Saya sudah cerita sebelumnya kalau Fayra makin suka gambar kan yah?
Sampai saya pun membuat account IG dan kategori posting khusus di blog ini. Semakin kesini, saya dan suami mulai mengakui kalau ini bukan semata Fayra ikut-ikutan mas Rafa yang memang lebih dulu suka gambar … tapi bakat itu mengalir juga dalam darahnya.

Fayra pernah tanya ke saya “apa gak ada sekolah design untuk anak umur 7 tahun, ma? aku bosan sekolah SD biasa, mau sekolah design aja”
Saya coba cari informasi tentang sekolah design, dan murid paling muda yang diterima adalah usia 15 tahun. Sabar dulu ya, sayang. Lanjut sekolah paling enggak sampai SMA dulu, nanti pilih deh mau kuliah design di mana.
Akhirnya saya mengalihkan dengan memberikan buku Style Me Up, dimana di dalam buku ini ada template gambar manusia dengan aneka gaya tetapi tanpa warna. Jadi Fayra bisa mencoba menggambar pakaian sesuai dengan design yang ada di kepalanya. Dan di bawah ini beberapa hasilnya:

Yak, mama baru tau arti TY girl *manggut-manggut*.
Dari 1 pose, Fayra bisa menuangkan ide beberapa pakaian seperti contoh di bawah ini:

Fayra girang banget waktu dapat kiriman dari Tante Dessy di Singapore, yang membelikan buku Fashion Doodles. Dalam beberapa hari tangannya tidak berhenti coret-coret buku ini sampai semua halaman penuh. Terkadang suka asyik sampai tengah malam.

Saya geleng-geleng loh lihat betapa detil Fayra menggambarkan celana jeans, sampai tak lupa memberikan garis putus-putus seperti pinggiran jahitan celana jeans pada umumnya. Kok kepikiran yah?

Suatu hari saat libur sekolah, Fayra ikut saya ke kantor. Seorang teman yang tau Fayra suka gambar berkata “gambarin tante dong, Fay. Tapi dibuat kurusan yah”
Fayra dengan santai menjawab “tapi dibayar yah”
Setelah gambar selesai, eh beneran Tante Dian membayar hasil seni Fayra ini. Lumayan untuk beli pensil warna ya, nduk. Hihihihi

Seperti anak kecil lainnya, Fayra masih tergantung mood. Kalau disuruh, biasanya hasilnya gak maksimal. Kalau keinginan sendiri, dia bisa lupa waktu saking memberikan sentuhan yang sangat detil pada tiap gambarnya.

Fayra masih berguru pada Youtube, juga masih suka mencontoh hasil karya orang lain melalui Instagram. Alirannya belum jelas, kadang sangat Manga atau Anime … kadang kartun western.

Alat gambar dan mewarnai yang diminta juga makin beragam. Dari mulai pensil warna, krayon, cat air sampai spidol khusus design merk Copic yang harganya 50rb/pc dan tentunya belum kami ijinkan (pake snowman aja bisa dapat selusin, Fay).
Beberapa waktu lalu Fayra minta buku sketch yang warna kertasnya bukan putih. Katanya biar pensil warna putihnya bisa kepakai. Kalau kertasnya putih, maka Fayra tidak bisa pake pensil warna putih. Sebelum mama nya bikin buku sketch sendiri dari kertas coklat atau karton hitam, untungnya nemu juga buku sketch dengan kertas coklat di Gramedia.
Semoga makin aneh dan susahnya permintaan kamu ini, sebanding dengan meningkatkan skill gambar kamu ya, nak.

Seorang teman yang berprofesi sebagai design graphis, menyarankan supaya Fayra masuk Digital Art School di BSD. Saat dites, Fayra diterima di kelas Anak-anak tapi level Advance. Kalau anak lain seumurannya masih berlatih “tracing“, yaitu gambar mengikuti garis putus-putus … sementara Fayra sudah bisa menggambar object sendiri.
Fayra ikut les ini setiap Sabtu pagi selama 1,5 jam setiap pertemuan. Hanya butuh 2x masuk kelas, Fayra sudah terbiasa menggunakan alat Graphics Tablet. Di pertemuan berikutnya, Fayra sudah mulai belajar mewarnai. Setelah sebulan, Fayra mulai bermain warna gradasi. Hasilnya seperti di bawah ini:

Fayra sekelas sama anak-anak SMA. Jadi dia makin terpacu kalau liat anak lain gambarnya bagus-bagus. Melihat peningkatan Fayra yang sangat drastis, papa nya mendukung dengan membelikan alatnya supaya Fayra bisa terus berlatih sendiri di rumah.

Fayra masih suka gambar ‘manual‘ juga di rumah. Guru les Fayra ternyata ikut memantau IG nya, dan meminta Fayra untuk membawa kertas gambarnya ke tempat les. Di sana gambar-gambar tsb di scan, dan Fayra diminta untuk ‘retouch‘ gambar tsb. Supaya waktu 1,5 jam di kelas bisa lebih maksimal untuk Fayra.

Contohnya gambar di atas. Sampai ditempat les Fayra diminta memperbaiki kesalahannya. Seperti komposisi wajah, Fayra diajarkan bagaimana gambar wajah dari berbagai angle. Jarak antara kedua mata, sampai diminta memperbaiki posisi bibir yang harusnya lebih ke atas.
Kami masih terus memantau perkembangan skill Fayra. Nantinya guru di Digital Art School ini akan membantu mengarahkan Fayra sesuai keinginannya, ada beberapa pilihan:
- Fashion Design
- Anime / Manga Design
- Graphic Design
- Architecture Design
Semoga akan mempermudah Fayra nantinya untuk memilih pendidikan resmi dengan tingkat yang lebih tinggi sesuai dengan keinginan dan kemampuannya.
Mama Papa akan selalu mendukung setiap langkah kebaikan yang kalian tempuh, nak. Sekuat tenaga kami, semampu kami. Just do your best and make yourself proud!