Berpetualang Bersama Anak Lanang

Berpetualang Bersama Anak Lanang

Saya suka dengan kegiatan ekstrim yang memacu adrenalin. Sejak SMP saya suka naik motor, saat STM saya suka naik gunung, awal kerja kantoran saya suka rafting. Saya mempunyai impian saat punya anak lelaki nanti, akan saya ajak berpetualang berdua.

Beberapa hari setelah ulang tahun Rafa ke 13, saya mengajaknya untuk mengikuti One Day Trip ke Pulau Seribu. Saya bilang ke Rafa “sebelum kita backpacking menyusuri jalur Indo-China dan Eropa … kita nikmati trip berdua pertama ke pulau seribu dulu ya, mas

pulausribu1

Kami bergabung bersama 13 orang dalam trip yang diselenggarakan oleh komunitas backpaker. Kami membayar 155ribu per orang, dan diminta berkumpul di Rawa Buaya – Cengkareng. Kebetulan ada teman kantor yang ikut juga dan seorang supplier dari China yang bareng kami berangkat dari BSD.

pulausribu2

Kami naik kereta Commuter Line jam 5:30 pagi ke Tanah Abang, kemudian lanjut bajaj ke Harmoni, trus naik bus Trans Jakarta sampai Rawa Buaya. Di sana panitia membawa kami naik mobil sewaan ke perkampungan nelayan di daerah Muara Kamal. Sekitar jam 9 pagi kami berangkat menggunakan kapal kayu bermesin.

pulausribu3

Para peserta lain dan 2 tour guide tidak ada yang percaya kalau Rafa adalah anak saya. Perawakan Rafa yang menjulang dan wajahnya yang mirip saya, membuatnya dipercaya sebagai adik daripada anak. Saya pun berbisik “ok, you can call me ‘mbak de’ for today, mas” Rafa cuma nyengir aja.

pulausribu6

Perjalanan dari Muara Kamal sampai ke pulau pertama hanya ditempuh selama 15-20 menit. Tidak sejauh kalau kita berangkat dari Angke. Rafa sangat menikmati perjalanan dan asyik mengabadikan pemandangan dengan kamera kecilnya.

PULAU KELOR

pulausribu7

Ini adalah pemberhentian kami yang pertama. Pulau ini dahulu dikenal dengan nama Pulau Kherkof.  Di pulau ini terdapat peninggalan Belanda berupa galangan kapal dan benteng yang dibangun VOC untuk menghadapi serangan Portugis di abad ke 17. Di sini juga terdapat kuburan Kapal Tujuh atau Sevent Provincien serta awak kapal berbangsa Indonesia yang memberontak dan akhirnya gugur di tangan Belanda.

pulausribu4

Kami diberikan waktu sekitar 30 menit untuk berkeliling pulau kecil ini yang pastinya dimanfaatkan seluruh peserta untuk foto-foto. Tour Guide nya sangat ramah dan selalu menawarkan diri untuk jadi tukang foto. Tinggal serahkan kamera dan henpon kita ke 2 mbak tour guide, mereka dengan cekatan jeprat-jepret dan minta kita berpose sesuai arahannya.

pulausribu5

Walau tidak berpenghuni, pulau ini cukup bersih. Ada petugas yang standby dari pagi sampai sore menjaga pulau ini. Makin siang, kapal yang merapat semakin banyak. Pengunjung juga tambah rame. Makin susah foto-foto karena semua spot cantik sudah ada orang yang lagi pasang aksi berbagai gaya foto. Kami pun beranjak naik ke kapal untuk melanjutkan perjalanan ke pulau berikutnya.

pulausribu8

PULAU RAMBUT

Pulau Rambut terkenal juga dengan nama Pulau Kerajaan Burung yang luasnya mencapai 45 hektar. Pada keadaan biasa, diperkirakan sekitar 20.000 burung hidup di pulau ini. Di bulan Maret sampai September, jumlah itu meningkat menjadi hingga 50.000 burung. Burung-burung itu diperkirakan datang dari Australia. Karena itu pemerintah menjadikan pulau ini sebagai tempat konservasi atau cagar alam burung.

pulausribu9

Setelah menunggu sekitar 10 menit, akhirnya petugas datang dari pulau sebelah. Pulau Rambut ini tidak berpenghuni juga, petugas datang ketika dibutuhkan saja. Beliau membuka kunci pagar dan mengajak kami menyusuri hutan bakau atau mangrove lalu melewati beberapa pohon tua yang katanya sudah berusia puluhan tahun. Di tengah pulau terdapat menara pengamat yang bisa dinaiki sampai dengan 15 orang.

pulausribu10

Rafa naik ke atas, sementara saya dan seorang peserta yang takut ketinggian menunggu di bawah. Setelah operasi saya tidak boleh banyak naik tangga oleh dokter, karena itu saya tidak ikut naik. Rafa bilang pemandangan di atas sungguh cantik. Belum lagi mendengar indahnya kicauan aneka burung yang kata petugas terdapat sekitar 50.000 ekor burung dari sekitar 50 spesies yang ada di pulau ini.

PULAU UNTUNG JAWA

pulausribu11

Ini adalah pulau terakhir yang kami kunjungi. Matahari sudah mulai berada tepat di atas kepala, saat kami merapat ke Pulau Untung Jawa. Perut kami pun bergejolak minta diisi. Kami bertanya ke beberapa penduduk di sekitar dermaga, dimanakah tempat makan yang enak? Mereka menjawab BU SANI sambil mengacungkan jempolnya.

pulausribu12

Gak salah memang petunjuk dari mereka. Kami puas banget menyantap masakan bu Sani. Nasi putih ditemani dengan tumis kangkung, cumi goreng tepung, udang saos padang, ikan bakar, sambal lalapan dan kelapa butir untuk kami berlima hanya merusak dompet sebesar 280rb rupiah saja. Porsi yang disajikan juga lumayan besar. Kami tidak mampu menghabiskan semuanya.

pulausribu13

Setelah makan kami sholat dzuhur di mushola dekat warung Bu Sani. Rafa ganti kaosnya yang basah oleh keringat. Saya tawarkan Rafa untuk ikut aneka permainan air seperti banana boat, jetski, dll tapi Rafa menolak. Selain karena sudah pernah merasakan sebelumnya, Rafa malas untuk basah-basahan. Saat wudhu air kran terasa asin, kebayang kalo mandi pakai air asin badan akan terasa lengket meski sabunan.

pulausribu14

Seorang teman yang tau kami pergi ke pulau seribu mengirim pesan “Jakarta hujan deras banget. Kalian gimana di sana?

Memang terlihat awan gelap sekali ke arah Jakarta. Saya juga bertanya ke pemilik kapal, bagaimana kalau hujan turun apakah kami bisa kembali sore ini juga.

Beliau bilang “kalo hujan ya gak berani jalan. Mending kita tunggu sampai tidak hujan baru kembali ke Jakarta“. Khawatir juga karena semakin sore menjelang malam, ombak akan semakin besar.

Alhamdulillah hujan tidak turun sama sekali. Kami bisa meneruskan perjalanan kembali ke Muara Kamal dengan lancar. Bahkan kami mendapat bonus berupa pemandangan pelangi yang sangat indah.

Teman perjalanan kami melontarkan ide “habis ini kita pergi ke Papandayan – Garut yuk

Rafa langsung senyum lebar “yuk ma, kita jalan lagi

OK mas, kita minta ijin papa dan Fayra dulu yaaaaa.

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Jogja 1 day trip

Jogja 1 day trip

Setelah Lava Tour – Merapi, saya dibawa ke beberapa objek wisata lain masih di sekitar Kaliurang.

  • Taman Wisata Plawangan Turgo

jogtrip1

Tempat ini masih di dalam Taman Nasional Gunung Merapi. Pintu masuknya terletak di belakang deretan rumah makan, tempat parkir Kaliurang. Wisatawan lokal diminta membayar tiket 2ribu rupiah, sementara wisatawan asing harus membayar 20ribu rupiah.

Di sini terdapat tempat bermain anak dengan fasilitas ayunan, perosotan, dll. Ada kolam berisi air mancur, ada area untuk berkemah, juga ada lokasi pengamatan gunung berapi. Cocok banget untuk pengunjung yang mau menikmati wisata alam.

jogtrip2

Tanda pada foto di atas lah yang menarik minat saya untuk terus naik ke atas. Siang bolong (jam 1-an) kalau main di sekitar air terjun sepertinya enak sekali kan tuh. Eh udah capek-capek nanjak … apa daya saya cuma melihat ini aja:

jogtrip3

Pengunjung kecewa lah ya … kran air nya mati. Hahahaha. Mungkin karena musim kemarau jadi tidak ada air terjun.

  • Museum Ullen Sentalu

Mereka yang tau saya sedang berada di Jogja, merekomendasikan Museum Ullen Sentalu sebagai tempat yang patut dikunjungi. Tempat ini menyajikan pengetahuan tentang seni dan budaya Jawa

jogtrip4

Melihat harga tiket masuk yang harus dibayar, saya yakin kalau museum ini terawat dengan baik. Saya sedih soalnya kalo mengunjungi museum yang harga tiket masuknya cuma 2-5ribu rupiah, biasanya di dalam kondisi tidak terawat dan barang koleksinya dipenuhi dengan debu.

jogtrip5

Sepertinya saya masih belum juga beruntung, karena kami datang 30 menit menjelang waktu tutup museum. Petugas tidak mengijinkan kami masuk ke dalam. Akhirnya cuma foto-foto aja di depan pintu masuk.

Sekali lagi ini saya anggap sebagai tanda bahwa saya memang harus kembali ke Merapi dengan membawa suami dan anak-anak.

  • Candi Sambisari

jogtrip6

Setelah 2x kecewa dengan objek wisata di sekitar Kaliurang, kali ini saya dibawa sedikit menjauh untuk mengunjungi Candi Sambisari. Jangan tanya arah menuju ke tempat ini, karena saya cuma duduk manis di dalam mobil, tanpa tau jalan apa yang diambil untuk bisa mencapai lokasi ini.

Untuk bisa masuk ke dalam, petugas hanya meminta pengunjung untuk mengisi buku tamu di loket. Tidak ada tiket yang harus dibayar.

Kata bang Wiki, candi ini ditemukan pada tahun 1966 oleh seorang petani di Desa Sambisari dan dipugar pada tahun 1986 oleh Dinas Purbakala. Nama desa ini kemudian diabadikan menjadi nama candi tersebut.

Posisi Candi Sambisari terletak 6,5 meter di bawah permukaan tanah, kemungkinan besar karena tertimbun lahar dari Gunung Merapi yang meletus secara besar-besaran pada awal abad ke-11.

jogtrip8

Bangunan candi dikelilingi oleh pagar batu dengan ukuran 50 m x 48 m, kompleks ini mempunyai candi utama didampingi oleh tiga candi perwara (pendamping). Pada bagian luar dinding bangunan utama terdapat relung yang berisi patung Durga Mahisasuramardini (di sebelah utara), patung Ganesha (sebelah timur), patung Agastya (sebelah selatan), dan di sebelah barat terdapat dua patung dewa penjaga pintu: Mahakala dan Nandiswara. Di dalam candi utama terdapat lingga dan yoni dengan ukuran cukup besar.

jogtrip10

Mungkin karena candi ini tidak sengetop Borobudur dan Prambanan, maka pengunjungnya juga tidak banyak. Ada beberapa batu yang bukan asli lagi, karena memang pemerintah setempat terus melakukan rekonstruksi bangunan candi.

Semoga kondisi candi ini akan terus terawat dan bersih seperti saat saya kunjungi, walau pengunjung bebas masuk ke dalam tanpa dipungut biaya alias GRATIS.

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Lava Tour – Merapi

Lava Tour – Merapi

Kewajiban saya saat dinas di Jogja hanya 3 hari, Rabu – Kamis – Sabtu. Tapi kalo Jumatnya pulang ke Jakarta, kok ya kurang ajar sama perusahaan. Nanggung gitu loh, berat di ongkos PP nya. Akhirnya saya merayu teman-teman kantor regional untuk menemani saya menghabiskan waktu di hari Jumat ke tempat yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya.

lavatour1

Terpilih lah tujuan menantang yaitu ke Merapi untuk ikut Lava atau Volcano Tour.

Niat mau lari di hari Jumat pagi, diganti dengan jalan-jalan ke kaki gunung. Lumayan bawa sepatu lari, bisa dipake untuk tracking. Sepatu lain yang saya bawa hanya sepatu boots centil, bukan untuk outdoor. Kalo gak ada niat mulia mau lari pagi, pasti saya cuma bisa pake sendal jepit hotel deh ke Merapi. Hihihihi. Semoga kalori yang terbakar selama trip ini sama banyaknya dengan lari 5KM yang batal.

Kami ambil jalur lewat Kaliurang, supaya saya bisa menikmati beberapa objek wisata lain di sekitar Merapi. Namapun tamu, saya nurut lah mau dibawa kemana pun.

lavatour2

Di pintu masuk Kaliurang, harusnya setiap mobil membayar 20rb. Tetapi karena kami naik mobil operasional perusahaan yang ada logonya, teman saya cuma bilang “mau cek sinyal, pak!” dan kami pun bebas masuk tanpa membayar. Hihihi. Kebetulan memang ada 2 tower milik perusahaan kami di daerah ini.

Melihat jajaran mobil Jeep untuk disewakan, mata saya langsung tertuju ke sebuah jeep yang warnanya sama dengan baju saya. Pikir saya, wah keren nih mecing. Hahahaha

Ternyata mobil berangkat sesuai urutan kedatangan. Dan mobil orange ini baru sampai, jadi tidak boleh berangkat dulu. Terpaksa kami naik seadanya dan dapat yang warna hijau.

lavatour3

Ada 3 pilihan untuk Lava tour, tergantung jarak dan objek wisata yang akan dilihat:

  • 300rb – jalur pendek
  • 400rb – jalur menengah
  • 500rb – jalur panjang

Kami ambil yang jarak menengah. 1 jeep cukup untuk 4-5 orang dewasa. Rute yang kami lalui cukup beragam, dari mulai jalan aspal … lanjut jalan tanah perkampungan … jalan sempit di tengah pepohonan … sampai hamparan pasir yang sedikit bergejolak.

Saya duduk di depan sebelah pak supir (kok macam lagu naik delman yah). Goncangan di bangku depan tidak separah di belakang. Khawatir tulang saya juga kenapa-napa kan, duduk di depan adalah pilihan paling sempurna. Bangku nya juga lebih empuk dari yang di belakang.

lavatour4

Kami sengaja berangkat jam 9 pagi supaya sampai atas menjelang siang, dengan harapan pemandangan gunung terlihat jelas. Sayangnya saat kami ke sana, langit sedikit mendung. Jadi gunung merapi tidak tampak sejelas dan sekece di foto-foto DianSigit dan Yani, sepertinya ini tanda supaya saya kembali lagi dan mengajak suami plus anak-anak kesini.

Dengan jiwa narsis yang demikian tinggi, mumpung gak liat orang yang dikenal juga … terciptalah foto-foto di atas. Sudah cocok kah saya menjadi foto model kalender Hijriyah? Hahahahaha

lavatour7

Sampai di sebuah titik, pak supir bilang kalo mau ke atas untuk melihat rumah Mbah Marijan maka kami disarankan untuk melanjutkan perjalanan dengan menyewa motor. Pilihannya ada 2:

  • Motor bebek dengan tarif sewa 20rb/buah
  • Motor trail dengan tarif sewa 50rb/buah

Ya jelas aja kami pilih motor trail, lebih aman karena belum tau medannya seberat apa. Bener aja loh, kami bertemu rombongan cewek-cewek ABG yang naik motor bebek … itu roda berputar tapi motornya gak maju karena medan pasir.

lavatour8

Rumah mbah Marijan dan isinya sudah hancur dan diselimuti abu vulkanik. Begitu pun kondisi motor dan mobil relawan yang datang ke rumah mbah Marijan untuk menjemputnya turun untuk menyelamatkan diri. Yang menakjubkan, sebuah mesjid di dekat rumah mbah Marijan masih berdiri kokoh. Sepertinya ini bukti Sang Maha Kuasa.

lavatour5

Kami melanjutkan perjalanan lagi dengan jeep untuk melihat batu Alien. Coba perhatikan baik-baik foto di atas, saya bilang sih mirip kepala salah satu karakter di film Star Wars. Bandingkan hidung batu tsb dengan hidung saya. Eh kok lebih mancung bibir saya sih? Hahahahaha nasib muka bengis, tampak samping terlihat ngejeding gitu.

lavatour6

Kami juga sempat melihat bunker yang dibangun untuk tempat menyelamatkan diri dari terjangan awan panas ketika gunung meletus. Bisa dilihat di sini kondisi bungker sebelum dan sesudah letusan tahun 2006.

Objek lain yang saya kunjungi adalah: museum sisa hartaku dan batu tumpeng. Lucu deh bentuk batu tumpeng seperti yang bisa dilihat pada foto di atas, batunya berbentuk kerucut seperti nasi tumpeng.

Harusnya waktu tempuh tour ini antara 1- 1,5 jam … tapi bisa jadi lebih, tergantung seberapa lama kita berhenti di sebuah objek untuk foto-foto tentunya. Supir jeep akan dengan sabar mengantar dan menunggu sampai kita puas.

Saya salut sama pemerintah dan penduduk setempat, yang bisa move-on dari musibah juga memanfaatkan yang tersisa menjadi sebuah komoditas yang bisa menghasilkan pemasukan untuk mereka. Dengan menyewakan jeep, motor, menjual souvenir, menjual aneka makanan dan minuman, menjadi tour guide sampai membangun tempat-tempat penginapan bagi wisatawan.

Musibah membawa berkah…

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Kumpul Pasien TBC Jogja

Kumpul Pasien TBC Jogja

Sampai hari ini komen untuk posting tentang penyakit saya, TBC Tulang, sudah mencapai lebih dari 350. Ini belum termasuk sms, email, telpon dan private message di FB yang datang setiap hari nya.

Sejak diberikan kesempatan hidup kedua, saya memang bertekad untuk menyebarkan informasi tentang penyakit ini. Yah menjadi Penyuluh TBC Tulang dengan sukarela dan tanpa badan perkumpulan resmi lah.

Saya juga melakukan kunjungan pasien TBC yang masih di Rumah Sakit atau bertemu mereka yang sudah sembuh di luar kesibukan saya mengurus keluarga dan kerja kantoran tentunya. Kalau ke RS, biasanya saya sendiri atau berdua sama suami. Tapi kalo ketemu di luar RS, saya bisa mengajak anak-anak. Dengan begitu anak-anak saya juga paham bahwa ibunya pernah sakit yang sama dan sekarang membantu mensosialisasikan tentang penyakit ini ke orang-orang lain. Supaya makin banyak orang yang tau bahwa penyakit ini bisa disembuhkan.

Dengan rajinnya saya menceritakan di blog, reaksi negatif juga sering saya terima. Ada yang hampir tiap hari menelpon untuk menyampaikan keluhannya tentang penyakit ini, kalo gak ditanggapi mereka akan marah. Saya mengerti bahwa toleransi seseorang terhadap rasa sakit pasti berbeda. Tapi saya juga capek kalo mendengarkan keluhan yang sama dari orang yang itu-itu aja setiap hari nya. Saya berharap semangat mereka menuju kesembuhan bisa mengalahkan rasa sakitnya.

Ada juga yang minta saya datang ke rumah nya, sambil bilang “kenapa yang lain bisa didatangi bahkan sampai bisa ktemu pasien di luar kota, ke rumah saya kok gak mau?

Mungkin mereka gak paham, kalo saya menjalani ini semua secara cuma-cuma. Gak digaji, gak minta ongkos mereka, gak minta diisiin pulsa telepon. Mungkin mereka tidak mengerti, kalau kegiatan saya di luar ini lumayan menguras waktu dan tenaga. Saya punya keluarga, 2 orang anak dan bekerja kantoran dari Senin sampai Jumat.

Tapi saya senang masih lebih banyak orang lain yang mendukung kegiatan saya ini, diluar suami dan keluarga besar saya. Teman-teman yang sudah bebas dari penyakit ini, mengajak saya untuk membentuk grup di Facebook dengan nama TBC Tulang dengan jumlah member sudah mencapai lebih dari 250 orang. Beberapa di antara mereka meneruskan kegiatan ini di daerah masing-masing.

Salah satunya bernama Dona tinggal di Jogja, yang ternyata masih sodaraan sama mbak Ika. Awalnya Dona gugling tentang TBC tulang yang dideritanya dan sampailah ke blog saya. Diskusi kami lanjutkan melalui SMS dan telpon. Waktu saya liburan keluarga ke Jogja tahun 2011, kami bertemu di kawasan Malioboro. Dona masih menggunakan korset besi dan belum bisa berjalan tegak.
pasienTBCjog1

Beberapa hari sebelum berangkat dinas ke Jogja 11-14 Juni 2014, saya memberi kabar di FB grup dan mengajak siapapun yang mau ketemu untuk sharing tentang TBC. Dona dan Dono (bukan kembar cuma kebetulan nama panggilan mirip aja), datang ke hotel saya dan membawa saya ke sebuah restoran yang ditempuh kurang dari 10 menit menggunakan motor.

pasienTBCjog2

Saya senang melihat banyak kemajuan dari 2 orang mantan pasien ini. Mereka berdua sama-sama dioperasi tahun 2011, dan sekarang sudah sehat bisa naik motor sendiri kesana kesini. Mereka aktif menjawab pertanyaan2 pasien lain di FB grup, mereka juga siap mengunjungi pasien lain di Jogja. Mereka melakukan kegiatan yang sama dengan saya untuk wilayah Jogja.

pasienTBCjog3

Hati saya meleleh menerima komentar di atas, sama hangatnya seperti waktu menerima tag foto di FB Alan.

Belum lagi komentar dari teman-teman lain:

pasienTBCjog4

Hal seperti ini yang kembali membakar semangat saya untuk tidak mudah lelah dan terus berusaha menjadi teman, pendengar dan penyemangat pasien lain.

Terima kasih untuk teman-teman atas dukungannya dan kerelaan nya melakukan kegiatan yang sama. Semoga kegiatan ini menjadi ladang kebaikan untuk bekal kita menghadapNYA kelak. Amin Ya Rabb.

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Wisata Kuliner di Jogja

Wisata Kuliner di Jogja

Alhamdulillah dikasih kesempatan untuk dinas ke Yogyakarta selama 4 hari 3 malam. Tentu saja saya manfaatkan untuk mencicipi jajanan lokal selama di sana.

Berikut yang sempat saya coba:

1. Sate Klathak

wiskuljog7

Ini cuma sate kambing. Tapi biasanya ditusuk pakai besi, bukan tusuk sate kayu. Besi ini yang menghantarkan panas ke dalam daging sate, sehingga matengnya merata. Jadi daging nya gak kenyal atau masih keras seperti sate kambing biasa. Makannya disandingkan dengan kuah santan, bukan pakai sambal kacang seperti sate madura.

Sayang saya makan yang versi KW, tidak di kawasan yang terkenal dengan sate khlatak ini. Jadi satenya cuma ditusuk kayu, meski tetap disandingkan dengan kuah santan encer yang diberi aneka bumbu (saya bilang sih mirip kuah sayur lodeh). Kalau yang di foto itu sebelahnya tongseng, bukan kuah jodohnya sate khlatak.

2. Gudeg Ceker

wiskuljog4

Saya yang cuma doyan ceker kalo dimasak merah sebagai temannya dimsum, mengakui kalo ceker untuk teman gudeg pun nikmat sangat!

Meski gigi dipagari, tapi gak sulit untuk menggerogoti ceker di Sedep Raos ini. Kulit dan daging tipisnya langsung ambrol, begitu ceker masuk ke dalam mulut.

3. Jadah Tempe

wiskuljog1

Jadah itu bahasa Jawa nya untuk ketan kukus yang dihaluskan. Bisa digoreng, bisa dimakan begitu saja.

Begitu jadah mengapit sebuah tempe, lalu dimakan bersama cabe rawit … amboy nikmat banget rasanya. Penampakannya macam burger yah. Hihihi

4. Sate Kelinci

wiskuljog2

Seorang teman saya komentar pada foto diatas “kelinci lucu kok dimakan sih, de?

Saya balas “lah babi juga lucu, kok dimakan?

Hahaha iya gak akan habis kalo debat masalah daging kelinci. Untuk saya sih, selama halal … saya berani untuk coba makan. Rasanya seperti daging ayam, putih dan lembut dagingnya.

Saya jadi ingat ada seorang teman yang gak mau makan Ayam Pop di warung nasi padang. Alasannya sederhana “kasian ayam nya pucet gitu

Jiahahahaha … ayam pop memang gak banyak bumbu, jadi warna nya cuma putih aja.

5. Bakmi Kadin

wiskuljog3

Ke Jawa Tengah wajib mencoba Mie Nyemek, yaitu bakmi rebus dengan kuah sedikit dan kental. Kalo mie rebus dengan kuah agak banyak, disebut Mie Godog.

Yang paling terkenal di Jogja ada 2 : Bakmi Pele dan Bakmi Kadin.

Karena sudah pernah mencoba bakmi Pele, maka kali ini saya mencicipi Bakmi Kadin. Rasanya? menurut saya sih biasa. Masih enak Pele kek nya.

6. Sego Pecel

wiskuljog5

SGPC itu kependekan dari Sego Pecel. Lokasinya dipinggir kali kecil dekat UGM. Jaman dulu sih SGPC ini menjadi santapan wajib anak kuliah karena harganya murah dan pastinya porsi yang disajikan cukup mengenyangkan.

Sekarang tempatnya sudah bagus banget. Ada live music oleh sebuah band lokal. Harga makannya sudah tidak murah lagi. Wajar kalo pengunjungnya bukan mahasiswa lagi tapi orang-orang tua yang mungkin mau nostalgia makanannya jaman tinggal di sekitar tempat ini.

7. Bakso Rusuk

wiskuljog6

Dalam perjalanan menuju bandara untuk pulang ke Jakarta, saya mampir ke tempat ini. Namanya bakso rusuk, yang disajikan berupa bakso sapi dengan tambahan 2 potong iga alias rusuk. Katanya sih bisa pesan rusuk nya dengan kuah, gak pake bakso maksudnya. Rasanya lumayan enak.

Dengan banyaknya saya upload foto makanan ke social media, teman saya berkomentar “kek nya makan muluw nih di Jogja, pulang nanti nambah ndut gak yah?

Jawaban saya?

Tentu TIDAAAKKK *meringis miris*

Saya kan pemakan segala ….

segala nya gak pernah abis *sigh*

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn