Review: Satomo Ryokan – Kyoto

Review: Satomo Ryokan – Kyoto

Mendengar cerita teman yang baru pulang dari Jepang akhir Januari, beliau memberikan saran agar saya mencoba penginapan tradisional Jepang yang biasa disebut Ryokan.

Sepanjang jalan menuju Kyomizudera Temple, saya memang terpesona dengan rumah penduduk Jepang.

kyoto7

ryokan14

ryokan15

Pingin banget merasakan tidur beralaskan tatami (tikar yang menjadi alas rumah Jepang). Teman saya bilang kalau menginap di ryokan, pasti merasakan suasana itu. Dan beliau menyarankan saya untuk tinggal di SATOMO RYOKAN.
ryokan1

Letaknya sangat strategis, tidak jauh dari kantor pos Kyoto. Tepat bersebrangan dengan stasiun kereta JR dan terminal bus Kyoto. Bersisihan dengan Yodobashi Mall. Tinggal jalan kaki 5 menit dari penginapan ini, kita sudah sampai ke beberapa tempat yang biasa dicari orang (stasiun kereta, terminal bus, mall, McD, aneka restoran, mall, dll).
ryokan8

Begitu masuk ke dalam, kita akan diminta melepaskan alas kaki dan menaruh di rak yang tersedia di pintu masuk. Selop dengan berbagai ukuran (S – M – L – children) sudah dihamparkan untuk bisa kita gunakan. Untuk anak-anak, selopnya diberi hiasan gambar kartun. Lucu deh.
ryokan9

Kamar kami terletak di lantai 3. Begitu membuka pintu yang terbuat dari besi tebal, kita akan menemukan tampilan seperti foto di bawah. Sebelah kiri kamar mandi, sebelah kanan lemari pakaian. Di lurusan depannya ada pintu geser yang terbuat dari anyaman.
ryokan2

Suhu di dalam kamar lebih hangat dari pada di lorong kamar mandi dan lemari. Selain ada penghangat di ujung atas langit-langit dekat jendela, sepertinya di lapisan bawah tatami juga ada penghangat deh. Soalnya lantai tatami juga hangat sekali. Membuat kita nyaman, karena udara di luar sangat dingin. Kyoto memang lebih dingin dari pada Tokyo. Apalagi ditambah hujan seperti hari ke 5 ini.
ryokan3

Ukuran kamar kira-kira 3 x 4 meter. Tapi terkesan luas karena tidak banyak perobotan di dalamnya. Di bagian kiri ada meja pendek beserta termos air dan peralatan minum teh. Disediakan teh hijau dan gula juga. Termos juga berisi air panas.
ryokan4

Di pojok kiri dekat jendela ada meja TV kecil. Orang Jepang memang sangat efesien yah. Walau meja TV nya kecil, tapi di lengkapi dengan TV flat screen 32″, deposit box, kulkas mini, telepon meja, alat untuk masak air elektronik, alat untuk masak nasi, senter dan 1 kotak berisi 2 gelas.
ryokan5

Di pojok kanan dekat jendela terdapat meja rias mungil. Lengkap dengan hair dryer, tempat sampah dan tempat tisu. Kalau mau dandan disini, kita duduk beralaskan bantal tipis layaknya wanita jepang. Ah saya jadi ingat film Oshin *buka aib, ketauan umur deh*
ryokan6

Trus tidurnya gimana?

Tumpukan kain putih yang dilihat saat kita masuk ke dalam kamar, tinggal dibuka saja. Kain putih itu ternyata kasur tipis, selimut lumayan tebal dan 1 buah bantal. Uups, maaf sajadah nya ikut ke foto. Yang pasti itu bukan sajadah yang disediakan pihak penginapan. Hihihi
ryokan7

Kalau dirasa kasur atau selimut kurang tebal, pihak penginapan menyediakan tambahannya di dalam lemari. Selain itu tersedia juga kimono dan peralatan mandi, dari mulai sisir – jepit rambut – handuk (3 ukuran) – sikat dan pasta gigi – garam untuk larutan perendam kaki dengan wangi aneka bunga (ada 3 pilihan) – garam aroma therapy untuk berendam di bath-up (ada 3 pilihan wangi buah).
ryokan10

Sebelum pesan ryokan, sebaiknya cek dulu ketersediaan kamar mandi nya. Tidak semua ryokan menyediakan private – bathroom, atau kamar mandi di dalam kamar. Kebanyakan ryokan hanya menyediakan onsen (pemandian air panas untuk umum).

Satomo ryokan menyediakan 2-2nya. Ada kamar mandi di dalam kamar, juga ada pemandian umum yang terletak di lantai 2 untuk wanita dan di lantai 5 untuk pria. Di tempat pemandian air panas ini, kita wajib untuk bugil … asli telenji bulet neeek. Maka saya tidak berani mencoba onsen, khawatir orang-orang kabur lihat badan saya penuh resleting. Hahahaha

Kamar mandi yang tersedia di dalam kamar ini berukuran mungil. Tapi bersih dan lengkap. Terpisah dengan toilet, tapi letaknya bersisihan. Ada wastafel, bath-up, shower, sabun, shampo, conditioner, sampai bangku kecil dan baskom untuk merendam kaki. Di dalam toilet juga di sediakan selop khusus.
ryokan11

Kita bisa memilih menginap + sarapan, atau tanpa sarapan. Tentunya harga kamar tanpa sarapan lebih murah. Tapi dengan selisih 100rb, kami memilih dengan sarapan. Harga makanan di Jepang cukup mahal, sekali makan bisa 150-200rb/orang. Jadi 100rb itu bisa dibilang murah untuk makanan selengkap ini dan menambah pengalaman makan secara tradisional:ryokan12

Suatu hari nanti kalo ada rejeki bisa ke Jepang lagi dan membawa anak-anak, saya akan mengajak mereka untuk menginap di ryokan juga. Supaya mereka bisa mempelajari isi rumah tradisional Jepang dan memahami perbedaan budaya yang ada.

I want my children to be like all great travellers. They see more than they remember, and remember more than what they have seen. (quote by Benjamin Disraeli)

Semua posting tentang Jepang bisa dilihat di http://www.masrafa.com/category/jalan-jalan/japan/

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Japan D5 – Kyoto

Japan D5 – Kyoto

Hari ke 5 di Jepang, Masguh sudah tidak ada kerjaan lagi. Tapi kami memperpanjang masa kunjungan di Jepang selama 2 hari ke depan.

Karena beberapa tahun lalu Masguh pernah 1 bulan tinggal di Tokyo, jadi kunjungan kali ini Masguh ingin mencoba keluar kota Tokyo. Sekalian mencoba merasakan naik kereta peluru (bullet train) yang terkenal dengan kecepatannya itu.

Batas waktu check-out kamar hotel adalah jam 10 pagi. Jadi sebelum kami sarapan, sekalian mengurus check-out. Setelah itu cusss menuju Tokyo Central untuk naik Shinkansen ke Kyoto.

kyoto1

Walau JRpass hanya berlaku untuk shinkansen yang murahan (Hikari), tetap aja kami norak saat kereta keren ini ada di depan mata.

Jarak Tokyo – Kyoto sekitar 450-an kilometer, seperti jarak Jakarta – Semarang, ditempuh kereta ini dalam waktu 3 jam saja. Sementara kalo kita naik kereta Argo dari Jakarta ke Semarang, butuh waktu 5-6 jam. Kebayang betapa cepatnya kereta peluru ini?

Shinkansen Hikari yang lebih lambat dari Nozomi ini, kecepatan maksimumnya 200an kilometer per jam. Jadi penasaran bagaimana rasanya naik Shinkansen Nozomi yang paling mahal dan paling cepat (sampai 300an KM/jam) itu yah? *ndeso mode ON*

Sampai di Kyoto sekitar jam makan siang. Belum bisa check-in di penginapan (harus jam 4), jadi kami hanya pergi ke penginapan untuk menitipkan koper saja. Kemudian kami mencari makan siang di sekitar stasiun, lalu pergi ke kantor pusat informasi mencari petunjuk untuk pergi ke objek wisata terdekat.

Kyoto ini seperti kota Solo. Objek wisatanya lebih ke pariwisata budaya dan tradisional. Selain pemandangan alam, 90% objek wisata di Kyoto berupa kuil. Enaknya disini, pemerintah menyediakan transportasi yang sangat mendukung pariwisata. Ada bus dengan rute melewati beberapa objek wisata. Tarif bus per 1x naik adalah 220 yen. Tapi kita bisa ambil 1 day pass (sepuasanya naik bus selama 1 hari) seharga 500 yen saja.

Tentu saja kami membeli tiket 1 day pass. Saat naik pertama kali, kita tinggal masuk ke dalam bus. Begitu akan turun dari bus, kita masukan kartu/tiket ke dalam mesin yang terletak di sebelah supir. Mesin tsb akan mencetak tanggal pada bagian belakang kartu. Untuk naik bus berikutnya, kita hanya perlu menunjukan tanggal pada kartu tsb ke supir bus saat akan turun. Mudah ya?

Saat menitipkan koper di penginapan, petugas resepsionis meminta kami membawa payung yang mereka sediakan di dekat pintu masuk. Kata beliau, menurut perkiraan cuaca di TV sore hari ini diperkirakan akan turun hujan. Dan benar aja dong, turun bus langsung disambut hujan deras.

Kyomizudera

Pemberhentian pertama kami: Kiyomizudera Temple, artinya Kuil Air Murni yang berasal dari perairan murni dekat situs Air Terjun Otowa di timur bukit berhutan Kyoto. Didirikan tahun 780, masuk ke dalam daftar situs yang dilindungi UNESCO.

Saat turun di halte Kyomizudera, papan petunjuk arah menuju kuil ini terpampang jelas. Informasinya, jarak kesana sekitar 500 meter. Ternyata jalannya menanjak aja dong, secara lokasinya di pinggir bukit kan. Begitu sampai di gerbang, tersaji hamparan puluhan anak tangga. Belum hilang ngos-ngosan jalan kaki dari bawah tadi. Udah harus naik tangga lagi?

Yak mari foto-foto dulu deh.

kyoto2

Meski pakai payung, tetap saja tas + sepatu + jeans + coat yang kami gunakan basah kuyup. Jangan tanya dinginnya deh, sudahlah udara winter ditambah baju basah kuyup itu membuat badan menggigil disko.

Salut sama para wanita yang menuju tempat ini menggunakan kimono lengkap dengan sendal jepit kayu. Saya pun mengajak 2 gadis cantik berkimono untuk foto bersama. Kapan lagi bisa foto dengan gadis jepang, mumpung disini kan.

kyoto3

Saat memberi aba-aba “1…2…3” baru Masguh ceklek kamera, 2 gadis ini berteriak “yi, er, san

Jiahahahahaha … saya tertipu!

Mereka bukan Oshin sang gadis Jepang, melainkan versi KW nya. Mereka adalah Amoy sang gadis China, karena mengucapkan 1-2-3 dalam bahasa Mandarin (akibat sering ke China nih, jadi tau deh)

Gak sanggup naik tangga banyak (inget jadwal periksa tulang tahunan bulan depan/April), jadi cukup sampai di pintu masuk ini aja deh. Karena sudah semakin sore, kami melanjutkan perjalanan naik bus lagi. Diputuskan untuk batal masuk ke dalam kuil ini.

Sebenarnya ada becak ala Jepang, seperti tampak pada foto dibawah ini:

kyoto4

Mana tegaaaa.

Saya pikir becak di Indonesia sudah tidak manusiawi karena tukang becak harus genjot sepeda di belakang. Ternyata di Jepang lebih parah karena tukang becaknya harus lari menarik becak dengan tubuh kita di atasnya. Pantesan tukang becak di Jepang badan nya kekar macam Mr. Barbel yang rajin nge-gym.

Ginkakuji

Kunjungan berikutnya: Ginkakuji Temple, atau yang biasa disebut Silver Pavilion. Tempat ini menjadi pusat budaya tradisional Jepang dari mulai kesenian, upacara minum teh, seni merangkai bunga, puisi, design taman dan arsitektur khas Jepang.

Di dalam nya berisi pavilion perak, beberapa bangunan kuil/candi, taman lumut dan taman kering ala Jepang, kebun dan lain-lain. Kalau dilihat dari peta dibawah ini sih, kebayang betapa luasnya:

kyoto5

Sayangnya nih …

Kami tiba disana bertepatan dengan jam tutup mereka. Jadi lah kami tidak bisa masuk ke dalamnya. Cuma boleh foto di depan pintu masuknya saja:

kyoto6

Kami jalan balik ke arah halte bus. Matahari sudah mulai tenggalam saat bus datang. Kami putuskan untuk kembali ke hotel, ganti baju -sarung tangan – sepatu kemudian pergi lagi di sekitar penginapan untuk mencari makan malam. Kulit telapak tangan dan kaki saya mulai keriput dan pucat akibat kedinginan.

Owhyah … kenapa saya tidak menyebut HOTEL malah menulis PENGINAPAN?

Karena di kota Kyoto ini, kami tinggal di penginapan tradisional Jepang yang disebut RYOKAN. Unik banget deh. Tunggu liputannya di posting berikut yaaaa.

Semua posting tentang Jepang bisa dilihat di http://www.masrafa.com/category/jalan-jalan/japan/

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Japan D4 – Imperial and Harajuku

Japan D4 – Imperial and Harajuku

Hari ke 4 di Jepang.

Masguh sudah selesai workshop (he worked and I shopped hahahaha).

Tapi hari ini dilanjutkan rapat dengan 2 perusahaan berbeda yang letaknya di tengah kota Tokyo. Kami pergi ber4, saat Masguh dan bos nya meeting … maka saya dan anaknya bubos kembali jalan-jalan berdua. Kali ini di sekitar tengah kota Tokyo saja.

Imperial East Garden

Imperial Palace menjadi tujuan utama kami. Tapi sayangnya hari itu tutup untuk umum. Kami hanya bisa berjalan-jalan di taman sekitar Kerajaan yang disebut Imperial East Garden. Lokasinya tidak jauh dari stasiun Tokyo Central, hanya berjalan kaki sekitar 10 menit.

Ada loket tiket yang kita temui saat masuk ke dalam, tetapi tidak dikenakan biaya disini. Tiket masuk yang diberikan tsb harus kita kembalikan saat keluar dari area ini.

Begitu lihat di peta, ternyata luas aja:

tokyoimperial1

Senang deh masuk ke taman ini. Berssiiiihhhh banget. Semua tertata rapih. Andaikan taman di sekitar Monas seperti ini.

tokyoimperial4

Saya sempat masuk ke museum yang menampilkan foto keluarga kerajaan. Sayangnya tidak boleh menggunakan kamera di dalam museum ini. Lihat-lihat foto raja dari jaman dahulu kala, ganteng-ganteng juga. Hehehehe. Bahkan ada beberapa orang yang wajahnya seperti orang barat. Owh ya, masuk museum ini juga tidak dikenakan biaya loh.

tokyoimperial3

Beda dengan hari ke 2 yang masih menemukan hamparan salju di sekitar Kawaguchi, maupun hari ke 3 yang dingin disertai hujan gerimis di sekitar Shibuya. Suhu udara hari ke 4 ini panas sekali. Sudah mulai keringetan jalan-jalan di taman dengan menggunakan kostum 3 lapis (jaket + kaos lengan panjang + tanktop). Salah kostum lagi *tepok jidat*

tokyoimperial2

Bangunan pada foto di atas adalah rumah penjaga kawasan kerajaan. Bangunan rumahnya klasik Jepang. Terbuat dari kayu, ukurannya melebar gitu. Sayang tidak boleh masuk untuk lihat isi dalamnya.

Kata orang, paling bagus ke Jepang di sekitar bulan April – Mei. Karena pada bulan ini bunga Sakura mulai berkembang. Tapi ternyata saya beruntung, menemukan sebagian Sakura dan Cherry Blossom sudah mulai berkembang di kawasan Imperial East Garden ini. Yeaaayyy!

tokyoimperial5

Saya tidak bisa lama-lama di sini. Sudah jam makan siang, janjian bertemu masguh lagi untuk makan siang bersama.

Tokyo Dome City

Setelah makan siang, Masguh rapat lagi di tempat yang berbeda. Kali ini di salah satu gedung dekat stasiun Suidobashi.

Sambil menunggu yang rapat, kami jalan kaki ke Tokyo Dome City. Tempat ini adalah stadion olahraga terbesar. Kalau di Jakarta semacam Gelora Bung Karno.

Tidak hanya untuk olahraga, stadion ini juga digunakan untuk konser pemusik dunia yang datang ke Jepang. Bon Jovi saja tercatat sudah pernah manggung disini 15x.

Katanya Tokyo termasuk salah satu kandidat untuk menyelenggarakan Olimpiade 2020. Kalau nanti terpilih, maka ajang olahraga terbesar di dunia itu akan diadakan di Tokyo Dome ini.

Siang-siang malas lah ya ke stadion olahraga. Jadi saya melipir ke sebelahnya yaitu Tokyo Dome City Attractions, taman bermain tertua di Jepang yang dulu bernama Korakuen.

tokyodome1

Kalau cuma masuk ke dalam taman bermain ini tidak dikenakan biaya. Tapi kalau mau naik permainan, ada tiket per wahana dengan harga sekitar 400-800 yen. Harga tiket terusan untuk dewasa per hari 3.800 yen, kalau main ke situ di atas jam 5 sore harga tiketnya cuma 2.800 yen. Silahkan dikali Rp 100-105 yaa. hehehe

Ada 2 permainan yang bikin saya penasaran sih. Pertama roller coaster setinggi 80 meter. Yang kedua, SKY FLOWER seperti tampak pada foto dibawah ini:

tokyodome2

Cuaca menjelang sore itu dingin sekali … beda banget sama beberapa jam sebelumnya (gak jadi salah kostum hehehe). Kebanyang gak kalo kita berdiri di dalam kerangkeng besi, macam petugas pembersih kaca luar gedung bertingkat. Naiknya sih pelan yah, bisa disambi melihat pemandangan kota. Turunnya itu yang seru, kaya dilepas dari atas dengan diiringi kecepatan angin winter 20KM/jam aja gitu. Wuurrrr … bbrrrrgghhh.

Enggak … saya gak beneran nyobain permainannya kok. Masih inget sama kondisi badan hehehe. Setidaknya kalau suatu hari kesini sama Rafa + Fayra, udah tau harus ajak kemana kalo mereka minta ke taman bermain.

Harajuku

Nunggu yang rapat gak selesai-selesai dan belum ada kabar, akhirnya saya memutuskan untuk pindah tempat. Naik kereta lagi ke Harajuku yuukk, cuma 2 stasiun doang. Saya mengirim pesan ke Masguh untuk menyusul ke Harajuku begitu mereka selesai rapat.

Keluar stasiun Harajuku jalan kaki belok kanan sekitar 100 meter, kita akan bertemu gerbang Meiji Shrine. Kuil ini dibuat sebagai tempat memuja arwah kaisar Meiji dan istrinya, Ratu Shoken, selesai dibangun tahun 1920.

Saya tidak mau kalah sama Masguh, pingin punya foto di kuil ini juga. Hehehe

Sayangnya saat saya tiba disana, tepat jam 5 sore. Waktunya kuil tutup. Hiks. Mencoba merayu penjaga pintu, cuma minta waktu 5 menit untuk foto di dekat pintu masuk saja … gak berhasil. Yah memang disiplinnya orang Jepang patut diacungi 4 jempol. Kalau udah tutup … ya tutup aja. Gak ada pengecualian.

Akhirnya saya melipir ke jalan Harajuku. Banyak yang bercerita kalau di jalan ini tempat berkumpulnya anak muda Jepang yang senang bereksperimen dengan penampilannya. Penasaran kaya apa dandanan mereka di malam Jumat.

Beneran takjub deh di jalan Harajuku ini.

Anak-anak mudanya beneran dandan abis-abisan demi bisa eksis disini. Saya sempat ngobrol dengan gadis berdandan ala Barbie. Penampilannya serba pink, dari mulai kunciran di rambutnya – baju – jaket – stocking – sepatu – tas – payung … sampai koper juga. Sebenarnya koper ini gak ada isinya, cuma biar dandanan total aja katanya.

harajuku2

Saya masuk ke dalam toko pakaian anak muda, yang semua penjaga nya juga berpakaian ajaib. Penampilan mereka bagaikan di film kartun. Gak cuma make-up dan pakaian, tapi sampai ke warna dan bentuk rambut … semuanya maksimal. Mereka juga ramah loh ke wisatawan, mereka bersedia diajak foto bareng.

Kata Masguh “jelas aja mereka mau diajak foto bareng kamu. Lah wong kamu sendiri juga dandanannya aneh di mata mereka“. Hahahaha benar juga sih.

harajuku1

Disepanjang jalan raya sekitar Harajuku, berbaris toko-toko fashion merek internasional nan terkenal. Tapi saya milih masuk ke gang kecil untuk melihat toko-toko yang menjual barang unik. Dan memang gang kecil ini lah aslinya jalan Harajuku

Segala jenis pakaian dan aksesoris ada disini. Gemes sama legging aneka warna dan motif. Tapi gak pingin beli, karena saya gak biasa pake legging kecuali untuk lapisan di dalam jeans kalau saya pergi ke tempat dingin. Kalau pake rok saja, saya lebih suka pake celana jeans untuk lapisan dalam. Hehehe

harajuku4

Saat lihat plang bertuliskan BARBIE dari kejauhan, saya semangat menyambangi toko ini. Saya pikir ini toko mainan, siapa tau ada boneka barbie berpakaian kimono untuk oleh-oleh Fayra.

harajuku3

Saat sampai di depan toko, saya malah bengong. Ternyata toko ini menjual aneka pernak-pernik yang bisa dipakai wanita yang ingin berpenampilan seperti boneka Babie. Dari mulai make-up, pakaian sampai beraneka ragam rambut palsu (wig). Jiiaaahhh … salah!

Makin malam kaki makin pegal. Saatnya kembali ke hotel untuk istirahat. Hari berikutnya kami akan menjelajah ke kota berikutnya. Sampai jumpa Tokyo!

Semua posting tentang Jepang bisa dilihat di http://www.masrafa.com/category/jalan-jalan/japan/

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Japan D3 – Tokyo Skytree

Japan D3 – Tokyo Skytree

Masih hari ke 3 di Jepang dan masih mengikuti rombongan Masguh yang berwisata di sekitar Asakusa. Perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi Tokyo Skytree.

Menurut papan petunjuk di depan Asakusa Temple, menara ini bisa ditempuh dengan jarak 1200 meter. Dan tour guide mengajak kami berjalan kaki kesana. Wokeyy, mari jalan kaki bersama 100 orang lain sejauh lebih dari 1KM.

tokyoskytree1

Walau tour guide nya ada lebih dari 4 orang, tapi sungguh repot loh mengatur 100 orang dewasa jalan kaki bersama. Bagaikan membawa rombongan anak sekolah untuk piknik gitu deh. Semua sibuk dengan ketertarikan masing-masing.

tokyoskytree2

Setiap ada spot yang menarik untuk foto, ada aja yang berhenti sejenak untuk foto-foto. Kadang tour guide juga sih yang memberi tahu kami “silahkan foto di sini. pemandangannya bagus loh kalau di foto“.
tokyoskytree3

Saat ini Tokyo Skytree adalah bangunan tertinggi di Jepang. Sebenarnya bangunan ini merupakan menara pemancar TV. Tingginya sekitar 634 meter. Bagian dasarnya dibuat menjadi area perbelanjaan (mall) lengkap dengan aquarium (semacam seaworld di Jakarta).

Ada 2 tempat yang bisa kita kunjungi: TEMBO DECK (lantai 350) dan TEMBO GALLERIA (lantai 450). Harga tiket masuk untuk 2 tempat ini berbeda. Tentunya semakin tinggi lantai, semakin mahal juga harga tiket masuknya. Pengunjung pribadi bisa membeli tiket di lantai 4. Untuk menuju Tembo Galleria (lantai 450), kita bisa membeli tiket lagi di lantai Tembo Deck.

Kalau hanya ke Tembo Deck, harga tiket satuan 2,000 yen. Sementara untuk menuju Tembo Galleria, beli tiket lagi seharga 1,000 yen (dijual di lantai 350).

tokyoskytree8

Karena kami pergi bersama rombongan, maka kami diarahkan ke lantai 1 saja. Pintu masuk rombongan dibedakan dengan pengunjung pribadi. Bagus juga ya manajemen nya.

tokyoskytree4

Harga tiket rombongan tentu lebih murah sedikit. Kalau harga tiket satuan 2,000 yen, maka kalau kita rombongan harga tiketnya 1,800 yen.

tokyoskytree5

Setelah masuk ke dalam, kita akan disuguhi mural sepanjang 45 meter yang bernama Sumidagawa Digital Picture Scroll. Isinya pemandangan daerah Edo – Tokyo shitamachi dari kedua sisi sungai Sumida.

tokyoskytree6

Setelah itu kita naik lift menuju lantai 350. Lift di gedung ini tidak secepat lift di Taipei 101. Tapi untuk mencapai lantai 350, kita hanya menempuh waktu 2 menit saja.

Di lantai ini kita bisa melihat panorama kota Tokyo melalui 3 buah layar monitor berukuran 52 inch yang saling terhubung.

tokyoskytree9

360 derajat dinding di lantai 350 ini merupakan jendela kaca sehingga kita bisa melihat secara langsung kondisi kota Tokyo saat itu.

Maaf atas kenarsisan saya dengan menampilkan foto di bawah. Ceritanya ini edisi kisah cinta sang foto model bersama photographer nya. Hihihihihihi

tokyoskytree7

Lanjut dengan turun tangga biasa ke lantai 345, kita akan menemukan lantai yang terbuat dari kaca tebal.

tokyoskytree10

Agak ngeri juga berdiri di ketinggian 350 meter tetapi kita bisa melihat langsung ke bawah.

tokyoskytree11

Tokyo Skytree ini sudah berdiri dari tahun 2010, tetapi keseluruhan proyek nya baru selesai dan dibuka untuk umum bulan Mei 2012 (belum ada setahun). Saat ngobrol dengan teman-teman Masguh yang penduduk Jepang, mereka sendiri baru pertama kali ke sini bersama kami. Agak sulit pesan tiket nya, karena selalu penuh oleh wisatawan asing. Saya bersyukur mendapat kesempatan untuk bisa naik ke atas gedung ini.

Semua posting tentang Jepang bisa dilihat di http://www.masrafa.com/category/jalan-jalan/japan/

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Japan D3 – Asakusa

Japan D3 – Asakusa

Hari ke 3 di Jepang ini Masguh hanya meeting setengah hari. Setelah makan siang dan penutupan acara, dilanjutkan dengan tour ke sekitar area Asakusa. Karena saya belum mengunjungi daerah ini, Masguh meminta saya bertemu rombongan di depan kuil Asakusa. Nama kuil ini sebenarnya adalahnya Sensoji Temple. Tapi memang lebih dikenal dengan nama Asakusa Kannon Temple.

Masguh bilang telah menunggu saya dibawah lampion besar berwarna merah di pintu masuk kuil. Saya juga berdiri di depan pintu masuk juga persis di bawah lampion merah. Tapi kenapa gak ketemu?

Ternyata beda GATE! Hahahaha

Saya di pintu KAMINARIMON, sementara Masguh di pintu HOZOMON.

asakusa1

Untuk menuju kuil, kita melewati tempat perbelanjaan sepanjang 200 meter yang disebut Nakamise Shopping Street.

asakusa2

Sepanjang jalan ini berjejer toko yang menjual aneka makanan dan cindera mata khas Jepang. Yang uniknya, kalau di negara lain … souvenir di tempat wisata biasanya lebih murah dari pada harga souvenir di bandara. Tapi kalau di Jepang, semua harga souvenir di pelosok mana pun sama aja dengan harga di airport. Jadi kalau lupa atau tidak sempat beli oleh-oleh saat jalan-jalan, masih bisa beli di bandara dengan harga yang sama.

asakusa3

Selain tergoda dengan harumnya aneka cemilan khas Jepang di sepanjang jalan Nakamise, saya juga asyik cuci mata melihat warna warni kipas lipat – kimono – yukata – sendal jepit kayu dan aneka boneka Jepang. Sampai diujung jalan, akhirnya saya menemukan pintu kedua HOZOMON GATE. Dan Masguh sudah berdiri di tengah jalan menunggu kedatangan saya.

asakusa4

Konon kuil Budha ini berdiri tahun 645 Masehi. Termasuk salah satu kuil tertua di Jepang. Sebagian area kuil pernah hancur karena kena bom saat perang dunia ke 2, tapi dibangun lagi dan sampai sekarang terus dirawat oleh pemerintah dan penduduk Jepang.

asakusa7

Kuil ini paling ramai dikunjungi saat Sanja Festival yang diselenggarakan bulai Mei setiap tahunnya. Selain itu juga ramai saat Samba Carnival di bulan Agustus.

asakusa6

Bangunan pada foto diatas ini disebut Five-Storied Pagoda, dibangun pada tahun 942 dan direnovasi tahun 1648. Sempat hancur terbakar tahun 1945 dan dibangun ulang tahun 1973 dengan dana hasil sumbangan masyarakat.

asakusa5

Nah foto di atas ini lah HOZOMON GATE. Kelihatan kan lampion merah besar di belakang saya? Ternyata lampion itu ada di 2 pintu masuk. Lain kali kalau menjadikan titik pertemuan, harus jelas berdiri di bawah lampion pintu yang mana. Hahahaha

Semua posting tentang Jepang bisa dilihat di http://www.masrafa.com/category/jalan-jalan/japan/

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn