Menjemput Pujaan Hati

Menjemput Pujaan Hati

Eciyeee judulnya, dangdut banget yaa! hahahaha

17 Nov 2015

Jadi setelah urusan visa beres, akhirnya saya jadi juga berangkat ke Qatar untuk menjemput pak suami. Mas Rafa mengantar saya ke erpot, ditemani oleh Akung dan supir.

qatar6

Karena penerbangan lumayan lama (8 jam lebih dikit), saya sengaja menggunakan pakaian yang nyaman yaitu gamis hitam dengan outer hangat dilengkapi khimar hitam. Dalamnya gamis, saya pakai kaos dan celana jogger. Gak lupa sepatu dengan ukuran 1 size diatas nomor kaki, karena sejak operasi tuh kaki saya selalu bengkak setiap penerbangan di atas 4 jam. Pernah menempuh penerbangan 6 jam, pas mau turun pesawat … eh sepatu udah gak muat aja karena kaki membesar alias bengkak *sigh*. Malu kan kalo nyeker di airport, nanti dituduh pengungsi dari negara konflik lagi hehehe.

Saat masih di rumah, Fayra sempat komen sih “emang kalo ke negara Arab, musti pake item-item gitu ma?

Begitu lah kalau punya fahion police yang selalu melakukan screening setiap mamanya mau keluar rumah. Padahal mamanya gak mikirin warna, cuma cari bahan dan model yang paling nyaman di badan aja.

qatar7

Kalo Cindrelela pulang jam 12 malam, nah mba TKW justru berangkat jam segitu.

18 Nov 2015

Sesuai jadwal di tiket, pesawat mendarat jam 4:50 pagi (beda 4 jam dengan jakarta, yang saat itu hampir jam 9 pagi). Belum waktunya subuh di Doha. Dengan konekti wifi gratis di erpot, saya mengabarkan suami melalui WA. Dan saya cuma bisa ketawa melihat balasan beliau.

qatar8

Saya sudah diwanti-wanti sebelumnya untuk tidak naik taxi sendirian di negara ini, jadi yah santai aja menunggu pak suami di barisan bangku tunggu. Tapi kok lama-lama saya perhatikan sekeliling, mata laki-laki di sini pada mengerikan semua yah. Untung gak lama kemudian pak suami muncul di hadapan saya, dan kami pun langsung bergegas masuk mobil langsung menuju apartemennya.

Hari ini pak suami masih harus kerja di kantor. Ketika melihat meja makan kosong melompong sementara kulkas masih ada isinya … akhirnya saya masak nasi goreng dan omelet untuk sarapan.

qatar9

Begitu pak suami berangkat kerja, saya inspeksi seluruh ruangan … ealah ternyata pak suami belum beberes sama sekali. Belum ada barang masuk koper, bahkan masih ada tumpukan baju kotor di keranjang.

Yang tadinya saya mau bayar tidur, akhirnya malah nyuci baju dan kuras isi kulkas. Aneka kotak tempat penyimpanan makanan saya cuci bersih. Bahan makanan yang masih bisa diolah, ya saya masak. Lumayan masih ada beras, aneka bumbu dapur, teh, gula, telur, mie instant, rendang, dll. Sebagian saya plastikin untuk dibagikan ke teman-teman Indonesia dalam gedung yang sama, sebagian lain disisihkan untuk supir kantor.

qatar10

Gak sia-sia kan ngimport mba tekawe dari Jakarta, kerjaannya sebanding dengan harga tiket pesawat hahahahaha

Koyo mana koyo?

Siangnya saya dijemput istri teman kantor Masguh dan diajak jalan-jalan. Kemudian mampir ke kantor suami untuk makan siang trus balik ke apartemen lagi.

Malamnya kami jalan bersama teman kantor yang tinggal di apartemen yang sama (1 orang Indonesia + 1 orang Aljazair). Kami nyobain makanan arab di foodcourt sebuah mall di tengah City Center, hanya jalan kaki 10 menit dari apartemen.

qatar15

Kondsi Doha secara garis besar tidak jauh dari Dubai. Aneka gedung pencakar langit dengan design spektakular terus dibangun. Perempuan di Doha juga boleh menyetir mobil dan bekerja di luar rumah. Merek internasional juga berterbaran, walau ditulis dalam huruf Arab gundul seperti pada foto di bawah ini:

qatar16

Ada yang bisa baca?

Searah jarum jam: Mothercare, Woman Secret, Starbuck Coffee, The Body Shop.

Sesuai dengan syarat visa, hari itu juga saya check-in di Hilton Hotel, yang kebetulan letaknya juga tidak jauh dari kantor Masguh dan apartemennya. Walau dapat kamar nomor 1313 (dobel angka sial hahaha), tapi kondisi kamarnya gak menyeramkan kok. Standar hotel bintang 5, dengan pemandangan menghadap laut.

qatar17

Sebenarnya badan saya masih belum beradaptasi (jetlag), apalagi dengan kondisi kurang tidur beberapa hari terakhir. Jam biologis badan saya masih ngikut waktu Jakarta, jadi jam 2 tengah malam di Doha … saya sudah terbangun. Mata saya ON, karena tubuh berasa jam 6 waktu Jakarta.

qatar18Akhirnya saya cuma duduk di samping jendela, menantikan matahari terbit. Alhamdulillah bisa mengabadikan pemandangan detik-detik munculnya matahari dan perubahan warna langit yang luar biasa indahnya.

19 Nov 2015

Setelah pak suami bangun, kami jalan pagi keliling hotel. Belum banyak tamu yang keluar jam segitu, kolam renang masih kosong, petugas masih sibuk membersihkan halaman dan menata kursi berjemur di pinggir pantai. Udara bulan November cukup menyenangkan, tidak panas menyengat dan angin dingin mulai bertiup tanda musim dingin akan datang.

qatar19

Sayangnya hari ini pak Suami masih harus ke kantor. Jadi saya diantar kembali ke apartemen, dengan berjalan kaki sekitar 20 menit dari hotel. Mba tekawe pun kembali menjalankan rutinitasnya, masak sarapan dan nyuci baju lagi (termasuk pakaian yang saya gunakan sebelumnya). Hari ini akan lumayan padat, pak suami harus menghadiri 3 acara farewell berbeda sementara saya harus packing semua barang-barang yang akan dibawa kembali ke Jakarta.

Agak siangan saya dijemput salah seorang istri teman kantor (berbeda dengan hari sebelumnya), untuk mengajak saya jalan-jalan. Gak lama, karena saya harus menghadiri undangan makan siang atasan masguh di kantor yang bertempat di restoran dalam hotel Hilton. Tempat ini dipilih beliau karena memang tinggal jalan kaki dari kantor mereka.

Malamnya kami dijemput oleh teman-teman Indonesia yang sekantor dengan Masguh. Kami diajak makan malam dan pergi ke Qatara Cultural Village. Tapi karena sedang ada festival, tempat ini penuh sesak hingga 3x putar kami tidak juga mendapat tempat parkir. Akhirnya diputuskan kami pergi ke Souq Waqif.

qatar20

Acara selesai jam 11 malam. Masguh memberikan saya amplop hadiah dari bosnya. Ketika saya buka, ternyata isinya berupa voucher belanja di toko peralatan olahraga. Karena besok pagi kami sudah harus pergi meninggalkan Qatar, kami didrop oleh teman-teman di City Center Mall yang ternyata buka sampai jam 2 pagi. Voucher tsb dimanfaatkan untuk membeli jaket, celana olahraga, sarung tangan dan topi kupluk. Alhamdulillah pakbos tau aja kalo pak suami suka olahraga, jadi hadiah dari beliau sangat tepat sasaran hehehe.

Dengan tubuh yang berasa jam 4 pagi waktu Jakarta, sebenarnya saya sudah tepar. Tapi kami harus balik ke apartemen untuk menyelesaikan packing. Udah gak kuat lagi kalo harus balik ke hotel, jadi kami putuskan untuk tidur di apartemen malam itu. Sayang sebenarnya, sudah bayar hotel 2 malam tapi cuma dipake 1 malam aja.

20 Nov 2015

Jam 4 lewat alarm di henpon sudah berbunyi. Meski baru tertidur sebentar, tapi kami sudah harus siap-siap ke erpot. Saya dijemput pak supir untuk dibawa langsung ke hotel, saatnya check-out sesuai tanggal pesawat take-off. Sementara itu pak suami mengurus pengembalian unit apartemen. Pas saya sampai di apartemen lagi, pak suami juga sudah selesai dengan surat-suratnya. Kami langsung bergerak menuju erpot untuk mengejar pesawat jam 7 pagi.

qatar21

Untuk teman-teman yang nitip ini itu untuk saya bawa dari Qatar, dengan ini saya mohon maaf karena tidak bisa memenuhi permintaan tsb. Selain karena waktu saya sangat terbatas di sana, koper pun sudah penuh sesak dengan barang-barang dari apartemen Masguh. Kami juga masih harus melanjutkan perjalanan berikutnya, sebelum kembali ke Jakarta.

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
16 Tahun Bersama

16 Tahun Bersama

16thn

 

He knows that I’m an Experience Buyer, not a Shopper

So instead of gives me diamonds or expensive bags, he takes me somewhere that I can’t forget.

I can’t ask for more, I’m so blessed.

Happy 16th anniversary, love!

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Surat Wasiat

Surat Wasiat

Saya menghadiri pengajian di sekolah Fayra beberapa bulan lalu dan baru tau kalo ternyata Rasulullah menghimbau orangtua untuk meninggalkan surat wasiat ketika akan berpergian lebih dari 3 hari.

Pantas saja banyak orangtua yang membuat surat wasiat sampai dititipkan ke notaris ketika mereka akan berangkat melakukan ibadah haji yang bisa sampai 40 hari itu. Bahkan orangtua teman saya sampai meninggalkan pasfoto dengan pesan “untuk di buku yasin kalo mama papa sampai gak kembali alias meninggal di tanah suci

*ambil tisu dulu*

Surat wasiat yang kita berikan untuk anak-anak, tentu saja bukan sekedar daftar harta benda atau hutang yang kita tinggalkan selama berpergian (kalo yang ini bisa diberikan ke anggota keluarga yang sudah dewasa). Surat yang ini lebih berisi pesan untuk menguatkan jiwa mereka.

Surat ini bertujuan untuk melembutkan hati anak-anak, sekiranya kemungkinan terburuk terjadi pada diri orangtuanya. Supaya anak-anak siap melanjutkan kehidupannya, walau tanpa orangtua di sekitar mereka. Naudzubillah min dzalik …

Surat ini bisa kita berikan secara spesifik ke setiap anak, atau 1 surat untuk semua anak yang ditinggalkan. Bisa juga kita berikan ketika anak akan berpergian meninggalkan orangtuanya lebih dari 3 hari. Misalnya untuk sekolah di luar kota/negara, masuk sekolah berasrama atau hidup mandiri tidak serumah dengan orangtua.

Karena malam ini saya akan pergi meninggalkan anak-anak, maka saya juga sudah menyiapkan surat wasiat untuk mereka. Isi surat ini sesuai dengan ajaran ustadzah dan sudah dimodifikasi setelah berdiskusi dengan pak suami.

Surat ini ditulis untuk kedua anak kami, tidak ditujukan ke salahsatunya karena mereka sejajar di mata kami dan mendapatkan kasih sayang yang sama.

Tidak ada  pesan adek harus nurut sama kakak, atau kakak harus menjadi contoh adek. Tidak ada yang direndahkan, dan tidak ada yang diberikan beban lebih.

Semoga dengan demikian anak-anak akan merasa lebih dihargai.

rafayrasurat1

Dear mas Rafa dan dek Fayra,

Sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW yang menghimbau untuk membuat wasiat jika berpergian lebih dari 3 hari, maka bacalah pesan ini karena mama akan meninggalkan kalian sementara untuk mengunjungi dan menjemput papa.

Selama mama dan papa tidak ada di samping kalian, ingatlah selalu untuk:

Bertanggung jawab terhadap diri kalian sendiri, patuhi uti dan akung yang sementara mendampingi kalian.

Berdisiplinlah terhadap aturan Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Sholat di awal waktu dan perbanyak membaca Quran supaya spiritual kalian kokoh.

Saling menjaga, yang akur dan rukun juga saling tolong-menolong lah kalian, karena kalian hanya memiliki satu sama lain sebagai saudara kandung.

Jaga kesehatan kalian, makan tepat waktu, minum susu dan banyak air putih supaya otak kalian teraliri oksigen dan sel tubuh kalian mendapatkan zat makanan yang baik.

Bersyukurlah terhadap sesuatu yang kalian miliki dan tunjukkan rasa syukur dengan merawat dan memanfaatkannya sebaik mungkin atau sesuai fungsinya. Termasuk badan kalian sendiri.

Bersiaplah untuk menjadi DUTA ISLAM yang bermanfaat bagi umat dan jadilah PEMIMPIN YANG BERTAQWA.

Berdoalah selalu untuk mama papa di setiap akhir sholat karena doa kalian begitu kami nantikan untuk menyelamatkan akherat kami. Doakan juga semoga mama papa diberikan kesehatan dan kemudahan dalam perjalanan sampai kembali lagi ke rumah.

Mama papa selalu mendoakan semoga kalian dikayakan dengan ilmu, dihiasi dengan kelembutan, dimuliakan dengan ketaqwaan, diperindah dengan kesehatan dan kalian selalu berada dalam perlindungan Allah SWT.

rafayrasurat2

*bentar … ambil tisu lagi*

 

 

Apakah ada yang pernah menuliskan surat serupa untuk anaknya?

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Visa Oh Visa

Visa Oh Visa

Setelah sebelumnya saya mengalami kejadian Lebay Menuju Dubai, kali ini saya mengalami perjalanan Terjal Menuju Qatar.

2 bulan terakhir saya dan suami sibuk mencari jalan supaya saya bisa membuat visa masuk Qatar, untuk menjemput beliau yang kebetulan sudah hampir habis masa kerjanya di sana.

Apa … udah 6 bulan, de? Gak berasa yah

Eiitt situ yang baca gak berasa, sini yang ngejalanin mah berasa banget! Hahaha

Perbedaan zona waktu selama 4 jam menjadi kendala utama, terutama ketika kami akan melakukan video call untuk mengobati rasa rindu. Sebelum pak suami berangkat ke kantor, anak-anak di sini sudah berada di sekolah. Ketika pak suami pulang dari kantor, anak-anak di sini sudah waktunya tidur. Pak suami libur kerja di hari Jumat – Sabtu, anak-anak di sini libur sekolah Sabtu – Minggu.

Solusinya adalah dengan saling mengalah. Saya yang gak kerja dan gak sekolah, bagian menerima video call tengah malam dan menunjukkan anak-anak yang lagi tidur. Kalau anak-anak libur sekolah, mereka tidur lebih malam supaya bisa ngobrol sama papanya yang masih sore. Kalau pak suami libur kerja, beliau yang rela bangun tengah malam, supaya bisa berkomunikasi dengan anak-anak. Gak enak kalau video call saat pak suami di kantor, takut mengganggu beliau.

Kayaknya lebih enak yang timezone nya 12 jam sekalian, di sana pagi – di sini malam atau sebaliknya. Kalau 4 jam begini jatuhnya tanggung banget.

Diluar itu gak ada kendala berarti, walau berat tapi masih bisa diatasi.

visaohvisa1

Kembali ke urusan visa …

Karena status pak suami yang cuma konsultan berkala dan bukan karyawan permanen, maka perusahaan tidak bisa membantu memberikan sponsor visa untuk anggota keluarga yang akan berkunjung kesana.

Kami mencoba mencari orang Indonesia yang sudah lama menetap di sana untuk membantu membuat surat sponsor, tapi ternyata tidak bisa. Sejak peristiwa Syiria, ijin masuk negara Timur Tengah lebih diperketat. Beberapa negara Timur Tengah yang sebelumnya memberikan VoA (visa on arrival) untuk warga negara Indonesia, sekarang sudah meniadakan VoA karena Indonesia termasuk dalam daftar negara sarang teroris *sigh*.

Menurut informasi yang saya terima, saya pun tidak bisa mengajukan visa ke kantor Duta Besar karena saya Single Woman Traveller. Untuk masuk negara Timur Tengah, seorang wanita membutuhkan pendamping pria dewasa (mahrom). Mas Rafa yang badannya sudah seperti orang dewasa, tidak termasuk dalam kategori mahrom karena usianya masih remaja.

Setelah 2 bulan, saya mendapat informasi kalau ada jalan untuk membuat visa melalui Qatar Airways. Syaratnya adalah saya harus pesan tiket dan hotel melalui Qatar Airways Holidays, dimana tanggal check in dan check out hotel harus bertepatan dengan tanggal landing dan take off pesawat. Gak boleh lebih, gak boleh kurang. Artinya adalah pihak Qatar Airways menjamin saya keluar masuk negara ini, tanpa ada celah saya untuk menetap lebih dari waktu yang ditentukan. Walau sebenarnya saya gak butuh hotel karena bisa tinggal di apartemen pak suami, tapi demi syarat visa ini saya harus bayar hotel 2 malam. Mana hotel yang kerjasama dengan pihak Qatar Airways juga cuma bisa hotel bintang 5. Sepertinya biaya total pembuatan visa kali ini adalah yang termahal selama saya berpergian ke negara orang. Biaya yang dikeluarkan sama besar seperti waktu Noni mengurus visa Amerika nya.

Akhirnya saya datang ke kantor Qatar Airways di Menara BCA, ternyata petugas ticketing hanya bisa membantu untuk pengurusan tiket dan visa dengan lampiran booking hotel dari web Qatar Airways Holiday. Petugas tidak bisa melakukan transaksi di web tsb melalui komputer meja nya. Kebetulan saya membawa laptop hari itu, tetapi tidak ada sinyal di lantai 38 gedung tsb. Saya harus turun ke mall Grand Indonesia untuk sekedar terhubung ke internet. Dengan kecepatan koneksi internet Indonesia yang ala kadarnya, setiap percobaan klik membuat perbedaan harga yang significant. Tiap klik, harga meningkat 100 Riyal (kali Rp3600) … bikin tambah stress aja gak sih?

Melalui WA saya meminta bantuan pak suami untuk melakukan transaksi booking hotel, alhamdulillah berhasil. Saya menerima email notifikasi yang menyatakan proses booking masih menunggu konfirmasi pihak terkait. Saya forward email notifikasi tsb bersama foto passport ke petugas ticketing dan kembali naik ke kantor Qatar Airways. Kata petugas, data tersebut cukup untuk memproses pengajuan visa, meski mereka tidak bisa menjamin bahwa saya akan menerima persetujuan visa. Kalau sampai pengajuan visa ini ditolak, pembatalan tiket pun tetap akan dikenakan biaya administrasi. Sementara biaya untuk pengurusan visa akan hangus.

1 minggu setelahnya saya belum menerima email kalau booking hotel sudah berhasil. Pak suami datang ke hotel dan mendapat informasi kalau belum ada bukingan atas nama saya. Karena khawatir hal ini akan berpengaruh pada pengajuan visa, saya kembali datang ke Menara BCA. Pihak Qatar Airways Indonesia tidak bisa membantu, semua transaksi pada web Qatar Airways Holidays berpusat di Doha. Saya diminta menghubungi langsung ke Qatar baik melalui email ataupun telepon. Malamnya saya baru menerima email notifikasi booking hotel sudah berhasil. Sedikit lega, tapi masih was-was menanti visa approval.

1 minggu berikutnya saya baru menerima email berisi visa approval. Alhamdulillah perjuangan 2 bulan terbayar sudah.

visaohvisa2

Etapi bukan hidup namanya kalau bebas hambatan tanpa masalah, kan?

Urusan visa saya selesai, kali ini giliran pak suami yang bermasalah sama visa.

Pak suami bekerja di Qatar dengan membawa bekal berupa visa Multi Entry yang berlaku selama 6 bulan. Syaratnya adalah beliau harus ke luar negara setiap bulan untuk bisa tetap tinggal di Doha. Bulan ke 2, pak suami mendapat tugas untuk rapat di Oman. Bulan ke 3, pak suami memilih pulang ke Jakarta bertepatan dengan hari raya Idul Fitri. Bulan ke 4, pak suami mendapat jatah tiket pulang pergi dari kantor untuk bisa berkumpul dengan keluarga. Bulan ke 5, pak suami kembali pulang lagi ke Jakarta karena bertepatan dengan hari raya Idul Adha (selain itu harga tiket ke negara tetangga cuma beda tipis dengan tiket ke Jakarta karena liburan).

Bulan ke 6, pak suami tidak bisa ke negara tetangga karena VoA untuk warga Indonesia telah dihapuskan. Tapi karena ke luar dari negara ini merupakan syarat mutlak, akhirnya pak suami bersama rekan kerjanya yang sudah tinggal tepat 1 bulan mengajukan visa masuk Dubai melalui Emirate Airlines dengan cara sama seperti saya (harus ambil paket tiket + hotel). Berangkatlah mereka hari Kamis kemarin.

Sabtu malam adalah jadwal mereka kembali ke Doha. Sampai di erpot, petugas menahan pak suami yang kebetulan visa nya habis bulan November ini. Urusan visa ini menjadi perdebatan panjang yang berakibat pak suami ketinggalan penerbangan. Jam 10 malam akhirnya beliau diberikan visa masuk Dubai lagi yang berlaku selama 1 minggu, untuk menunggu visa masuk Qatar diperpanjang oleh kantornya.

Jam 10 malam waktu Dubai, adalah jam 2 pagi waktu Indonesia.

Bagaimana saya bisa tidur kalau suami sedang bermasalah di negara orang?

Sebenarnya jika saat itu pak suami memegang tiket Dubai – Jakarta, maka tidak akan ada masalah. Atau kalau mau berpikir pendek untuk bisa bebas dari masalah, tinggal lari ke counter dan membeli tiket pulang ke Jakarta. Tapi kan tanggungjawab beliau di Qatar belum berakhir. Laptop dan barang-barang masih di Doha, pekerjaan juga belum selesai.

Mana hari Sabtu kantor libur dan rekan kerja juga pasti sudah pada tidur. Mau tidak mau pak suami harus menunggu Minggu pagi untuk koordinasi masalah visa ini dengan kantornya. Akhirnya pak suami tinggal di hotel dekat bandara untuk sementara.

Menurut informasi temannya, urusan visa ini membutuhkan waktu 1-2 hari kerja. Padahal jadwal saya berangkat ke Qatar itu Selasa malam.

Apa jadinya kalau saya sampai di sana, sementara pak suami masih ditahan di Dubai?

Saya diminta merahasiakan masalah ini ke orangtua suami yang sudah menginap di rumah kami, untuk menjaga anak-anak selama saya tinggal pergi. Anak-anak tidak akan ikut pergi karena mereka tidak bisa membolos sekolah terlalu lama apalagi sebentar lagi waktunya mereka Ujian Akhir Semester.

Sudahlah saya kurang tidur karena terus memantau update dari pak suami, pagi hari saya masih harus akting di depan mertua seolah tidak ada masalah yang sedang dihadapi anak mereka.

Stress tingkat dewa!

Berharap kekuatan doa orangtua bisa memberikan kemudahan dan percepatan dalam urusan yang sedang kami hadapi, akhirnya pak suami mengijinkan saya untuk menceritakan masalah ini ke orangtuanya dengan pelan-pelan. Khawatir mama akan menangis begitu tau anaknya sempat luntang lantung di bandara negara orang.

Setelah diskusi sama mama papa, saya diminta menunggu kabar sampai Minggu tengah malam waktu Jakarta. Kalau belum ada kepastian pak suami bisa masuk Qatar, maka saya akan pergi ke kantor Qatar Airways hari Senin siang untuk membatalkan tiket dan hotel.

Subhanallah, beneran deh kekuatan doa orangtua itu tiada tandingannya!

Saat sholat ashar, mama papa menangis tersedu dalam doanya. Memohon kelancaran urusan anak pertamanya. Alhamdulillah satu jam kemudian, pak suami memberikan kabar bahwa urusan visa sudah selesai dan beliau dijadwalkan untuk terbang kembali ke Qatar jam 11 malam hari itu juga. Pak suami diminta pindah bandara untuk naik Qatar Airways, masuk ke Doha menggunakan visa existing dan kantor sebagai penjamin suami.

Visa oh visa!

Alhamdulillah semua urusan visa sudah selesai. Senin siang saya tinggal mencari souvenir Indonesia untuk bos-bos dan rekan kerja pak suami di Doha.

Mohon doa supaya urusan dan perjalanan kami diberi kemudahan dan kelancaran ya.

 

PS:

Untuk beberapa orang yang japri ke saya karena begitu mengenal saya dengan baik, dan bertanya “tumben amat update IG dan Path kayak gitu, ada apa?

Tau banget bahwasannya gak mungkin saya upload foto pak suami hanya karena gak bisa nahan kangen :p

Semoga posting ini bisa menjawab ya. Terima kasih atas rasa sayang yang ditunjukan dengan perhatian, sampai paham banget kalo ada yang aneh dengan diri saya.

Love you more!

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Collaboration Project

Collaboration Project

Saya baru tau beberapa waktu terakhir kalo seorang TemanBaik ternyata hobi menjahit. Beliau bahkan sudah menerima order aneka pouch makeup dan case untuk gadget. Karena beliau juga tau kalau anak saya suka menggambar, maka diajaknya Fayra untuk ikut bergabung dalam projek kolaborasi “Pouch Bergambar” … duh maaf saya gak paham bahasa kerennya apa.

faypouch1

Awalnya Tiwi mengirim 1 buah pouch ke rumah. Sebelum paket datang, Fayra sudah membeli spidol khusus textile di toko buku. Jadi begitu paket sampai di tangannya, langsung dicoret-coret dong. Gak cuma 1 sisi, tapi 2 sisi penuh!

faypouch2

Saya upload ke sosial media, eh dapat komentar dari Pipitta yang tertarik pesan 4 pieces. Untuk nyetok kado kalau teman anaknya ada yang ulangtahun, katanya. Pembicaraan berlanjut via WA untuk tau lebih detil gambar yang diinginkan. Saya juga mengirimkan foto sketsa yang dibuat Fayra di kertas ke Pipit, sebelum Tiwi mengirimkan pouch untuk digambar oleh Fayra. Dan ini lah hasil akhir gambar Fayra pada pouch yang dipesan Pipit:

faypouch3Saya unggah lagi ke media sosial, makin banyak teman yang tertarik untuk ikutan pesan. Saat saya nyetir mengantar jemput ke sekolah, Fayra suka membajak henpon saya untuk follow-up pesanan teman-teman saya. Jiwa bisnis mengalir deras ya, nak! Hahahaha

faypouch4Dibawah ini adalah pesanan seorang teman kantor saya, pouch untuk make-up dan yang satunya untuk alat tulis anaknya. Fayra cari ide sendiri bentuk gambar, sesuai dengan permintaan pemesan. Fayra juga yang memberikan instruksi ke tante Tiwi, kombinasi warna seperti apa yang diinginkan pemesan sampai deadline juga diperhatikan. Cukup detil sih untuk anak umur 9 tahun yang baru belajar bisnis.

faypouch5

 

Fayra juga menambah material yang digunakan (beli krayon khusus kain yang gak luntur saat dicuci), belanja dari uang yang didapat dari bagi hasil dengan tante Tiwi. Tak hanya itu, Fayra juga meminta saya untuk membeli plastik pembungkus supaya pouch yang sudah digambar tidak kotor dan amplop untuk mengirim pouch ke pemesan. Fayra juga ikut setiap saya pergi ke JNE, jadi dia tau benar bahwa hasil karyanya sudah dikirimkan.

Fayra sudah paham dasar konsep bisnis:

  • marketing (upload gambar ke sosmed)
  • menghitung cashflow (tau harga jual, modal, profit dan hasil keuntungan bagiannya)
  • pentingnya packaging (kepikiran untuk membungkus plastik dan amplop sesuai ukuran pouch)
  • berpikiran customer oriented (diskusi langsung dengan pemesan untuk menggali detil jenis pesanan, gambar yang diinginkan, kombinasi warna, dll)
  • memperhatikan timeline (mencatat tanggal pesanan masuk, minta Tiwi menjahit dan mengirim pouch, menyelesaikan gambar dan mengirimkan tepat waktu)

Kadang hari libur sekolah pun digunakan Fayra untuk menyelesaikan pesanan yang masuk. Gak mau diajak jalan-jalan demi ngejar setoran. Hahahaha

faypouch6

Udah tau enaknya hobi yang dibayar nih. Kesukaannya menggambar bisa menghasilkan uang yang digunakan untuk beli alat gambar lagi. Gitu aja Fayra udah seneng banget.

Dibawah ini pesanan dari tante Yeye berupa gambar kuda Fluttershy dari film seri kartun My Little Pony, pesanan dari bekas walikelas Fayra berupa gambar dirinya sedang mengajar di depan kelas, pesanan dari teman kantor papanya berupa gambar fashion icon, pesanan dari teman sekolahnya berupa gambar siluet dirinya.

faypouch7

Saya sempat menghentikan pesanan yang masuk, saat Fayra menghadapi ujian mid semester di sekolah. Kebetulan saat itu Tiwi juga lagi ada projek besar di kantornya yang membuatnya sibuk luar biasa dan kewalahan untuk menjahit di sela waktunya mengurus keluarga dengan 2 orang anak di rumah.

Duh sungguh saya tidak menyangka mendapat respon yang begitu luar biasa dari teman-teman semua. Terima kasih atas komentar berupa penyemangat untuk Fayra sampai pesanan yang dilayangkan. Saya mohon maaf kalau produk yang dihasilkan kurang memuaskan. Tapi saya menghargai usaha Fayra dalam mengimplementasikan bisnis yang setiap tahun dipelajari di sekolah saat Entrepreneurship Day. Terima kasih juga untuk Tiwi yang sudah mengajak Fayra dalam projek iseng-iseng menyenangkan ini.

Semoga ini sebagai awal langkah Fayra menuju cita-citanya menjadi seorang designer.

Bisa ikut mengaminkan doa saya?

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn