Browsed by
Category: Indonesia

Wisata ke Malang

Wisata ke Malang

Makin banyak teman-teman yang berbagi foto liburan di Malang, membuat kami penasaran untuk membawa anak-anak berkunjung ke beberapa tempat wisata yang lagi ngetop saat ini.

Saya dan suami berdiskusi untuk membuat itinerary dan daftar tempat yang sekiranya bisa dinikmati oleh anak-anak. Jawa Timur Park sudah pasti masuk daftar, karena anak-anak pernah liat di salah satu acara TV yang menampilkan betapa menariknya tempat ini.

Tahun 2008 kami sudah membawa anak-anak ke Kusuma Agrowisata yang letaknya 23KM dari kota Malang. Memang saat itu Fayra masih umur 2 tahun yang pastinya sudah lupa dengan tempat ini, tapi masih banyak tempat lain yang belum kami kunjungi. Jadi tempat ini tidak masuk dalam daftar.

Tahun 2010 kami sudah pernah mengunjungi pantai Balekambang yang berlokasi 57KM dari kota Malang. Sayang tempat ini kurang terawat. Perjalanan dari tengah kota sampai ke pantai, cukup rumit. Selain itu kondisi jalan juga rusak parah terutama 5-10 kilometer terakhir menuju pantai. Walau kami diminta membayar tiket masuk (orang dan mobil), ternyata pantainya kotor, parkir mobil juga tidak diatur, sampah berserakan dimana-mana ditambah kamar mandi umum juga tidak memadai. Jadi kemana perginya uang tiket tersebut yah?

Padahal berdasarkan informasi yang saya dapat, pantai ini terkenal indah apalagi dengan bangunan Pura di atas pulau karang sama seperti Tanah Lot di Bali. Mungkin kami berkunjung di waktu yang salah kali.

malang1

Saya usul ke suami untuk mampir ke salah satu air terjun di Malang misalnya Coban Rondo, tapi beliau bilang kawasan air terjun di Indonesia masih belum dikelola dengan baik. Sudah lah harus menempuh jarak yang lumayan, sampai sana belum tentu anak-anak tertarik. Saya jadi teringat ketika mengunjungi air terjun di Kaliurang – Jogja, kecewa karena air terjunnya kering alias gak ada air yang turun sama sekali. Jadi saya setuju untuk mencoret air terjun dari daftar kami.

Kota Malang juga punya Taman Safari, tapi karena anak-anak sudah pernah ke Taman Safari Cisarua dan Bali Safari, maka tempat ini juga kami coret dari daftar.

Akhirnya kami fokus ke daerah Batu dan memutuskan untuk menghabiskan 3 hari 2 malam ke beberapa tempat di bawah ini:

Hari pertama:

Hari kedua – Jatim Park 1

Hari ketiga – Bromo

  • Puncak Pananjakan
  • Kawah Bromo
  • Savana (bukit Teletubbies)
  • Pasir Berbisik (lautan pasir)

malang3

Harusnya dengan jadwal seperti di atas, lebih baik kami mencari penginapan di daerah Batu juga. Tapi karena kami ke sana tepat saat libur akhir tahun, semua tempat penginapan di daerah Batu sudah fully booked dari tanggal 20 Desember sampai tanggal 4 Januari. Kami cari tempat penginapan mulai dari online, melalui agen perjalanan sampai telpon langsung ke hotel … akhirnya menyerah untuk menginap di tengah kota Malang saja. Jangan tanya harga hotel saat musim liburan gitu, bisa lebih mahal 50-100% dari harga biasa.

malang2

Kami menginap di Hotel Swiss Belinn – Malang. Gakpapa deh menempuh waktu 30 menit dari Batu ke Malang, meski besoknya balik lagi ke Batu. Pelayanan hotel ini bagus, kamarnya bersih, petugas housekeeping-nya sigap banget. Makanan sarapannya juga enak.

Cerita detil per tempat wisata akan saya tulis secara terpisah yah. Khawatir kepanjangan kalau dibuat 1 posting per 1 hari jalan, nanti yang baca bosen. Supaya kalo ada yang butuh informasi tentang tempat wisata itu, cukup baca 1 posting aja … gak harus baca tentang tempat lain. Gimana?

Eh iya kalau mau tau daftar tempat wisata di Malang yang lengkap, bisa intip di sini yah.

Java Road Trip

Java Road Trip

Libur akhir tahun 2014, kami memutuskan untuk mudik ke Surabaya terakhir kalinya karena orangtua Masguh akan hijrah ke ibukota di awal tahun 2015. Walau mama sempat khawatir dan meminta kami untuk naik pesawat saja, tapi dengan mempertimbangkan harga tiket pesawat yang melambung saat musim liburan akhirnya kami diijinkan untuk naik mobil dan menempuh perjalanan darat sekitar 700-800KM dari BSD.

tourdejava1

Kami berangkat tanggal 21 Dec dan kembali sampai BSD tanggal 30 Dec. Kami membagi barang untuk kebutuhan 10 hari tersebut ke dalam beberapa tas sesuai kota tujuan. Masguh menyusunnya dalam bagasi mobil macam main tetris. Hahahaha

tourdejava2

Kami melakukan perjalanan ini dengan santai. Kami berhenti di setiap jam makan, kami mampir ke mesjid saat waktu sholat, kami mengisi bensin 3x (BSD – Semarang – Surabaya), kami memilih pom bensin untuk ke toilet. Kami juga transit dan menginap di Semarang, sebelum lanjut ke Surabaya.

Untuk mengusir rasa bosan, kami siapkan beberapa film yang bisa ditonton anak-anak selama perjalanan. Tak lupa bawa gadget supaya anak-anak bisa main games. Khusus untuk Fayra, tersedia 1 pouch berisi buku sketch dan alat gambar.

tourdejava3

Tikar plastik yang selalu tersedia di bagasi mobil, menjadi sangat berguna kala ban mobil kami bermasalah di kota Tegal. Akibat jalan tol dari Cirebon ke arah Brebes yang banyak lobang, membuat ban mobil kiri belakang benjol lumayan besar. Masguh telpon ke Pusat Service Mobil untuk minta pendapat apakah kondisi ban bisa dibawa melanjutkan perjalanan, kami disarankan untuk mengganti ban mobil demi menghindari kecelakaan. Akhirnya kami berhenti di Tegal untuk makan siang sekaligus mengganti ban dengan ban cadangan. Alhamdulillah perjalanan setelahnya lancar tanpa macet dan kondisi jalan juga mulus sampai Surabaya.

tourdejava4

Enaknya perjalanan darat menggunakan kendaraan pribadi adalah kita bisa berhenti setiap menemukan spot dengan pemandangan menakjubkan. Meski berhenti hanya 5-10 menit untuk menikmati indahnya ciptaan Sang Maha Kuasa, kami memanfaatkan juga untuk istirahat sekedar meluruskan kaki setelah sekian jam dalam kondisi duduk di dalam mobil.

tourdejava5

Berikut rute yang kami tempuh:

Berangkat: BSD – Cikampek – Purwakarta – Subang – Cirebon – Tol Palimanan Kanci Pejagan – Brebes – Tegal – Pekalongan – Kendal – Semarang – Kudus – Pati – Rembang – Lasem – Tuban – Gresik Surabaya

Pulang: Surabaya – Tuban – Lasem – Rembang – Pati – Kudus – Semarang – Kendal – Pekalongan – Tegal – Brebes – Tol Pejagan Kanci Palimanan  – Cirebon – Indramayu – Pamanukan – Cikampek – BSD

tourdejava6

Berikut itinerary kami selama 10 hari:

tourdejava7

Ini memang bukan perjalanan lintas darat pulau jawa pertama kami, sebelumnya kami sudah pernah melakukan beberapa kali perjalanan seperti yang sudah saya rangkum di sini. Fayra dibawa perjalanan darat ke Surabaya pertama kali saat berusia 2 tahun. Kami gak tunggu sampai anak-anak sebesar ini, baru membawa mereka kok.

Tapi sepertinya ini akan menjadi perjalanan terakhir lintas Jawa – Madura. Selain karena orangtua Masguh sudah pindah ke Jakarta, kami juga berencana untuk melakukan perjalanan darat lintas pulau lain. Mungkin kami akan mulai dari Jakarta ke Lampung – Sumatera Selatan, sebelum nanti akan mencoba ke kota lain di pulau Sumatera (Bengkulu, Riau, Padang, dll).

Cerita liburan detil selama 10 hari dari Jakarta sampai Madura ini akan saya bagi ke dalam beberapa posting yah. Jadi tunggu tulisan saya berikutnya!

Sehari di Semarang

Sehari di Semarang

Sejak akhir tahun 2013, saya sering mendapat tugas untuk pergi ke Semarang. Gak lama, setiap pergi cuma 1 malam atau bahkan pulang hari saja. Beberapa kali untuk mengisi seminar di beberapa universitas, lain waktu kunjungan untuk melihat pabrik dan rapat.

semarang1

Wisata Kuliner Semarang

Meski jadwal padat, saya masih menyempatkan diri untuk menikmati jajanan khas Semarang khususnya di daerah Simpang Lima. Dari tahu petis, jagung bakar serut keju, soto pak man, nasi pecel, mie nyemek, sampai dimsum yang buka sampai dini hari.

semarang5

semarang3

semarang2

semarang4

Olahraga Pagi di Semarang

Saat menginap di Semarang, saya juga menyempatkan untuk jogging sebentar di pagi hari sebelum memulai aktifitas. Teman sekamar masih asyik selimutan, sementara saya keluar sendiri demi keringetan.

semarang7

Klenteng Sam Poo Kong

Ketika dalam perjalanan ke airport, saya melihat Klenteng Sam Poo Kong … saya minta pak supir untuk minggir sebentar. Saya dan teman cuma memiliki waktu 10 menit untuk masuk ke dalam.

semarang8

Dengan waktu terbatas kami mengelilingi seluruh bangunan, setelah sebelumnya membayar tiket masuk seharga Rp 3.000 (untuk turis mancanegara dikenakan Rp 15.000). Menurut Wikipedia, Kelenteng Gedung Batu Sam Po Kong adalah sebuah petilasan, yaitu bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok beragama islam yang bernama Zheng He / Cheng Ho. Terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang. Tanda yang menunjukan sebagai bekas petilasan yang berciri keislamanan dengan ditemukannya tulisan berbunyi “marilah kita mengheningkan cipta dengan mendengarkan bacaan Al Qur’an”.

semarang10

Hanya bangunan di bawah ini yang kami tidak diijinkan untuk masuk ke dalam, karena merupakan tempat ibadah.

semarang9

Lawang Sewu

Kunjungan berikut dimana saya memiliki waktu 3 jam sebelum jadwal pesawat pulang ke Jakarta, saya bersama rekan mengunjungi Lawang Sewu. Kebetulan tempat saya mengisi seminar berada tepat di sebrang gedung ini.

semarang11

Masuk ke dalam Lawang Sewu, kita diminta membayar tiket Rp 10.000 per orang. Dengan memiliki waktu yang cukup, kami meminta tour guide untuk menemani kami berkeliling dengan tambahan biaya Rp 30.000. Ternyata bapak pemandu ini senang moto, jadi lah henpon saya dipegangnya dan beliau sibuk menyuruh saya berdiri di sana sini dan mengatur gaya saya. Herannya, saya nurut aja sama beliau. Hahahaha. Etapi beneran hasil fotonya tidak mengecewakan loh. Tapi macam narsis deh, semua foto pasti ada saya nya *nutup muka malu*

semarang12

Lawang Sewu merupakan sebuah bangunan kuno peninggalan jaman belanda yang dibangun pada 1904. Semula gedung ini untuk kantor pusat perusahaan kereta api (trem) penjajah Belanda atau Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij (NIS). Gedung tiga lantai bergaya art deco (1850-1940) ini karya arsitek Belanda ternama, Prof Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag.

semarang13

Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu (Seribu Pintu) dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak. Kenyataannya, pintu yang ada tidak sampai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela yang tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu (lawang).

semarang14

Setelah cukup lama lawang sewu seperti tak terurus, akhirnya PT. KAI melakukan pemugaran Lawang Sewu yang memakan waktu cukup lama, selesai pada akhir Juni 2011 dan kembali dibuka untuk umum setelah pada tanggal 5 Juli 2011. Biaya pemugaran ini sangat besar, dan PT. KAI berhasil mendapat bantuan dana dari UNESCO.

Kesan seram yang dulu selalu identik dengan gedung Lawang Sewu, kini tidak bersisa. Meski hawa berbeda bisa kita rasakan (khususnya untuk mereka yang cukup ‘sensitif’) di beberapa ruangan. Saya tidak masuk ke ruangan bawah tanah, bukan karena takut, tapi karena saat saya datang air sedang masuk ke dalam ruangan cukup tinggi. Selain itu tangga besi untuk turun juga sedang dicabut karena dalam tahap perbaikan.

Ingin rasanya saya menuliskan semua cerita yang disampaikan oleh bapak pemandu ke dalam blog ini secara detil, tapi nanti postingannya menjadi terlalu panjang. Saya sarankan teman-teman yang mau berkunjung ke Lawang Sewu untuk menggunakan jasa pemandu wisata yang biasanya berdiri di dekat loket masuk. Dengan penjelasan pajang lebar yang diberikan, kita bisa mengetahui latar belakang bangunan ini dan lebih menghargai sejarah bangsa sendiri.

Kalau saya ada kesempatan lagi ke Semarang, mau coba menyusuri daerah kota tua ah. Ada yang mau jadi pemandu saya?

Liburan ke Bandung

Liburan ke Bandung

Kasian anak-anak libur kenaikan kelas Juni 2014 gak kemana-mana karena mama nya sibuk ngamen (jadi pembicara seminar) kesana kesini. Akhirnya beberapa hari sebelum Ramadhan, kami putuskan untuk cuti 2 hari dan membawa anak-anak ke Bandung aja.

Kami tinggal di Bandung selama 3 hari 2 malam. Dan berikut beberapa tempat dan kegiatan yang kami lakukan di sana.

Floating Market – Lembang

Dari BSD, kami bawa mobil pribadi langsung menuju Lembang. Alhamdulillah perjalanan lancar. Titik henti pertama kami adalah Floating Market Lembang (FML).

Selain Dusun Bambu, tempat ini lagi ngehits banget di Bandung. Tiket masuknya 10rb/orang dan 5rb/kendaraan. Transaksi di dalam menggunakan uang koin FML yang dikeluarkan dalam 2 nominal: 5rb dan 10rb.fml1

Dengan tiket masuk tsb, pengunjung bisa menukarkan tiket dengan welcome drink yang bisa dipilih (coffee, milo, dll) di pintu masuk. Pas banget deh dapat minuman hangat di saat Lembang yang dingin lagi diselimuti mendung.

fml2

Pemandangan di FML sangat indah. Walau mendung tebal, alhamdulillah gak sampai hujan deras. Sehingga kami masih bisa menikmati suasana Lembang, anak-anakpun sempat mencoba beberapa permainan air.

fml3

Bisa dibilang FML ini hanya tempat makan, tapi dikemas dalam bentuk resort yang menarik. Pengunjung bisa memilih area makan dengan suasana yang berbeda. Walau kami kesana bukan hari libur (Kamis), tetap saja FML ini dipenuhi dengan pengunjung yang kebanyakan datang dari luar kota.

fml4

Fasilitas FML cukup lengkap, bersih dan terawat. Musholla kecil tersedia di sebelah jajaran toilet yang sangat bersih dengan air berlimpah. Ingin rasanya mengabadikan setiap pojokan tempat ini. Untuk para banci tampil yang suka difoto, cocok deh datang ke FML. Bisa punya banyak stok foto diri dengan aneka begron yang menarik.

fml5

Makanan yang dijual di FML cukup beragam. Segala makanan khas dan terkenal di Jawa Barat, tersedia di sini. Jajanan yang dijual juga sangat menggoda iman. Belum lagi tampilan dan kemasan nya lucuk-lucuk. Lihat deh foto di atas, kemasan air mineral didesign khusus FML. Belum lagi tampilan martabak mini, kentang goreng dan bakpo aneka isi.

fml6

Sebelum meninggalkan FML, anak-anak sempat masuk ke dalam Taman Kelinci. Meski hujan gerimis, mereka tetap asyik main di dalamnya. Lari-lari dan memberi wortel ke kelinci yang dilepas bebas dalam taman. Sementara saya dan papa nya cukup menunggu di luar pagar.

De’Ranch – Lembang

Dari FML, kami melanjutkan perjalanan ke titik henti kedua yaitu De’Ranch – Lembang. Lokasinya tidak terlalu jauh dari FML. Seperti hal nya FML, untuk masuk ke dalam De’Ranch pengunjung dikenakan tiket masuk. Harganya terbalik dari FML: 5rb/orang dan 10rb/kendaraan. Potongan kertas tiket juga bisa ditukarkan dengan welcome drink berupa susu segar atau yoghurt.

dranch1

Bermula sebagai tempat pemeliharaan kuda tunggang, dan beberapa ekor sapi perah, tempat seluas 5 Ha ini dari segi lokasi , kontur dan pemandangan alam mempunyai potensi untuk dapat dikembangkan menjadi suatu tempat wisata. Akhirnya pada bulan Desember 2007, DE’ RANCH resmi dibuka untuk umum sebagai tempat wisata kuda ala cowboy yang bertemakan ‘food, leisure and knowledge’.

dranch2

Fayra senang banget di sini. Langsung merasakan pengalaman menjadi Cowboy … eh CowGirl dong yah. Untuk menunggang kuda, pengunjung dikenakan biaya 25rb/orang per satu putaran. Sebelum naik kuda, pengunjung dipinjamkan topi dan rompi kulit. Dengan kostum ini, pengunjung bisa semakin membayangkan dirinya seorang cowboy betulan.

dranch3

De’Ranch dilengkapi dengan aneka permainan dalam lahan yang cukup luas. Setiap permainan, dikenakan biaya tambahan. Harga tiap permainan berbeda-beda.

dranch4

Fayra yang bernampilan feminim, mempunya jiwa yang cukup maskulin. Sudah jelas dong nurun dari siapa? Pasti dari mama nya yang gagah gemulai – lembut perkasa itu lah. Dengan berani, Fayra mencoba 2 permainan yang memacu adrenalin: trampolin dan flying fox.

dranch5

Setelah anak-anak puas bermain, kami menuju tempat istirahat di daerah Dago. Kami tidak sempat mencicipi makanan yang dijual di De’Ranch, karena perut kami masih kenyang setelah kalap jajan di FML.

Sheraton Hotel

Malam pertama kami menginap di Sheraton Hotel daerah Dago. Alhamdulillah king size bed nya cukup besar dan muat untuk kami ber4. Hotel ini selalu melakukan renovasi interior setiap 2 tahun, jadi hawanya seperti berada di hotel baru.

sheratonbdg1

Sarapan di sini nikmat, semua makanan nya enak. Rafa yang sudah lebih dari 12 tahun dihitung dewasa, jadi kena tambahan biaya. Karena pemandangan saat sarapan adalah kolam renang, anak-anak yang memang sudah pakai baju renang dari kamar langsung turun ke kolam. Padahal airnya dingin banget loh.

sheratonbdg2

Di bagian belakang hotel, terdapat tempat bermain untuk anak-anak. Ada permainan di luar dan di dalam ruangan. Ada petugas yang selalu siap menemani anak-anak bermain:

  • Wii & Playstation
  • Lego
  • Puzzles
  • T-shirt coloring
  • Perosotan, ayunan, dll

sheratonbdg3

Setiap akhir pekan pihak hotel menyiapkan kuda tunggang dan ada eskrim untuk anak-anak. Semua ini bisa dinikmati secara gratis. Fayra senang banget bisa naik kuda lagi di sini, meskipun masih dengan baju renang yang sedikit lembab.

The Valley Resort Hotel

Malam berikutnya kami pindah ke The Valley Resort Hotel, masih di daerah Dago tapi lebih ke atas.

Banyak orang tidak tahu kalo The Valley ada tempat menginapnya. Wajar karena selama ini The Valley lebih terkenal dengan restoran dengan pemandangan kota Bandung dari pinggir bukit.

thevalley1

Penginapannya berbentuk cottage, alias rumah-rumah kecil. Walau pihak hotel menyediakan lift, untuk menuju kamar/cottage kita harus melewati beberapa tangga. Saya tidak merekomendasikan tempat ini jika kita membawa orang lanjut usia. Kasian naik turun tangga nya.

thevalley2

Fasilitas hotel ini juga cukup lengkap. Dari kolam renang, taman bermain anak, tempat untuk nongkrong menikmati pemandangan sampai kendaraan untuk menuju Adventure Park juga disediakan secara cuma-cuma untuk tamu hotel.

thevalley3

Hari terakhir di Bandung, kami menikmati seluruh permainan Adventure Park ini. Setiap kamar diberikan voucher senilai Rp 50.000 yang bisa digunakan untuk mencoba beberapa permainan. Untuk pengunjung yang tidak menginap di hotel ini, juga tetap bisa masuk. Tempat ini beroperasi dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore, dengan harga tiket setiap permainan yang berbeda-beda.

Mhmmm lihat sosok kecil yang terlontar jauh ke atas dari trampolin? Yupe … itu Fayra, main trampolin yang kedua kali nya dalam 2 hari berturut-turut. Gak ada capeknya, gak ada takutnya *geleng-geleng*

Saat liburan ini saya juga sempat kopdar dengan beberapa blogger Bandung, cerita lengkapnya sudah saya tulis di sini. Alhamdulillah kami sekeluarga puas dengan liburan dekat yang singkat ini. Kami pulang ke BSD setelah makan siang supaya malamnya bisa teraweh pertama di mesjid dekat rumah.

Ow iya hampir lupa … selama liburan 3 hari di Bandung, saya menggunakan jilbab cap RATU alias ora tuku. Stok jilbab ini dikirim seminggu sebelum liburan oleh salah seorang blogger Bandung yang ikut kopdar juga tapi tidak mau disebutkan namanya.

jilbabratu

Terima kasih ya, kamu. Semoga hidupmu penuh berkah berlimpah dan selalu diberikan kesehatan. Amin ya Rabb.

Berpetualang Bersama Anak Lanang

Berpetualang Bersama Anak Lanang

Saya suka dengan kegiatan ekstrim yang memacu adrenalin. Sejak SMP saya suka naik motor, saat STM saya suka naik gunung, awal kerja kantoran saya suka rafting. Saya mempunyai impian saat punya anak lelaki nanti, akan saya ajak berpetualang berdua.

Beberapa hari setelah ulang tahun Rafa ke 13, saya mengajaknya untuk mengikuti One Day Trip ke Pulau Seribu. Saya bilang ke Rafa “sebelum kita backpacking menyusuri jalur Indo-China dan Eropa … kita nikmati trip berdua pertama ke pulau seribu dulu ya, mas

pulausribu1

Kami bergabung bersama 13 orang dalam trip yang diselenggarakan oleh komunitas backpaker. Kami membayar 155ribu per orang, dan diminta berkumpul di Rawa Buaya – Cengkareng. Kebetulan ada teman kantor yang ikut juga dan seorang supplier dari China yang bareng kami berangkat dari BSD.

pulausribu2

Kami naik kereta Commuter Line jam 5:30 pagi ke Tanah Abang, kemudian lanjut bajaj ke Harmoni, trus naik bus Trans Jakarta sampai Rawa Buaya. Di sana panitia membawa kami naik mobil sewaan ke perkampungan nelayan di daerah Muara Kamal. Sekitar jam 9 pagi kami berangkat menggunakan kapal kayu bermesin.

pulausribu3

Para peserta lain dan 2 tour guide tidak ada yang percaya kalau Rafa adalah anak saya. Perawakan Rafa yang menjulang dan wajahnya yang mirip saya, membuatnya dipercaya sebagai adik daripada anak. Saya pun berbisik “ok, you can call me ‘mbak de’ for today, mas” Rafa cuma nyengir aja.

pulausribu6

Perjalanan dari Muara Kamal sampai ke pulau pertama hanya ditempuh selama 15-20 menit. Tidak sejauh kalau kita berangkat dari Angke. Rafa sangat menikmati perjalanan dan asyik mengabadikan pemandangan dengan kamera kecilnya.

PULAU KELOR

pulausribu7

Ini adalah pemberhentian kami yang pertama. Pulau ini dahulu dikenal dengan nama Pulau Kherkof.  Di pulau ini terdapat peninggalan Belanda berupa galangan kapal dan benteng yang dibangun VOC untuk menghadapi serangan Portugis di abad ke 17. Di sini juga terdapat kuburan Kapal Tujuh atau Sevent Provincien serta awak kapal berbangsa Indonesia yang memberontak dan akhirnya gugur di tangan Belanda.

pulausribu4

Kami diberikan waktu sekitar 30 menit untuk berkeliling pulau kecil ini yang pastinya dimanfaatkan seluruh peserta untuk foto-foto. Tour Guide nya sangat ramah dan selalu menawarkan diri untuk jadi tukang foto. Tinggal serahkan kamera dan henpon kita ke 2 mbak tour guide, mereka dengan cekatan jeprat-jepret dan minta kita berpose sesuai arahannya.

pulausribu5

Walau tidak berpenghuni, pulau ini cukup bersih. Ada petugas yang standby dari pagi sampai sore menjaga pulau ini. Makin siang, kapal yang merapat semakin banyak. Pengunjung juga tambah rame. Makin susah foto-foto karena semua spot cantik sudah ada orang yang lagi pasang aksi berbagai gaya foto. Kami pun beranjak naik ke kapal untuk melanjutkan perjalanan ke pulau berikutnya.

pulausribu8

PULAU RAMBUT

Pulau Rambut terkenal juga dengan nama Pulau Kerajaan Burung yang luasnya mencapai 45 hektar. Pada keadaan biasa, diperkirakan sekitar 20.000 burung hidup di pulau ini. Di bulan Maret sampai September, jumlah itu meningkat menjadi hingga 50.000 burung. Burung-burung itu diperkirakan datang dari Australia. Karena itu pemerintah menjadikan pulau ini sebagai tempat konservasi atau cagar alam burung.

pulausribu9

Setelah menunggu sekitar 10 menit, akhirnya petugas datang dari pulau sebelah. Pulau Rambut ini tidak berpenghuni juga, petugas datang ketika dibutuhkan saja. Beliau membuka kunci pagar dan mengajak kami menyusuri hutan bakau atau mangrove lalu melewati beberapa pohon tua yang katanya sudah berusia puluhan tahun. Di tengah pulau terdapat menara pengamat yang bisa dinaiki sampai dengan 15 orang.

pulausribu10

Rafa naik ke atas, sementara saya dan seorang peserta yang takut ketinggian menunggu di bawah. Setelah operasi saya tidak boleh banyak naik tangga oleh dokter, karena itu saya tidak ikut naik. Rafa bilang pemandangan di atas sungguh cantik. Belum lagi mendengar indahnya kicauan aneka burung yang kata petugas terdapat sekitar 50.000 ekor burung dari sekitar 50 spesies yang ada di pulau ini.

PULAU UNTUNG JAWA

pulausribu11

Ini adalah pulau terakhir yang kami kunjungi. Matahari sudah mulai berada tepat di atas kepala, saat kami merapat ke Pulau Untung Jawa. Perut kami pun bergejolak minta diisi. Kami bertanya ke beberapa penduduk di sekitar dermaga, dimanakah tempat makan yang enak? Mereka menjawab BU SANI sambil mengacungkan jempolnya.

pulausribu12

Gak salah memang petunjuk dari mereka. Kami puas banget menyantap masakan bu Sani. Nasi putih ditemani dengan tumis kangkung, cumi goreng tepung, udang saos padang, ikan bakar, sambal lalapan dan kelapa butir untuk kami berlima hanya merusak dompet sebesar 280rb rupiah saja. Porsi yang disajikan juga lumayan besar. Kami tidak mampu menghabiskan semuanya.

pulausribu13

Setelah makan kami sholat dzuhur di mushola dekat warung Bu Sani. Rafa ganti kaosnya yang basah oleh keringat. Saya tawarkan Rafa untuk ikut aneka permainan air seperti banana boat, jetski, dll tapi Rafa menolak. Selain karena sudah pernah merasakan sebelumnya, Rafa malas untuk basah-basahan. Saat wudhu air kran terasa asin, kebayang kalo mandi pakai air asin badan akan terasa lengket meski sabunan.

pulausribu14

Seorang teman yang tau kami pergi ke pulau seribu mengirim pesan “Jakarta hujan deras banget. Kalian gimana di sana?

Memang terlihat awan gelap sekali ke arah Jakarta. Saya juga bertanya ke pemilik kapal, bagaimana kalau hujan turun apakah kami bisa kembali sore ini juga.

Beliau bilang “kalo hujan ya gak berani jalan. Mending kita tunggu sampai tidak hujan baru kembali ke Jakarta“. Khawatir juga karena semakin sore menjelang malam, ombak akan semakin besar.

Alhamdulillah hujan tidak turun sama sekali. Kami bisa meneruskan perjalanan kembali ke Muara Kamal dengan lancar. Bahkan kami mendapat bonus berupa pemandangan pelangi yang sangat indah.

Teman perjalanan kami melontarkan ide “habis ini kita pergi ke Papandayan – Garut yuk

Rafa langsung senyum lebar “yuk ma, kita jalan lagi

OK mas, kita minta ijin papa dan Fayra dulu yaaaaa.