Berbagi Sebelum Pergi
Dalam bekerja, saya mempunyai prinsip yaitu “dimana kaki berpijak, sebisa mungkin meninggalkan jejak”
Saya bersyukur 10 tahun terakhir sebelum Tutup Karir, saya ditempatkan dalam unit kerja Product Development. Setidaknya saya bisa meninggalkan jejak berupa jasa atau produk dengan harapan bermanfaat bagi pengguna.
Tahun 2013 saya diberi kesempatan untuk bisa menyambangi beberapa universitas negeri untuk mengisi seminar teknologi yang pernah saya tulis di sini.
Tahun 2014 saya diberi kesempatan lagi untuk mengisi 5 seminar teknologi di beberapa universitas yaitu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Teknologi Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga Jogja, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang. Yang di Udinus ini dihadiri oleh 2,500 mahasiswa, acaranya dilaksanakan di Gedung Balai Kota Semarang supaya bisa menampung mereka semua. Ndredeg deh!
Sebenarnya pada tahun yang sama dilaksanakan roadshow ke 20 universitas di 6 kota dalam pulau Jawa. Sisa 15 seminar lain, saya bagikan ke teman-teman supaya mereka memiliki pengalaman yang sama.
Tahun 2015 hanya sebulan sebelum masa bakti saya di industri telekomunikasi berakhir, saya diminta berbagi pengalaman kepada teman-teman dari unit kerja logistik. Kebetulan kepala divisinya teman dekat saya sejak di kantor sebelumnya, jadi saya juga tidak keberatan dengan permintaan beliau. Tema yang diangkat sama seperti yang saya sampaikan ke mahasiswa, yaitu Technopreneurship – Smartphone Sebagai Mesin Uang.
Sebagian besar teman-teman di unit kerja logistik ini merupakan karyawan kontrak. Karena memang pekerjaan mereka bersifat operasional seperti di pabrik. Latar belakang pendidikan mereka hanya SMA, walau tidak sedikit juga yang meneruskan kuliah sepulang kerja. Mereka yang mengerjakan packaging kartu perdana, bundling henpon, sampai distribusi ke penjual. Mereka lah orang-orang yang membuat produk saya bisa dinikmati pengguna di seluruh Indonesia.
Saya pernah berada di posisi mereka, memulai karir di industri telekomunikasi menjadi karyawan kontrak hanya dengan ijasah setingkat SMA. Saya juga merasakan perjuangan mereka, untuk bisa melanjutkan kuliah setelah pulang kerja. Saya ingin mereka juga bisa seperti saya, mencapai posisi yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Saya berharap mereka juga bisa memanfaatkan teknologi yang ada di tangan mereka (smartphone), untuk bisa menjadi alat penambah pendapatan (mesin uang).
Tidak hanya itu, saya juga didaulat untuk memperagakan cara memakai jilbab. Beberapa orang dari mereka bersedia menjadi modelnya. Saya juga menyebarkan informasi tentang penyakit yang pernah hinggap di tubuh saya (TBC Tulang) dan kegiatan saya mengunjungi pasien lain. Pada kesempatan ini juga, saya berpamitan, menyampaikan rencana saya untuk menyudahi perjalanan saya di industri telekomunikasi. Saya ceritakan kepada mereka apa yang akan saya lakukan setelahnya. Saya berharap mereka bisa memetik hikmah dari pengalaman saya.
Tanpa terasa setahun sudah berlalu. Bulan Februari ini genap setahun saya berhenti.
Saya tidak menyesali keputusan ini. Justru saya mensyukuri.
Setidaknya saya pernah berdedikasi 19 tahun di industri telekomunikasi, yang bisa saya ceritakan ke anak cucu nanti.
9 thoughts on “Berbagi Sebelum Pergi”
Membayangkan Mbak De bekerja dulu pasti orang yang produktif banget dan berprestasi. Salut Mbak De!
Dirimu emang ngga bisa diem ya, De. Jadi inget komen suamiku waktu ketemu di acara Srikandi Blogger 2014 lalu. Blecet kaditu, blecet kadieu .. hihihihi..
Maksudnya, lari ke sana, lari ke sini. Lincah.
Sehat selalu ya ..
Lha, salah komen. Maksudnya mau komen di postingan “Tutup Toko”
Sekarang juga masih sibuk ni mb De ma usaha barunya… sukses selalu ya mb… Jgn bosen2 mampir Semarang
mbak de ini memang orang yang tak kenal lelah dan selalu punya visi.. semangat terus. semoga kerja kerasnya diganti dengan buah manis dari Allah.
mbak De orangnya terus berbagi yaa, memberi manfaat kepada yang lain, semoga berkah ya mbak
subhanallah mamah fayra is very smart. no wonder anaknya juga sangat lincah, pandai bergaul dan pintar… like mother like daughter… smoga langkah mamah selalu di rahmati Allah S.W.T… aamiin.
Masyallah, semangat terus mbak De, ” Kerja keras tak akan mengkhianati” 🙂
19 tahun mba, panjang. Barakallah mba, bener2 gagah gemulai yaq :)) salam buat bude pakde, mas rafa, mba fayra dari Kaina
Roknya cakep mba de 😀