Ke Qingdao Lagi

Ke Qingdao Lagi

Maaf jangan bosen sama perjalanan saya tahun ini yah. Kalau dibilang blog ini sekarang seperti travel blog, ya abis saya bingung mau cerita apa selain kegiatan harian saya dan keluarga. Dan kebetulan tahun ini pekerjaan saya lagi padat sekali, nyaris setiap bulan harus pergi ke luar kota/negeri.

Padahal Kamis dan Jumat sebelumnya saya baru dari Bandung, tapi hari Senin berikutnya sudah harus berangkat lagi ke China. Seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, bulan Oktober ini saya kembali mengunjungi kota Qingdao. Visa baru keluar hari Senin jam 3 sore, sementara jadwal terbang saya hari yang sama jam 10 malam. Mepet memang, tapi alhamdulillah lancar.

qingdao22

Seminggu di Qingdao, saya tinggal di hotel yang berbeda dari sebelumnya. Letaknya lumayan jauh, tapi tampilan dari depannya seperti gedung modern.

qingdao23

Begitu sampai di depan pintu kamar, saya takjub. Seperti berada di dalam gedung China tua. Eh ralat bukan berasa di dalam gedung, tapi berada di sebuah kota kecil.

qingdao33

Padahal furniture di dalamnya modern banget loh.

qingdao24

Besoknya saat menunggu jemputan datang sambil menemani teman yang merokok di luar gedung, kami nongkrong di bawah pohon di depan hotel. Saya sambi upload file dan cek email. Lumayan masih dapat cipatran wifi.

qingdao30

Saya datang ke kota ini seperti biasa untuk mengawasi produksi di pabrik. Tapi rugi kalo udah pergi jauh gak disempatkan liat kanan kiri kan yah?

Udara di Qingdao minggu itu mulai dingin. Makanya semua pose saya di foto, kebanyakan lagi masukin tangan ke dalam kantong jaket. Suhu masih sekitar 7-15 derajat celcius. Tapi angin pantai macam menampar pipi yang chubby ini. Pulang dari sana kulit wajah dan tubuh saya mengelupas saking keringnya.

Main layangan di May Fourth Square

Hari pertama kami tiba masih jam 10an. Setelah check in hotel dan mandi, kami langsung jalan untuk cari makan siang. Hari ini belum ada kegiatan ke pabrik. Harusnya sih badan masih capek setelah menempuh nyaris 10 jam perjalanan. Tapi karena udaranya sejuk menyenangkan, kelar makan siang kami lanjut jalan ke lapangan tugu merah alias May Fourth Square. Ngapain lagi disini kalo gak main layangan?

qingdao36

Sebenarnya ini bukan karena masa kecil kurang bahagia yaaa. Tapi karena masa kecil kebanyakan diabisin dengan main layangan sama kakak-adik yang 2-2 nyaย laki. Gak bisa dapet angin kenceng dikit, langsung main layangan. Iyes saya beli layangan lagi, kan bentuknya beda sama yang saya beli sebelumnya. Hihihi

qingdao37

Qingdao Central Station

Saat menuju pabrik di hari kedua, kami melewati stasiun kereta terbesar di kota ini. Saya minta pak supir parkir sebentar, saya ijin 5 menit untuk lihat-lihat dan foto-foto. Maklum orang kampung, jadi agak norak. Hahahahaha

qingdao25

Saya suka dengan bangunannya … sangat Eropa sekali. Saya sudah cerita kan yah kalau kota ini dulu dijajah Jerman. Makanya tidak heran kalau sebagian besar bangunan tua disini sangat bergaya Eropa.

qingdao26

Dan seketika usil saya kambuh, saya merayu pak polisi untuk foto bersama. Kurang kerjaan banget kan! Hahahahaha

qingdao27

Pak Polisi yang saya ajak bicara menolak dengan halus. Saya berbisik dalam hati “it’s ok lah. nice try“. Eh ternyata rekan disebelahnya menawarkan diri untuk foto bersama saya. Rejeki namanya hihihihi.

Golden Beach

Menjelang malam, saya mengajak teman-teman ke Golden Beach sekalian cari makan malam di pinggir pantai. Sayangnya karena Autumn alias musim gugur, pantainya sepi. Tapi malah punya kesempatan untuk foto-foto gak penting sih. Hahaha

qingdao28

Cuma orang tropis sih yang nekat ke pantai menjelang musim dingin gini. Gak nyebut anak kampung lagi tuh, diganti orang tropis biar lebih keren dikit. Hihihi

qingdao29

Karena sepi pengunjung, stok seafood dan daging di restoran pinggir pantai tidak segar lagi. Kalau hewan laut memang ditampilkan dalam bak penuh air atau aquarium dalam kondisi hidup, tetapi pilihannya tidak banyak seperti saat kunjungan saya di musim panas bulan Juli lalu. Sementara dagingnya sudah dalam tusukan sate dan dikeluarkan dari freezer. Alhamdulillah sate kambingnya masih lezat walau disimpan freezer entah sudah berapa lama.

Qingdao Old Town

Hari ke 3 di Qingdao kami kebut pekerjaan dan lembur, sampai jam 11 malam baru keluar pabrik. Dengan demikian kami punya waktu longgar esoknya dan saya menghabiskan sore di daerah kota tua. Kami menyusuriย Guangxi Lu (alias Prince Henry Road), yang merupakan komplek perumahan orang kaya lama macam daerah Menteng di Jakarta lah.

qingdao31

Ada satu rumah dengan pagoda yang ternyata dibuka untuk umum. Kita hanya diminta membayar 10 yuan untuk bisa masuk ke dalam (dikali Rp 1.600). Dan saya menyesal sampai sini menjelang detik-detik matahari terbenam. Karena pemandangan dari rumah ini keren banget.

qingdao34

Tapi saya tetap bersyukur karena saya bisa menikmati sunset dari rumah di atas bukit ini. Kami hanya diam di sana, menikmati pemandangan, foto-foto sejepretnya, tidak ada yang bersuara. Kami bertiga tenggelam dalam rasa takjub pada Sang Pencipta yang menyajikan pemandangan indah ini.

qingdao32

Ini China, bukan Belanda!

Kata teman saya, “China tuh hebat yah. Gak cuma tas – pakaian – gadget yang dibuat versi KW, tapi kota di Eropa pun ada KW nya disini.” Hahahaha

Hari ke-empat alias Jumat, 25 Oktober 2013, waktunya saya kembali ke Jakarta. Suhu makin menggila, kalo liat di aplikasi weather katanya 8 derajat. Saya pakai baju 4 lapis ajah. Maklum anak tropis gampang masuk angin hehehehe. Biar sampai Jakarta tinggal preteli lapisan baju ini 1per1 di toilet airport.

qingdao35

Sampai jumpa lagi Qingdao …

qingdao38

Jadwal padat sudah menanti di Jakarta. Semangat de! *ngomong ama kaca*

Share this...
Share on Facebook0Share on Google+0Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn0

27 thoughts on “Ke Qingdao Lagi

  1. Deeee….
    Pergi ke China udah semacam kayak pergi ke kamar mandi aja siiih…
    bolak balik teruuuus…
    *analogi aneh, abaikan*…hihihi…

    eh, terus…teruuus..yang katanya kemaren transit di Incheon ituh kapaan?
    Udah diposting kaaah?

  2. Tuuuh kan mbak nya udah melanglang buana lagi *melipir nyempil di koperrnya mbak de* ๐Ÿ˜†
    Bagus ya, keliatannya kotanya bersih. Padahal aku pernah baca di satu blog kalo China itu kotanya gak bersih, tapi dari foto2 nya keliatannya sih bersih & teratur gitu :).
    Haaaah, pipi chubby mbak? belah mananya yang chubby ๐Ÿ˜†

  3. haha, kebayaaanggg caramu ngerayu ke polisi itu, De. Trus ditolak… muahaha… ๐Ÿ˜†
    Btw, itu layangan harga berapa? Habis main, ditinggal begitu aja, dong? Ish, sayangnyaaa.. cobaaa dibawa pulang ke Indo, aku mau loh, nampung. Lumayaannn buat main A3. Hihihi..
    Oh, btw lagi.. akuh sukaaaakkk outfitmu. Ketje maksimal! ๐Ÿ˜€

    1. Eehh muka gw tetap senyum manis loh walo ditolak. Makanya teman pak polisi bersedia poto bareng gw.

      Itu layangan harganya 50 yuan. Udah gw bayar baru dimainin dong. Dan tentunya gw bawa pulang ke Jakarta untuk anak2 di rumah. Lumayan bisa main di lapangan futsal komplek.

  4. iihh apaan dia bilang pipi chubby…kalo elo chubby gue apa deee…? *nangis sambil lap pake kanebo* btw dipikir pikir elo ke Qingdao udah kayak ke Garut ya…bolak balik saking seringnya…hahahaa…

    1. shhtt sesama berpipi chubby gak boleh nangis. Hihihi

      Iya nih nasib banget deh gw. Ke China udah macam ke Bogor ajah.

      Kalo ke Garut malah gw belum pernah loh.

Leave a Reply to De Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *