Kurusan

Kurusan

kamu kurusan ya mbak?

Itu komentar mertua saat de mudik lebaran kemarin. De yang merasa beberapa bulan sebelumnya rutin nimbang dan selalu melihat panah timbangan menunjuk angka 56, cuma bisa menjawab “enggak kok ma, perasaan mama aja kali. Kalo pun turun karena puasa sebulan aja mungkin ma.

Dirumah mama, de iseng nimbang… ternyata memang cuma 54. Berarti turun 2kg selama sebulan puasa. Masih wajar lah itu.

Akhir-akhir ini ucapan itu makin sering de dengar dari orang lain. Celana panjang memang ada beberapa yang kedodoran. Tapi de tetap gak merasa kurusan.

Saat beberapa waktu lalu iseng liat-liat baju di mall, de nanya ukuran. SPG nya bilang “mbak yakin mau ambil L? kaya nya S deh

Selama ini de gak pernah pake size S. Karena menurut de:
S = sempit
M = muat
L = longgar
XL = xangat longgar
3L = lebih longgar lagi

Jadi untuk amannya de selalu pake baju size L. Dan hari itu tetap aja size L yang de beli. hehehe

Beberapa hari kemudian kami sekeluarga pergi ke rumah teman mama yang kebetulan adalah seorang bidan. De dicek tekanan darahnya, gak sampe 100 katanya. Pantes agak gliyengan. Tapi yang yang paling mengagetkan ketika de coba naik timbangan, angka nya 50!

De minta Rafa naik timbangan itu, Rafa naik 2kg. De minta masguh naik timbangan itu, turun 2kg. Mungkin gak sih timbangan nya salah? Tapi masa Rafa naik 2kg, sementara de turun 4 kg. hikss….

Orang lain mungkin senang bisa turun berat badannya. Apalagi bisa turun total 6kg dalam waktu 2 bulan gini. Tapi mengingat de punya sejarah penyakit yang dulu, de jadi ngeri sendiri gini.

Akhirnya kemarin de tes lab & xray, yang sebenarnya surat pengantar udah dikasih dokter dari bulan AGUSTUS. Alhamdulillah nilai HB, LED, Lekosit, CRP tidak menunjukan adanya kejanggalan. Hasil xray juga menunjukan kondisi tulang de udah kuat banget sekarang. Dipastikan kurusnya ini bukan karena TBC tulang nya balik lagi kaya dulu.

Eh iya, de udah boleh nyetir lagi. Tanpa harus ganti mobil matic. Sayangnya SIM udah mati sejak 2004. hahahaha

Tapi melihat turunya berat badan yang drastis banget itu (tanpa de diet, puasa atau olahraga), dokter menyarankan de datang ke internis. Untuk dicari lebih detil, apa penyebabnya. Mungkin besok atau minggu depan de mo kesana.

Yah semoga cuma karena kecapekan aja, bukan sesuatu yang berarti.

De sekarang mo rajin ngemil dulu deh. Coklat, keju batangan, pisang … diusahakan selalu ada di meja kerja.

De cuma bisa berdoa “Ya Allah SWT, kalau memang de gak bisa gemuk lagi. Tolong bikin orang -orang disekitar de menjadi lebih kurus

De yakin akan banyak yang mengamini do’a ini. Apalagi ada kiky yang lagi usaha banget untuk bisa ngumpet dibelakang de. hehehehe

Doain de selalu sehat ya….

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Memenuhi Panggilan NYA

Memenuhi Panggilan NYA

Ingatan saya kembali ketika beberapa tahun lalu, almarhum bapak akan melaksanakan ibadah haji. Tidak seperti orang lain, bapak hanya menelpon mami dan bilang “aku berangkat nanti jam 2 siang. Antar koper haji ke airport jam 10 dari rumah yah“.

Tidak ada yang namanya selametan, syukuran, ratiban, atau upacara adat lain yang biasa dilakukan orang Indonesia sebelum melaksanakan ibadah besar ini. Kebetulan bapak sudah beberapa kali menjalankan, atas fasilitas kantornya. Jadi kepergian beliau seperti layaknya orang pergi tugas kantor ke luar kota/negeri biasa. Bapak juga memiliki 1 buah koper yang berisi kebutuhan selama ibadah haji yang tidak pernah diutak atik. Sepulangnya dari sana, semua pakaian kotor dicuci setelah rapih dimasukan kembali ke dalam koper. Peralatan lainnya tidak berubah, siap sewaktu-waktu bapak berangkat.

Beberapa kali beliau mengajak mami, tapi saat itu keyakinan mami masih tetap pada Katolik nya. Bapak hanya bilang “semoga kamu tetap bisa kesana, walau mungkin aku tidak bisa kesana lagi“. Mami hanya tersenyum…

Sebelum bapak pergi, mami sudah memeluk agama Islam. Sampai saat ini mami tidak mau bercerita apa alasan beliau pindah keyakinan, karena menurutnya “ini urusan aku sama Tuhan, kalian tidak perlu tau” Kami menghargai keputusan mami, dan kami terus mendukung beliau atas apapun jalan hidup yang dipilihnya.

Saya bercita-cita bisa pergi ke tanah suci, bersama mami. Maka ketika saya memiliki sejumlah uang, saya mengajak mami untuk pergi umroh berdua. Tapi jawaban beliau cukup mengejutkan “Kalo boleh sih aku mau langsung haji aja. Aku ini udah tua, takut umur gak cukup untuk pergi berhaji” Sayang nya uang yang saya miliki tidak cukup untuk kami berdua pergi berhaji.

Akhirnya saya membicarakan masalah ini dengan kakak dan adik saya. Kami memutuskan untuk patungan membayar biaya haji mami. Seluruh uang tersebut diserahkan ke saya untuk kemudian dilakukan pendaftaran dan pengurusan surat-surat lainnya.

Alhamdulillah ada saudara kami yang juga mendaftar, kami menitipkan berkas mami untuk didaftarkan bersama. Insya Allah besok pagi mami berangkat ke tanah suci bersama mereka. Sedangkan saya memulai tabungan haji dari nol lagi, kali ini diniatkan untuk berangkat haji berdua dengan suami. Insya Allah … semoga dikabulkan dan diberi kemudahan … allahumma amin.

Segala kebutuhan mami sudah terpenuhi, koper sudah digembok. Cuma sedikit kekhawatiran saja, mengingat mami belum lama mendalami ilmu agama islam. Diakui memang tidak mudah untuk orang seusia nya mempelajari sesuatu yang baru. Terlebih hafalan beberapa doa, ayat, dan bacaan lain dalam bahasa arab. Yang bahkan untuk bisa mengenali huruf demi hurufnya saja membutuhkan daya ingat yang cukup tinggi. Sampai saat ini pun mami belum bisa membaca Al-Quran dengan lancar.

Tapi saya bangga dengan kegigihannya. Ketidaktahuannya tentang agama tidak membuat mami takut untuk pergi. Mami tidak gentar dan semangatnya tidak luntur, bahkan dalam dua bulan terakhir segala kesibukannya dikurangi untuk bisa konsentrasi ibadah. Mami sadar bahwa ibadah yang akan dilakukannya nanti bukan hanya membutuhkan kesiapan mental, tapi juga fisiknya. Terlebih tidak ada anak dan suami yang mendampingi.

Sepertinya do’a bapak dikabulkan Allah SWT, walau baru diimplementasikan sekarang.

Doa saya,
semoga mami diberikan kesehatan,
semoga mami diberikan kemudahan,
semoga mami diberikan kekuatan iman,
semoga mami bisa menjadi haji yang mabrur sepulangnya nanti ke tanah air.
amin … amin .. ya robbal alamin

Semoga kita semua diberikan kesempatan melakukan ibadah haji pada waktunya nanti. Amin.

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Indahnya Perbedaan

Indahnya Perbedaan

Bekerja di sebuah Multinationals Company (MNC), memberi warna baru dalam kehidupan saya. Begitu beraneka ragam nya orang-orang yang lalu lalang dalam perusahaan ini, dengan bahasa dan behavior yang beda-beda. Kebetulan lumayan lengkap isi kantor ini, dari pribumi – chinese – melayu (malaysia) – india – philipine – arab – pakistan – afrika sampai eropa.

Saat teman dari Afrika bertanya nama, saya sampai harus berulang kali menyebutkan nama karena RETNO didengarnya sebagai RIGHT NOW. aarrgghhhh. Akhirnya saya cuma bisa bilang “you can call me DE to make it simple

Ketika waktunya sholat magrib, kami yang muslim langsung berebut menuju mushola. Karena biasanya pakbos dari timur tengah selalu sholat tepat waktu dan menjadi imam (pemimpin sholat). Kami senang mendengar cengkok timur tengah nya saat beliau membaca surat Al-fatihah dan surat pendek lain. Kata teman saya, mendengar alunan ayat suci dari mulutnya berasa lagi sholat di Masjidil Haram di Arab sana. hahahaha ada-ada aja deh

Ada beberapa kejadian yang mengundang banyak tawa. Salah satunya saat orang phili ditugaskan ke Semarang. Kebetulan wujud beliau gak beda sama penduduk Semarang juga. Waktu makan disebuah warung soto:

mas niki dahar soto toh?” –> mas ini makan soto kan?

dijawab “yes, one please

minume teh?” –? minumnya teh?

dijawab “yes, tea please

Mbok penjual soto agak emosi “mas ini belagu banget. Dari tadi ngomong bahasa inggris muluw. Ngomong pake bahasa indonesia aja knapa sih!

Akhirnya seorang teman berbisik ke simbok “bu… mas itu dari pilipin, gak bisa ngomong bahasa indonesia

oalah maap mas, abis mukanya jawa banget” huahahahahaha

Yang paling seru terjadi saat workshop direktorat minggu lalu. Ketika petinggi dari Belanda diminta untuk memberikan sambutan, hadirin pada teriak “in bahasa please!”. Dia pun memandang serius kami, memegang mikropon … dan mulai berbicara:

OK, Selamat Siang

diam

tetap diam, tampang serius

kanan, kiri, lurus, stop, terima kasih

that’s all bahasa that i know

huahahahaha … semua yang hadir langsung ketawa ngakak. Akhirnya tetap aja dia ngomong bahasa inggris.

Ketika petinggi dari India melakukan presentasi dengan slide yang full color, ada teman yang teriak “idih, warna nya india banget. Kaya kain sari” huahahahaha. Walaupun beliau mengerti dan bisa bisa berbahasa indonesia, gak marah tuh. Malah cengar cengir aja.

Kalo yang dari Afrika Selatan, sebelum disuruh berbahasa udah ngeles duluan “I only speak bahasa during weekend“. Ah dasar curang! hihihihi. Tentu aja selama wiken dia harus ngomong bahasa indonesia, soalnya dia kan mau gak mau harus berinteraksi dengan supir taksi, pelayan restoran, petugas kasir, dll.

Tapi yang kasian ketika petinggi dari Malaysia memulai presentasi, dia udah percaya diri aja berbahasa. Tapi bahasa yang dia pakai tentu aja melayu, bukan bahasa indonesia murni. Hadirin malah pada gak ngerti dan kembali berteriak “English please

hahahahaha, dasar banyak maunya kalian!

Bekerja dengan mereka semua, membuka wawasan saya. Banyak sekali yang bisa saya pelajari. Banyak sekali hal-hal yang membuat perubahan dalam hidup saya.

Saya belajar untuk lebih tepat waktu dalam menjalankan sholat, melihat orang-orang yang dari timur tengah selalu tepat waktu ke mushola. Saya belajar untuk lebih tepat waktu, melihat waktu sangat berharga dimata mereka yang sungguh bekerja secara profesional. Saya belajar untuk lebih berani mengungkapkan pendapat, melihat bule-bule yang bisa ngomong tentang apapun yang ada di kepala mereka. Tanpa takut merasa salah, atau merasa ide nya tidak bisa diterima.

There’s no bad Idea, there always be good idea.  Hanya waktu aja mungkin yang belum datang untuk mengimplementasikan ide tsb. Yang penting disampaikan aja dulu. Gitu kata mereka.

Saya belajar untuk mencintai produk asli indonesia, melihat seorang bule dan india yang selalu menggunakan batik bahkan sebelum batik booming di Jakarta. Mereka udah pakai batik tiap jumat dari tahun 2005 loh. Dimana kita malah asik nge-jeans dan berkaos tiap jumat.

Yang pasti dan sangat terasa, saya banyak belajar bahasa Inggris disini. Mau gak mau setiap berinterkasi dengan mereka, setiap dokumen dan email yang saya buat … harus dalam bahasa internasional. Asyiknya … gak perlu kursus di lembaga terkenal, saya bisa mendapatkan native speaker secara gratis disini. Dibayar malah … hahahaha

Sekali lagi, saya bisa melihat indahnya perbedaaan dari kantor ini. Kalo dulu bhineka tidak harus tunggal ika, sekarang keanekaragaman bangsa pun memberi warna. Saya sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari mereka.

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Wiken bersama tw & ei

Wiken bersama tw & ei

Sabtu, 25 oktober 08

Bareng ma lusi ke rumah temanbaik yang lagi ngadain halbil. De bawa puding coklat, Lusi bawa ikan mas bumbu kuning. Enak gak sih wi puding nya? Kalo ikan mas nya jelas asin, secara yang bikin udah gak sabar mo kawin. hahaha

De bawa juga Japanase Cheese Cake dan numpang menghias dengan peralatan minjem ma Mamanya tw. Untung ada spuit ma piping bag, jadi lah kue berhias bayi nungging yang lagi bobo ini untuk dibawa ke aqiqah-nya Arjuna:

Akhirnya kue ini dibawa nge-trail naik motor oleh tw dan lusi. Sementara de naik motor satu lagi ma masguh – rafa – fayra. Ngebayangin orang2 yang mudik naik motor empet2an gini *sigh*. Dirumah kang luigi cuma sebentar, kasian tw yang udah ninggalin tamunya.

Siang itu panasnya minta ampun deh, bener-bener efek global warming berasa banget. Anak-anak mulai rewel, akhirnya tw menggelar kolam renang mungil di halaman depan rumahnya. Fayra gak sabar banget pingin nyemplung, baru juga dicopot diapers nya langsung nyebur. Foto Fayra tanpa celana itu disensor gak dipajang disini:




Ampun deh anak gw yang satu itu. Tampang boleh lebih cewek dari Asha, tapi jiwa premannya melebihi yang tampangnya sangar. huahahaha

Rafa ngeliatin mereka ngiri. Pingin ikutan tapi gengsi (merasa udah gede), gak ikutan tapi gatel mo renang. Akhirnya dia minta kompensasi dibeliin maenan. Tanggung jawab lo wi, gw dipalak 200rb deh tuh!

Minggu, 26 oktober 08

Jadwal hari ini ke Bogor untuk lanjutan peristiwa makan-bareng-lintas-operator. Sebenarnya dalam rangka ultah keisha dan bundanya. Mundur seminggu dari hari H. Diawali dengan renang bareng keisha dan bundanya di Marcopolo-Bogor. Sayang lupa foto2 disini, soalnya sibuk dengan krucil masing-masing yang lagi luar biasa aktifnya.

Lanjut ketemu tw dan makan siang di Saung Kuring Bogor. Kita ngumpul untuk membuktikan ke para suami, bahwa kalo anak kita aktifnya luar biasa … itu bukan anak kita semata. Tapi emang anak lain seumuran gitu juga sama. Kebetulan Fayra lahir 2 minggu sebelum Asha yang lahir 1 bulan sebelum Keisha.

Pertama makanan datang, suami dipersilahkan makan. Sementara ibu-ibu nyuapin anak-anaknya.

Ketika suami udah selesai makan, diberdayakan untuk momong anak.

Ibunya? Makan sembari gosipin bapak-bapak dong. hehehe

Dari Saung Kuring, perjalanan lanjut ke rumah ei di Cilebut *hayah nulisnya bener gak sih nih?*. Sampe sana malah dikerjarodikan menyelesaikan fruit pie. Kebetulan ei dah bikin alasnya, udah bikin vla nya, udah nyiapin buahnya. De kebagian motong-motong buah, Ei nyemprotin vla, Tw nata-natain buah (satu-satunya keahlian dia selain ngojeg ma nyetir). hahahaha

Yang pasti fruitpie nya enyyaakkk, soalnya dibungkusin hihihihihi.

Giliran selanjutnya dirumah siapa nih? kek nya enak nih kalo indry dijadiin korban berikutnya!

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Pink Flower Cake

Pink Flower Cake

Wiken kemarin sepupunya masguh ngelamar cewek. Kebetulan de kebagian tugas untuk bikin kue. Katanya sih adat bawa seserahan itu harus ganjil jumlahnya. Jadi kue ini sebagai bagian dari seserahan yang lain.

Mama bilang “wis mbak, bronis kukus wae sing gampang. Bikinan kamu kemarin di SBY enak kok

Adek bilang “sempet gak mbak? jumat kan masih kerja. Acaranya jam 9 ngumpul dirumah ku loh. Bikin kue gak usah dihias lah

Kaya’ nya kok gak puas yah kalo ngasih kue untuk acara se-spesial ini cuma gitu doang tanpa hiasan. Walau de juga sadar gak bisa menghias macem-macem karena belum istirahat dari ramadhan kemarin. De cuma bisa menghias kue saat anak-anak tidur. Tapi wiken kemarin itu de gak mau begadang.

Jumat malam de ke Titan Fatmawati. Beli buttercream ama hiasan jadi aja. Karena untuk lamaran, de pingin yang berbau cinta. Bunga ama warna pink dan merah, melambangkan itu bukan?

Sabtu jam 6 pagi baru mulai ngadon kue, thanks to my jagoan nan ganteng yang ngebantu banget ngocok 15 telur dalam sekejap. Manggang di oven tangkring yang bawahnya udah karatan dan hitam terbakar … tinggal nunggu jebolnya otang nih, makan waktu 45 menit. Jam 7 kue nya matang, nunggu dingin dulu. Trus belah kue jadi 3, isi cream plus dark cherry (ceritanya nanti jadi blackforrest). Jam 8 baru mulai menghias deh.

Hasilnya cuma kaya gini:

Standar banget ya?

Yah mayan lah dikerjakan dalam waktu sesingkat-sikatnya, dengan modal spuit 22 wilton doang, warna buttercream nya juga cuma pink. Tinggal nambahin pernah-pernik yang warnanya senada aja.

Mama, adek dan saudara lain yang melihat ketika kue ini datang sih pada puas. Malah nanya “cuma 1 ini doang kuenya? untuk kita-kita gak ada?

haaayyyaahhhh….

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn