Browsed by
Category: Jawa Timur

Wisata ke Malang

Wisata ke Malang

Makin banyak teman-teman yang berbagi foto liburan di Malang, membuat kami penasaran untuk membawa anak-anak berkunjung ke beberapa tempat wisata yang lagi ngetop saat ini.

Saya dan suami berdiskusi untuk membuat itinerary dan daftar tempat yang sekiranya bisa dinikmati oleh anak-anak. Jawa Timur Park sudah pasti masuk daftar, karena anak-anak pernah liat di salah satu acara TV yang menampilkan betapa menariknya tempat ini.

Tahun 2008 kami sudah membawa anak-anak ke Kusuma Agrowisata yang letaknya 23KM dari kota Malang. Memang saat itu Fayra masih umur 2 tahun yang pastinya sudah lupa dengan tempat ini, tapi masih banyak tempat lain yang belum kami kunjungi. Jadi tempat ini tidak masuk dalam daftar.

Tahun 2010 kami sudah pernah mengunjungi pantai Balekambang yang berlokasi 57KM dari kota Malang. Sayang tempat ini kurang terawat. Perjalanan dari tengah kota sampai ke pantai, cukup rumit. Selain itu kondisi jalan juga rusak parah terutama 5-10 kilometer terakhir menuju pantai. Walau kami diminta membayar tiket masuk (orang dan mobil), ternyata pantainya kotor, parkir mobil juga tidak diatur, sampah berserakan dimana-mana ditambah kamar mandi umum juga tidak memadai. Jadi kemana perginya uang tiket tersebut yah?

Padahal berdasarkan informasi yang saya dapat, pantai ini terkenal indah apalagi dengan bangunan Pura di atas pulau karang sama seperti Tanah Lot di Bali. Mungkin kami berkunjung di waktu yang salah kali.

malang1

Saya usul ke suami untuk mampir ke salah satu air terjun di Malang misalnya Coban Rondo, tapi beliau bilang kawasan air terjun di Indonesia masih belum dikelola dengan baik. Sudah lah harus menempuh jarak yang lumayan, sampai sana belum tentu anak-anak tertarik. Saya jadi teringat ketika mengunjungi air terjun di Kaliurang – Jogja, kecewa karena air terjunnya kering alias gak ada air yang turun sama sekali. Jadi saya setuju untuk mencoret air terjun dari daftar kami.

Kota Malang juga punya Taman Safari, tapi karena anak-anak sudah pernah ke Taman Safari Cisarua dan Bali Safari, maka tempat ini juga kami coret dari daftar.

Akhirnya kami fokus ke daerah Batu dan memutuskan untuk menghabiskan 3 hari 2 malam ke beberapa tempat di bawah ini:

Hari pertama:

Hari kedua – Jatim Park 1

Hari ketiga – Bromo

  • Puncak Pananjakan
  • Kawah Bromo
  • Savana (bukit Teletubbies)
  • Pasir Berbisik (lautan pasir)

malang3

Harusnya dengan jadwal seperti di atas, lebih baik kami mencari penginapan di daerah Batu juga. Tapi karena kami ke sana tepat saat libur akhir tahun, semua tempat penginapan di daerah Batu sudah fully booked dari tanggal 20 Desember sampai tanggal 4 Januari. Kami cari tempat penginapan mulai dari online, melalui agen perjalanan sampai telpon langsung ke hotel … akhirnya menyerah untuk menginap di tengah kota Malang saja. Jangan tanya harga hotel saat musim liburan gitu, bisa lebih mahal 50-100% dari harga biasa.

malang2

Kami menginap di Hotel Swiss Belinn – Malang. Gakpapa deh menempuh waktu 30 menit dari Batu ke Malang, meski besoknya balik lagi ke Batu. Pelayanan hotel ini bagus, kamarnya bersih, petugas housekeeping-nya sigap banget. Makanan sarapannya juga enak.

Cerita detil per tempat wisata akan saya tulis secara terpisah yah. Khawatir kepanjangan kalau dibuat 1 posting per 1 hari jalan, nanti yang baca bosen. Supaya kalo ada yang butuh informasi tentang tempat wisata itu, cukup baca 1 posting aja … gak harus baca tentang tempat lain. Gimana?

Eh iya kalau mau tau daftar tempat wisata di Malang yang lengkap, bisa intip di sini yah.

Java Road Trip

Java Road Trip

Libur akhir tahun 2014, kami memutuskan untuk mudik ke Surabaya terakhir kalinya karena orangtua Masguh akan hijrah ke ibukota di awal tahun 2015. Walau mama sempat khawatir dan meminta kami untuk naik pesawat saja, tapi dengan mempertimbangkan harga tiket pesawat yang melambung saat musim liburan akhirnya kami diijinkan untuk naik mobil dan menempuh perjalanan darat sekitar 700-800KM dari BSD.

tourdejava1

Kami berangkat tanggal 21 Dec dan kembali sampai BSD tanggal 30 Dec. Kami membagi barang untuk kebutuhan 10 hari tersebut ke dalam beberapa tas sesuai kota tujuan. Masguh menyusunnya dalam bagasi mobil macam main tetris. Hahahaha

tourdejava2

Kami melakukan perjalanan ini dengan santai. Kami berhenti di setiap jam makan, kami mampir ke mesjid saat waktu sholat, kami mengisi bensin 3x (BSD – Semarang – Surabaya), kami memilih pom bensin untuk ke toilet. Kami juga transit dan menginap di Semarang, sebelum lanjut ke Surabaya.

Untuk mengusir rasa bosan, kami siapkan beberapa film yang bisa ditonton anak-anak selama perjalanan. Tak lupa bawa gadget supaya anak-anak bisa main games. Khusus untuk Fayra, tersedia 1 pouch berisi buku sketch dan alat gambar.

tourdejava3

Tikar plastik yang selalu tersedia di bagasi mobil, menjadi sangat berguna kala ban mobil kami bermasalah di kota Tegal. Akibat jalan tol dari Cirebon ke arah Brebes yang banyak lobang, membuat ban mobil kiri belakang benjol lumayan besar. Masguh telpon ke Pusat Service Mobil untuk minta pendapat apakah kondisi ban bisa dibawa melanjutkan perjalanan, kami disarankan untuk mengganti ban mobil demi menghindari kecelakaan. Akhirnya kami berhenti di Tegal untuk makan siang sekaligus mengganti ban dengan ban cadangan. Alhamdulillah perjalanan setelahnya lancar tanpa macet dan kondisi jalan juga mulus sampai Surabaya.

tourdejava4

Enaknya perjalanan darat menggunakan kendaraan pribadi adalah kita bisa berhenti setiap menemukan spot dengan pemandangan menakjubkan. Meski berhenti hanya 5-10 menit untuk menikmati indahnya ciptaan Sang Maha Kuasa, kami memanfaatkan juga untuk istirahat sekedar meluruskan kaki setelah sekian jam dalam kondisi duduk di dalam mobil.

tourdejava5

Berikut rute yang kami tempuh:

Berangkat: BSD – Cikampek – Purwakarta – Subang – Cirebon – Tol Palimanan Kanci Pejagan – Brebes – Tegal – Pekalongan – Kendal – Semarang – Kudus – Pati – Rembang – Lasem – Tuban – Gresik Surabaya

Pulang: Surabaya – Tuban – Lasem – Rembang – Pati – Kudus – Semarang – Kendal – Pekalongan – Tegal – Brebes – Tol Pejagan Kanci Palimanan  – Cirebon – Indramayu – Pamanukan – Cikampek – BSD

tourdejava6

Berikut itinerary kami selama 10 hari:

tourdejava7

Ini memang bukan perjalanan lintas darat pulau jawa pertama kami, sebelumnya kami sudah pernah melakukan beberapa kali perjalanan seperti yang sudah saya rangkum di sini. Fayra dibawa perjalanan darat ke Surabaya pertama kali saat berusia 2 tahun. Kami gak tunggu sampai anak-anak sebesar ini, baru membawa mereka kok.

Tapi sepertinya ini akan menjadi perjalanan terakhir lintas Jawa – Madura. Selain karena orangtua Masguh sudah pindah ke Jakarta, kami juga berencana untuk melakukan perjalanan darat lintas pulau lain. Mungkin kami akan mulai dari Jakarta ke Lampung – Sumatera Selatan, sebelum nanti akan mencoba ke kota lain di pulau Sumatera (Bengkulu, Riau, Padang, dll).

Cerita liburan detil selama 10 hari dari Jakarta sampai Madura ini akan saya bagi ke dalam beberapa posting yah. Jadi tunggu tulisan saya berikutnya!

Jembatan Suramadu

Jembatan Suramadu

Saat mudik ke Surabaya lebaran kemarin, kami menyempatkan jalan-jalan ke jembatan Suramadu. Gak ada tujuan yang pasti di Madura, cuma pingin ngasih liat megahnya jembatan itu aja ke Rafa.

Jembatan Suramadu ini dibuat untuk menghubungkan pulau Jawa dengan pulau Madura. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Lebar jembatan kurang lebih 30 meter. Jembatan ini menyediakan empat lajur dua arah selebar 3,5 meter dengan dua lajur darurat selebar 2,75 meter. Jembatan ini juga menyediakan lajur khusus bagi pengendara sepeda motor disetiap sisi luar jembatan. (source: wikipedia)

Untuk bisa melewati jembatan ini, setiap mobil dikenakan biaya Rp 30,000. Sementara motor hanya membayar Rp 3,000. Kami banyak berpaspasan dengan mobil berplat B alias Jakarta. Memang jembatan ini sekarang sudah menjadi objek wisata di Jawa Timur. Bahkan sampai ada jasa ojek motor untuk bisa lewat jembatan ini. Dengan tarif Rp 10.000, ojek motor akan mengantar kita sampai ujung jembatan.

Ditengah jembatan harusnya tidak boleh berhenti. Tapi banyak banget yang tetap nakal berhenti di tengah jembatan hanya untuk berfoto. Gak cuma mobil, pengendara motor pun banyak yang berhenti dan poto-poto sampai naik ke pagar. Padahal mereka semua membahayakan pengendara lain.

Pantes aja ada mobil pratroli polisi yang sibuk mondar mandir di jembatan sambil menyalakan sirene. Dan setiap ditemukan kendaraan berhenti, polisi tsb memperingati mereka melalui pengeras suara untuk terus melanjutkan perjalanan.

Ketika kami sampai diujung jembatan, banyak sekali menemukan tenda darurat yang menjual berbagai dagangan. Dari jajanan, oleh-oleh, warung bakso, sampai ada ‘lapak’ salah satu operator telekomunikasi juga. Sayangnya tidak ada pemerintah setempat yang mengatur mereka. Jadi terlihat sangat kotor dan kumuh. Padahal akan lebih baik sebagai ‘gerbang’ masuk pulau Madura ditata supaya terlihat menarik untuk wisatawan.

Om nya masguh yang nganter kami kesana, kebetulan bekerja di pemda surabaya. Beliau bilang adanya jembatan ini belum mempengaruhi perkembangan Madura. Padahal tujuan pembangunan jembatan ini, supaya akses dari Madura ke pulau Jawa lebih mudah dan cepat. Diharapkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Madura bisa meningkat. Tapi kenyataannya belum sesuai harapan.

Karena keterbatasan waktu, kami tidak sempat menjelajah Madura. Gak sempat berburu makanan setempat, gak sempat terjun ke salah satu pasar tradisional, gak bisa belanja batik Madura, apalagi mengunjungi kawasan wisata disana. Mungkin lain waktu kalau kami ke Surabaya pakai kendaraan sendiri dan cuti lebih lama, bisa menikmati liburan sambil menjelajah pulau Madura.

Kusuma Agrowisata – Batu Malang

Kusuma Agrowisata – Batu Malang

Bosan dengan kondisi kota Surabaya yang panas dan tukang jajanan yang pada tutup, kami memutuskan untuk jalan-jalan ke Malang – BLitar. Alhamdulillah macet di Porong gak terlalu panjang, jadi kami bisa sampai di Malang sebelum waktu sholat jumat.

Saat nunggu masguh dan akung sholat jumat, de sempat sms-an ama Maki untuk tanya-tanya objek wisata di Malang. Kebangetan aja kalo dia sampe gak tau, secara pernah sekolah disitu. hehehe.

Tapi karena diantara kami gak ada yang tau jalan, dicarilah tempat wisata yang paling terkenal disana. Kalo cuma waterpark doang sih di BSD juga ada. Jadi diputuskan untuk ke Kusuma Agrowisata yang letaknya 23KM dari kota Malang. Pokoknya cari aja petunjuk jalan menuju Batu – Malang.

Kusuma Agro Wisata
Jl. Abdul Gani Atas Batu
Malang Jawa Timur
Telp. 0341-593333, 593195, 551565
Fax. 0341-593196, 596459

tuh siapa tau aja ada yg butuh info lebih lanjut, bisa nanya kesana langsung.

Udara disana sejuk *ya iyalah dibanding Surabaya*, pemandangannya juga bagus banget. Dikelilingi bukit, dan luasnya 70 hektar. Kusuma Agrowisata  ini terdiri dari Hotel, kebun apel, kebun jeruk, kebun stoberi, bahkan sekarang ada sayur-mayur juga. Ada restoran, toko souvenir, tempat bilyar, aula, sarana olahraga, fasilitas outbound, taman bermain anak sampai kebun binatang mini.

Tiket masuknya dibikin beberapa paket. Kami cuma ambil apket yang termurah yaitu 25rb per orang, sudah termasuk welcome drink (sari buah apel dalam kemasan gelas plastik), petik apel 2 buah dan jus apel 1 gelas. Paket termahal 40rb per orang, tiket termasuk welcome drink, petik apel/jeruk maks 4 buah, petik stoberi, 1 plastik sayur, jus/milkshake, juga sepiring nasi goreng.

Peraturan petik buah ditulis dalam papan yang diletakan dipintu masuk area pemetikan. Tapi pada prakteknya banyak juga buah yang berjatuhan ditanah karena orang main asal tarik aja. Sayang banget deh 🙁

Sampah gelas plastik bekas welcome drink juga berserakan disepanjang area. Tempat sampah penuh berisi gelas plastik. Gak tau deh jadwal pembuangan sampah gimana diaturnya. Sampai bisa menggunung seperti itu. Malah sampai berceceran disekitar tempat sampah.

Rafa sibuk mencari apel berukuran agak besar. Karena kami memiliki 5 tiket, berarti jatahnya 10 buah. Hampir semua dipetik Rafa. Uti cuma megangin hasil petikan, Akung gendong fayra, Papa sibuk moto, mama sibuk nunjukin Rafa mana apel yang layak dipetik.

Saat kami berjalan mengelilingi area agrowisata, ada beberapa kebun yang tidak terawat. Entah karena tempat ini terlalu luas dan sumber daya manusia untuk merawatnya kurang, atau memang sudah selesai masa panen dan memang kering begitu pohonnya. Tapi yang pasti, kondisi seperti foto diatas itu membuat pemandangan agak terganggu keindahannya.

Saat Rafa mengajak masuk ke taman bunga, mama menolak dan mengajukan uti untuk nemenin Rafa ke dalam. Fayra beneran alergi serbuk bunga, beberapa waktu lalu diajak mbah mami ke taman depan kolam renang komplek … pulangnya bentol2. Kasian kalo diajak masuk ke taman bunga lagi, gak tega liat dia garuk-garuk kegatelan. Yah semoga alergi ini gak sampai dia dewasa, kasian nanti gak pernah ngerasain terima bunga dari cowok.

Liat kandang disebelah kanan foto diatas? Itu lah kandang beberapa binatang yang ada disini. Berbagai jenis burung (Rafa sempat melihat burung merak ketika mekar … wah dia sampai takjub), berbagai jenis ayam (sampe ada ayam mutiara loh…lucu deh bulunya polkadot  seperti bertaburan mutiara), kelelawar, juga beberapa jenis monyet.

Rafa dan Fayra puas banget lari-larian disini. Setidaknya Rafa punya bahan cerita tambahan untuk PR dari sekolah “mengarang cerita libur lebaran”.

PS: rambut Fay ala jamur, kok jadi mirip anggota band changcuter yah? hihihihi

Idul Fitri 2008

Idul Fitri 2008

Gak kerasa yah, kek nya baru kemarin cerita yang ini … udah beda tahun lagi aja. Emang pada pingin tau gitu, gimana liburan lebarannya rafayra?

Tahun ini benar-benar tahun yang penuh petualangan dan tantangan. Pertama kalinya kami membawa anak-anak 4,5 jam naik pesawat ke luar negeri, tega bawa anak naik kereta ekonomi selama 9 jam, dan kali ini membawa anak-anak pergi jauh menggunakan mobil selama 21 jam. Kalo cuma becak, bajaj, busway, KRL, ojeg, delman sih pernah. Alhamdulillah anak-anak terbukti tahan banting!

Keputusan ini agak mendadak sebenarnya. Cuma karena kami kaget ama tiket pesawat yang karena TUSLAH menjadi Rp2jt/org/PP, juga tiket kreta yang membengkak jadi Rp1jt/org/PP. Dengan anggota keluarga yang udah kwartet ini, bikin kami berpikir keras mengeluarkan uang sebanyak itu hanya untuk transport ke Surabaya.

Jujur de gak pernah mudik sebelum nikah, soalnya semua keluarga memang tinggal di Jakarta. Kalaupun pergi ke tanah kelahiran alm bapak, itu cuma untuk liburan sekolah bukan untuk lebaran. Setelah nikah ini de jadi bisa merasakan gimana repotnya menghadapi lebaran, pusing nyari tiket dan persiapan mudik lainnya.

Anak-anak tidak dibiasakan mendapat baju lebaran, karena menurut kami baju baru akan diberikan ketika baju lama sudah rusak atau tidak muat. Lebaran ini Rafa dan Fayra cuma mendapat kaos dalam dan undies baru aja, masing-masing 1 lusin (setok selama setahun … itu juga kalo masih cukup setahun ke depan). Dibelikan uti di Surabaya pun. Jadi mayan ngurangin isi koper dari sini. hehehe

Barang yang dibawa juga standar kaya keluarga lain. Isi koper cuma : baju anak-anak secukupnya, stok susu fayra selama diperjalanan, dan mainan anak-anak. Ransel cuma berisi baju pergi de & masguh (untuk baju harian: de pinjam daster mama, masguh pinjam kaos dan celana pendek papa). Ini enaknya kalo mudik ke kota yang tinggal jalan kaki ke sebuah mall besar gak jauh dari rumah … kami bisa belanja diapers dan susu fayra disana. Gak perlu bawa dari sini *lirik tw yang harus bawa stok susu asha selama seminggu. Lagian pake susu anak yang gak banyak dijual toko gitu sih hehehe*. Ditambah 1 ransel yang isinya baju untuk menginap … jaga-jaga butuh nginap di pertengahan jalan.

Kami gak perlu bawa oleh2, karena uti dan akung cukup dikasih THR aja (semoga bisa untuk nambahin tabungan haji ya ma+pa). Keluarga adeknya masguh juga mudik ke Pekanbaru. Jadi kami cuma berlebaran ber 6 disana.

Simpel kan?

Eh tapi masguh gaya deh membawa gadget lengkap banget. Dari mulai henpon, pocket digicam, laptop 2 biji (de masih harus monitor project juga soalnya), blekberi sampe GPS terminal. Hahahaha … nyantai aja bos, kita gak ke hutan kok. Jalan pantura banyak petunjuknya, dijamin gak nyasar!

Kami juga mengatur strategi perjalanan. Kami menghindari waktu-waktu pilihan orang lain (biasanya pada senang jalan abis sahur, abis jumatan, atau abis tarawih). Kami putuskan untuk berangkat jam 1-2 malam, sahur di KM57 tol Cikampek. Lumayan kan, saat orang baru keluar rumah … kami sudah keluar tol cikampek. Dan terbukti perjalanan lancar tanpa ditemukan macet, seperti yang diberitakan di TV dan koran.

Perjalanan 21 jam juga bisa dinikmati anak-anak tanpa rewel. Embak2nya turun di Brebes. Kami gak jadi nginap di Semarang karena masuk sana masih jam 12 siang. Masguh cukup pede untuk terus nyetir sampai Surabaya. Karena jalanan lancar, bensin pun irit. Cukup ngisi di Cikampek dan Tegal. Kami berhenti 5x sesuai jadwal sholat dan makan anak2 aja. GPS terminal nya juga gak dipake sama sekali tuh. hihihihi

Alhamdulillah de bisa jadi navigator selama perjalanan itu. Fayra di barisan tengah mobil, Rafa dibarisan belakang. Jadi mereka bisa tidur masing-masing. Kalaupun melek, Rafa pindah ke barisan tengah untuk mengawasi adeknya. Mama tetap di depan membaca petunjuk jalan biar masguh bisa konsen nyetir sambil dengerin perintah de “lurus pa, belok kanan, 7km lagi masuk kota berikutnya, ati-ati motor“. Tapi sampai Gresik (skitar 2 jam menuju SBY), mata de gak bisa ditahan lagi … de sukses tidur. hahaha

Gak enaknya libur lebaran di kota besar, semua tukang jajanan pada tutup. Jauh jauh kesana, cuma bisa makan pizza – bento – fried chicken – steak. Buyar sudah impian de untuk bisa wisata kuliner dan makan rujak cingur, bebek goreng, lontong balap, bakso pakman. Hiks

Kami mengisi liburan selama total 12 hari dengan bersilaturahmi dengan keluarga besar masguh. Rencananya de juga mo ke rumah bude di Blitar, tapi di Malang macet banget. Ketika cari hotel untuk menginap, semua penuh! Alhamdulillah masih sempat Argo wisata ke kebun apel malang. Ceritanya di postingan selanjutnya aja yah. Biar fokus nyeritain tempat itu, lengkap dengan foto-foto nya.

Kami sempat menerima singgahan keluarga musafir, yang pesawatnya ditunda sampai jam 12 malam. Kasian udah menempuh perjalanan jauh dari Bondowoso, eh pesawat delay sampai 3x brubah jadwal. Asha top banget ya wi, batere nya merek apa sih tuh anak. Kok gak ada capeknya!

Giliran mo pulang….semua lansung aras-arasan (males2an). Packing aja dilakukan pagi. Bawaan kami beranak sampai 4 kantong besar. Underwear anak2 yang dibeliin utinya, oleh2 dari uti, juga oleh2 yang sengaja kami beli untuk teman-teman kantor.

Perjalanan pulang lebih santai dari berangkat. Surabaya ke Semarang ditempuh dalam waktu 9 jam. Kami menyempatkan mampir ke salah satu Rumah Sakit di Tuban. Menjenguk istri teman de jaman di pabrik panci dulu yang baru aja lahiran.

Karena masuk Semarang menjelang magrib, kami putuskan untuk menginap dulu di Semarang. Kebetulan hotel Ibis baru buka disana, kami dapat soft opening rate cuma 302,000 per malam tanpa sarapan. Beda 100rb kalo mau tambah sarapan di hotel. Padahal sarapan di pinggir jalan cuma abis 30rb dengan jalan kaki ke simpang lima mencari tukang nasi pecel. Tapi masguh males keluar hotel, maunya keluar hotel itu dah langsung pergi bawa mobil. Jadilah kami sarapan di hotel dan baru berangkat jam 9.30 pagi. Rafa bangun tidur aja jam 8, kata dia “mosok ke hotel bagus gitu doang ma. Entar dulu deh aku mo males-malesan menikmati hotel baru ini”. Hayaaahhh gaya banget sih anak gw satu ini!

Semarang – Jakarta ditempuh dalam waktu 12 jam. Mampir makan di Tegal, jemput embak2 di Brebes, juga beli makan malam. Gak macet juga, cuma memang kondisi jalan lebih ramai dibanding berangkat. Alhamdulillah selamat sampai di Ciputat.

Buka pintu rumah … aauuwwffff … bau rumah tak berpenghuni itu gak enak banget. Mesin air pun mati. Malam ini masguh terpaksa minta air dan ngangkutin ber-ember2 dari rumah depan ke dalam rumah kami. Embak kebagian bongkar isi mobil dan masukin tas-tas ke dalam rumah. De sibuk waslapin Rafa & Fayra sekalian mengantar mereka tidur. Selesai beres-beres jam 1 pagi. Sementara masguh masih cuti, de udah harus kembali nguli dan mengejar kereta jam 7. Capek tapi menyenangkan!

2 tahun kemudian baru akan mudik lagi. Mau konvoi?