Tanjung Lesung

Tanjung Lesung

Gimana liburan lebaran teman-teman? Mudik kah?

Kebetulan tahun ini kami tidak mudik ke Surabaya karena mama papa Masguh ada di Jakarta. Jadi kami berkumpul di rumah adeknya Masguh di Bekasi saat malam takbiran dan esok pagi nya melakukan sholat Ied bersama di mesjid dekat rumah beliau.

tanjunglesung

Mumpung mama papa di sini, hari ke 2 lebaran (9 Agustus 2013) kami ajak berlibur ke Tanjung Lesung. Rencana awal sih mau ke Lombok, tapi karena akung harus operasi mata setelah lebaran … rencana ini kami batalkan. Padahal udah sempat towel-towel mbak Hani, maap gak jadi ke sana ya mbak. Semoga lain waktu kami kesampaian ke Lombok.

Fayra yang heboh banget pingin main ke pantai. Keluarga adek pernah berlibur ke Tanjung Lesung dan memperlihatkan video nya, membuat uti-akung jadi penasaran pingin juga kesana.

tanjunglesung1

Menurut Gmaps, jarak dari BSD ke Tanjung Lesung sekitar 165KM dan dapat ditempuh dengan waktu nyaris 3 jam.  Kami berangkat tgl 9 Agustus jam 07:30 … sampai di Tanjung Lesung jam 14:30, gak ada macet berarti di jalan. Sempat mampir McD Alam Sutera untuk beli pancake permintaan Fayra, dan berhenti untuk sholat Jumat di mesjid sekitar PLTU Labuhan.

tanjunglesung2

Kami lewat tol Kebun Jeruk – Merak, keluar di pintu tol Serang Timur. Kemudian ambil arah ke Labuhan dan menyusuri pinggir pantai menuju Tanjung Lesung. Jalanan yang dulu jelek, alhamdulillah sekarang sudah di cor. Walau masih putus – nyambung, tapi perjalanan nyaman kok. Semua terbayarkan ketika sampai disana dan melihat pemandangan alam yang terhampar di depan mata.

tanjunglesung3

Kami ambil paket untuk 9 orang (7 dewasa + 2 anak). Selain penginapan, kami mendapat jatah makan 3x dan voucher untuk kegiatan di air. Begitu sampai, kami langsung digiring ke restoran yang letaknya di depan kolam renang menghadap pantai untuk makan siang bersama.

tanjunglesung4

Kami menempati 2 buah villa, 1 villa berisi 2 kamar tidur dan 1 villa mungil tipe studio. Padahal waktu pesan via telepon, kami minta villa yang berisi 4 kamar. Tapi sampai di lokasi tidak tersedia, semua akibat mbak penerima telpon tidak kordinasi dan lupa mencatat permintaan kami.

tanjunglesung5

Keluarga adek menempati vila mungil karena mereka cuma ber 3. Keluarga saya dan mama papa menempati villa yang lebih besar. Saya, Fayra dan uti menempati kamar bawah, sementara Rafa, Masguh dan akung menempati kamar atas. Sayangnya walo villa yang agak besar ini memiliki 2 kamar tidur, tetapi hanya tersedia 1 kamar mandi saja. Ditambah pancuran air di teras belakang. Males aja dong mandi di teras belakang dengan atap terbuka gitu.

tanjunglesung6

Kegiatan di Tanjung Lesung, sudah diatur oleh pengelola penginapan. Kita tinggal melihat papan di depan restoran dan mendaftar kegiatan yang diinginkan ke petugas di ruang kecil di sebrang nya (kul kul desk).

tanjunglesung7

Melihat peta lokasi villa, ternyata luas juga yah. Anak-anak sempat bermain sepeda saat ibu-ibu membongkar perbekalan di villa.

tanjunglesung8

Setelah beres, kami semua menuju pantai untuk bermain layang-layang yang saya beli di Qingdao bulan lalu. Gak sia-sia deh, kepake juga di sini. Angin lumayan kencang, sehingga Rafa bisa dengan mudah menerbangkan layang-layang. Ibu dan anak gak jauh beda, suka main layangan hahahaha.

tanjunglesung10

Anak-anak gak sabar untuk main air. Jadi kami berjalan kaki menuju Beach Club untuk mencari pantai yang pasirnya lebih halus dan tidak banyak batu karang.

tanjunglesung12

Menanti matahari tenggelam di pinggir pantai, cakeb banget deh pemandangannya. Jadi gak sabar untuk main di laut besok pagi.

tanjunglesung11

tanjunglesung17

Saat matahari sudah tenggelam, kami kembali ke villa. Saya membersihkan tubuh anak-anak sementara papa nya mencuci baju dan celana renang mereka.  Setelah sholat magrib, kami langsung menuju restoratan. Kegiatan hari itu ditutup dengan makan malam dengan hiburan tarian api di pinggir kolam renang.

tanjunglesung13

Esok pagi saat bangun tidur dan setelah sholat subuh, anak-anak sudah ribut minta berenang. Padahal baju renang juga belum kering. Salah mama nya sih, udah tau liburan ke pantai tapi bawa baju renang cuma 1 biji per anak. Saya minta anak-anak sarapan dulu sebelum berenang.

tanjunglesung9

Sampai restoran, makanan belum disajikan. Kami kepagian hahahahahaha. Akhirnya kami berjalan-jalan sambil menikmati pemandangan di sekitar kolam renang saja. Begitu makanan sudah siap, petugas restoran mempersilahkan kami untuk makan.

tanjunglesung15

Anak-anak menikmati main di kolam renang sampai puas. Bapak-bapak turun ke kolam untuk menemani anak-anak bermain. Ibu-ibu hanya leyeh-leyeh di pinggir kolam renang sambil ngobrol, memastikan cemilan anak-anak dan menjaga peralatan mereka. Benar aja kan, abang kiky mimisan di saat asyik bermain di kolam renang. Terpaksa kegiatan dihentikan.

Saya dan Rafa memanfaatkan voucher kegiatan air yang diberikan pihak penginapan. Sayang Fayra masih terlalu kecil untuk snorkeling, jadi uti dan akung menemani Fayra kembali ke villa. Sementara saya, Rafa dan papa nya berjalan kaki menuju Beach Club bersama petugas penginapan. Papa nya gak akan ikut kegiatan sih, hanya foto-foto aja dari pinggir pantai.

tanjunglesung14

Sebenarnya jetski tidak termasuk di dalam voucher, jadi ada biaya tambahan yang dikenakan jika kami ingin main jetksi. Tanggung lah yah sudah di pinggir pantai gini kalo gak main jetski sekalian. Lagipula biaya per 30 menit nya jauh lebih murah dari pada di Bali. Dan ini merupakan kali pertama bagi Rafa untuk naik jetski. Karena Rafa sudah bisa mengendarai motor matic, saya berikan kesempatan untuk nyetir jetksi. Awalanya papa sempat khawatir, tapi saya meyakinkan kalo Rafa pasti bisa. Lagipula toh saya akan duduk dibelakang Rafa. Kalau jetski terbalik di tengah atau mesin nya mati, setidaknya ada saya yang menemani Rafa di laut. Hehehe.

Saya lupa pinjam casing iphone untuk di dalam air ke teman kantor sebelumnya. Jadi gak ada deh foto-foto pas lagi snorkeling sama Rafa. Padahal ini pengalaman Rafa pertama kali, saya sudah pernah melakukannya beberapa tahun lalu di Bali. Alhamdulillah Rafa senang banget, sampai gak terasa sudah 1 jam kami berada di tengah air laut. Kalo gitu kita beli peralatan snorkeling sendiri ya, nak. Kalo pergi ke laut lagi, gak perlu pakai punya orang / sewa. Semoga impian saya untuk bisa backpacker berdua Rafa tercapai suatu hari nanti.

Sebelum pulang kami sempatkan foto bersama di depan villa.

tanjunglesung16

Kami kembali ke Jakarta hari Sabtu, 10 Agustus 2013. Sayang nya perjalanan pulang agak padat dari Labuhan menuju Serang. Sampai di BSD jam 19:30 malam, mampir makan dulu di Alam Sutera.

Sampai hari ini, setiap Fayra melihat foto-foto saya dan Rafa naik jetski dan bawa peralatan snorkeling … dia selalu ngedumel “kapan sih aku umur 10 tahun supaya bisa ikut kegiatan di laut kayak mas Rafa

Hahahaha sabar ya, nduk.

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Fayra 7 Tahun

Fayra 7 Tahun

fayra7thn

Alhamdulillah tanggal 18 Agustus 2013, Fayra memasuki usia 7 tahun.

Tidak ada perayaan ulang tahun, cuma ‘nebeng’ keramaian yang ada di acara nujuh-bulanan sepupu saya. Hanya bermodalkan seloyang kue coklat, Fayra bisa merayakan ulang tahunnya bersama keluarga besar sehari sebelum hari H.

Usia 7 tahun, bukan anak-anak lagi. Sudah harus diperintahkan untuk melaksanakan ibadah wajib, minimal sholat 5 waktu. Tanggung jawab kami sebagai orangtua semakin besar, sesuai dengan hadist:

Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka bila pada usia sepuluh tahun tidak mengerjakan shalat, serta pisahkanlah mereka di tempat tidurnya.”(hadits hasan diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang hasan)

Makin besarnya Fayra juga makin terasa, ketika beberapa waktu lalu Fayra bilang:

Aku mau sekolah design aja, ma. Aku bosan sekolah biasa kayak sekarang. Ada gak sekolah design untuk anak seumur aku?

Senang sih mendengar anak sudah tau cita-cita atau keinginannya. Tapi agak pusing juga kalo minta sekolah design di umurnya yang baru aja 7 tahun ini. Hahahaha

Doa mama papa selalu sama untuk Fayra dan mas Rafa, semoga kalian selalu sehat, menjadi anak yang cerdas dan suatu hari nanti bisa menjadi pemimpin yang bertaqwa. Mama papa akan selalu mendukung setiap langkah kebaikan yang kalian perbuat, nak. Semampu kami, sekuat tenaga kami.

Selamat 7 tahun, Fayra. Jadi lah anak yang membanggakan!

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Puasa di China

Puasa di China

Biasanya saya selalu menghindari perjalanan dinas di bulan puasa atau saat anak ujian/ulangan umum sekolah. Tapi bulan ramadhan tahun ini saya harus melakukan 2 perjalanan dinas, ke China dan ke Bandung.

Yang ke China sudah saya atur sedemikian rupa, supaya kesana paling lambat 1 minggu sebelum puasa. Berharap tarawih dan sahur pertama bisa melakukannya bersama keluarga di rumah. Tapi apa daya jadwal produksi mundur terus, dan saya harus pergi di hari ke 3 ramadhan.

Hari keberangkatan saya memutuskan untuk tidak berpuasa. Bersyukur juga dengan keputusan ini karena ternyata total perjalanan memakan waktu 18 jam. Dan hari berikutnya saya putuskan lagi tidak berpuasa karena baru sampai hotel ketika waktu subuh tiba. Belum sempat sahur, sementara puasa di Qingdao di musim panas ini 16 jam.

qingdao14

Otomatis hanya 2 hari saya berpuasa di sana.

Hari Senin, 15 July 2013 saya sahur jam 2 pagi. Hanya makan popmi dan minum segelas teh hangat. Subuh tiba jam 3 pagi. Jadi saya baru tidur setelah sholat subuh. Alhamdulillah magrib tiba di jam 19:16, tapi kondisi saya masih di pabrik. Di sana pabrik beroperasi dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam. Restoran muslim terdekat dari pabrik, harus ditempuh dengan jarak sekitar 1 jam. Malam itu saya membatalkan puasa dengan air putih dan permen fisherman (macam ngemut kamper rasanya). Mo gimana lagi, saya lupa membawa bekal cemilan. Saya baru makan malam sekitar jam 9 malam, dan tiba di hotel sekitar jam 11 malam.

Hari Selasa, 16 July 2013 saya sudah harus sahur lagi dong jam 2 pagi. Perut rasanya masih kenyang, tapi kalau tidak saya isi … khawatir lemas 16 jam berikutnya. Saya paksa makan popmi lagi, cuma habis 1/2 cup saja. Kalo kekenyangan dipaksa makan, biasanya saya muntah. Jadi saya stop makan popmi, dilanjut makan buah leci 1/2kg untuk menghilangkan mual. Lanjut dengan segelas teh hangat lagi.

Sama seperti sebelumnya, saya baru sampai di restoran sekitar jam 9 malam lagi. Tapi kali ini teman saya membawakan biskuit kelapa dari Indonesia yang saya cemilin sepanjang perjalanan mencari restoran.

Alhamdulillah berpuasa selama 16 jam tidak seberat yang saya bayangkan. Musim panas di Qingdao tidak sepanas di Jakarta. Saya tidak berkeringat atau kegerahan di sana. Saya juga bisa sholat dengan leluasa di ruang rapat dalam pabrik. Waktu juga berjalan tanpa terasa lama karena kesibukan di pabrik membuat saya lupa akan kondisi perut keroncongan.

Justru teman seperjalanan saya yang kebetulan tidak seagama, memanfaatkan momen puasa saya untuk makan siang dengan menu tidak halal. Kata mereka “jauh-jauh ke China harus makan babi, mbak. Rasa babi disini lebih enak dari pada di Jakarta. Untung elo puasa, jadi kami bisa makan babi tiap siang. Kalo elo gak puasa, terpaksa makan ngikutin elo mulu yang gak boleh makan babi.” Hahahaha syukur deh.

Memang saya hanya merasakan puasa 2 hari di negara orang. Dimana adzan magrib hanya berkumandang dari aplikasi di henpon saya. Dan ketika teman-teman pabrik melihat saya tidak makan siang, saat itu lah saya harus menjelaskan arti dan tujuan puasa dalam agama saya kepada mereka. Tapi di sana lah saya merasakan hakekat puasa yang sesungguhnya. Puasa bukan untuk dilihat manusia lain, tetapi murni untuk menjalankan perintahNYA. Hal ini menjadi pelajaran berharga untuk diri saya.

Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita semua di bulan ramadhan ini. Semoga kita mendapatkan ampunan dan berkah dari NYA.

Selamat Idul Fitri bagi teman-teman yang merayakan kemenangan. Mohon maaf lahir dan batin.

Semua tulisan saya tentang China bisa dilihat disini

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Tempat Wisata di Qingdao

Tempat Wisata di Qingdao

Hasil gugling sebelum berangkat, membuat saya memiliki acuan untuk menghabiskan waktu yang tersisa dengan mengunjungi beberapa tempat wisata di sekitar Qingdao. Menurut Tripadvisor – Wikitravel – TravelChinaGuide, berikut beberapa yang ngetop dan sempat saya kunjungi:

Badaguan Scenic Area

Ba Da guan secara harfiah memiliki arti “the eight great passes”, daerah perumahan ini terdiri dari 8 jalan yang diberikan nama sesuai dengan nama jenis pohon yang terdapat di jalan tsb. Daerah ini sangat unik dan dipenuhi oleh berbagai bentuk rumah / villa dengan gaya arsitektur Russian, English, French, German, American, Japanese dan Danish. Jalanannya tidak terlalu lebar, hanya ngepas untuk lewat 2 mobil saja. Pepohonan di kanan kiri jalan sangat rindang.

badaguan1

Kami kesana hari Minggu dan musim panas, wajar saja kalau jalan ini ramai oleh wisatawan yang ingin menikmati keindahan daerah Badaguan. Akhirnya kami diturunkan supir di ujung jalan, kemudian melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki.

badaguan2

Ada 1 bangunan yang sangat mencolok dan dibuka untuk umum, namanya Hua Shi LOU (artinya bangunan batu berwarna warni) biasa disebut juga sebagai “Granite Castle“. Bangunan ini merupakan villa Rusia yang dibangun tahun 1930-1931 dan terdiri dari 5 lantai dengan luas bangunan total 800 meter persegi. Saat naik ke atap menara, kita bisa melihat pemandangan pantai yang sangat menakjubkan.

Saking bagusnya tempat ini, membuat banyak pasangan muda-mudi yang menggunakannya sebagai lokasi foto pre-wedding.

badaguan3

Tempat wisata ini dipenuhi juga oleh para pedagang. Dari mulai pelukis karikatur, penjual aneka pakaian renang, penjual makanan, penjual mainan pasir pantai, penjual keramik sampai penyewaan sepeda.

badaguan4

Fushan Bay

Fushan Bay adalah wilayah pantai yang digunakan untuk tempat lomba perahu layar dalam ajang olahraga bergengsi Olimpiade 2008. Pemerintah juga menjadikan tempat ini sebagai salah satu objek wisata dan merapihkan para pedangan dengan membuat jajaran kios kecil di sepanjang jalan pinggir pantai.

fushian1

Saya senang memperhatikan lantai sepanjang jalan di Fushan Bay ini. Berbagai logo bertebaran dan menarik untuk di foto.

fushian2

Yinhai German Marina

Yang ingin menyusuri pemandangan kota Qingdao dari laut, bisa menuju Yinhai German Marina masih di kawasan Fushan Bay ini.

fushian3

fushian4

Untuk naik sea-bus, kita tinggal membeli tiket di loket kecil dengan harga 50-100 Yuan. Harga berbeda untuk rute dengan jarak tempuh lebih jauh.

fushian5

May Fourth Square

4 Mei 1919 adalah tanggal dimana para pemuda China melakukan aksi demo besar-besaran di Beijing memprotes pemerintah yang lemah dalam merespon “Treaty of Versailles“, yaitu tanda berakhirnya perang dunia dan penjajahan Jerman di China, tetapi kemudian dilanjutkan dengan penjajahan Jepang. Ini mah keluar mulut buaya lanjut masuk mulut singa yaaa.

Dan untuk memperingati gerakan tersebut, dibuatlah monumen merah yang sekarang menjadi icon kota Qingdao. Lokasinya di dekat Fushan Bay dan wilayah perkantoran pemerintah.

mayfourth

Yang serunya banyak orang yang membawa keluarga ke taman di sekitar monumen. Mereka sekedar duduk-duduk di rumput dan menemani anak-anak bermain layangan atau otopet. Saya juga gak mau kalah dong, ikut main layangan.

mayfourth1

Hasil ngotot nawar saya dapat layangan cumi-cumi besar terbuat dari bahan parasut yang bisa dilipat kecil seharga 80rb rupiah saja. Termasuk tas dan alat gulung benangnya. Lumayan untuk main sama Rafa dan Fayra di lapangan komplek rumah. Hehehe

mayfourth2

Ketauan kan, masa kecil saya lebih fasih main layangan daripada main boneka. Hahaha

Huangdao Golden Beach 

Pantai ini terkenal karena warna pasirnya yang agak ke-emas-an, karena itu lah disebut Golden Beach. Kebetulan lokasinya tidak jauh dari pabrik yang saya kunjungi. Kami kesini saat jam makan siang tiba. Teman-teman makan di restoran seafood di pinggir pantai, sementara saya foto-foto aja dan memilihkan hewan laut yang akan disantap mereka.

huangdao1

Sayangnya walo pemerintah menyediakan banyak tempat sampah, tetap saja pengunjung membuang sampah sembarangan. Maafkan kamera ipon saya yang tidak bisa menangkap dengan jelas warna pasirnya. Padahal aslinya jauh lebih indah dari foto nya dan benar-benar warna pasir nya agak ke-emas-an loh.

Cuaca jam 1 siang di sini masih berkabut seperti layaknya jam 6 pagi di BSD.

huangdao2

Papan peringatan badai pun dibuat untuk mengingatkan pengunjung yang akan memasuki kawasan pantai. Maklum di musim panas seperti ini, sering terjadi hujan dan angin topan. Jadi demi keselamatan pengunjung, peringatan wajib diberikan.

huangdao3

Seperti layaknya pantai lain yang banyak pengunjungnya, sudah pasti akan dipenuhi juga dengan pedangang. Hehehe

huangdao4

Saya tidak lama berada di pantai ini, belum berjalan sampai ke ujung nya yang terlihat dari jauh seperti taman bermain besar lengkap dengan roller coaster. Sayangnya saya harus kembali ke pabrik untuk melanjutkan inspeksi produksi.

Beijiushui River Laoshan

Tempat ini sudah saya ceritakan di postingan sebelumnya yaaa.

laoshan19

Laoshan Scenic Area

Sama udah diceritakan juga sebelumnya disini.

laoshan21

Beer Festival

Qingdao sangat terkenal dengan produk bir nya. Teman-teman saya kalau ke sini pasti cari bir merek lokalnya. Mau makan apapun, minum nya pasti bir. Saya lupa mereknya apa. Yang pasti setiap tahun selalu diselenggarakan International Beer Festival di bulan Agustus. Tahun 2013 ini jatuhnya pada tanggal 10-25 Agustus. Hotel tempat saya menginap juga sudah mempersiapkan festival ini dengan menghias lobby nya.

qingdao21

Kota ini juga memiliki Beer Museum, sayang nya saya tidak ada waktu berkunjung ke sana. Penasaran mau tau sejarah dan cara pembuatannya.

——–

Meski cuma berkunjung 3 hari (ditambah 2 hari perjalanan), saya bersyukur memiliki waktu untuk melihat secara langsung tempat yang saya sebutkan di atas. Masih ada beberapa tempat yang belum saya kunjungi, dan saya pingin banget foto-foto gedung tua dengan arsitektur Eropa di dalam kota. Insya Allah kalau Oktober jadi ke sana lagi, saya akan melanjutkan petualangan ke tempat-tempat lain yang belum saya kunjungi bulan lalu.

Doakan saya sehat dan jadi ke sana yah, biar nanti saya bagi cerita nya disini. Hehehe

Semua tulisan saya tentang China bisa dilihat disini

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Naik Gunung Laoshan

Naik Gunung Laoshan

Ketika menerima berita bahwa jadwal produksi mundur menjadi Senin siang, sebenarnya saya agak kecewa juga. Tapi di satu sisi menjadi berkah tersendiri, karena artinya saya punya waktu untuk explore kota Qingdao. Kebetulan hari itu saya memutuskan untuk tidak berpuasa karena baru menempuh perjalanan nyaris 24 jam dan sampai hotel sudah waktu subuh (jam 3 pagi).

Hari Minggu, 14 Juli 2013, setelah makan siang saya ditawari untuk jalan-jalan ke Gunung Laoshan. Saya pernah melihat review tempat ini di TripAdvisor dan tertarik untuk melihatnya langsung.

Ternyata gunung ini sangat luas dan memiliki 3 titik untuk menuju ke atas nya. Setelah berdiskusi dengan teman-teman, kami memutuskan untuk naik ke gunung Laoshan dari titik yang menuju Beijiushui River Laoshan dan Chaoyin Waterfall atau biasa disebut West Gate. Titik ini juga disebut sebagai Central Line. Perjalanan dari tengah kota Qingdao menuju Loashan pintu barat ini menempuh waktu 40 menit.

Selama perjalanan, kami disuguhkan pemandangan yang luar biasa seperti tampak pada foto di bawah ini: laoshan5

Untuk masuk melalui Beijiushui ini, dikenakan biaya 50 yuan per orang untuk periode 1 April sampai 31 Oktober. Sementara kalau kesini dalam periode 1 November sampai dengan 31 Maret, akan dikenakan biaya 30 yuan per orang. Begitu sampai di parkiran, saya langsung melihat peta untuk membayangkan tracking route yang harus ditempuh:

laoshan1

Huuwwwaaa … jauh amat yah air terjun nya. Titik paling ujung di peta ini harus ditempuh dengan jarak 6.500 meter.Tapi udah sampai sini, rugi kalo gak dijabanin dong. Saya juga udah pake kostum yang nyaman, jeans + kaos + sepatu outdoor yang water and snow proof. Gaya jilbab pun biar gak ribet, cuma saya gulung-gulung ke atas tanpa jarum dan peniti. Kata hijabers sih model tulban, kalo kata teman-teman saya itu model a’a Gym. Hahahaha

laoshan2

Saya salut dengan pemerintah China yang memajukan industri pariwisata dengan belajar banyak dari Singapore. Sampai jadi topik berita di Forbes juga loh. Kebetulan saya baca di dalam pesawat menuju kesana. Hihihihi. Walaupun judulnya naik gunung alias tracking menuju air terjun di gunung Laoshan, jangan dibandingkan dengan perjalanan menuju air terjun Gunung Gede Pangrango yah. Etapi saya ke gunung Gede itu jaman STM ding, gak tau sekarang udah jauh lebih bagus atau masih sama kek dulu.

Di gunung Laoshan, walau perjalanannya jauh dan menanjak lumayan curam, pemerintah sudah membuat jalur tracking yang sangat bagus dan terawat kebersihannya.

laoshan4

Setiap 300 – 500 meter kita bisa menjumpai tempat sampah dan toilet yang bersih. Tapi ingat yaa, cuma di Indonesia yang toiletnya dilengkapi air mengucur berlimpah. Kalau di luar Indonesia, biasanya toilet kering saja yang hanya menyediakan tisu tanpa air kran. Karena itu saya selalu membawa botol plastik kosong yang biasanya saya isi air di wastafel sebelum masuk ke dalam bilik toilet, sebagai bekal membasuh organ penting *ups..maaf*.

laoshan3

Perjalanan ke atas menuju air terjun, menempuh waktu kurang lebih 2 jam. Tapi sepertinya kami menempuh 3-4 jam deh, soalnya sebentar-sebentar berhenti untuk foto dan istirahat. Penuaan itu nyata dan jompo itu berasa yaaa. Hahahaha

laoshan8

laoshan7

Subhanallah … pemandangan di sini benar-benar luar biasa. Udaranya juga sejuk walau masih musim panas. Sulit dilukiskan dengan kata-kata deh. Pokoknya saya sangat menikmati ciptaan Sang Maha Kuasa yang spektakuler ini.

laoshan6

Untuk menuju air terjun, perjalanan dilakukan dengan menyusuri pinggiran sungai Beijiushui. Sayangnya karena kami kesana musim panas maka air sungai sangat kering. Tapi malah menonjolkan batu-batu putih bersih di dalam sungai itu sendiri sih. Batu-batunya besar-besar banget. Saya jadi teringat foto-foto pemandangan di Bangka Belitung yang penuh dengan batu putih besar juga. Semoga suatu hari nanti saya juga bisa menikmati pemandangan Bangka Belitung secara langsung.

laoshan9

Kata teman-teman, gaya saya pada foto di atas dan bawah ini terlihat sangat abang-abang. Macam anak STM mo nantangin berantem. Mosok sih?

laoshan10

Giliran saya bergaya manis sedikit seperti foto di bawah ini, dibilang gak pantes. Gak cocok ama sepatu katanya.

laoshan11

Tukang fotonya kok bawel-bawel amat yaaaaa. Nasib perempuan sendiri nih. Udah dijadikan objek, eh masih juga dikomentarin melulu. Petunjuk arah di gunung Laoshan ini sangat lengkap dan informatif. Semua ditulis dalam 2 bahasa : China dan Inggris.

laoshan12

Perjalanan terberat itu 500 meter terakhir. Medan nya benar-benar curam dan nanjak terus. Pantes banyak yang jual tongkat di pintu masuk tadi. Tau gitu ikut beli juga kan.

laoshan13

Saya pun sibuk bertanya ke sang pemandu “are we there yet?

laoshan14

Air terjun yang dinanti-nanti pun akhirnya tiba di depan mata. Sayangnya sekali lagi karena musim panas, air yang mengalir sangat sedikit. Meski tidak mengurangi keindahannya.

laoshan15

Powwassss banget deh. Dan tentunya males untuk turun ke bawah. Hahahaha Begitu melihat jam tangan, eh udah hampir jam 6 sore. Khawatir gelap saat perjalanan turun. Mengingat kami butuh waktu hampir 2 jam untuk turun, jadi buru-buru jalan lagi deh. Baju kami pun sukses basah kuyup oleh keringat. Sampai tempat parkiran lagi pas menjelang matahari terbenam, nyaris jam setengah delapan malam.

laoshan16

Foto-foto di atas adalah hasil karya saya dan teman-teman tersangka di bawah ini:

laoshan17

Demikian lah liputan pandangan mata dari salah satu sisi gunung Laoshan. Semoga suatu hari nanti saya bisa kembali ke sini dan menyusuri sisi lainnya. Penasaran dengan pintu lain menuju Kuil tempat pendeta Laozi atau terkenal dengan nama Lao Tse atau Tao Te Ching, saat mempelajari ajaran agama Tao. Masih ada 2 jalur lain yaitu The Southern Line dan The Eastern Line yang wajib dikunjungi.

laoshan18

Eh kenapa berangkat ke gunung Laoshan setelah makan siang? Karena pagi nya kami jalan-jalan menyusuri pantai sekitar hotel dan menuju tugu May-Fourth.

Tempat apakah itu? Nantikan posting berikutnya yaaaa *semoga belum bosen*

Semua tulisan saya tentang China bisa dilihat disini

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn