Fayra Fashion World

Fayra Fashion World

Lebaran tahun lalu Fayra membajak kain yang saya beli untuk dibuat gamis, dia meminta kain tersebut dijahit sebagai rok untuk saya dan tunik untuk Fayra. Sementara 1 kain yang memang saya beli untuk kami berdua, diminta untuk membuat Umbrella Dress.

Akhirnya saya ajak Fayra ke rumah tetangga yang jago menjahit sebagai hobinya, untuk menerjemahkan detil rancangan Fayra dan mewujudkannya dalam bentuk pakaian untuk kami berdua.

fayfashion22

3 foto di atas adalah wujud nyata dari apa yang sebelumnya ada di kepala Fayra. Kami memakainya secara bersamaan pada hari pertama Idul Fitri, hari kedua Idul Fitri dan hari raya Idul Adha.

Sejak bergabung ke dalam sekolah fashion untuk anak seperti yang pernah saya ceritakan di sini, kemampuan Fayra dalam ilmu design semakin berkembang pesat. Padahal Fayra baru mulai di bulan Agustus 2015, artinya baru genap 6 bulan saja.

fayfashion18

Bukan hanya tangan Fayra yang tambah lihai dalam merancang busana, tapi pengetahuannya tentang jenis kain, cara menjahit, padu padan pakaian sampai tren yang sedang berkembang.

Kebetulan beberapa waktu lalu SD Fayra mengadakan finger print test dan kuisioner tentang Multiple Talent untuk mengetahui bakat minat anak. Setelah dievaluasi, anak-anak diberikan workshop yang terkait dengan hasil evaluasi masing-masing anak. Workshop diisi oleh pembicara yang ternama di bidangnya, yaitu:

  • Cerdas musikal – produksi animasi oleh Chiki Fawzi
  • Cerdas spasial visual – fashion design oleh Restu Anggraini
  • Cerdas interpersonal – public speaking oleh Iben Yuhenzo
  • Cerdas logis matematis – machinery & robotic oleh Rino Utomo
  • Cerdas kinestetis – coaching clinic oleh Akbar Nasution
  • Cerdas linguistik – creating writing oleh Deka Amalia

Fayra ikut workshop dengan pembicara Restu Anggraini, seorang fashion designer busana muslim yang feminim, edgy dengan sentuhan modern. Karena banyak teman dan guru Fayra yang tau kalau Fayra ikut sekolah fashion, Fayra diminta untuk mempresentasikan design sebelumnya. Alhamdulillah kak Etu memberikan feedback positif yang dipahami Fayra.

fayfashion17

Untuk murid yang telah mengikuti workshop, maka saat Inventors Day hari Senin nanti (1 Feb 2016) setiap murid diminta membawa hasil yang terkait dengan workshopnya.

Jadi lah beberapa hari terakhir ini Fayra sibuk corat coret kertas dan membuat design baru. Fayra juga meminta saya untuk mengantarkannya ke toko kain untuk membeli beberapa material (kain, furing, resleting). Di toko kain, Fayra menjadi pusat perhatian ibu-ibu yang sedang belanja.

Fayra sibuk mencari kain dengan mencocokan ke gambar rancangannya. Fayra juga bolak balik bertanya ke petugas dimana letak kain berdasarkan jenis yang dicarinya, belum lagi meminta warna yang sesuai seleranya. Ibu-ibu heran melihat saya diam saja di sebelah Fayra.

Akhirnya seorang ibu tidak tahan untuk bertanya ke saya, “itu gambar anaknya? dia yang design sendiri? dia tau jenis-jenis kain?

Saya yang kebetulan membawa 1 rok hasil karya Fayra untuk proses finishing ke tukang bordir, menunjukkan rok tersebut ke mereka. Saya beritahu kalau rok tersebut merupakan rancangan Fayra, dia yang memotong pola, yang menggambar semua pacthes sampai proses mewarnai setiap patch nya. Mereka hanya geleng-geleng kepala tidak percaya.

fayfashion21Kemarin saya membawa Fayra ke bude yang sebelumnya membantu mewujudkan rancangan Fayra.  Setiap detil gambar dijelaskan secara rinci oleh Fayra. Dengan hati-hati Fayra berpesan “ini mau aku presentasikan di sekolah loh, bude. Bantu buatin yang bagus yah

Bude cuma bisa protes “kok ya gak jauh-jauh hari sih, nduk. Ini mepet banget waktunya. Kamu datang Rabu kok minta jadi Minggu untuk presentasi hari Senin

Hehehe maaf ya bude, projek sangkuriang dari Fayra jadi merepotkan.

Tidak hanya itu saja, Fayra masih punya tugas lain. Kali ini datang dari sekolah fashion. Fayra yang sudah menginjak kelas 2, harus menyelesaikan project “Pop Art Skirt“.

fayfashion19

Fayra sudah membuat rok dan pacthes di sekolah fashionnya. Tapi sampai rumah, Fayra berpikir ulang karena tidak puas dengan ukuran dan warna pacthes. Akhirnya Fayra membuat ulang semua patches dari kain belacu pemberian tante Tiwi sebagai alat latihan Fayra untuk melukis kain.

fayfashion20

Tangan Fayra tidak berhenti sampai larut malam. Saya terpaksa ikut lembur untuk menemani dan kebagian tugas menyetrika kain belacu yang memang cenderung lecek. Fayra menggunakan krayon dan spidol khusus textile yang warnanya juga menjadi lebih keluar setelah dipanaskan dengan setrika. Fayra memasang semua pacthes tersebut menggunakan jarum pentul. Tugas saya berikutnya adalah membawa rok ini ke tukang bordir untuk proses finishing yaitu menempelkan patches dengan membordir tepinya.

Fayra memang baru 6 bulan bergabung di sekolah fashion. Tapi sudah menghasilkan 2 design: Mini Me dan Pop Art Skirt. Hari Sabtu (30 Jan 2016) sekolah fashionnya mengadakan pameran dan fashion show di Senayan City mall jam 1 siang. Dan Fayra kebagian menampilkan 2 design tersebut, rok akan dipakai sendiri sementara untuk coat akan dipakai seorang temannya.

Mohon doa para pembaca masrafa.com untuk 2 hari besar Fayra:

  • 30 Jan 2016 : fashion show di Senayan City mall
  • 1 Feb 2016 : presentasi design di Inventors Day sekolah

Alhamdulillah makin banyak kegiatan yang mendukung passion Fayra. Semoga mempermudah langkah Fayra untuk menjadi Muslim Fashion Designer yang penuh karya. Amin ya Rabb

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Meremajakan Maribaya

Meremajakan Maribaya

Maribaya adalah lokasi favorit orangtua saya ketika saya kecil dulu. Yang ada di bayangan saya, butuh waktu tempuh beberapa jam dari Jakarta untuk bisa mencapai Maribaya. Wajar saja karena jaman dahulu belum ada tol Cipularang yang sekarang membuat Bandung dan Lembang terasa sangat dekat dengan Jakarta.

maribaya1

Setelah sempat ditutup sekian lama, sejak pertengahan tahun 2015 Maribaya kembali dibuka untuk wisatawan. Harga tiket masuk yang dulu hanya beberapa ribu rupiah, sekarang sudah naik menjadi 35rb per orang.

maribaya2

Proses peremajaan Maribaya sudah berlangsung selama 2 tahun. Walau sampai saat ini belum juga selesai, Maribaya sudah menerima pengunjung. Nuansa yang terlihat dari halaman parkir sangat modern dengan memadukan unsur tradisional berupa material kayu.

maribaya4

Tiket masuk tidak lagi berbentuk kertas yang disobek, melainkan kartu dengan ukuran standar kartu ATM atau kartu kredit. Saat masuk ke dalam, saya benar-benar terpukau dengan perubahan Maribaya.

maribaya3

Fasilitas yang disediakan sungguh memanjakan wisatawan. Toilet bersih dengan air berlimpah, toko souvenir dengan bentuk bangunan yang unik, ada barisan food court yang menjual aneka makanan dan minuman, musholla, sampai tempat penitipan helm motor.

maribaya5

Taman bermain anak juga memikat. Rumput sintetis terhampar di taman yang penuh dengan mainan. Lokasinya tidak jauh dari Amphitheater. Di depan taman bermain anak, ada beberapa kios yang menjual cemilan. Pisang goreng di tengah udara Lembang yang diguyur hujan, sungguh menggoda iman.

maribaya6

Sejak jaman saya kecil, Maribaya dikenal sebagai lokasi wisata yang memiliki air terjun dan sumber air panas yang konon katanya bisa menyebuhkan berbagai penyakit. Sampai saat ini, 2 hal tersebut disempurnakan dan menjadi tagline Maribaya – Natural Hot Spring Resort and Waterfall. Tercemin dari disediakannya beberapa fasilitas baru di antaranya: VIP Pool, Foot Spa sampai Kamar Rendam. Tentunya ada harga tiket berbeda yang harus kita bayar lagi.

maribaya7

Jangan khawatir kelaperan di dalam Maribaya. Sebuah cafe mewah berdiri tepat di samping air terjun. Kita bisa melahap makan siang dengan suara gemuruh air terjun sambil menikmati pemandangan Hutan Raya Ir. Djuanda.

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
10 Tempat Wisata di Sumatera Barat

10 Tempat Wisata di Sumatera Barat

Berikut ini 10 tempat wisata di wilayah Sumatera Barat yang kami kunjungi bulan Desember 2015:

1. Air Terjun Lembah Anai – Padang

padang8

Dalam perjalanan kami dari airport Minangkabau di kota Padang menuju Bukittinggi, di kiri jalan tampak banyak kendaraan yang melambatkan laju dan beberapa memilih untuk parkir. Ternyata hanya dengan jarak beberapa meter dari bahu jalan raya, kita bisa melihat keindahan air terjun Lembah Anai setinggi 35 meter.

Yang kami lihat ini ternyata air terjun paling bawah, masih ada 6 tingkat air terjun lagi jika kita mau tracking selama kurang lebih 2 jam menyusuri cagar alam Lembah Anai. Kami memilih untuk melanjutkan perjalanan ke arah Bukittinggi.

2. Danau Maninjau

padang9

Setelah melewati jalan menurun dengan 44 kelokan yang lumayan curam sepanjang kurang lebih 10 KM, kami berhenti sejenak untuk memanjakan mata dengan pemandangan Danau Maninjau.

Dengan luas permukaan danau 99,5 KM persegi dan berada pada ketinggian 461 meter dari permukaan laut, Danau Maninjau dikelilingi oleh bukit yang menyerupai bentuk dinding. Puncak tertinggi diperbukitan sekitar Danau Maninjau dikenal dengan nama Puncak Lawang. Danau ini tercatat sebagai danau terluas kesebelas di Indonesia.

3. Jam Gadang – Bukittinggi

Kata orang, belum bisa dibilang berkunjung ke Bukittinggi jika kita belum foto di depan Jam Gadang. Karena itu lah, kami berhenti sejenak untuk mengambil foto keluarga dengan latar belakang ikon kota Bukittinggi ini.

padang4

Menara jam Gadang memiliki jam dengan diameter berukuran 80cm di empat sisinya sehingga dinamakan Jam Gadang, dari bahasa Minang yang berarti “jam besar”. Dibangun tahun 1926 saat penjajahan Belanda dan jam besar tersebut didatangkan langsung dari Rotterdam. 4 jam ini digerakkan secara mekanik oleh mesin yang hanya dibuat 2 unit di dunia, yaitu Jam Gadang itu sendiri dan Big Ben di London.

Menara Jam Gadang setinggi 26 meter dibuat dari material kapur, pasir putih dan putih telur sebagai perekatnya. Bandul yang terletak di tingkat paling atas menara, sempat patah akibat gempa bumi tahun 2007 dan sudah diganti. Renovasi terakhir dilakukan tahun 2010 oleh Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) dengan dukungan pemerintah kota Bukittinggi dan Kedutaan Besar Belanda.

4. Ngarai Sianok- Bukittinggi

padang10

Ngarai Sianok merupakan lembah curam yang berada di tengah Kota Bukittinggi. Untuk bisa masuk ke dalam Ngarai Sianok, kita harus membeli tiket dengan harga 4ribu rupiah. Lembah curamnya mempunyai kedalaman 100 m dengan panjang kurang lebih 15 KM dan lebar 200 m. Meskipun sebagian dindingnya runtuh akibat gempa tahun 2007, Ngarai Sianok tetap cantik mempesona.

padang11

Sebenarnya ada goa Jepang di sekitar Ngarai Sianok yang digunakan sebagai tempat pertahanan tentara Jepang sekitar tahun 1942-1945. Goa buatan ini memiliki panjang terowongan mencapai 1,5 KM dengan lebar sekitar 2 meter, tetapi saat ini hanya sepanjang 750 meter yang boleh dimasuki wisatawan. Untuk akses masuk ke Goa, ada 132 anak tangga yang harus kita tempuh. Karena anak tangga ini, diputuskan tidak masuk ke dalamnya karena ada uti akung dalam rombongan kami.

5. Prasasti Batusangkar

padang22

Prasasti Batusangkar merupakan sebuah prasasti zaman Adityawarman, yang sekarang terletak di depan rumah dinas bupati kabupaten Tanah Datar.

Isi Prasasti Pagaruyung secara garis besar adalah puji-pujian akan keagungan dan kebijaksanaan Adityawarman sebagai raja yang banyak menguasai ilmu pengetahuan, khususnya di bidang keagamaan, serta Adityawarman dianggap sebagai cikal bakal keluarga Dharmaraja.

padang23

Hal lain yang cukup menarik dari Prasasti Pagaruyung adalah disebutnya swarnnabhumi sebagai nama wilayah kerajaan Adityawarmman. Swarnnabhumi mempunyai arti “tanah emas”, yang memberikan petunjuk bahwa daerah tersebut mempunyai tambang emas. Akan tetapi dimanakah lokasi atau ibu kota kerajaan Adityawarman belum dapat diketahui secara pasti.

6. Istana Pagaruyung – Batusangkar

padang13

Saya cekikikan mendengar celetuk seorang anak kecil saat memasuki komplek Istana Pagaruyung

warung padangnya gede banget, pa!

Pasti anak kecil ini datang dari Jakarta juga deh. Bentuk tanduk pada atap bangunan Istana Pagaruyung, memang sering digunakan pada kebanyakan rumah makan Padang ternama di Jakarta.

padang12

Istana ini merupakan replika dari bangunan istana asli yang terletak di Batu Patah, sayangnya terbakar pada tahun 1804. Walau sudah dibangun kembali, istana ini kembali terbakar pada tahun 1966.

Replika Istana Pagaruyung di Batusangkar ini pun pernah terbakar tahun 2007 akibat petir yang menyambar puncak istana. Berakibat bangunan dengan 3 tingkat ini hangus dan menyisakan hanya 15% dari bagian istana yang dapat diselamatkan. Biaya pembangunan kembali istana ini katanya lebih dari 20 milyar rupiah.

7. Danau Singkarak

padang14

Jika Danau Maninjau tercatat sebagai danau terluas no 2 di Indonesia, Danau Singkarak ini tercatat sebagai danau terluas no 2 di pulau Sumatera. Sebagian air dari danaui ini digunakan sebagai penggerak generator PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) Singkarak.

8. Pantai Air Manis – Padang

padang15

Pantai Air Manis terkenal dengan batu Malin Kundang, legenda yang menceritakan tentang anak durhaka. Cerita legenda ini juga didapat anak-anak melalui pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Karena itu tidak ada salahnya kami ajak anak-anak melihat langsung batu Malin Kundang.

padang16

Jika diperhatikan secara detil, batu yang berada di pinggir pantai Air Manis ini menyerupai bentuk kapal pecah dengan setumpuk tambang yang sepertinya digunakan untuk mengikat jangkar. Diujung belakang ‘kapal’ terdapat batu yang menyerupai seseorang yang tengah bersujud.

Terlepas apakah batu ini dibuat oleh manusia atau memang kutukan Tuhan seperti pada cerita legenda, kami menyayangkan kurangnya perawatan pantai Air Manis. Batu Malin Kundang yang menjadi ikon wisata kota Padang, dengan mudahnya diinjak oleh wisatawan yang mengabadikan dirinya dengan berfoto di atas batu tsb. Belum lagi sampah yag berserakan di sekitar pantai dan area parkir kendaraan.

9. Pantai Caroline – Bungus

padang17

Jika dibandingkan dengan pantai Air Manis, maka kami lebih menyukai pantai Caroline ini karena kondisinya jauh lebih bersih. Padahal harga tiket masuknya sama 5 ribu rupiah. Dari pantai ini kita bisa menyewa speedboat untuk menuju beberapa pulau di sekitarnya.

padang19

Dengan pemandangan pantai Caroline yang sangat memukau, saya mengajak Fayra untuk mengabadikannya dalam bentuk foto. Tapi mengajak Fayra untuk foto bersama itu bukan hal yang mudah. Makin besar, makin ngebanyol deh anak ini. Lihat saja foto candid hasil jepretan mas Rafa di bawah ini:

padang18

Akhirnya saya menyerah dan memilih mas Rafa untuk foto bareng aja. Fayra udah sibuk lari-lari dan melempar batu ke air. Ah anak lanang yang makin menjulang ini sudah bujang. Mama kalah tinggi jauh sekali.

padang20

10. Museum Adityawarman – Padang

padang21

Museum Adityawarman menjadi tempat terakhir yang kami kunjungi sebelum melanjutkan perjalanan menuju bandara untuk pulang ke Jakarta.

Sayangnya kami tidak memiliki banyak waktu untuk membaca secara detil semua keterangan isi koleksi museum. Kami tiba jam 4 kurang, benar-benar mendekati waktu tutup museum. Dengan tiket masuk yang hanya 2 ribu rupiah per orang, museum ini memiliki koleksi 6 ribu benda bersejarah. Sudah bisa ditebak, Fayra paling betah melihat kain dan busana tradisional Sumatera Barat.

 

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Numpang Mudik ke Padang

Numpang Mudik ke Padang

Terlahir dari keluarga besar yang sebagian besar tinggal di Jakarta, membuat saya tidak memiliki kampung halaman. Baru ketika menikah dengan pak suami yang keluarga intinya menetap di Surabaya, saya jadi ikut memiliki kampung halaman untuk sekedar mudik lebaran.

Namun setelah mama papa diboyong anak-anaknya ke Jakarta dan membeli rumah sendiri awal tahun 2015 lalu, maka saya kembali merasa kehilangan yang namanya kampung halaman. Lebaran 2015 kami resmi tidak akan merasakan mudik saat lebaran.

Saat lebaran itu juga adek ipar pak suami yang kebetulan keturunan Minang, mengajak untuk berlibur ke tanah kelahirannya di akhir tahun 2015. Ide spontan tersebut disambut dengan sama-sama gugling tiket pesawat melalui Handphone dan Tablet. Dengan memperhitungkan masa tugas pak suami di Qatar yang berakhir November, maka diputuskan untuk berlibur 3 hari di akhir Desember yaitu pada saat libur Natal.

padang1

Kenapa kami dengan mudahnya langsung menyetujui ide spontan ini?

Kami sudah beberapa kali membawa anak-anak berkeliling pulau Jawa dan Madura, baik itu naik kereta, pesawat atau pun mobil pribadi. Anak-anak juga sudah pernah diajak berlibur ke Bali. Target kami berikutnya memang membawa anak-anak menjelajah tanah Sumatera. Rafa sudah memulainya dengan ikut program sekolah ke Bangka dan Belitung, jadi tidak ada salahnya kami memilih Padang sebagai tujuan berikutnya.

padang2

Kami pergi 9 orang dengan komposisi 6 orang dewasa + 2 remaja + 1 anak. Berangkat tanggal 23 Desember, kembali ke Jakarta tanggal 25 Desember. Selama di Padang kami menyewa sebuah minibus dengan kapasitas 12 orang. Agak ribet memang saat mencari mobil sewaan, karena jumlah orang yang serba tanggung ini. Pihak Rental hanya memberikan kami 2 pilihan jenis kendaraan: kapasitas 7 orang atau 12 orang. Padahal kapasitas tsb sudah termasuk supir, karena itu kami memilih minibus.

padang3

Rafa sudah mengingatkan Fayra tentang makanan Sumatera yang cenderung pedas. Sampai saat ini Fayra memang masih sulit menerima rasa pedas di mulutnya. Setiap Fayra komplen tentang makanan yang ada rasa pedas walau hanya dari merica/lada saja, mas Rafa langsung membalas “harus belajar kunyah dan telan masakan pedas, Fay. Gimana nanti kalo kita liburan ke Padang, kamu gak bisa makan apa-apa loh

Sampai di Padang pun Fayra masih menolak. Jadi saat kami mencicipi Sate Mak Syukur yang sangat terkenal di tempat aslinya, Fayra malah minta dibelikan semangkuk bakso yang dijual di sebrang jalan. Untungnya ketika makan nasi kapau, Fayra masih ada pilihan berupa ayam pop. Saya merasakan repotnya menguliti ikan bakar, karena Fayra hanya mau makan daging ikan yang tidak terkena bumbu ketika kami makan di rumah makan seafood daerah Pantai Padang. Padahal cumi dan udang bakar dengan saus yang agak pedas itu bikin lidah kami menari, sayang Fayra belum bisa ikut menikmati.

padang5

Tak lengkap rasanya kalau ke Sumatera tanpa makan buah durian. Kami minta pak supir untuk mampir ke warung durian di pinggir jalan saat perjalanan dari Bukittinggi ke arah kota Padang. Fayra bersama uti akung memilih tinggal di dalam mobil karena tidak suka aroma Durian yang amat menyengat.

padang6

Berikut itinerary kami selama 3 hari 2 malam menyusuri Sumatera Barat:

Day 1:

  • Perjalanan Jakarta – Padang
  • Mampir sejenak di Air Terjun Lembah Anai
  • Merasakan sensai kelok 44
  • Menikmati indahnya Danau Maninjau
  • Menginap di Bukittinggi

Day 2:

  • Foto keluarga di Jam Gadang Bukittinggi
  • Melanjutkan perjalanan ke Ngarai Sianok
  • Mengunjungi Istana Pagaruyung Batusangkar
  • Melihat pemandangan Danau Singkarak
  • Menginap di Padang

Day 3:

  • Menyaksikan batu Malin Kundang di Pantai Air Manis
  • Bermain sebentar di Pantai Caroline Bungus
  • Melihat jembatan Siti Nurbaya, kota tua, Pantai Padang
  • Berkunjung ke rumah keluarga adik ipar
  • Mengunjungi museum Adityawarman
  • Perjalanan pulang ke Jakarta

padang4

Alhamdulillah dengan perjalanan dan jadwal yang cukup padat, seluruh anggota keluarga bisa menikmati kebersamaan ini. Kami bisa menyaksikan keindahan tanah Sumatera Barat, mencicipi kuliner yang terkenal di tempat aslinya, dan anak-anak belajar tentang budaya (pakaian tradisional, rumah adat, bahasa, dll).

padang7

Semoga setelah ini kami bisa melanjutkan perjalanan ke kota-kota lain di pulau Sumatera. Paling tidak kami akan mencoba jalur darat dari Jakarta ke Lampung. Doakan saja *_^

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Penginapan selama di Turki

Penginapan selama di Turki

Untuk kamu yang ingin berpergian ke Turki, dibawah ini yang harus disiapkan sebelum keberangkatan:

  • Tiket pesawat dari negara asal kita menuju Turki
  • Visa masuk Turki (bisa apply secara online dengan pembayaran menggunakan kartu kredit sebesar $25)
  • Tentukan transportasi yang akan dipilih untuk menuju kota yang dikunjungi (tiket bus, trem, ferry, ataupun penerbangan domestik)
  • Uang saku dalam bentuk Lira dan Euro (sebagian besar kota wisata di Turki menerima kedua mata uang tsb)
  • Penginapan yang bisa dipesan secara online melalui beberapa website travel

Meski judulnya Bulan Madu ke Turki, bukan berarti perjalanan ini kami tempuh dengan segala hal yang mewah. Dengan dana yang terbatas, kami pun memilih penginapan yang terjangkau dengan sangat hati-hati dengan pertimbangan:

  • Harga berkisar 500-700rb/malam (yang sudah termasuk sarapan dan wifi)
  • Mendapat nilai review >8 dalam website travel, terutama pada poin kebersihan
  • Lokasi dekat dengan tempat wisata atau pusat keramaian kota, yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki

Selama 7 hari di Turki, kami tidak tinggal dalam 1 kota saja. Kami mengunjungi 4 kota dengan perbedaan jarak ratusan kilometer atara kota yang satu dengan lainnya. Hasil diskusi dengan pak suami, maka diputuskan untuk mencari penginapan di 3 kota.

Berikut hasil pilihan kami:

Kota Selcuk –  Amazone Petite Palace

Sesuai namanya dan foto yang tayang di internet, penginapan ini bukan berbentuk hotel dan memang berukuran mungil. Lokasinya bisa ditempuh hanya 5 menit berjalan kaki dari pusat keramaian kota, atau sekitar 10 menit jalan kaki dari Otogar (terminal bus) Selcuk. Ada 3 objek wisata yang berjarak 100-500 meter dari Amazon Petite Palace. Strategis, kan?

Berawal dari menyewakan beberapa kamar di rumahnya, Emre, sang pemilik, mengelola penginapan ini dengan profesional dan akhirnya menambah jumlah kamar. Hasil obrolan kami saat sarapan, Emre sedang merencanakan untuk membeli rumah tetangga untuk melebarkan penginapannya.

amazonpetite1

Selain kebersihannya, keramahan Emre dan keluarga dalam melayani tamu, patut diacungi jempol. Walau cuma Emre dan seorang sepupu yang fasih berbahasa Inggris, dan siap menjawab semua pertanyaan dan kebutuhan tamu selama 24 jam. Ketika kami mengatakan bahwa ini kunjungan pertama kali kami ke Turki, Emre memberikan peta dan menggambarkan rute yang bisa kami tempuh menuju beberapa lokasi wisata. Dari mulai jarak tempuh, transportasi, waktu yang dibutuhkan untuk mengelilingi tempat wisata sampai ke notelp orang-orang yang dapat membantu kami menuju tempat tsb. Emre juga membantu kami untuk mengecek prakiraan cuaca setiap hari, sehingga kami bisa mempersiapkan diri terutama dalam hal berpakaian.

amazonpetite2

Amazon Petite Palace memiliki 2 lantai dan terdiri dari 9 kamar yang disewakan, ada kolam renang mungil juga restoran untuk sarapan yang berbentuk rumah panggung di atas kolam renang. Kondisi kamar sangat bersih, fasilitas lengkap dari termos air panas, 2 botol air mineral, teh, gula, kopi, peralatan mandi sampai hairdryer. Yang disayangkan, kami mendapat kamar dengan kondisi kasur yang agak keras.

Tidak ada AC di semua kamar, yang ada hanya pemanas (bentuknya seperti AC di rumah kita). Kota Selcuk cukup dingin jadi kalau kita merasa gerah, cukup buka jendela yang memang dibuat 2 lapis.

amazonpetite3

Penginapan ini memiliki 2 akses, gerbang utama berada di jalan atas dan langsung menuju restoran, sementara gerbang belakang berada di jalan bawah dan begitu masuk langsung menuju pintu kamar atau kolam renang. Kota Selcuk ini agak berbukit, jadi kondisi jalanan memang naik turun.

Saya suka sekali dengan kusen pintu dan jendela di gerbang belakang. Istilah anak sekarang “instagramable banget!“. Saya mengambil 2 foto dengan latar belakang pintu dan jendela Amazon Petite Palace yang saya upload ke Instagram seperti tampak pada foto di atas.

Kami menginap 2 malam di tempat ini, karena Pamukkale bisa ditempuh dengan perjalanan 3 jam dari kota Selcuk di pagi hari. Dari Pamukkale kami bermalam di bus selama menempuh perjalan ke Cappadocia.

Kota Goreme – Artemis Cave Suites

Alasan saya memilih kota Goreme saat mengunjungi Cappadocia, sudah saya ceritakan di postingan ini. Akhirnya kami merasakan juga sensasi bermalam di goa dalam penginapan yang bernama Artemis Cave Suites. Lokasinya tidak sampai 2KM dari pusat kota dan terminal bus. Cukup berjalan kaki 5-10 menit, kita sudah bisa menemukan barisan toko souvenir, restoran dan cafe di tengah kota.

artemiscave1

Menginap di goa tidaklah mengkhawatirkan. Bentuk kamar di dalamnya, sama seperti penginapan pada umumnya. Bisa dibilang kamar kami berukuran cukup luas, terutama kamar mandinya. Dinding kamar terbuat dari bebatuan mineral alami yang dipahat, sementara lantai terbuat dari marmer. Fasilitas dalam kamar juga sangat lengkap.

artemiscave2

Sarapan yang disediakan lumayan lengkap, dari mulai makanan Turki sampai makanan internasional. Minuman mulai dari kopi, aneka jus, sampai teh dengan berbagai rasa. Saya paling suka teh apel khas Turki. Restoran berada di lantai atas, di terasnya kita bisa menikmati pemandangan kota Goreme yang unik dan cantik.

cappadocia5Kalau kamu mampir ke Cappadocia, coba deh memilih penginapan di kota Goreme saja. Pengalaman ini belum tentu bisa kita dapatkan di negara lain.

Kota Istanbul – Best Western Antea Palace

Saat orang berpergian ke Istanbul, biasanya ada 2 lokasi favorit untuk mencari penginapan: daerah Taksim atau daerah Sultanahmet.

Taksim adalah pusat keramaian kota Istanbul yang penuh dengan tempat perbelanjaan. Sementara daerah Sultanahmet penuh dengan objek wisata. Dari Taksim menuju Sultanahmet, bisa ditempuh dengan trem dalam waktu 10-15 menit saja.

Kami memilih menginap di daerah Sultanahmet, supaya bisa sering ikut sholat jamaah di Mesjid Sultan Ahmet alias Mesjid Biru. Tinggal jalan kaki 5-10 menit dari penginapan, kita sudah bisa mencapai Blue Mosque, Hagia Sophia, Topkapi, Basilica Cistern dan Hippodrome. Bahkan kami juga sempat jalan kaki ke Grand Bazaar, cuma 20 menit dengan mengikuti jalur trem. Tidak terasa kok jalan kaki selama itu, karena kami jalan sambil menikmati keramaian di kanan kiri jalan yang penuh dengan pertokoan dan restoran.

istanbul9

Jalan raya di Istanbul, lumayan sempit. Hanya cukup untuk 1 bus ukuran 3/4 (seukuran metromini atau kopaja) + 1 motor. Kalau ada 2 mobil yang berpas-pasan, maka salah satu mobil harus mengalah dan naik 1/2 badannya ke trotoar. Waktu pihak travel menjemput kami sebelum tur dengan menggunakan bus, kami cukup deg-degan dengan jalan sempit yang berbelok-belok. Ternyata pak supirnya canggih banget, gak ada tuh istilah menyerempet kendaraan lain atau menabrak bangunan. Hehehe

bestwesternantea2

Saya memilih hotel Bestwestern Hotel atas saran seorang sahabat yang kebetulan berprofesi sebagai Pemandu Wisata di sebuah travel agent ternama.  Ternyata di dalam kota Istanbul saja, ada 8 hotel Bestwestern dengan lokasi yang berbeda-beda tetapi beberapa menyatakan lokasi tidak jauh dari Blue Mosque. Kami pun bingung saat melakukan booking, dan akhirnya capcipcup klik Bestwestern Antea Palace.

bestwesternantea3

Memasuki hotel ini dan melihat sekeliling ruangan, saya dan pak suami ketawa cekikikan. Kebetulan kami berdua tipe orang yang kurang begitu suka dengan design interior seperti yang suka kita lihat di sinetron pak Raam Punjabi. Apa deh istilah kerennya dalam ilmu Interior Design? Owh ya … Victorian with Arabian touch. Warna ruangan dominan merah dan keemasan, bentuk furniture penuh liuk ukiran, tirai penutup jendela diberi rumbai, material yang digunakan kebanyakan velvet.

bestwesternantea1

Petugas hotel meng-upgrade kamar kami secara cuma-cuma. Beliau mungkin menganggap kami pasangan yang baru menikah … padahal sih baru 16 tahun hahaha. Kami diberikan kamar dengan pemandangan yang menghadap ke arah laut dengan ukuran yang terlalu luas untuk dihuni 2 orang. Ada sofa bed pula yang cukup dipakai untuk tidur 2 orang. Bentuk tempat tidurnya bundar, pasti susah nih beli spreinya hehehe.

Yang kami sayangkan hanya lukisan yang ditempel pada dinding dekat tempat tidur. Rasanya kok aneh sih, tidur dipandangi oleh mbak cantik dalam lukisan tsb. Pingin nutup pake kain deh rasanya. Hahahaha

Hotel ini terkenal dengan Turkish Spa nya. Kita bisa menikmati pemandian ala Turki secara cuma-cuma karena merupakan fasilitas hotel. Sayangnya kami tidak sempat mencoba.

Semua posting tentang Turki bisa dilihat disini

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn