Browsed by
Category: Rafa

Cerita Rafa

Penipuan

Penipuan

Kemarin siang di kantor, suami menelpon saya …

Masguh: “Ma, tadi mbak nelpon kamu gak?

De: “Belum ada telpon dari rumah tuh, kenapa?

Masguh: “Katanya ada telpon dari sekolah, Rafa kecelakaan. Diminta menghubungi ibu Dewi di notelp skian. Aku telpon hape Rafa mati. Coba kamu cek dulu

Memang murid diminta mematikan semua hape di jam pelajaran. Jadi sudah tentu hape Rafa tidak bisa dihubungi.

Saya langsung telpon ke nomor telpon resmi Binus Serpong. Alhamdulillah Academic Operational Officer nya cepat tanggap “saya cek dulu ke semua klinik sekolah dan ke classroom teacher, nanti saya hubungi ibu lagi

Gak sampai 5 menit, telpon saya berdering lagi.

Bu, kami sudah cek ke seluruh klinik sekolah (TK, SD, SMP, SMA) tidak ada berita anak kecelakaan dan classroom teacher menyatakan Rafa baik-baik saja sedang belajar di kelas

Alhamdulillah lega banget.

Sebelumnya udah sering sih mendengar tentang penipuan yang semakin marak akhir-akhir ini. Segala macam kedok digunakan dari SMS “mama minta pulsa”, sampai ke telpon yang bilang “anak anda tertangkap polisi karena narkoba”.

Kali ini penipu mencoba menggunakan taktik ‘anak kecelakaan di sekolah’.

Karena sudah pernah mendengar berita itu, makanya saya tidak panik.

Tidak langsung menelpon ibu Dewi atau siapapun yang disuruh penelpon tadi, tetapi saya telpon ke nomor resmi sekolah saja.

Katanya kalo kita menelpon ke penipu tsb, akan dibilang anak kita butuh operasi secepatnya dan diminta transfer uang ke rekening mereka. Alhamdulillah tidak sampai kejadian.

Mari tingkatkan kewaspadaan kita.

Udang Gulung

Udang Gulung

Sejak anak-anak sekolah di International School dimana muslim sebagai minoritas, kami sedikit khawatir jika anak-anak makan sembarangan. Kami berusaha memberikan pemahaman akan perbedaan, baik dari sisi penampilan fisik – keyakinan – sampai ke jenis makanan. Pengenalan konsep halal-haram kami coba terapkan ke anak-anak. Untuk menunjang hal tsb, saya selalu berusaha membawakan makanan untuk anak-anak dari rumah supaya anak-anak tidak perlu jajan di sekolah. Walau sekarang Fayra sudah sekolah di Islamic School, membawa makanan dari rumah sudah menjadi kebiasaan tersendiri.

Kebetulan ada tim di kantor yang sudah punya anak berusia 3 tahun dan baru belajar masak. Beliau suka tanya-tanya ke saya cara membuat makanan untuk anak-anak. Jadi akhir-akhir ini saya suka moto setiap step yang dilakukan saat masak makanan anak-anak. Mem-publish-nya di instagram/path/twitter dan tak lupa tag/mention teman saya tsb.

Suatu hari saya posting tentang Udang Gulung ini:

Bahan:

  • Udang
  • Telur
  • Mie goreng instan

Cara:

  • Rebus mie instan, kemudian tiriskan
  • Campur mie tsb dengan bumbu dalam kemasan mie instan
  • Masukan telur, aduk rata
  • Gulung udang dengan mie yang sudah dicampur telur
  • Goreng udang gulung dalam minyak panas
  • Sajikan

Simple banget kan?

Eh tetiba *nyulik kosakata idola saya, mas RagilDuta* ada teman lain yang memberikan komentar:

kasian amat anak lo cuma dikasih mie instan. Cuma beda bentuk aja ini mah

Saya hanya tersenyum.

Saya paham bahwa teman saya tsb cowok single. Pastinya hanya memberikan komentar atas apa yang dilihat saat itu.

Padahal yang selalu saya bawakan untuk anak-anak ke sekolah antara lain:

  • Snack box (cemilan untuk snack break jam 9)
  • Susu kotak, untuk pendamping cemilan
  • Lunch box (makan siang untuk dimakan saat istirahat jam 12)
  • 1 botol air putih (untuk Rafa kadang ditambah 1 botol teh dingin)
  • Buah

Jadi udang gulung yang saya tampilkan tsb hanya sebagian kecil dari isi kotak makan anak-anak. Wujud lengkapnya seperti ini:

Banyak yah?

Beda anak, beda selera.

Jadi isi kotak makannya juga tidak bisa disamakan.

Fayra pulang sekolah jam 2-3, sementara Rafa pulang sekolah bisa jam 5 sore. Sudah pasti makanan Rafa lebih berat dari adiknya. Porsinya pun jauh lebih banyak. Sebisa mungkin tidak berkuah karena saya tidak mau membuat anak-anak repot saat membawa atau memakannya di sekolah.

Saya bukan ibu idealis yang bisa membuat bento (makanan berhias) untuk anak-anak. Bagi saya yang penting isinya. Tampilan nomor sekian lah. Ini saja sudah membuat awal hari saya lumayan heboh. Mikir menu harian anak, sudah dipikirkan dari malam sebelumnya. Kadang spontan juga tergantung isi kulkas.

Ada ide besok anak-anak dimasakin apa yah enaknya?

Rafayra Progress Q1 2012-2013

Rafayra Progress Q1 2012-2013

Siapa waktu itu yang ngatain kalo ibu pekerja luar rumah, gak bisa ngurus anak?

Katanya kalo ibu jarang dirumah, gak bisa nemenin anaknya belajar. Katanya anak gak mungkin berprestasi kalau gak dikawal ibunya dalam aktivitas harian mereka.  Katanya ibu pekerja luar rumah itu  hanya menyerahkan pola asuh anak ke pembantu di rumah.

Come here, get closer … let me tell you something.

That’s NOT true!

Dengan semakin tingginya posisi yang saya pegang sekarang, dengan makin besarnya tanggung jawab saya di kantor, dengan makin terkurasnya pikiran dan tenaga saya … saya tetap berusaha sebaik-baiknya mendidik anak-anak. Saya berusaha memonitor semua perkembangan mereka. Saya berusaha menghindari business trip saat anak-anak menjalani ulangan umum (UTS dan UAS). Saya berusaha pulang cepat dari kantor setiap mereka akan ulangan, dengan alasan ke teman-teman kantor:

mau mencerdaskan calon penerus bangsa

Saya bersyukur mempunyai team yang solid dan sudah seperti keluarga. Mereka mengerti bahwa bagaimanapun saya tetap seorang ibu, yang harus ada saat anak-anak membutuhkan.

Alhamdulillah anak-anak mengerti apa yang orangtuanya lakukan diluar rumah, semata untuk kebaikan mereka. Tak putus-putusnya kami sebagai orangtua mengingatkan dan menceritakan perjuangan yang kami lakukan untuk mereka. Bukan supaya mereka menghitungnya sebagai sesuatu hal yang harus mereka balas saat mereka dewasa nanti, melainkan supaya mereka paham kenapa saya tidak bisa menjadi ibu sempurna yang bisa 24 jam bersama mereka.

Beruntung saya memiliki suami yang sangat pengertian dan mendukung setiap langkah saya. Suami saya bisa meredam saat saya mencapai titik emosi karena lelah dan membantu membimbing anak-anak dalam pelajaran sekolah. Suami saya pun tak segan untuk selalu ikut datang ke sekolah setiap mengambil raport. Tentunya karena anak-anak bukan hanya anak saya semata, melainkan anak kami berdua.

Luar biasa rasanya, ketika hasil pencapaian anak-anak ada di depan mata.

Nilai Rafa Q1 ini:

  • Bahasa Indonesia             : 89
  • English                                  : 79
  • Math                                      : 87
  • Science                                 :  84
  • Art                                          : 100
  • Islam                                     : 100
  • IT                                           :  87.5
  • Mandarin                            : 69
  • Music                                    : 94
  • Physical Education         : 94
  • Social                                    : 87.5

Nilai Fayra:

I’m a proud mommy!

Saya bukan ibu sempurna, Rafa dan Fayra bukan anak yang sempurna. Keluarga kami pun masih jauh dari kata sempurna.

Tapi dengan ketidaksempurnaan itu, maka keesaan Allah SWT semakin nyata adanya.

Apa yang saya sampaikan ini bukan untuk pamer, melainkan untuk memotivasi ibu pekerja lainnya.

Kalau saya bisa, kalian juga pasti bisa!

Kita hanya perlu berusaha lebih keras berkali lipat, untuk membuktikan pada dunia bahwa ibu pekerja pun bisa mendidik anak-anaknya.

Sakit Berjamaah

Sakit Berjamaah

Namanya cobaan, gak akan datang dengan pengumuman. Dan kami menerimanya minggu lalu berupa sakit berjamaah.

Awalnya Rafa yang demam mulai hari Minggu, tapi biasanya hanya terjadi dini hari (jam 12 – 2 pagi). Besok pagi nya Rafa akan bangun dengan ceria dan bisa sekolah biasa.

Hari Selasa, giliran saya yang demam. Tapi karena bos sedang keluar kota, saya bertugas menggantikannya di dalam sebuah rapat penting. Saya mencoba bertahan dikantor walau badan terus menggigil disko sampai jam 7 malam. Pulang kantor naik kreta dan ketika sampai stasiun tujuan, saya minta dijemput suami karena sudah tidak kuat untuk naik ojeg ke rumah.

Rabu pagi saya tidak kuat bangun dari kasur. Kepala terasa berat, suhu badan masih tinggi dan badan saya lemas sekali. Siangnya Rafa pulang sekolah, langsung masuk ke kamar saya sambil mengeluh “hari ini aku cuma di klinik sekolah, ma. Badanku lemes banget” Saya pegang keningnya, suhu badan Rafa meninggi. Saya telpon masguh, gak sanggup rasanya ke rumah sakit berdua … saya minta masguh segera pulang dari kantor. Tapi hujan deras merata dan masguh baru bisa sampai rumah jam 8 malam.

Jam 9 kami menuju UGD RS Bintaro. Alhamdulillah hasil tes darah baik, DBD dan thypus nya negatif. Katanya sih cuma infeksi virus. Kami bisa pulang ke rumah jam 12 malam.

Kamis pagi, masguh mengeluh sakit kepala dan demam. Fayra yang semalam sempat ngetawain mas Rafa waktu ambil darah, ikut terkapar. Suhu badannya lebih dari 39. Akhirnya kami balik lagi ke RS, untuk memeriksakan Masguh dan Fayra.

Alhamdulillah Masguh dan Fayra cuma radang tenggorokan. Kami semua diminta istirahat dan diberikan surat dokter 2 hari (sampai Jumat). Yak … mari gegoleran saja di kamar beberapa hari kedepan. Semoga wiken sudah pulih dan hari Senin bisa aktifitas seperti biasa.

Karena bosan di kamar aja, esoknya anak-anak minta turun ke bawah untuk menonton tv. Masih sempat request “cake chocolate kek nya enak nih, ma. Mana diluar hujan, kan enak minum susu sambil makan kue

Akhirnya saya turun ke dapur, membuat zebra cake yang dikukus. Supaya gak terlalu kering dan bikin seret tenggorokan.

Alhamdulillah anak-anak lahap makan kuenya.

I’m a very happy mom!

Lupa deh sama sakitnya, kalo liat anak-anak senang makan.

Alhamdulillah kami semua sudah kembali sehat dan bisa menjalankan kegiatan seperti biasa lagi.

Saya dan Masguh sudah kembali bekerja.

Rafa sudah selesai midtest dan bagi raport (liat nilai di web parent desk sih, ke sekolah hanya untuk Parent Teacher Conference). Alhamdulillah nilainya melejit dari tahun sebelumnya. Proud of you, mas!

Fayra masuk sekolah tepat saat MidTest dimulai. Semoga lancar mengerjakan soalnya ya, nak!

Pengumuman

Pengumuman

Suatu hari sepulang kantor, saya lihat kertas yang ditempel di pintu kamar Fayra bertuliskan:

Hahahahaha … saya geli sendiri membacanya.

Begitu turun kebawah, langsung ajak ngobrol Rafa dan Fayra

Kalian kenapa sih? Ada peristiwa apa hari ini yang mama belum tau?

Biasa deh, adek kakak suka ledek-ledekan, rebutan mainan, rebutan channel TV, rebutan art material, jail-jailan, dll. Kata orang kalau beda umurnya jauh lebih enak, kakak bisa momong adek nya. Tapi yah namanya anak-anak, ada aja ulahnya. Kakaknya juga senang banget goda adeknya, gak puas rasanya kalo belum bikin adeknya ngambek.

Kalo lagi akur, pada sayang-sayangan dan kangen-kangenan.

Kalo lagi gak akur, ya gitu deh pasti ada salah satu yang ngambek.

Hehehehehe