Mencari sebuah nama

Mencari sebuah nama

Setiap orang tua yang akan memiliki anak, pasti sibuk mencari nama untuk anaknya. Apalagi dalam Islam nama itu adalah sebuah do’a, sehingga orang tua disarankan memberikan nama yang mengandung arti baik untuk anak-anaknya.

Mencari sebait nama tidaklah mudah, mencari 1 kata saja sulit…apalagi untuk merangkai untaian nama lengkapnya. Banyak hal yang akan menjadi pertimbangan unsur nama, beberapa diantaranya arti kata, asal daerah, sampai ke selera orang tua.

Ketika ada orang yang bertanya nama Fayra, saya menjawab apa adanya. Kinanti Fayra Allynisa –> nama lengkapnya, wanita cantik berhati mulia yang dinantikan –> adalah artinya. Sebenarnya saya cuma menemukan arti kata Kinanti adalah tembang jawa. Cuma saya suka dengan kata itu…terkesan jawa banget dan anggun. Papanya bilang “ya udah…kinanti itu artinya yang kita nanti-nantikan ajah” hihihihi

Yang mengajukan pertanyaan sedang hamil beberapa bulan. Beliau dan suaminya sibuk mencari nama di internet dan langsung jatuh cinta dengan kata FAYRA. Menurut mereka…belum pernah menemukan nama tsb sampai menemukan blog ini. Kemudian beliau menghubungi saya melalui YM dan menanyakan nama lengkap dan artinya.

Diakhir pembicaraan beliau bertanya “boleh saya pakai nama tsb untuk anak saya?

Saya pikir cuma ingin menggunakan kata FAYRA, yang diambil dari kata fayre = beautiful (lihat di babynames.com). Kalau itu sih saya tidak keberatan. Tapi beliau lanjut mengatakan “saya akan gunakan kinanti fayra allynisa yang disambung marga bapaknya. gpp kan mbak?”

Saya terdiam….

Saya geram, kecewa dan ingin marah rasanya.

Tapi untuk apa saya lakukan? Saya tidak mengenalnya…dia tidak tinggal di indonesia… dan saya baru sekali ini chatting dengannya.

Saya cuma bisa katakan;

mbak belum dapat nama anak? ternyata sulit kan mencari nama anak? kalau enggak…mbak gak akan mencoba untuk menghubungi saya untuk sekedar bertanya apa artinya. untuk itu mohon hargai saya. bukan hanya saya keberatan jika ada orang lain yang bernama sama persis seperti nama anak saya, tapi saya juga merasa kecewa dengan keputusan yang mbak ajukan. Dengan menggunakan nama yang diambil dari nama anak saya tanpa dipotong atau diutak atik, berarti mbak tidak menghargai usaha saya dalam mencari nama tsb. Jadi saya mohon mbak tidak melakukannya

Beliau meminta maaf dan berjanji untuk membatalkan niatnya. Tapi saya juga tidak bisa memastikan bahwa nama itu tidak jadi digunakannya. Dia tinggal dibelahan dunia lain, bukan di Indonesia.

Jadi Fay, kalau nanti kamu sudah bisa membaca dan menemukan nama lengkap kamu ada di name tag orang lain….sudah pasti ibu anak itu termasuk orang yang keras kepala!

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Fayra sakit

Fayra sakit

Rafa langganan sakit kalo menjelang ulangan. Fenomena ini baru kami sadari ketika Rafa mengalami sakit saat ulangan semester 1 yang lalu. Demam sampai 40,3 berhari-hari, bolak-balik ke UGD, tapi hasil lab nya tetap negatif semua. Kata dokter cuma masalah psikis aja. Mungkin karena Rafa kaget jaman TK gak pernah ulangan. Dua minggu lalu Rafa menjalani ulangan mid semester 2. Kejadian lagi yang namanya demam tinggi. Tapi karena udah pengalaman sebelumnya, kami tidak sepanik dulu. Setelah demam, dilanjutkan dengan influenza (batuk + pilek). Sampai nular ke adiknya.

Awalnya kami kira Fayra cuma ketularan flu aja. Tapi dari senin (10 maret) sampai sabtu (14 maret) kok panasnya gak turun-turun juga. Memang nafas Fayra agak susah, karena hidungnya mampet. Trus batuknya juga agak enggrok-enggrok berat gitu. Sampai Fayra harus bernafas pakai mulut. Kasian melihat Fayra diem aja, gak mau makan dan lemas.

Dokter minta dilakukan xray paru dan tes darah. Hasilnya ada bayangan putih di gambar paru Fayra. Dan hasil lab menunjukan angka trombosit Fayra cuma 192rb (normalnya 200-400rb). Dokter bilang angka ini menunjukan adanya infeksi virus, tapi juga bisa berarti gejala demam berdarah. Apalagi Fayra juga sempat mimisan sehari 1-2x selama demam.

Sabtu 14 Maret diputuskan untuk menginap di RSPI. Fayra diberikan infus dan antibiotik melalui selang ke pembuluh darah di lengannya. Setelah antibiotik masuk, suhu badan Fayra bisa normal lagi (gak demam). Dan Fayra harus inhalasi (pemberian obat melalui penguapan) 3x sehari.

Saat pasang infus Fayra berontak. Akhirnya 4 suster yang memegang tubuh Fayra memutuskan untuk membedong pakai sprei. Alhamdulillah cukup sekali tusuk, jarum infus bisa terpasang. Saat inhalasi juga Fayra berontak. Jadi kadang inhalasi dilakukan saat Fayra tidur. Walau obatnya jadi kurang efektif kalo dia hirup sambil tidur.

Tapi saat hari terakhir (selasa 18 maret), Fayra udah bisa diem kalo di-inhalasi. Mungkin dia juga nyerah kali, percuma berontak kalo inhalasi tetap jalan 3x/hr. hehehehe

Hasil terakhir Fayra kena infeksi virus yang menyerang jalur pernapasannya. Bayangan putih di xray nya itu krn lendir yang menumpuk di paru-paru. Karena Fayra gak bisa mengeluarkan dahak kalo batuk. Setelah di inhlasi beberapa kali Fayra sering bersin dan mengeluarkan lendir yang cukup banyak. Trus kadang juga kalo batuk di ikuti muntah yang isinya lendir. Jadi mungkin ini hasil inhalasinya. Mengeluarkan dahak dan melancarkan jalur nafas Fayra.

Selama di RS Fayra gak mau makan sama sekali, cuma minum susu aja. Akhirnya mama kasih pediasure untuk pengganti makanannya. Lumayan bisa masuk 120ml setiap 2 jam. Nanti kalo Fayra udah mau makan, balik ke susu biasa lagi.

Alhamdulillah Fayra boleh pulang selasa malam. Sekarang nafasnya udah enakan. Udah mau makan lagi. Tapi susunya gak mau balik ke yang biasa. hu hu hu hu … kalo gini mama bangkrut dong Fay!

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Repot demi mereka

Repot demi mereka

Lihat kan betapa repotnya punya 2 orang anak? Foto diatas cuma menggambarkan repotnya dalam mengasuh 2 anak sendirian dalam satu waktu. Kebayang gak repotnya membesarkan mereka dari tahun ke tahun, dilihat dari sisi finansial?

Akhir 2007 kemarin, keluarga kecil kami melakukan financial check-up. Kami membuat list:

  • Berapa penghasilan bulanan dan tahunan kami berdua
  • Berapa pengeluaran rutin per bulan (belanja bulanan, gas, air, listrik, uang keamanan + iuran RT, SPP Rafa, gaji asisten di rumah, dll)
  • Berapa hutang kami (rumah, mobil dan kartu kredit)
  • Berapa cicilan hutang yang harus kami bayar per bulan
  • Berapa tabungan yang kami punya

Percaya atau enggak…saldo tabungan kami hanya 100rb rupiah! Cicilan rumah dan mobil sudah mencapai 40% dari pendapatan kami. Biaya sekolah Rafa mengambil 10%, dan sisa 50% tentu saja habis untuk biaya operasional bulanan.

Tapi di sisi lain, kami mensyukuri bahwa masguh sudah mempunyai asuransi jiwa dari kantornya. Kami berdua juga punya Dana Pensiun yang dipotong 3% dari gaji bulanan + 2% dibayar kantor (menjadi tabungan pensiun 5% dari gaji masing2). Selain itu kami juga punya jamsostek masing-masing sebesar 2% dari gaji bulanan. Memang ini semua membuat potongan gaji menjadi lumayan…palagi potongan pajak. Gak tau kenapa de selalu sakit hati kalo liat potongan pajak di slip gaji. Kalo utk DPLK dan jamsostek gpp deh, kan sama aja nabung dipaksa. Toh uang itu buat kita juga nantinya. Jaminan kesehatan juga 100% dari kantor masguh. Jadi kami gak perlu lagi beli asuransi kesehatan, asuransi jiwa dan nyiapin dana pensiun. Sampai saat ini kami masih merasa cukup dengan yang sudah ada tsb.

Melihat breakdown pengeluaran yang ada, kami berdua bingung biaya apa lagi yang bisa kami pangkas atau kurangi. Alternatif yang tersedia hanya: KURANGI PENGELUARAN atau TAMBAH PENDAPATAN. Alhamdulillah di awal tahun ini kami berdua mendapat promosi dikantor masing-masing yang artinya ada tambahan pendapatan untuk keluarga kecil kami. Allah SWT memang Maha Mengetahui segala kebutuhan hambaNYA.

Dengan komposisi pendapatan yang baru, kami bisa bernapas lebih longgar sekarang. Karena porsinya menjadi berubah. Dan kami bisa menyisihkan sebagian pendapatan kami untuk masa depan anak-anak.

Langkah awal di bulan Januari kami membereskan utang kartu kredit. Gak gampang…tapi harus dilakukan. Bunga kartu kredit 3% per bulan, jika ditotal >30% per tahun! Sedangkan bunga tabungan dan deposito di bank aja gak lebih besar dari 7% per tahun. Utang kartu kredit berawal dari pemakaian rumah sakit setiap bawa anak ke dokter. Tapi begitu kantor sudah mentransfer rimbesan, kami lupa bayar CC nya. Bgini deh akibatnya…utang jadi menumpuk. Jangan ditiru yah!!. Tapi jangan khawatir juga, karena kami sudah membereskannya sekarang.

Bulan Februari kami mulai memilah-milah tabungan. Gaji De di rekening A, gaji masguh di rekening B. Semua itu kami satukan dan langsung bagi menjadi:

  • Transfer ke bank C untuk cicilan rumah dan tabungan pendidikan SMP Rafa – TK Fayra (bulanan)
  • Transfer ke bank D untuk cicilan mobil (bulanan)
  • Transfer ke bank E untuk tabungan haji yang di split dalam 2 account, karena bertekad mo brangkat haji berdua, jadi harus terdaftar 2 nama (bulanan)
  • Transfer ke bank F untuk investasi. Di bank ini nantinya dana kami di split menjadi 3 produk ReksaDana utk 3 kepentingan yang beda yaitu Dana Darurat (min 12x gaji , kata wina), Biaya SMA Rafa dan Biaya SD Fayra (yang ini cuma dilakukan saat terima bonus)

Repot yah? Enggak juga sih…kan sekarang ada ATM bersama. Kita bisa transfer ke rekening di bank lain dalam 1 mesin ATM. Jadi setiap awal bulan, kami bisa berdiri di mesin ATM selama 5-10 menit untuk melakukan semua pemindahan dana itu. Males kalo harus ke bank dan mengisi beberapa form transfer.

Setelah itu selesai, baru kami membayar kewajiban-kewajiban lain seperti bayar skolah Rafa, belanja bulanan, bayar listrik, iuran RT dll.

Semua kerepotan ini terbayar ketika kemarin de ingat bahwa tahun depan 2009 Fayra genap 3thn, udah harus masuk PlayGroup. Berarti akhir tahun 2008 ini kami harus mendaftarkan dan membayar uang sekolahnya. Alhamdulillah dana sudah siap.

Lalu tahun 2010 Fayra harus masuk TK, yang berarti harus bayar sekolah lagi. Ketika melihat tabungan pendidikan…kami bisa santai dan tenang. Uang 250rb per bulan yang kami sisihkan sejak Fayra berusia 6 bulan menjadi sangat berarti, bulan Februari 2010 nanti terkumpul 36 bulan x 250rb … alhamdulillah cukup untuk bayar uang masuk TK di sekolah yang sama dengan Rafa. Coba kalo uang 250rb itu ada di dompet tiap bulan, beli baju 1 stel juga abis, atau ke mall pas wiken bawa anak-anak … pasti abis untuk bayar parkir dan makan 4 orang. Ya kan?

Dari semua breakdown diatas…udah jelas kan kalo kami gak punya tabungan biasa (liquid) atau deposito. Kami memilih jalur lain dengan membuat tabungan dalam bentuk investasi reksadana dan menyandarkan diri kami pada asuransi jiwa, jamsostek juga DPLK untuk masa depan. Bukan apa-apa, kami gatel kalo liat di ATM masih ada saldo lebih. Pasti akan ada aja excuse untuk menghalalkan kami narik duit itu. Selain itu ada alasan lain yang mendasari kami memilih jalur ini, yaitu:

Tabungan biasa, return hanya 2-4% per tahun (baca disini)

Deposito, return hanya 4-6% per tahun (baca disini)

ReksaDana Pasar Uang, return bisa 7% per tahun (baca disini)

ReksaDana Pendapatan Tetap, return bisa 10% per tahun (baca disini)

ReksaDana Campuran, return bisa 20% per tahun (baca disini)

ReksaDana Saham, return bisa 25% per tahun (baca disini)

walo itu semua tentu saja berbanding lurus dengan resikonya. Jangan lupa kalo semua investasi juga ada resiko biar sekedar tabungan biasa. Nabung di celengan juga ada resiko kemalingan, bukan?

Kalo mau tau gimana cara investasi di ReksaDana baca ini aja yah. Atau kalo mo tau perbandingan unit link dan ReksaDana juga bisa baca yang ini. Kalau De sih menghindari unit link, seperti yang dijelaskan disini.

De nulis ini bukan untuk pamer seberapa besar tabungan yang de punya. De juga bukan mau menggurui cara menabung yang baik dan benar. De cuma mau sharing berdasarkan pengalaman hidup kami yang sudah melalui 8 tahun biduk rumah tangga dan memiliki 2 orang anak yang tentunya butuh biaya tidak sedikit untuk masa depan mereka.

Kalo Adit pernah nulis tentang bagaimana cara membesarkan anak, disini de cuma nulis bagaimana mempersiapkan dana untuk masa depan anak. Banyak orang masih menganggap remeh masalah ini “Uang sekolah anak ya nanti aja dipikirin kalo anak udah mau masuk sekolah. Ngapain juga elo skarang mikirin biaya SMA Rafa. Kerajinan amat sih lo de!

Mungkin orang yang ngomong gitu belum tau kalau biaya masuk fakultas kedokteran sekarang >75juta (baca disini). Inflasi biaya pendidikan itu 10-20% per tahun. Kebayang kan brapa biaya yang harus kami siapkan jika Rafa memilih fakultas kedokteran 10 tahun lagi?

kita coba itung yuk:

asumsi inflasi 15% per tahun untuk biaya universitas, maka faktor pengali untuk 10thn menjadi 4,05 (de punya tabel nya kalo gak percaya)

Rp 75,000,000 x 4,05 = Rp 303,750,000

Biaya skrg 75jt, 10 tahun lagi menjadi 300jt

Untuk kamu yang punya rejeki berlebih dan bisa didapat sewaktu-waktu, hal ini mungkin hal sepele. Tapi tidak bagi kami yang penghasilan nya sudah ditetapkan perbulan. Karena itu kami memilih repot sekarang demi masa depan anak-anak kami. Daripada saat waktunya datang kami repot cari hutangan kanan-kiri untuk bayar sekolah anak.

Punya anak itu tidak mudah. Anak itu amanah dari Allah SWT yang harus kita jaga, kita besarkan dan kita berikan pendidikan. Memiliki anak yang sehat, cerdas dan beriman membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Ayo jangan cuma diem aja dan ngebayangin suatu hari nanti anak kita akan menjadi presiden, pilot, insinyur atau dokter! Gak ada gunanya punya cita-cita kalo kita tidak membantu anak kita dalam mewujudkan cita-citanya.

Untuk sementara sampai hari ini, baru ini yang bisa kami lakukan. Bagaimana dengan kalian?

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Gaya Rambut Fayra

Gaya Rambut Fayra

Alhamdulillah bulan February 2008  Fayra genap berusia 1,5 tahun. Tingkah laku nya masih menggemaskan, sudah lancar jalan, bisa main sama mas Rafa, bisa ikut ngomelin mas Rafa kalo mama nya liat mas Rafa lama banget di kamar mandi padahal jemputan udah datang. Ngomelnya Fayra lucu, dengan bahasanya yang masih tatadidibaba tapi lengkap dengan mimik muka serius memandang ke mas Rafa dari depan pintu kamar mandi. hehehe

Poniyem sudah mulai berubah menjadi Bobinem alias rambut poninya sudah mulai panjang dan rambut belakangnya mulai membentuk potongan bob. Asli gak ngikutin bosh (bob nya posh beckam) atau rihana sang umbrella, kaya artis indonesa sekarang yang pada latah dengan mode BOSH ini.

Ini beberapa bentuk dari gaya rambut Fayra:

  1. Penampakan Poniyem
  2. Penampilan Bobinem
  3. Gaya air mancur
  4. Gaya anak punk
  5. Gaya sailormoon

yah apapun deh yang dibikin mama, yang penting Fayra merasa cantik. Liat nih:

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Pizza Mama

Pizza Mama

De iseng nyari inspirasi ke dapur Maki dan kebetulan liat cara pembuatan pizza. Kok kaya’nya gampang banget. Dan bahan-bahan nya juga simple. Kebetulan wiken gak ada acara, jadi nyoba praktekin. 1 resep de buat menjadi 8 buletan pizza. Biar enak langsung makan *males motong2in hehehe*

Hasilnya:
 
Dicicipi:
Reaksi:
Wah gimana rasa pizza ini kalo liat reaksi Fayra kaya di foto atas itu?

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn