Touch Down Taiwan

Touch Down Taiwan

Mumpung masih ada mood menulis cerita perjalanan, mari bayar utang untuk sharing kunjungan saya ke Taipei – Taiwan.

Saya pergi ke Taipei tanggal 31 Mei sampai 2 Juni 2010. Iyaa, gak salah baca kok. Udah 2,5 tahun berlalu, baru keinget belum cerita disini. Maapkan *bow down*.

Untungnya saya tipe orang yang bisa inget kejadian detil perjalanan hanya dengan melihat-lihat foto selama perjalanan itu.

Sebenarnya udah cerita oleh-oleh yang saya dapat di Taiwan, pernah saya tulis di postingan ini. Silahkan dibaca, supaya agak nyambung dengan cerita yang sekarang. Hehehe taiwan Saya pergi ke Taiwan bukan untuk liburan.

Tetapi diminta pakbos untuk menghadiri workshop yang dihadiri operator telekomunikasi se-Asia Pasifik dan bertepatan dengan adanya event Pameran Gadget terbesar di dunia (kata billboard nya). Cuma 5 hari termasuk perjalanan hampir 8 jam (transit di Hongkong).

  1. Hari pertama : sampai Taipei udah malam.
  2. Hari kedua : full day workshop sampai gala dinner
  3. Hari ketiga : ke pameran
  4. Hari keempat : meeting dengan beberapa supplier di pameran
  5. Hari kelima : pulang ke Jakarta

Jadi sebenarnya saya cuma punya waktu disana 2 hari, setelah selesai dari pameran.

Untuk bisa masuk Taiwan, warga negara Indonesia harus memiliki visa. Nama yang tertulis di visa adalah Republic of China (RoC). Walaupun mengandung nama ‘china’, tapi visa yang berlaku untuk Taiwan tidak bisa digunakan untuk masuk ke China daratan.

Menurut teman saya yang warna negara China, konflik China dan Taiwan sudah berlangsung lama. Taiwan itu tempat pelarian orang-orang partai Nasionalis (dinasti Ming), setelah mereka kalah dari perang saudara di China antara Nasionalis dan Komunis. Jadi di Taiwan masih menganut kerajaan, sementara di China daratan menganut pemerintahan komunis.

Beberapa tahun lalu rakyat China yang akan berpergian ke Taiwan, harus keluar melalui Hongkong. Tidak bisa langsung dari China ke Taiwan. Tetapi sekarang ada beberapa bagian dari China yang bisa langsung ke Taiwan.

Taiwan itu pulau kecil, dan berbukit-bukit seperti layaknya di Hongkong. Saat melihat ke arah bukit-bukit dari jendela kamar, saya perhatikan banyak lubang-lubang di kaki bukit. Ketika saya tanyakan ke teman yang penduduk lokal, mereka bilang lubang-lubang itu tempat perlindungan mereka saat ada serangan dari China daratan ketika terjadi perang saudara.

Di Taiwan saya tinggal di kota Taipei. Mendapat jatah dan menginap di Sherwood Hotel. Alhamdulillah kamar Deluxe Single cukup luas. Jangan tanya berapa rate semalam, karena ini gratisan. hehehe

taipei9

Saat menerima undangan, saya tulis konfirmasi dan notes minta makanan HALAL. Panitia sempat ragu karena nama belakang saya Kristiani. Tapi setelah melihat foto di passpor saya menggunakan jilbab, permintaan dipenuhi. Alhamdulillah.

Jadi selama di pesawat Cathay, lunch + dinner selama acara, juga breakfast di hotel … alhamdulillah saya dan peserta muslim lain diberikan makanan sesuai notes tsb. Bahkan tamu dari India/Pakistan/Bangladesh yang menganut Hindu pun disediakan makanan vegetarian.

taipei10

Cuaca menjelang Juni sudah masuk ke summer (musim panas). Hujan turun tiap hari. Suhu sering berubah secara drastis. Siang bisa panas terik, tapi begitu menjelang malam dan hujan turun … wah suhu bisa drop menjadi dingin sekali.

taipei11

Dimana-mana orang membawa payung. Di setiap pintu masuk gedung, disediakan plastik untuk membungkus payung yang basah. Jadi sisa air hujan dipayung kita tidak akan membuat lantai becek. Para wanita yang saya temukan di jalan, biasanya memakai boots plastik berwarna warni seru. Para pengendara sepeda juga pakai payung dan sepatu plastik.

taipei16

Jumlah pengguna sepeda memang cukup banyak di Taipei. Pemerintah pun sangat mendukung, dengan menyediakan parkir sepeda di semua tempat umum.

taipei15

Tetapi jumlah motor pun tidak kalah banyak. Saya melihat lebih banyak motor di Taipei di banding Shenzhen. Disini hampir sama seperti di Jakarta. Kalau di lampu merah, paling depan adalah gerombolan pengendara motor.

taipei14

Selama disana saya menggunakan nomor telepon selular lokal. Ternyata saya menemukan kartu MENTARI disana.

taipei13

Karena banyaknya pekerja dari Indonesia (TKI), Indosat bekerja sama dengan operator telekomunikasi setempat dan menerbitkan kartu Mentari edisi Taiwan. Meski jenis kartunya prabayar, tapi saat beli kita harus menunjukan kartu identitas. Saya pun memberikan passpor untuk di fotocopy dan menjadi lampiran form pembelian kartu ini.

Sepertinya cuma di Indonesia yang penjualan kartu prabayar telekomunikasi nya paling bebas, saking bebasnya sudah seperti calling card. Orang Indonesia gonta ganti nomor telepon sudah seperti ganti sendal jepit. Gampang banget, murah dan bisa ditemukan di mana saja.

Walau jadwal saya cukup padat, saya menyempatkan diri juga untuk mengunjungi beberapa tempat yang terkenal di Taipei. Nantikan di postingan berikutnya yah!

Semua posting tentang Taipei bisa dilihat di http://www.masrafa.com/category/jalan-jalan/taiwan/taipei/

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Jalan-Jalan

Jalan-Jalan

Setelah bolak balik menerima email dan bbm “de, bagi itinerary elo dong“, padahal udah ditulis di blog cuma pada males nyari *pentung*… akhirnya kemarin saya rapihin kategori blog ini supaya lebih gampang dilihatnya.

Saya kelompokan postingan JALAN-JALAN berdasarkan NEGARA, kemudian turun berdasarkan KOTA. Untuk rincian dan perkiraan biaya perjalanan, dibuat kategori khusus BIAYA LIBURAN.

Cerita perjalanan ke Taipei – Taiwan, masih dalam tahap ngedit-ngedit fotonya. Walau kesananya tahun 2010, tapi saya masih usahakan untuk tetap ada sharing tulisannya disini. Akan dipublish dalam waktu dekat, beneran janji deh.

Cerita tentang Jogja dan Dieng, setelah Taiwan kelar aja deh. Tapi belum jelas kapan bisa nulisnya tuh hahahaha.

Kalau cerita perjalanan ke Belanda dan Belgia, belum tentu akan saya posting. Maapkan dooonggg. Soalnya dulu kesana tahun 2003, belum pake kamera digital. PR banget deh scan foto, ngedit dan nulisnya *gak berani janji*.

Sekian pengumuman hari ini.

*balik ngedit foto dan nyicil nulis cerita*

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Gaya Tidur Fayra

Gaya Tidur Fayra

Fayra sudah tidak tidur 1 kamar lagi dengan saya, sejak hari pertama ada di rumah. Ceritanya saya belajar menerapkan parenting skill ala bule yang membiasakan anak mandiri, tidur di kamar sendiri sejak bayi merah sekalipun. Waktu Rafa tidak diterapkan,  maklum namanya juga anak pertama … saya masih tidak tega. Alhasil Rafa pisah kamar saat umur 4 tahun *sigh*

Alhamdulillah Fayra tidak ada masalah berarti,  mungkin karena sudah biasa dari belum ngerti apa-apa kali yah. Umur seminggu sudah biasa tidur sendiri. Saya hanya masuk kamar Fayra setiap beberapa jam saat waktu menyusui saja.

Sampai hari ini kalau Fayra sudah merasa ngantuk, paling hanya pamitan “aku ngantuk, mo bobo duluan yah“. Trus langsung masuk kamar dan tidur deh. Kalau belum ngantuk banget tapi sudah saya suruh tidur, biasanya saya temani sambil membacakan cerita di kamarnya.

Mertua saya kadang protes “semua cucu uti, biasanya kalo mo tidur itu dikelonin dulu Fay. Digosok-gosok punggungnya sambil uti ceritain“.

Sementara Fayra tidak suka tidur kalau ada orang lain diatas kasurnya selain saya *bau emak emang beda yah hahaha*

Setelah Rafa tidur kelilit kordeng, saya menemukan keajaiban lagi.

Kali ini saya temukan malam ketika pulang kerja. Kok tumben Fayra tidak menyambut saya di depan pintu seperti biasa. Mbaknya bilang Fayra udah pamit untuk tidur ke kamarnya diatas.

Saya naik tangga dan menemukan Fayra terbaring di lantai … persis di depan pintu kamarnya!

faybo4

Beneran matanya merem dan Fayra tidur nyenyak loh *geleng-geleng*

Kok bisa sih, nduk?

Kasurnya kan tinggal beberapa langkah lagi. Tanggung amat tidur di depan pintu.

Segitu ngantuknya kali yah?

Hihihihihi

Akhirnya masguh harus menggendong Fayra dan memindahkan ke kasur. Sambil pelan-pelan saya gantikan baju tidurnya.

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Pinisi Edutainment Park

Pinisi Edutainment Park

Sebagai orangtua, kita kadang bingung ketika hari libur tiba. Maunya mengajak anak-anak bermain, tetapi yang bisa mendidik mereka. Sementara sarana tempat bermain anak yang tersedia di Jakarta sangat terbatas.

Karena itu ketika mendapat undangan dari Pinisi Edutainment Park, saya sangat tertarik untuk berkunjung. Mendengar kata “Edutainment Park”, saya langsung tersenyum lebar.

Wah ini yang dicari!

Pinisi berlokasi di Pasaraya Blok M lantai 9 dan 10.

Siapa sih orang Jakarta yang tidak tahu Pasaraya? Tempat belanja yang mengakomodasi para designer dan pengrajin lokal. Isinya sangat lengkap mulai dari pakaian, sepatu, alat rumah tangga, mainan anak, sampai dengan aneka kerajinan tangan. Saat ini Pasaraya terus melakukan peremajaan termasuk juga membuat tempat bermain anak.

Ketika sampai di depan lift menuju Pinisi kami sudah disambut oleh petugas berseragam ala pelaut, pakaian putih bergaris biru. Sampai diatas ternyata memang seperti itu konsep Pinisi, kita bagaikan berada di kota pelabuhan dengan luas 6.000 meter persegi. Lagu yang diputar merupakan lagu anak dari daerah di Indonesia. Suka!

pinisi2

Kami penasaran dengan isi dalamnya, dan lansung melihat papan petunjuk di depan kapal besar:

pinisi1

Di sebelah kiri pintu masuk, kita akan menemukan Kids Playground. Tempat bermain besar yang dilengkapi dengan perosotan. Wah tempat bermain seperti ini sangat bagus untuk fisik anak. Panjat memanjat, naik tangga, meluncur akan melatih motorik anak. Jangan lupa pakai kaos kaki untuk masuk kesini yah.

pinisi4

Masuk lagi ke dalam kita akan menemukan Caraousel. Fayra suka sekali naik mainan ini. Mau ke taman bermain mana pun, yang dicari lebih dulu pasti Carousel deh.

pinisi6

Dibalik perahu besar, ada permainan semacam bom-bom car. Berbeda bentuk dengan yang biasa, bom-bom car disini unik banget. Bentuknya bulet dengan 2 tuas, untuk maju-mundur dan berputar. Sebelum mulai bermain, petugasnya membantu memasangkan safety belt dan memberikan arahan ke anak tentang cara penggunaan tuas.

pinisi5

Fayra bermain bersama Tiur Kayla, putri kedua kak Indah Juli. Kebetulan mereka sudah beberapa kali bertemu, jadi kemarin bisa nyambung dengan cepat. Asyik aja bergandengan berdua mencoba segala macam permainan di Pinisi.

pinisi7

Saat masuk ke studio 4D, mereka berdua bagaikan pemiliknya. Gimana enggak, mereka nonton semua film yang tersedia secara marathon. Ada sekitar 3 atau 4 film, dan 1 studio isinya ya cuma mereka berdua. Hihihihi

pinisi8

Sayangnya saat Fayra mencoba Cyber Game, Flying Fox dan Wall Climbing, saya tidak sempat foto.

Apakah cuma itu?

Trus gak ada bedanya dong dengan tempat bermain di mall yang biasa.

Owh tentu tidak!

Bagian ini sengaja saya simpan terakhir, karena disinilah kelebihan Pinisi Edutainment Park. Kalau kompetitor lain menyediakan ruangan yang berorientasi pada profesi, maka Pinisi menonjolkan kesenian dan kebudayaan Indonesia. Ada beberapa kelas yang tersedia disini:

  1. Kelas Gamelan
  2. Kelas Batik
  3. Kelas Tari
  4. Kelas Pedalangan
  5. Kelas Angklung
  6. Kelas Vokal & Drama

pinisi9

Fayra sempat belajar di kelas batik dan gamelan. Hasil dari kelas ini menjadi celotehnya yang disampaikan ke papa dan mas Rafa saat mereka menjemput kami pulang. Rafa tidak bisa ikut kesini, karena ada pertandingan bola di Australian International School. Dan kami berbagi tugas, saya menemani Fayra sementara papanya menemani Rafa. Hasilnya alhamdulillah Binus Serpong menang 10-0 melawan AIS. Bangga banget mendengarnya.

Selama perjalanan pulang, Fayra sibuk berbagi ilmu yang di dapat selama di Pinisi.

Fayra: Tau gak pa? Untuk menggambar design batik, kita mungkin cuma butuh waktu 8 detik atau 8 menit. Tapi untuk membuat batiknya menggunakan malam, butuh waktu sampai 8 bulan loh. Papa tau malam gak? itu tinta yang dipakai untuk menggambar di atas kain. Warnanya coklat gitu. Lihat nih aku bikin batik gambar lumba-lumba.

Fayra: Kak, kamu pernah pegang alat musik Gamelan gak? Aku tadi belajar main gamelan dong. Cuma ada 7 bunyi loh kak. Do-re-mi-fa-sol-la-si doang. Tapi bisa jadi musik yang kereeeennn banget. Apalagi kalo udah digabung sama alat musik lain.

Fayra juga dengan bangga menunjukkan layang-layang yang dibuatnya di Pinisi. Layang-layang tersebut diberi hiasan yang membentuk huruf K, yaitu huruf pertama dari nama lengkap Fayra … KINANTI.

Untuk anak-anak yang ikut kelas Drama, mereka diajak langsung menunjukan kebolehannya. Karena pada penutup acara hari itu, ada pentas drama Lutung Kasarung.

pinisi10

Pemain utama memang disiapkan oleh Pinisi, tetapi anak-anak kita dijadikan pemain pendukung. Semua menggunakan kostum sesuai dengan tema drama hari itu. Anak-anak dikenalkan dengan cerita rakyat Indonesia dalam bentuk pertunjukan tari, lagu dan drama.

Bagus ya konsep pendidikannya.

Dengan itu semua, berapa yang harus dibayar orangtua?

  • Anak <3 tahun : 50rb
  • Anak 4-16 tahun : 100rb
  • Dewasa >16 tahun : 50rb

pinisi3

Alhamdulillah kami bisa masuk dan bermain puas tanpa harus membayar. Pihak Pinisi mengenalkan taman bermain ini pada para blogger aktif yang memiliki anak. Mereka mengundang melalui email dengan terlebih dahulu mengenalkan diri melalui komentar di blog.

Saat anak-anak bermain dan belajar, para orangtua dikumpulkan di ruangan Teater untuk mengikuti workshop penulisan blog. Pembicara hari itu Direktur Pinisi – Ari Kartika dan Editor in Chief majalah Good Housekeeping Indonesia – Asteria Elanda.

pinisi11

Saya banyak belajar tetang bagaimana menulis blog yang baik. Berikut yang bisa saya share:

  • Menulis blog bukan hanya untuk konsumsi pribadi. Walaupun blog milik pribadi tetapi saat kita klik PUBLISH, kita harusnya paham bahwa blog kita bisa dibaca oleh siapapun. Karena itu usahakan isi tulisan kita bisa bermanfaat juga untuk orang lain yang membaca.
  • Biasakan menulis yang mengandung unsur 5W + 1H (what, who, where, when, why, how). Penulisan tidak harus dalam bentuk poin, tetapi kalimat yang mengandung unsur tsb akan lebih enak dibaca karena dijabarkan dengan jelas, lengkap dan informatif.
  • Siap dengan reaksi pembaca. Saya pernah juga menulis disini kan, bahwa haters (kaum pembenci) tidak hanya beredar di dunia nyata tapi juga di dunia maya. Saya suka dengan komentar mbak Asteria “Biarkan saja pembaca bereaksi. Itu bagian dari resiko akan tayangnya tulisan kita. Yang pasti mereka bereaksi setelah membaca tulisan kita. Apa sih yang lebih menyenangkan bagi penulis, selain tulisan kita dibaca orang lain. Kalau komentar mereka positif, artinya tulisan kita bermanfaat dan bisa diterima. Kalau komentar mereka negatif, berarti kita harus belajar untuk bisa lebih baik.
  • Untuk bisa menulis, maka kita harus rajin membaca. Dengan membaca kita bisa mempelajari gaya tulisan, kosakata dan alur cerita. Karena itu untuk memperkaya dan meningkatkan kualitas tulisan kita, jangan malas membaca.
  • Lakukan observasi dan investigasi sebelum menulis. Supaya tulisan kita mengandung informasi yang benar dan terpercaya, akan lebih baik kalau kita meneliti dulu kebenaran dan fakta tentang apa yang akan kita tulis.
  • Selalu tulis sumber jika kita mengutip dari orang lain. Kita tidak mau kan jika orang lain copy-paste tulisan kita? Tidak mau juga kan kalau foto kita dicuri dan digunakan tanpa ijin? Karena itu kita juga harus menuliskan sumber jika mengutip dari orang lain.

Setelah pemaparan dari mbak Asteria, kami diminta menulis dengan tema “Sharing & Blessing“. Tulisan bisa berupa apapun, yang penting mengandung cerita tentang berbagi dan bersyukur. Kami diberi waktu 15 menit, setelah itu tulisan dikumpulkan dan akan ada hadiah untuk 3 tulisan terbaik yang dipilih beliau.

Dan pemenangnya adalah:

Saya pikir sudah selesai. Ternyata disebut lagi 2 tulisan yang diminta perbaiki dan dikirim ulang ke mbak Asteria untuk ditayangkan di majalah Good Housekeeping Indonesia. Tulisan tersebut karya mbak Indri dan …. saya!

Alhamdulillah walau tidak menjadi pemenang dan tidak mendapat hadiah, tetapi diminta menulis ulang untuk ditayangkan di majalah saja … saya girang bukan kepalang. Saya jadi semangat untuk memperbaiki tulisan saya dan mengirimkannya ke mbak Asteria. Duuhh semoga bisa lolos dan beneran ditayangkan.

Nanti tolong dibimbing ya, bu guru Bahasa Indonesia ku yang tersayang!

Setelah mengenal Retma dari tahun 2004, cuma pernah ketemu sekali dan gak ada buktinya. Akhirnya pertemuan kedua kami yang kemarin ini harus diabadikan. Hehehehe

pinisi13

Dan inilah para blogger yang diundang:

pinisi12

Senang sekali deh, tidak hanya anak yang belajar … tetapi saya sebagai orangtua juga ikut belajar.

Saya rekomendasikan Pinisi Edutainment Park ini karena sangat memenuhi kebutuhan anak untuk bermain, belajar dan memperkenalkan kebudayaan juga kesenian Indonesia.

Saran dari saya untuk Pinisi yang masih seumur jagung (baru dibuka untuk umum November 2012):

  • Toiletnya bersih, tapi sayang gak ada musholla. Dengan rentang waktu bermain 6-8 jam, sebaiknya disediakan ruangan kecil untuk sholat. Khawatir anak-anak malas meninggalkan tempat bermain di lantai 9-10 untuk sholat sebentar di lantai 5.
  • Kordinasi lapangan yang kurang baik antara penyelanggara acara di lantai 9 dengan penyedia makanan di lantai 10. Sehingga ketika kita dibubarkan di bawah dan dipersilakan makan ke lantai 10, ternyata makanan belum siap. Peserta menunggu agak lama dan antrian kacau.
Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Makanan Halal di Shenzhen

Makanan Halal di Shenzhen

Beberapa teman yang mengetahui pekerjaan saya, sering mengajukan pertanyaan “lo mondar-mandir ke China, gimana makannya?

Makan ya gampang lah, tinggal ambil pake tangan trus buka mulut. Hap … telan deh.

Hehehehe iya garing bercandanya, maap sih.

Alhamdulillah karena saya pakai jilbab, lebih mudah dikenali sebagai muslim. Hal ini meringankan saya, karena biasanya orang-orang yang mengingatkan saya “sorry, you can’t eat this. You can’t eat pork“. Penduduk China yang keturunan Mongol, kebanyakan muslim. Jadi mereka juga sudah tidak kaget dengan penampilan saya.

Biasanya saya minta ditulis huruf keriting China … aksara apa sih namanya? kalo Kanji kan bahasa Jepang tuh … isi tulisannya “no pork – no lard“. Dan dikasih poin-poin bahan makanan yang tidak bisa saya konsumsi dibawahnya:

  • Alkohol
  • Daging babi
  • Minyak babi
  • Kaldu babi
  • Lemak babi
  • Butter/Margarin dari babi

Kadang saya minta tolong teman (penduduk lokal Shenzhen) atau petugas resepsionis hotel tempat saya menginap. Kertas itu saya bawa kemana-mana, jadi setiap masuk restoran tinggal tunjukan kertas itu aja deh.

Pernah saya mendapat hotel yang petugasnya susah banget mengerti Bahasa Inggris. Ribet loh jelasin tentang makanan yang bisa saya makan, pakai bahasa tarzan. Pernah juga dapat hotel yang bahan makanan yang tersedia di dapurnya 80% mengandung bahan-bahan yang saya sebutkan di atas. Repot ajah!

Kalau ketemu kondisi seperti ini, saya minta ijin ke dapur *ini serius kejadian*. Saya minta wajan/penggorengan, saya cuci bersih (dioles sabun cuci piring cair/krim pakai tangan trus disiram air sampai yakin tidak ada minyak menempel), kemudian saya ambil telur dikocok pakai susu + lada + garam. Bikin scramble egg aja yang gampang deh. Saya pakai Anchor Butter kemasan kecil yang biasanya ditemukan dengan roti tawar. Sebagai tambahan, saya rebus brokoli atau sawi. Sayuran rebus memang hambar, jadi biasanya saya celup ke dalam kecap asin + potongan cabe rawit.

Gitu doang? Abis gimana lagi dong

Kenyang gak? Tentu tidak!

Hahahaha.

Ini kejadian paling heboh yang pernah saya jalani. Darurat banget .. tapi yaaahh daripada saya kelaperan. Seminggu di China, biasanya berat badan saya turun 2-4kg.

Untuk menjaga kondisi badan, saya banyak konsumsi buah. Nyemil sehat banget kan tuh.

Tenaaaannggg, gak sering kok kejadian daruratnya. Karena tahun lalu saya mulai menghafalkan letak resto muslim berlogo halal di sekitar Shenzhen.

Berikut beberapa yang sudah saya coba:

  1. Resto Halal di Hongli Rd (seberang Pavilion Hotel, dekat Yoshinoya) 
    shenzhenhalal1Pemiliknya ramah dan bisa berbahasa Inggris sedikit. Lumayan sempat ngobrol juga. Mereka tanya saya datang dari mana. Saya melihat pemiliknya sholat di parkiran depan resto.
    shenzhenhalal5
  2. Resto Halal di bawah Shenzhen Muslim Hotel – Wenjin South Rd
  3. Resto Halal (Mos Len Food tulisannya) di belakang Shenzhen University
  4. Resto Halal di sekitar kawasan Dongmen Food Street – Jiefang Rd
    Disini banyak jajanan yang bisa kita temukan.
    shenzhenhalal3
    Pelan-pelan cari logo halal berwarna hijau deh. Dongmen ini letaknya di sekitar Luohu, tempat perbelanjaan yang terkenal murah. Kalo di Jakarta semacam Mangga Dua gitu deh.
  5. Resto Halal di daerah Nanhai Ave (dekat WalMart)
    Saya menginap di Hotel DayHello. Di sini lah kejadian saya masak di dapur. Akhirnya pas cari-cari fast food di sekitar WallMart (target McD atau KFC) yang gak jauh dari hotel, eh saya malah nemu resto halal di jalan sebrangnya WallMart.
    shenzhenhalal2Girang banget deh malam itu. Besok paginya gak perlu ke dapur hotel lagi.
  6. Mongolian Halal Food
    Yang ini saya lupa ada di jalan apa. Gak jauh dari Window Of the World sih ruko nya. Saya sempat foto di tangga, yang atasnya ada tulisan “Assalamualaikum”
    shenzhenhalal4Tapi kenapa gak foto tampak depan resto nya sih *tepok jidat … lupa*.

Nanti deh kalo ke Shenzhen lagi, akan saya update tulisan ini biar lebih lengkap yah.

Owh ya … jangan kaget kalo di lemari pendingin resto suka ada bir. Saya pernah tanya juga ke pemilik “ini resto muslim, menyediakan makanan halal … tapi kenapa kalian jual minuman beralkohol. Itu kan gak halal

Alasan mereka “gak semua yang makan disini orang Islam. Dan kadang mereka minta bir, jadi kami sediakan juga

Harusnya sih mereka paham ya, kalau seorang muslim pun dilarang menjual minuman beralkohol walaupun kita tidak mengkonsumsinya. Biarlah hal ini menjadi urusan pribadi mereka dengan The Almighty.

Anywaaayyy … sebagai muslim kita harus berusaha sekuat tenaga untuk menjaga diri kita dari laranganNYA. Termasuk menjaga asupan tubuh kita. Walaupun resikonya harus masak sendiri di dapur hotel hihihi.

Pengalaman saya belum seberapa dibanding perjuangan Fety yang ditulis lengkap dalam postingan ini dan itu.

Pokoknya hindari yang mengandung babi yaa. Lebih gak boleh lagi kalo makan babi hamil, udah lah babi mengandung babi pula. Hahahahhaha *lawakan basi ah de*

Untuk lebih jelas bisa ke web ini aja: http://www.muslim2china.com/

Update:
Saya tambah 1 resto halal lagi mumpung ingat tuh.

Mungkin ada yang bertanya: Kenapa repot amat cari makanan disana, gak bawa popmi atau rendang atau makanan awet lainnya.

Begini yah, saya pergi kesana bukan untuk liburan yang sudah di plan jauh-jauh hari. Saya pergi untuk tugas kantor, yang perintahnya bisa datang kapan saja. Kadang bos saya kalo nyuruh berangkat itu kek nyuruh orang pergi ke Bogor. Sampe visa pun harus standby nempel di passpor.

Biasanya sih diminta siapin visa multi-entry, syaratnya harus minimal 2x menerima single entry visa sebelumnya. Artinya minimal sudah pernah ke China 2x (tidak termasuk Hongkong dan Taiwan). Hongkong tidak perlu visa. Sementara Taiwan beda visa dengan China daratan. *nah jadi inget kan tuh belum sharing tulisan ttg Taiwan*

Pernah nih, bos saya bbm jam 10 pagi “De, siap-siap berangkat ke Shenzhen ntar malam. Cari flight terakhir aja. Sampe sana besok pagi, langsung meeting ketemu si anu yah

Tuh ajaib kan?

Paling saya balas “Macam ke Depok aja ya bos :-P. Besok pagi aja berangkat nya boleh, kan? Gw pulang ke rumah dulu packing dan ijin ke suami + anak-anak dulu

Kalo udah kaya gini, mana kepikiran pulang kantor mampir ke warung padang untuk bawa rendang? Jadi yah gimana ketemu makanan di sana besok aja. Yang pasti tiap hari saya selalu nyetok buah di kamar hotel. Nyemil cherry udah paling enak deh. Disana murah banget soalnya.

Semua tulisan saya tentang China bisa dilihat disini

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn