Mengeluh

Mengeluh

Saya tersanjung dengan tulisan mbak Dey yang ini. Kebetulan tanggal 28 Okt lalu saya menemukan kalimat keren dan saya share ke SocMed:

words

Membaca tulisan mbak Dey yang bilang “sekalipun belum pernah dia mengeluh dengan semua yang dihadapinya“, ah pipi saya merona.

Saya jadi membuka-buka arsip blog ini, terutama perjalanan hidup saya di bulan April, Mei dan Juni 2004. Periode tersebut adalah 3 bulan proses saya merasa dilahirkan kembali ke dunia ini. Diberikan kepercayaan oleh Sang Maha Pengasih untuk bisa merasakan kesempatan hidup kedua, yang hingga hari ini amat sangat saya syukuri tiada henti. Dan ketika saya membaca ulang seluruh postingan tsb, tak terasa pipi saya menghangat dan ada genangan di mata saya. Saya kagum sendiri, kok saya kuat banget yah bisa melalui itu semua?

Saking lagi semangatnya punya blog baru kala itu, saya meminta tolong seorang sahabat (Renny) untuk update blog saya. Dia menelpon saya dan menuliskan apapun yang saya sampaikan secara lisan, dengan gaya bahasanya dan tanpa mengada-ada.

Orang banyak yang heran kenapa saya bisa menceritakan penyakit saya dan bagaimana saya melalui masa-masa itu, dengan santai bahkan disampaikan dengan gaya bercanda?

Saya justru heran, memang harus bagaimana? Dengan nada memelas dan cucuran air mata?

Mbak Irma menjadikan bahan obrolan kami melalui BBM, menjadi sebuah cerita indah di sini. Benar sekali kata-katanya: “penyintas (orang yang terus bertahan hidup atau yang selamat dari suatu peristiwa atau bencana berbahaya yang bisa saja menyebabkan kematian/ mengancam nyawa) itu pintar menggunakan topeng… mereka pandai menutupi wajah aslinya dengan topi, selendang, wig, make up, senyuman, semangat juga harapan.”

Mbak Irma memilih menutupinya dengan harapan dan senyum. Sementara saya memilih menutupinya dengan SEMANGAT.

Saya bukan tipe orang yang gampang mengeluh. Saya lebih memilih menikmati apa yang terjadi dan apa yang saya hadapi dengan semangat dan harapan. Saya tidak akan teriak sakit, kalau saya masih bisa menahan rasa nyeri dengan menggigit handuk kuat-kuat.

Mungkin saya terlalu sibuk, hingga tidak ada waktu untuk mengeluh. Saya sibuk melawan rasa sakit yang pernah hinggap di tubuh saya, saya sibuk menikmati perkembangan putra putri di rumah, saya sibuk memikirkan bentuk kontribusi yang bisa saya berikan untuk perusahaan tempat saya mencari uang, dan saya sibuk mengatur strategi untuk mewujudkan mimpi yang dibangun bersama suami.

Yang pasti saya akan merasa malu kalau sampai mengeluh. Malu kepada DIA yang sudah sedemikian pemurahnya memberikan saya kesembuhan dan kesempatan untuk bangkit lagi. Malu kepada keluarga yang selalu memberikan semangat dan tidak pernah lelah menemani saya melewati titik terendah dalam hidup saya.

Sungguh tidak ada maksud sombong nan congkak dengan postingan blog saya yang terlihat gak pernah susah. Saya hanya ingin blog ini dihiasi dengan cerita perjalanan hidup saya dan keluarga, yang kalau saya baca ulang lagi di kemudian hari … tidak akan terucap “yaelah gw norak banget sih sampe nulis tentang hal ini. Duh gw cemen banget sih, cuma ngalamin kek gitu doang ditulis dengan merana di blog yang semua orang bisa baca. Ampun deh kok gw lebay amat curhat gak penting macam orang paling menderita sedunia“.

Saya nulis di blog ini sebagai catatan pribadi dan pengingat untuk diri sendiri. Bukan untuk menciptakan citra sebagai seorang yang luar biasa. Apa yang saya alami mungkin tak seberapa dibandingkan dengan perjalanan hidup orang lain di luar sana. Mungkin saya hanya sedikit lebih beruntung dibandingkan dengan sebagian orang lain.

Saya berharap tulisan saya bisa menularkan semangat kepada yang membaca. Kalau saya yang sangat biasa ini BISA melalui masa-masa sakit menuju kesembuhan, saya yakin orang lain juga akan BISA bangkit.

Kalau ada orang di luar sana menilai saya dan tulisan di blog ini terlalu lebay dan sok, ya biarin aja. Mungkin beliau hanya belum pernah merasakan apa yang pernah saya lalui. Atau bisa jadi orang tsb memang sudah pernah merasakan yang lebih buruk dari saya.

Saya hanya bisa mendoakan semoga hidupnya jauh lebih beruntung dari saya dan penuh berkah berlimpah.

Every one you meet is fighting a battle you know nothing about.

Be kind.

Always.

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
People I Met Lately

People I Met Lately

Saya senang bertemu orang, senang berkenalan dengan orang, senang ngobrol juga. Dari mendengarkan cerita orang lain, saya mendapatkan banyak pelajaran hidup. Kadang kita hanya melihat orang dari wujud yang ada di hadapan kita, tanpa mengetahui apa yang sudah mereka lalui sebelum bertemu kita. Dengan mendengarkan cerita mereka, kita bisa mengambil hikmah yang mungkin bermanfaat untuk hidup kita sendiri.

2 minggu lalu menjadi berkah untuk saya karena saya melewatkan minggu itu dengan bertemu beberapa teman. Mumpung saya ada di Jakarta, gak ada salahnya meluangkan waktu untuk bersilaturahmi, kan?

Ketemu kak InJul

Siapa coba yang gak kenal kak Indah Juli?

Kalo suka ikut komunitas di dunia maya, pasti sering melihat nama ini berseliweran. Gak cuma namanya, orangnya memang aktif di segala kegiatan. Kak Injul ini berperan sebagai moderator dan pengurus dari beberapa komunitas, mulai dari Blogfam, KEB, BeBlog, dan komunitas penulis.

Saya mengenal kak InJul dari Blogfam di akhir tahun 2003. Mulai dekat karena pernah menjadi panitia beberapa acara offline BlogFam. Kami tidak sering bertemu tatap muka, tapi jari kami saling bertegur sapa. Tidak hanya kami yang berteman, anak2 kami pun juga bersahabat.

Senin, 11 November 2013, saat kesibukan menggila … kak Injul menyambangi saya di kantor. Senang nya tak terhingga, walau harus terpotong-potong kegiatan ini itu saya. Ngobrol di kantin kantor saya, gak terasa 1 jam aja ya kak. Tahun ini kami merayakan “10 years of Blogger Friendship” … semoga pertemanan kita terus abadi ya kak. Thank you for always be there, just a ping away!

kopdarinjul

Ups, iya maap narsis. Begini lah tampilan saya beberapa bulan terakhir. Malu udah punya anak SMP, berhijab juga udah 17tahun … tapi baru mulai memperbaiki diri tahun ini. Lebih merapatkan pakaian, memakai kaos kaki, melabuhkan hijab menutup dada, dan mengurangi pemakaian celana panjang. Masih belum lancar naik turun tangga dan keluar masuk kereta dengan rok lebar. Pelan-pelan belajar dengan celana lebar. Belum sempurna, masih jauh dari syar’i, terus mendalami ilmu … itu tekad saya. Doakan semoga istiqomah yah.

Ketemu Enny dan Nana

Pertama kali ketemu Enny secara tidak sengaja. Kaget banget pagi-pagi di stasiun Tanabang ada yang mencolek “mbak de ya?

Enny mengaku suka baca blog ini, tapi belum pernah meninggalkan jejak. Akhirnya kami ngobrol sebentar dan tukeran pin BB. Ternyata lokasi kantor kami gak jauh. Dan beberapa waktu kemudian kami janjian makan siang di kantornya. Saya minta diajarin dandan, eh ternyata Enny mengenalkan saya ke Nana , teman sekantornya yang katanya lebih jago dandan. Kami pun makan bertiga di meeting room kantor mereka, sambil mendengarkan penjelasan Nana tentang perabotan lenong. Setelah pertemuan itu kami bertiga akrab bertegur sapa via wasap dan IG. Enny juga rajin ninggalin komen di blog ini, walo blog nya sendiri gak diupdate2. Hahahaha udah disindir nih, hayuk coba nulis lagi. Sayang tuh blog nya nganggur.

kopdarennynana

Jumat, 15 Nov 2013, kami janjian Sushi Date bertiga. Namanya ibu-ibu yah, kalo udah ngumpul gak jauh dari bahas anak dan pendidikan jaman sekarang. Seneng banget deh bisa mendengar sharing mereka.

Ketemu Yulia Maki

Beberapa tahun lalu saat saya masih aktif ikut milis masak-memasak, Reny seorang adek kelas di STM yang pernah sekantor sama saya mencolek via YM (belum ada wasap dan bbm). Renny mengenalkan saya ke temennya yang bernama Yulia dan minta saya menjelaskan Pricing yaitu cara menghitung harga jual kue, mulai dari menghitung harga bahan kue dan kemasan sampai menghitung margin dan harga jual. Saat itu saya memang masih suka bikin kue hias, dan hanya menjual ke beberapa teman dekat saja. Tapi mereka memberikan kepercayaan kepada saya, karena warung online saya sedang menggeliat. Kami pun menjadi akrab, walau baru sekali bertatap muka ketika saya menjadi muridnya dalam kelas Food Photography di Cinere.

Pelan-pelan Yulia mulai menjalankan MakiCakes. Namanya pun makin berkibar dan blog nya makin ngetop. Semua orang mengenalnya sebagai MAKI kependekan dari mama Kintan, putri pertamanya. Akhirnya Maki keluar dari pekerjaannya di salah satu perusahaan Telekomunikasi dan serius dengan bisnis kue hiasnya. Design kue nya makin canggih, bahkan sampai mengajak ibu-ibu di sekitar rumahnya untuk membantu saat pesanan makin membludak. Saya salut dengan kerja keras Maki dan selalu mengagumi hasil karya nya.

Mulai 2011 Maki menekuni bisnis lainnya, yaitu Oriflame. Bukan Maki namanya kalau menjalankan sesuatu setengah-setengah. Maki memencet tombol ‘pause’ pada bisnis kuenya, dan fokus berlari dalam bisnis MLM nya. Hanya dalam waktu 2 tahun,  Maki sekarang menduduki posisi Director (maaf saya gak hafal nama2 jabatannya) dan kerja kerasnya sudah diganjar dengan 2 tiket ke Dubai serta CRV plus Scoopy. Perjalanan dalam bisnis ini dituliskan dalam blog khusus disini.

kopdarmaki

Sabtu, 16 november 2013, saya mendengar seseorang berteriak memanggil nama saya di lorong jembatan ITC Kuningan – Mall Ambassador. Ternyata Maki lagi duduk bersama 2 putrinya, menunggu sang suami yang sedang membeli makanan. Saya dan Fayra akhirnya duduk bersama karena kebetulan Masguh dan Rafa lagi ke mushola untuk sholat Ashar. Ini pertemuan kedua kami, tapi rasanya seperti bertemu saudara kandung yang tidak berjumpa tahunan. Saya minta Maki bercerita tentang kesuksesan bisnis barunya.

Beberapa waktu lalu Maki juga mengirimkan hadiah untuk saya berupa celana lebar.

kopdarmaki1

Sebagai PECEL LELE alias Pecinta Celana Lebar-Lebar, saya senang banget menerimanya. Suwun sanget yo, mak!

Aaahhh … minggu yang menyenangkan untuk saya.

How’s your life, friends?

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Korsetan Yuk

Korsetan Yuk

Hari Sabtu kemarin, saya dan keluarga pergi ke mall. Rafa mengambil beberapa foto saya dan Fayra, kemudian salah satu fotonya saya upload di IG. Beberapa teman komentar tentang ketipisan perut saya dan bertanya apa resepnya.

deaja1

Jujur resepnya cuma nurut sama ibu aja kok, karena mereka pasti menyarankan yang terbaik untuk anaknya.

Ketika saya melahirkan Rafa, mami berpesan agar saya menggunakan stagen. Bukan hanya sekedar gurita dan akan lebih baik kalo pake ‘bengkung’. Padahal saat itu saya juga gak paham, bengkung itu seperti apa. Coba mencari di toko perelengkapan bayi di beberapa ITC, tidak ada yang menjual.

Akhirnya saya nitip pembantu untuk beli di kampungnya. Baru deh saya tau kalo ternyata bengkung itu sejenis stagen juga. Kain panjang untuk dililit di bagian perut. Kalo stagen memiliki lebar sekitar 20cm, nah bengkung ini memiliki lebar sekitar 30cm. Jadi kalo bengkung dililit di tubuh kita, akan menutup dari bawah dada sampai ke pinggul. Panjang kainnya? saya dapat yang 10-15 meter kalo gak salah sih.

Mama (mertua) hanya tinggal di rumah saya selama 2 minggu setelah saya melahirkan Rafa. Lanjut mami yang menemani saya selama 1 bulan di rumah. Namanya anak kecil baru punya anak kecil (umur saya waktu itu 23 tahun), segala macam aturan di tetapkan dan wajib dilaksanakan. Saya pakai bengkung dibantu mama dan mami selama 1,5 bulan pertama. Setelah mami pulang ke rumahnya, awalnya saya bingung gimana cara melilitkan kain ini ke tubuh saya. Jadi saya ikat ujungnya ke teralis jendela kamar, kemudian saya muter-muter aja melilitkan tubuh dengan sisa kain tsb sampai ke ujung. Mirip gangsing lah … hahaha.

Mami berpesan “iya emang gak enak pake ini terus-terusan. Cuma copot kalo mandi dan tidur aja. Kamu akan merasa gatal dan begah. Tapi kamu akan rasakan manfaatnya sendiri. Perutmu gak gelambir. Mungkin gak berasa sekarang, tapi nanti 1-5 tahun kemudian“.

Mami saya dulu berprofesi sebagai penari Jawa di TVRI dan banyak acara off-air. Tinggi beliau 170cm, dulu sih langsing banget … sekarang yah lebih gempal lah. Namanya juga ibu-ibu yang udah melahirkan 3 kali dan berusia 60an tahun. Walau saya sering bilang perawakan mami itu macam kulkas 2 pintu (karena tinggi besar), tapi badannya tetap memiliki bentuk macam gitar. Perut mami itu bagus, dan menurut beliau itu hikmah dari sering pakai stagen. Gak cuma setelah melahirkan, setiap menari kan mami pasti pakai kain dan stagen juga.

Sayang foto-foto mami menari rusak kena banjir. Padahal saya ingin menunjukannya ke anak-anak saya, terutama ke Fayra yang sekarang juga senang menari.

Karena pingin punya perut yang OK seperti mami, saya nurut deh pakai bengkung selama 6 bulan setelah melahirkan. Begitu pun saat melahirkan Fayra. Gak masalah kok dengan jahitan operasi, Rafa dan Fayra sama-sama dilahirkan dengan cara sesar. Dokter juga tidak melarang.

Alhamdulillah mungkin benar apa yang mami bilang dulu, sekarang perut saya gak gelambir. Ada beberapa teman yang lebih kurus dari saya, tapi perutnya jauh lebih besar (buncit). Ketika saya tanya apa mereka pakai stagen setelah melahirkan, semua menjawab “Cuma pake gurita sekitar 2 minggu sampai sebulan doang. Gak betah“.

Jadi untuk para ibu dan remaja puteri yang ada di rumah (macam pembawa acara PKK yah), coba nurut deh sama petuah ibu-ibu jaman dulu. Emang gak enak pakai stagen lebih dari 1 bulan, tapi itu demi kebaikan badan kita juga kok. Coba deh.

Baru sore saya berbalas komen tentang stagen dan bengkung, malam saat kembali ke rumah Fayra dalam kondisi ngantuk berat. Saya buka pintu belakang mobil, dan membangunkan Fayra. Anak-anak paham bahwa saya tidak bisa menggendong mereka sejak mereka bayi, akibat beberapa operasi yang pernah saya alami. Dengan mata yang merem melek, tetiba Fayra nemplok ke badan saya macam Koala.

Tubuh ini jelas kaget menahan beban 20kg badan Fayra. Padahal dokter hanya mengijinkan saya menahan beban maksimal 3kg. Saya menjerit, dan Fayra terbangun karena kaget. Kemudian Fayra berjalan masuk ke dalam rumah, sementara saya merasa baik-baik aja. Sampai 1 hari setelahnya saya merasa sehat, bahkan saya tetap melakukan jogging minggu pagi sekitar 3KM.

Senin pagi saya pergi ke kantor seperti biasa. Ketika turun kereta di Tanah Abang, saya merasakan sakit luar biasa saat melangkah. Masguh menyuruh saya duduk dan kembali masuk ke dalam kereta untuk balik ke Serpong.

Tapi saya paling anti gak masuk kerja di hari Senin atau Jumat. Sepertinya kok hanya membuat alasan untuk memperpanjang libur. Ini kode etik profesional yang saya pegang bertahun-tahun. Boleh aja gak masuk Senin atau Jumat, tapi memang mengambil cuti.

Jadi saya paksakan diri ke kantor, membereskan beberapa urusan penting pagi itu dan menceritakan kondisi saya ke para juragan. Mereka mengijinkan saya untuk pulang. Apalagi melihat saya jalan sambil merambat, berpegangan ke tembok atau pinggiran cubicle.

Saya telpon beberapa RS tempat dokter saya bertugas, sayangnya beliau sedang seminar di luar kota kemudian lanjut cuti. Saya baru bisa menemui beliau tanggal 28 Nov. Sementara belum bisa bertemu beliau, saya kembali menggunakan korset dengan 2 lempengan besi seperti tampak pada foto di bawah ini. Korset ini saya pakai selama 6 bulan sejak operasi pertama.

punggung5

Dengan posisi tubuh yang terjaga seperti sinden atau satpam ini, sangat meringankan rasa sakit di punggung saya. Gak berani minum pain killer, gak berani pijet, yah cuma bisa leyeh-leyeh di kasur. Semoga gak ada pergeseran atau masalah di tulang, berharap cuma otot kaget aja.

Alhamdulillah rasa sakit sudah berkurang, saya sudah kembali ke kantor sejak Rabu. Tapi belum kuat untuk duduk atau berdiri lama. Masguh mengantar-jemput saya ke kantor dengan mobil. Perjalanan Thamrin – BSD saat bubaran kantor itu harus ditempuh sekitar 2 – 2,5 jam, padahal kalo berangkat cuma 1,5 jam loh. Biasanya saya mulai tersiksa 1 jam setelah duduk di dalam mobil. Paling berhenti di pinggir jalan sebentar, saya keluar untuk berjalan kecil kemudian masuk mobil lagi dan melanjutkan perjalanan.

Harusnya saya mengisi seminar di UnAir – SBY tanggal 25-26 Nov, kemudian lanjut meeting di Shenzhen tanggal 27-29 Nov. Bersyukur acara di SBY bisa digantikan oleh teman lain, dan kebetulan meeting di China dibatalkan manajemen. Padahal tiket dan visa sudah di tangan. Alhamdulillah banget, Allah SWT luar biasa menyusun skenario terbaik untuk hambaNYA.

Dear Luluk, mohon maaf batal kopdaran minggu depan di SBY. Smoga kita bisa ketemu lain waktu saat de jauh lebih sehat yah.

Dear BagindaRatu, NyonyaSepatu, Sondang dan Maya … bagaimana latihan melipat diri dan usaha menjadi liliputnya, apakah sudah berhasil? Maap kalian belum bisa nyelip di koper de dulu bulan ini yaaaa. Hihihihi

Baru juga nyuruh orang pake stagen/bengkung, eh malah korsetan sendiri deh.

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Dear Bapak

Dear Bapak

Assalamu’alaikum,

Selamat ulang tahun yang ke 82, Pak.

Eh tapi Bapak akan selalu berumur 68 tahun 9 hari kan, yah?

Gimana kabar Bapak di sana?

Semoga lebih baik ya, Pak. Karena Bapak sudah tidak merasakan sakit lagi sekarang. Cukup 2 tahun saja Bapak merasakan keganasan kanker paru-paru. Lagian Bapak juga dulu bandel sih, merokok bisa sampe 2 bungkus sehari. Udah kayak kereta api yang gak berenti mengeluarkan asap sepanjang perjalanan.

Aku mau cerita hidupku setelah ditinggal Bapak nih. Maaf baru sempat sekarang ceritanya.

Dulu Bapak pernah mengancam, kalo anak-anaknya gak bisa dapat sekolah negeri … maka Bapak gak akan bayarin uang sekolahnya. Aku agak khawatir setelah lulus STM, karena yakin gak akan bisa bersaing dengan anak SMA untuk mendapatkan bangku kuliah di universitas negeri. Soalnya aku gak dapat pelajaran Biologi dan IPS, pelajaran Kimia aja cuma dapat 1 tahun, sebagai dasar ilmu elektronika. Walo aku gak ikut UMPTN, aku tetap kuliah sampai selesai kok. Aku sisihkan gajiku di kantor untuk bisa bayar kuliah. Alhamdulillah anak Bapak ini memegang gelar Sarjana, walo kuliahnya baru selesai 7 tahun setelah pendaftaran.

Bapak masih inget gak, dulu aku pernah nyeletuk mau jadi pramugari biar bisa keliling dunia. Ternyata aku gak jadi pramugari, pak. Tapi tiap bulan aku dapat kesempatan pergi ke luar negeri karena tugas kantor. Aku jadi bisa ngerti sekarang, kenapa Bapak berbinar-binar saat menceritakan perjalanannya. Betapa kita bisa melihat dan belajar banyak hal, dari mengunjungi negara orang lain ya, Pak.

Aku udah punya 2 anak sekarang, Pak. Aku menyesal dulu gak manut perintah Bapak untuk mempelajari bahasa Arab dan Mandarin. Selalu punya alasan menghindar setiap sore saatnya menyetor hafalan kosakata dalam bahasa Mandarin. Ternyata sekarang pekerjaan aku berhubungan dengan negara yang menggunakan bahasa Mandarin. Coba kalo dulu aku nurut sama Bapak, pasti aku udah casciscus ngomong Mandarin setiap tugas ke China. Karena itu sekarang aku membalasnya dengan memasukan anak-anak ke sekolah yang memberikan mata pelajaran bahasa itu. Rafa udah masuk tahun ke 4 belajar bahasa Mandarin, sementara Fayra udah masuk tahun ke 2 belajar bahasa Arab. Kalo bahasa Inggris, insya Allah mereka selalu menggunakannya untuk percakapan sehari-hari di sekolah. Semoga anak-anak ku bisa seperti kakek nya yang lancar bicara dalam beberapa bahasa ya, Pak.

Bapak tau gak sih, saat seorang kakak pamer anaknya umur 3 tahun yang sudah bisa menghafal Pancasila tapi malah Bapak balas dengan kalimat “Pancasila kok dihafal, udah disuruh ngapalin surat Al-Fatihah atau belum tuh anakmu?

Nada bicara Bapak saat itu datar, tapi nancep banget di otak ku. Secara gak langsung Bapak mengingatkan bahwa pendidikan agama itu jauh lebih penting dari segalanya. Insya Allah aku dan suami sekarang berjuang untuk memberikan pendidikan yang baik untuk anak-anak. Aku sadar ilmu agamaku masih jauuuhhh dari pemahaman yang dalam, dan aku masih merasa haus ilmu. Aku mau meniru Bapak yang selalu aktif mempelajari agama dari beberapa guru dan masih rajin membaca aneka buku sampai beberapa hari menjelang kepergian Bapak. Aku akan selalu ingat kalimat yang sering Bapak ucapkan dulu “Islam itu bukan sekedar sholat dan ngaji. Tapi harus paham kenapa kita harus melakukan itu semua. Pelajari ilmunya

Aku mau minta maaf ya, Pak. Dulu aku shock dan menggerutu saat mendengar permintaan terakhir Bapak, supaya aku menikah di depan jenazah sebelum Bapak masuk liang kubur. Awalnya aku memang merasa tersiksa dan terpaksa, anak masih kecil kok udah disuruh kawin sih, Pak. Tapi aku tak kuasa menolak permintaan terakhir itu, karena aku gak tau dengan cara apa lagi aku bisa berbakti sama Bapak. Sekarang aku baru merasakan, betapa menyenangkan punya anak remaja saat orangtua masih muda dan produktif. Sekarang justru aku malah bersyukur atas permintaan terakhir Bapak. Suwun ya, Pak.

Aku juga mau minta maaf, kalo aku baru 2x datang ke makam Bapak sejak 14 tahun lalu Bapak tinggal disitu. Insya Allah doaku untuk Bapak gak pernah putus di setiap akhir sholatku.

Ya Allah SWT,

Ampunilah dosa-dosa Bapak, terima lah amal ibadahnya.

Lapangkanlah kuburnya.

Jauhkanlah ia dari siksa kubur.

Hindarkan ia dari api neraka.

Salam sayang dari anak yang selalu merindukanmu.

 

 

*abis tisu 15 lembar, hanya untuk mengetik posting ini*

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Halloween 2013

Halloween 2013

Walaupun Indonesia tidak mengenal budaya Halloween, tradisi ini tetap dilakukan di sekolah Rafa. Bukan hanya sekedar lucu-lucuan, tetapi diharapkan bisa meningkatkan daya kreatifitas anak-anak.

Acaranya tidak hanya berlangsung dalam 1 hari, tetapi hampir 2 minggu.

Kalau di TK dan SD hanya berupa Costume Party dari Story Book Character, nah di SMP acaranya dibagi beberapa sesi. Dimulai dari menghias pintu kelas sampai puncaknya pesta kostum.

Tahun 2013 untuk kelas 7 alias 1 SMP, temanya Fairy Tale. Kebetulan kelas Rafa mendapat jatah “Gingerbread Man“.

Sibuk lah anak-anak satu kelas berbagi tugas dalam menyiapkan hiasan pintu kelas. Kata Rafa yang paling sibuk anak-anak ceweknya dengan sejuta ide. Sementara anak-anak cowok kebagian implementasi alias tinggal nempel-nempelin hiasan ke pintu. Hihihi

halloween4

Saya takjub dengan hiasan anak kelas 9 alias 3 SMP, mereka niat-niat banget. Dan saya paling suka banget dengan pintu kelas berhias “Sherlock Holmes“. Dinding tiang yang mengapit pintu dihias menyerupai batubata. Dan lihat deh nomor pintunya, sesuai dengan nomor apartemen Sherlock Holmes. Belum lagi siluet Sherlock di tiang dan tapak kaki yang dibuat menempel di lantai mengarah masuk ke pintu. Gokil yah!

halloween5

Selain anak yang harus kreatif, orangtua murid ‘terpaksa’ ikut mikir. Duhh tahun ini anak gw pake kostum apa ke sekolah yah?

Rafa sempat minta jadi Mad Hatter, itu loh lakon laki-laki yang ada dalam cerita Alice in Wonderland. Kostumnya bisa lah yah, pake jas papa trus dasinya dibuat dari shawl mama, topi bisa bikin sendiri pake karton. Tapi make-up nya yang tebal itu …. apa bisa?

Saya usulkan Rafa untuk jadi Harry Potter aja yang gampang.

Rafa bilang “Harry Potter is a fantasy fiction icon, not a Fairy tale

Papanya bingung “emang apa bedanya fantasi sama dongeng?

Jiaaahhh papaaaaa …. si anak pun sedikit sebal memberikan penjelasan panjang lebar ke papanya.

Eh papa nyeletuk lagi “kalo gitu kamu jadi tokoh dongeng cerita nusantara aja. Kan gampang tuh jadi Buto Ijo, gak perlu pake baju tinggal cat badan warna hijau. Beres kan?

Hahahahaha *cubit perut papa dengan gemes*

Saya minta Rafa tanyakan ke walikelasnya dulu, alhamdulillah ternyata diperbolehkan.

Kemudian sang mama berpikir bagaimana menyediakan kostum Harry Potter *rasain*

Saya ingat 2 tahun lalu Rafa punya jubah yang dipakai ke acara Halloween sekolah. Saat itu Rafa menjadi salah satu tokoh dalam film SCREAM. Penampilannya seperti dalam foto di bawah ini:

halloween3

Saya copot gambar tengkorak dari jubah, kemudian saya dedel *maapkan kejawiran ini* jahitan tengah jubah supaya menjadi terbelah dua.

Tongkat Harry Potter dibuat sendiri oleh Rafa. Saat kami jogging minggu pagi, sengaja ambil rute ke kampung belakang. Rafa menemukan sebatang ranting pohon yang bentuknya sesuai dengan tongkat sihir Harry.

halloween6

Sampai di rumah, ranting tsb dihaluskan dengan amplas kemudian dicat semprot warna coklat.

Pada hari H, Rafa pakai kemeja putih dan pinjam dasi papanya. Kemudian dilapis dengan sweater hitam standar miliknya. Baru deh pakai jubah dan pegang tongkat.

Simsalabim jadi apa … prok prok prok … ini dia Harry Potter versi keling … hahahahaha

halloween2

Iya kacamatanya beda bentuk, harusnya yang bulat bukan kotak. Sudah sempat melirik frame kacamata bulet yang 20rb-an di ITC, tapi artinya harus membuat lensa minus dan silindris kalau mau dipake Rafa. Kalo cuma frame aja, nanti Rafa gak bisa lihat dengan jelas. Kasian dong ah.

Etapi mirip kan yaaa?

Setidaknya Rafa jadi Harry Potter versi KW lah, beda warna kulit aja kok sis. Hihihi

Have fun at your school’s Halloween party, mas!

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn