Kemping Manja

Kemping Manja

Bulan Agustus kemarin, pak suami mendapatkan jatah pulang selama seminggu. Tiket pulang pergi diberikan kantor setiap 3 bulan sekali. Karena dalam seminggu kepulangannya ini pak suami juga harus ke kantor di Jakarta, maka kami memanfaatkan akhir pekan untuk liburan bersama.

Sayangnya mas Rafa gak mau ikut, karena bentrok dengan acara pentas seni di sekolahnya yang menampilkan beberapa artis papan atas Indonesia. Begini rasanya punya anak remaja, lebih milih nonton konser sama teman daripada liburan sama keluarga *elus dada*.

Kali ini kami memilih tempat liburan yang tidak terlalu jauh dari BSD, kasian pak suami masih capek. Beliau mendarat Jumat sore, kami pergi Sabtu siang setelah Fayra les.

Mongolian Camp – The Highland Park Resort

Tempat ini lagi hits banget. Foto-foto yang bertaburan di Instagram juga keren-keren. Kami penasaran, dan saya melakukan buking melalui telepon hanya beberapa hari sebelum keberangkatan.

mongoliancamp2

Saya diberikan peta untuk menuju lokasi, melalui WA oleh salah seorang petugas resort. Ternyata perjalanan ke sana tidak segampang yang ada di peta bawah ini. Bogor di hari libur itu macet semua. Belum lagi jalan menuju The Hinghland ini tidak terlalu besar, hanya 2 lajur untuk 2 arah dan sedang dalam kondisi perbaikan. Karena cuma 1 jalur yang dibuka, maka ada buka-tutup jalan yang diterapkan dan membuat kemacetan lumayan panjang. Kami keluar tol Bogor sekitar jam 4an, sampai di tempat tujuan pas adzan magrib berkumandang. Padahal saat saya baca blog orang lain, katanya cuma butuh 40 menit dari pintu tol.

petamongoliancamp

Kami mengambil tipe Mongolian Standard Camp yang cukup untuk 6 orang, karena rencananya kami kesini ber4 (anak-anak lengkap) dan kami juga mengajak kedua orangtua Masguh. Bentuk tenda berbentuk lingkaran seperti silinder. Di dalam kamar terdapat 1 queen size bed + 4 sofa bed. Kamar ini mendapat jatah welcome drink untuk 6 orang (juice/soda/teh), coffee break jam 9 malam (minuman hangat + cemilan rebusan).

Setiap tenda dilengkapi dengan pendingin ruangan (AC). Lantai tenda sudah dibeton dan dilapis keramik, begitu juga kamar mandinya. Kondisi penerangan di dalam tenda sedikit remang-remang (bohlam lampu kuning). Seluruh dinding kamar ditutupi kain satin berwarna hijau, sementara langit-langit ditutup dengan kain satin berwarna pink dan kuning. Macam tenda pesta kawinan di kampung-kampung gitu deh. Hihihihi

mongoliancamp1

Di dalam tenda diberikan 6 botol air mineral, 1 teko air panas, 2 cangkir lengkap dengan teh + gula + kopi. Setiap sofa bed mendapat kelengkapan 1 bantal + 1 sprei + 1 selimut + 1 handuk mandi. Ada 2 kamar mandi yang terletak di kanan dan kiri wastafel. Peralatan mandi berupa sabun + shampo + sikat gigi + pasta gigi juga disediakan. Kran juga dialiri air dingin dan air hangat. Pokoknya fasilitas di dalam tenda seperti layaknya fasilitas yang diberikan oleh hotel berbintang.

Ini lah kenapa saya sebut sebagai kemping manja. Hahahaha

Kami makan malam di restoran resort yang terletak di depan kolam renang. Sebenarnya disediakan mobil golf untuk keliling area resort, tinggal telpon dari dalam kamar saja. Tapi kami memilih jalan kaki karena kebetulan lokasi tenda kami tidak begitu jauh dari kolam renang, tinggal menuruni anak tangga saja.

mongoliancamp3

Saat pagi menjelang, kami keluar tenda dan berjalan keliling area resort. Pemandangan gunung Salak sangat memikat hati. Udaranya cukup dingin dan segar sekali. Enak banget untuk jalan pagi.

mongoliancamp5Ternyata selain bentuk tenda yang kami tempati, ada juga yang bentuknya kerucut segitiga yang disebut tipe Apache. Kami juga melihat ada yang bentuknya rumah panggung. Fasilits resort ini cukup lengkap, ada lapangan futsal, ada area bermain anak outdoor, ada minimarket, ada ATM, ada kandang kuda, ada tempat pembibitan tanaman.

mongoliancamp4

 

Fayra juga sempat merasakan main Flying Fox. Sayangnya untuk bisa menikmati permainan ini, kita harus merogoh kocek lagi sebesar 50rb/orang. Kirain semua fasilitas bisa dinikmati secara gratis.

mongoliancamp6

 

Trus gimana review kami terhadap tempat ini?

Cukup menarik dan memberikan pengalaman yang berbeda dari sekedar menginap di hotel. Fasilitas OK dan lengkap, sayangnya tenda kami ada masalah dengan air hangatnya. Jadi dalam kondisi cuaca dingin, kami terpaksa mandi air dingin.

mongoliancamp7

 

Makanan di restoran cukup lengkap, harga juga standar, tapi sayang kurang ada rasa bumbu. Bisa dibilang semua masakannya hambar. Kami merasakan dari makan malam sampai sarapan yang disediakan. Padahal menurut teman kantor yang dulu mengadakan acara outing di sini, makanan yang disediakan pihak resort sangat memanjakan lidah. Mungkin saya kurang beruntung aja sih.

Air Terjun – Curug Nangka

Seorang petugas memberi informasi bahwa kami juga bisa menikmati air terjun yang lokasinya tidak jauh dari area resort. Bisa ditempuh dengan jalan kaki sekitar 20 menit. Tapi karena kami membawa orangtua, kami memilih naik mobil ke sana. Jaraknya sekitar 2-3KM dari kawasan resort.

curugnangka1

Memasuki kawasan Curug Nangka, setiap mobil yang masuk dikenakan tiket 3rb sementara pengunjung harus membayar 5rb/orang. Untuk memasuki kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, pengunjung harus membayar lagi Rp 2,500/orang. Sampai di tempat parkir mobil, seorang tukang parkir tanpa seragam resmi meminta uang lagi 5rb.

curugnangka3

Dari tempat parkir mobil, kami berjalan sekitar 500 meter melalui hutan pinus yang rindang. Di kanan kiri terdapat warung-warung kecil yang menjual aneka makanan dan souvenir. Sesuai petunjuk, yang paling dekat dengan pintu masuk adalah Curug Nangka. Tinggal belok kanan dan menyusuri jalan kecil berbatu-batu tapi cukup datar, sekitar 300 meter maka kita sampai di air terjun pertama.

curugnangka2

Ini pengalaman pertama Fayra meilhat air terjun langsung dengan mata kepalanya. Sebelumnya Fayra hanya tau air terjun dari foto atau TV. Walau air terjunnya tidak cukup besar dan air tidak begitu deras mengalir, tapi memberikan sensasi tersendiri bagi Fayra.

Sebenarnya kami penasaran dengan 2 air terjun di atasnya, yaitu Curug Daun dan Curug Kaung. Tapi kami tidak punya banyak waktu dan tenaga untuk menyelurusi sampai ke atas sana. Kami putuskan untuk kembali ke tenda, mandi dan sarapan … kemudian check out.

Kami melanjutkan perjalanan di Bogor untuk makan siang di Kedai Kita dan membeli oleh-oleh untuk Rafa di rumah berupa Pizza Kayu Bakar, Apple Pie dan Makaroni Panggang di sekitar jalan Pangrango.

 

Share this...
Share on Facebook0Share on Google+0Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn0

9 thoughts on “Kemping Manja

  1. Hihihi., campingnya dimanjakan bangeet, ya. Fasilitasnya ngga kayak camping pada umumnya. 😛
    Btw, pas aku ke Cunang juga ngga naik. Sudah terlalu sore soalnya. Padahal, katanya bagus, Mbak.

  2. Salam kenal Mbak De.. Saya kiky, pas baca tulisan Mbak saya berasa terbantu sekali, krn kebetulan skrg lg dilema pilih sekolah anak (kita tinggal di area yg sama hehe). Saya mau tanya2 ttg binus nih Mbak, boleh japri kah? Maturnuwun sanget yaa 😉

  3. Abis gugling sekolah diserpong nyasar kemari…salam kenal mba ^^
    Soale lagi bingung antara binus dan alfath… Tapi kalo baca reviewnya kok lebih ramah (dikantong yang alfath) hihihi

    Wnak amatttt nginep dihighland…. ^^ pengen juga kesana

  4. Mbak de…udah coba bandung treetop yg di cikole? Aku ke sana 2x sampe disini ngajak adik (yang gak mudik) dan pacar masing2 buat treetop disini. Sepertinya Rafa and Fayra bakal suka. Oya mbak, sekalian, mau suggest website makanan chef john dari food wishes. Itu lumayan simple dan enak..hehehe

Leave a Reply to Shirley Lovita Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *