudah berevolusi bentuknya menjadi semakin tipis. Selain badannya yang semakin langsing, tampilan gambarnya pun makin jernih. Dipameran saya melihat berbagai merek dan bentuk TV yang makin canggih. Gak cuma itu aksesoris pendukungnya pun makin beragam. Ada TV box, yang memungkinkan TV kita bisa terhubung ke internet. Ada VCD/DVD/Blueray player yang makin kecil dan tipis juga ukurannya.


Untuk melihat acara apa yang ada di channel lain,kita gak perlu menekan remote atas bawah. Cukup menekan 1 tombol ‘channel list‘ dan pilih bentuk tampilan yang diinginkan. Dalam foto diatas, channel list ditampilkan dalam bentuk seperti tabung. Kita bisa lihat secara visual dan pilih yang mana yang mau ditonton, trus klik deh.

Pokoknya banyak banget hal lain yang bikin saya takjub *gak sampe nganga lebar sih*. Rasanya gambaran dalam film Star Trek semakin nyata aja didepan mata. Maaf saya gak sempat foto-in satu persatu.

Pameran besar ini ditujukan untuk para penyelenggara jasa dan penjual perangkat. Jadi gak ada satupun barang yang ditampilkan disini untuk dijual langsung saat pameran. Kita cuma bisa minta brosur, katalog, atau spesifikasi produk. Kebanyakan barang-barang ini masih prototype atau engineering product. Hanya sample untuk pameran dan belum diproduksi massal. Kalaupun kita bertanya harga, pasti mereka balik bertanya “mau quantity berapa banyak?” Angkanya pun gak tanggung-tanggung, minimal pembelian 1,000 unit. hehehehe

Alhamdulillah saya diberikan kesempatan untuk melihat pameran Computex yang tahun ini mencapai umur 30 tahun. Wuiihh tua-an saya dikit hihihihi. Pameran ini benar-benar membuka mata saya akan dinamisnya dunia teknologi dan menunjukan kepada kita bahwa semua itu mungkin kalau kita mau berpikir bagaimana membuatnya menjadi nyata.

Pameran ini selain menambah jumlah koleksi kartu nama vendor, juga sangat menambah wawasan saya. Tinggal PR nya adalah bagaimana saya bisa membawa alat-alat canggih ini ke Indonesia, membuatnya jalan dengan layanan dari kantor saya dan yang paling penting bagaimana menjualnya hehehe.

Mhmmm…saya harus berpikir keras. Gak mudah sih, tapi bukan tidak mungkin juga kan?