Kopdar NyonyaSepatu

Kopdar NyonyaSepatu

Senang banget ketika Noni, yang lebih terkenal dengan nama NyonyaSepatu, bilang mau ke Jakarta. Dan kebetulan hotel tempat beliau menginap terletak bersebrangan serong kanan dengan kantor saya.

Eh gimana maksudnya?

Bersebrangan serong kanan?

Iyaaa … diagonal gitu deh, tapi deket kok.

Saya bilang ke Noni “ketemuan yah, de tinggal kayang atau koprol kesitu

Apa daya pas hari H, pakbos minta saya jadi stuntman menggantikan beliau mengisi seminar di UI. Saya kebagian ngomong di jam 3, padahal janjian ketemu Noni jam 4.

Koprol sana de, dari Depok ke Sabang!

Bersyukur Noni batal ketemu kerabatnya jam 7 malam, jadi saya minta ketemu Noni sekitar jam segitu aja. Dari Depok jam 4 sore, macet sudah menggila. Sampai di Pancoran, saya wasap Dani dan Etty … mereka udah ngumpul aja dong sama Noni dan Maya.

Apa saya turun dari mobil dan nyambung ojeg aja yah?

Alhamdulillah mereka berbaik hati nunggu saya yang katanya paling dekat ke TKP. Sampai kantor saya langsung taruh perabotan lenong (alat demo) dan lari ke Kopitiam. Asli lari, bodo deh kucel banget pasti saat ketemu teman-teman.

kopdarnoni

Senang banget bisa ketemu Noni secara langsung. Dapat bonus kenalan sama Maya pula. Hihihihi. Dan ternyata Noni itu mungil, selama ini lihat foto-fotonya macam seorang model. Ngobrol 1 jam gak terasa yaa, sayang perjalanan ke rumah masih panjang dan harus ngejar kereta. Jadi kami bubar sekitar jam 8 malam.

Semoga pertemanan kita terus berlanjut yah.

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
3 jam di Korea

3 jam di Korea

Bukan orang kaya kok … cuma berkesempatan transit di Korea selama 3 jam saja. Jadi beneran di Korea numpang makan siang dan pipis doang. Keren yah? Hahahaha

Tujuan utama saya memang ke kota Qingdao.Dan saya sudah pernah mengambil rute:

  • Jakarta – Ghuangzhou – Qingdao
  • Qingdao – Hongkong – Jakarta

Kali ini saya mau mencoba rute baru yang katanya paling cepat: Jakarta – Korea – Qingdao.

Ini pertama kalinya juga saya naik Korean Airlines. Ternyata menyenangkan banget karena pesawatnya baru, bersih, canggih, pramugari nya cakeb-cakeb macam di film drama Korea. Yaeyalah pastinyaaa.

Audio system nya canggih, dan saya bisa colok headset sendiri. Gak perlu pake yang dibagikan mbak pramugari, yang kualitas suaranya suka seadanya. Acara TVnya tentu lebih beragam karena drama & video clip korea berlimpah. Saya juga suka sama colokan mini USB, karena berguna banget untuk ngisi batre beberapa henpon dan power bank selama menempuh 8 jam perjalanan.

korea5

Foto dibawah ini saya ambil sesaat menjelang mendarat di Incheon. Matahari baru terbit, jadi ada semburat merah – kuning di langit yang mulai membiru. Indahnya sulit dilukiskan dengan kata-kata.

korea1

Incheon Airport keren sekali. Transportasi publik menuju airport ini juga sangat terintegrasi dari mulai bus dan kereta. Dilengkapi juga dengan tempat bermain untuk anak-anak. Saya sudah melihat arena serupa di Changi Airport – Singapore. Masih berharap Soeta akan memiliki yang sama. Mari kita aminkan berjamaah.

korea4

Ini yang saya suka sih *abaikan my sleepy head dan mata panda yang tampak sangat jelas yah* …. Korea Traditional Cultural Experience Center.

korea2

Di tempat ini kita bisa melakukan berbagai macam kegiatan tradisional Korea seperti kerajinan tangan dari kertas, melukis kipas, dll. Acara di tempat ini ada beberapa kali sehari: jam 10:10, 11:00, 13:00, 14:00,15:00 dan 16:00

Pemerintah Korea sepertinya lagi jor-joran mengenalkan budaya dan menarik wisatawan. Tepat jam 11:30, 14:00 dan 16:00 ada pawai di dalam airport. Acara ini disebut Walk of The Royal Family. Sepertinya acara ini bertujuan untuk mengenalkan pakaian traditional keluarga kerajaan Korea. Mbak dan Mas yang mengenakan kostumnya ramah dan murah senyum ke wisatawan yang gesit mengabadikan penampilan mereka. Seperti saya ini, langsung rogoh kantong dan mengeluarkan henpon untuk foto-foto mereka.

korea3

Acara dan pertunjukan kesenian tradisional ini ada di semua terminal bandara Incheon loh!

Saya kebetulan mendapat jatah transit di terminal 3. Dan kalau liat di brosur yang saya ambil di airport, ada acara yang gak kalah seru di terminal lain:

  • Di terminal 4 ada Korean Cultural Street, Korean Cultural Museum, dan Traditional Craft Gallery.
  • Terminal 2 ada Korean History and Cultural Gallery
  • Terminal 1 ada Cultural Event dalam sebuah panggung megah

Dan saya telat tahu bahwa pemerintah Korea juga menyediakan Korea FREE Transit Tour. Ngambil brosurnya kok yah menjelang masuk ke Gate. *toyor kepala sendiri*

Jadi yaa, untuk yang transit di Korea bisa memanfaatkan waktu dengan mengikuti kegiatan gratisan ini. Yang didapat lumayan loh:

  • Tour guide dan bus gratis
  • Kita hanya bayar makan dan tiket masuk ke tempat wisata
  • Gak perlu visa
  • Kalau kita bawa koper atau tas besar, bisa menitipkan di Tour Desk atau disimpan dalam Tour Bus.

Pilihan jenis tour bisa disesuakan dengan waktu yang kita punya, antara lain:

  • 2,5 jam –> Incheon Temple Tour
  • 3,5 jam –> Asia in Incheon City Tour
  • 4 jam –> Beautiful Night in Seoul City Tour
  • 5 jam –> Highlight of Seoul City Tour
  • 6 jam –> Korean Culture Tour

Untuk detil apa aja tempat yang dikunjungi dan jam berapa aja tour-nya, bisa langsung datang ke meja petugas Transit Tour yang ada di 4 titik di dalam airport yaaa.

Note to myself : lain kali kalo ke Qingdao akan pilih rute lewat Korea lagi dan memanfaatkan waktu transit untuk ikut tour ini.

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Ke Qingdao Lagi

Ke Qingdao Lagi

Maaf jangan bosen sama perjalanan saya tahun ini yah. Kalau dibilang blog ini sekarang seperti travel blog, ya abis saya bingung mau cerita apa selain kegiatan harian saya dan keluarga. Dan kebetulan tahun ini pekerjaan saya lagi padat sekali, nyaris setiap bulan harus pergi ke luar kota/negeri.

Padahal Kamis dan Jumat sebelumnya saya baru dari Bandung, tapi hari Senin berikutnya sudah harus berangkat lagi ke China. Seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, bulan Oktober ini saya kembali mengunjungi kota Qingdao. Visa baru keluar hari Senin jam 3 sore, sementara jadwal terbang saya hari yang sama jam 10 malam. Mepet memang, tapi alhamdulillah lancar.

qingdao22

Seminggu di Qingdao, saya tinggal di hotel yang berbeda dari sebelumnya. Letaknya lumayan jauh, tapi tampilan dari depannya seperti gedung modern.

qingdao23

Begitu sampai di depan pintu kamar, saya takjub. Seperti berada di dalam gedung China tua. Eh ralat bukan berasa di dalam gedung, tapi berada di sebuah kota kecil.

qingdao33

Padahal furniture di dalamnya modern banget loh.

qingdao24

Besoknya saat menunggu jemputan datang sambil menemani teman yang merokok di luar gedung, kami nongkrong di bawah pohon di depan hotel. Saya sambi upload file dan cek email. Lumayan masih dapat cipatran wifi.

qingdao30

Saya datang ke kota ini seperti biasa untuk mengawasi produksi di pabrik. Tapi rugi kalo udah pergi jauh gak disempatkan liat kanan kiri kan yah?

Udara di Qingdao minggu itu mulai dingin. Makanya semua pose saya di foto, kebanyakan lagi masukin tangan ke dalam kantong jaket. Suhu masih sekitar 7-15 derajat celcius. Tapi angin pantai macam menampar pipi yang chubby ini. Pulang dari sana kulit wajah dan tubuh saya mengelupas saking keringnya.

Main layangan di May Fourth Square

Hari pertama kami tiba masih jam 10an. Setelah check in hotel dan mandi, kami langsung jalan untuk cari makan siang. Hari ini belum ada kegiatan ke pabrik. Harusnya sih badan masih capek setelah menempuh nyaris 10 jam perjalanan. Tapi karena udaranya sejuk menyenangkan, kelar makan siang kami lanjut jalan ke lapangan tugu merah alias May Fourth Square. Ngapain lagi disini kalo gak main layangan?

qingdao36

Sebenarnya ini bukan karena masa kecil kurang bahagia yaaa. Tapi karena masa kecil kebanyakan diabisin dengan main layangan sama kakak-adik yang 2-2 nya laki. Gak bisa dapet angin kenceng dikit, langsung main layangan. Iyes saya beli layangan lagi, kan bentuknya beda sama yang saya beli sebelumnya. Hihihi

qingdao37

Qingdao Central Station

Saat menuju pabrik di hari kedua, kami melewati stasiun kereta terbesar di kota ini. Saya minta pak supir parkir sebentar, saya ijin 5 menit untuk lihat-lihat dan foto-foto. Maklum orang kampung, jadi agak norak. Hahahahaha

qingdao25

Saya suka dengan bangunannya … sangat Eropa sekali. Saya sudah cerita kan yah kalau kota ini dulu dijajah Jerman. Makanya tidak heran kalau sebagian besar bangunan tua disini sangat bergaya Eropa.

qingdao26

Dan seketika usil saya kambuh, saya merayu pak polisi untuk foto bersama. Kurang kerjaan banget kan! Hahahahaha

qingdao27

Pak Polisi yang saya ajak bicara menolak dengan halus. Saya berbisik dalam hati “it’s ok lah. nice try“. Eh ternyata rekan disebelahnya menawarkan diri untuk foto bersama saya. Rejeki namanya hihihihi.

Golden Beach

Menjelang malam, saya mengajak teman-teman ke Golden Beach sekalian cari makan malam di pinggir pantai. Sayangnya karena Autumn alias musim gugur, pantainya sepi. Tapi malah punya kesempatan untuk foto-foto gak penting sih. Hahaha

qingdao28

Cuma orang tropis sih yang nekat ke pantai menjelang musim dingin gini. Gak nyebut anak kampung lagi tuh, diganti orang tropis biar lebih keren dikit. Hihihi

qingdao29

Karena sepi pengunjung, stok seafood dan daging di restoran pinggir pantai tidak segar lagi. Kalau hewan laut memang ditampilkan dalam bak penuh air atau aquarium dalam kondisi hidup, tetapi pilihannya tidak banyak seperti saat kunjungan saya di musim panas bulan Juli lalu. Sementara dagingnya sudah dalam tusukan sate dan dikeluarkan dari freezer. Alhamdulillah sate kambingnya masih lezat walau disimpan freezer entah sudah berapa lama.

Qingdao Old Town

Hari ke 3 di Qingdao kami kebut pekerjaan dan lembur, sampai jam 11 malam baru keluar pabrik. Dengan demikian kami punya waktu longgar esoknya dan saya menghabiskan sore di daerah kota tua. Kami menyusuri Guangxi Lu (alias Prince Henry Road), yang merupakan komplek perumahan orang kaya lama macam daerah Menteng di Jakarta lah.

qingdao31

Ada satu rumah dengan pagoda yang ternyata dibuka untuk umum. Kita hanya diminta membayar 10 yuan untuk bisa masuk ke dalam (dikali Rp 1.600). Dan saya menyesal sampai sini menjelang detik-detik matahari terbenam. Karena pemandangan dari rumah ini keren banget.

qingdao34

Tapi saya tetap bersyukur karena saya bisa menikmati sunset dari rumah di atas bukit ini. Kami hanya diam di sana, menikmati pemandangan, foto-foto sejepretnya, tidak ada yang bersuara. Kami bertiga tenggelam dalam rasa takjub pada Sang Pencipta yang menyajikan pemandangan indah ini.

qingdao32

Ini China, bukan Belanda!

Kata teman saya, “China tuh hebat yah. Gak cuma tas – pakaian – gadget yang dibuat versi KW, tapi kota di Eropa pun ada KW nya disini.” Hahahaha

Hari ke-empat alias Jumat, 25 Oktober 2013, waktunya saya kembali ke Jakarta. Suhu makin menggila, kalo liat di aplikasi weather katanya 8 derajat. Saya pakai baju 4 lapis ajah. Maklum anak tropis gampang masuk angin hehehehe. Biar sampai Jakarta tinggal preteli lapisan baju ini 1per1 di toilet airport.

qingdao35

Sampai jumpa lagi Qingdao …

qingdao38

Jadwal padat sudah menanti di Jakarta. Semangat de! *ngomong ama kaca*

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Bertemu Blogger Kondang

Bertemu Blogger Kondang

Saya sangat bersyukur memiliki pekerjaan yang mengharuskan saya singgah ke kota atau negara lain. Sebisa mungkin saya memanfaatkan waktu singgah tsb tidak hanya untuk menyelesaikan pekerjaan, melainkan untuk mengambil pelajaran. Kalaupun saya bisa mendapatkan teman dalam perjalanan, itu saya anggap sebagai bonus tambahan.

Beberapa minggu lalu, saya harus pergi ke Bandung untuk meramaikan acara di UnPad. Meski hanya memiliki waktu luang yang sangat singkat, saya nekat mencolek teman-teman di sana dan mengajak mereka ketemuan. Alhamdulillah salah seorang blogger kondang bernama Sondang bersedia meluangkan waktunya untuk ketemu saya.

Agak deg-degan juga sebenarnya. Mungkin minder lebih tepatnya. Saya tuh memang suka minder dengan blog ibu muda jaman sekarang, saya sering merasa ketinggalan dan bikin sadar diri “yammpuuunnn … gw tuwak banget yaaa” *lempar cermin*

Saya pembaca setia blog Sondang sejak lama, tapi tak berani tegur sapa. Saya kagum dengan tulisannya yang santai, lugas, tajam dan cerdas sekali. Tidak heran lah, karena memang penulisnya seorang mahasiswa S2 ITB melalui program beasiswa yang terkenal tidak sembarangan memilih penerima beasiswa. Mamak ini juga berhasil dalam mendidik 3 anaknya yang luar biasa. Keren sangat wanita yang satu ini kan?

Sampai suatu hari Sondang mem-follow IG saya. Kaget dan senang tentu saja. Akhirnya saya beranikan diri menulis komen di blog nya. Dari situ lah canda tawa lainnya berhamburan.

kopdarsondang1

*kenapa gw jutek banget di foto atas ini ya, ketularan mbak toko roti yang jutek banget saat diminta tolong fotoin kami*

Ketemu Sondang aslinya jauh lebih seru dari baca blog nya. Asli rame banget orangnya ditambah dengan cengkok Sumatera Utara yang agak kental. Emang pada dasarnya blogger itu adalah mahluk cerewet yah, jadi ketemuan di dunia nyata beneran keluar lah kecerewetan kami. Cekakak cekikik seru dan sepertinya pengunjung paling berisik hari itu.

kopdarsondang2

Kami janjian di Roti Gempol yang terletak di Jalan Gempol Wetan no. 14 Bandung. Ini kunjungan pertama saya, setelah mendengar kabar dari teman-teman kantor tentang kelezatan roti bakar dengan aneka ragam isi yang dijual dengan harga ramah dompet. Ternyata Sondang selaku pemilik KTP Bandung pun tidak tahu keberadaan tempat ini. Padahal katanya toko roti ini sudah berdiri sejak tahun 1958. Silakan baca lebih lengkap disini.

Senang banget bisa ketemu Sondang secara langsung. Tambah senang ketika Sondang memberikan hadiah untuk Fayra. Sementara de gak bawa apa2 untuk Sondang dan anak-anaknya. Hikss … maapkan ya darling. Akan ku kirim lebih banyak kartu pos dari negara yang sempat ku singgahi saja yaaaa.

kopdarsondang3

Fayra senang banget menerimanya. Langsung sibuk seharian mengisi berbagai pertanyaan di buku ini dan menggambar macam-macam di dalamnya.

Jangan kapok ketemu gw ya, ndang!

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Kakak Adik

Kakak Adik

Saya senang banget merekam kegiatan anak-anak dari mereka kecil walau hanya dalam bentuk foto. Apalagi punya 2 anak yang kebetulan berbeda jenis kelaminnya, tingkah mereka yang berbeda sungguh menggemaskan untuk diabadikan.

Rafa dan Fayra melengkapi kebahagiaan rumah tangga saya dan Masguh. Perbedaan usia 5 tahun di antara mereka, justru memberikan warna tersendiri. Tidak selalu akur kok, masih suka berantem juga di rumah. Mas nya masih suka usil dan belum puas goda adiknya sampai akhirnya sang adik menangis. Tapi kalau keluar rumah, mereka bisa terlihat manis.

Waktu Baginda Ratu komen di IG pada foto Idul Adha kami, saya baru fokus pada tangan Rafa dan Fayra. Dan akhirnya saya bongkar-bongkar arsip dan melihat seksama foto mereka. Mata saya tetiba burem melihat tangan Rafa dan Fayra di setiap foto mereka berdua.

Foto di bawah ini saya ambil ketika Fayra masih berusia 4 bulan. Lihat tangan mas Rafa yang dikaitkan ke tangan Fayra.

afaya10

Foto di bawah ini saya ambil ketika Fayra berusia 7 bulan. Kami sedang bersiap-siap untuk melakukan perjalanan jauh Fayra yang pertama kali. Papa nya ada tugas kantor di Bandung, saya dan anak-anak nebeng liburan. Lihat betapa erat tangan mas Rafa memeluk adiknya yang belum bisa duduk tegak sendiri.

afaya11

Foto di bawah ini saya ambil ketika Fayra berusia 2 tahun. Tangan mereka itu loh, belum lagi pelukan mas Rafa ke badan adiknya.

afaya12

Foto dibawah ini saya ambil ketika Fayra berusia 4 tahun, saat kami sedang liburan ke Dieng. Tangan Fayra tetap melingkar di leher mas Rafa, sementara tangan Rafa memegang adiknya.

afaya14

Foto di bawah ini saya ambil tahun lalu, gak lagi pegangan tangan sih. Saya cuma suka aja lihat senyum mereka. Hehehe

afaya13

Foto dibawah ini saya ambil ketika Ramadhan 2013. Liputan lengkapnya sudah ditulis di sini. Mas Rafa lagi asyik gendong adiknya di kolam renang.

afaya7

Foto di bawah ini saya ambil ketika mereka mau berangkat sholat Idul Adha 2013.

afaya8Ini foto teranyar, baru saya ambil kemarin 20 Okt 2013. Rafa sedang menuntun adiknya mencoba skateboard di salah satu toko.

afaya4

Kemana pun Fayra pergi, pasti dikawal mas nya.

afaya5

Saat Fayra bilang capek, mas Rafa akan dengan sigap menawarkan punggungnya “sini tak gendong”

afaya6

Kebayang saat Fayra makin besar nanti, teman cowok yang mau deketin pasti mikir 2 kali. Karena harus berhadapan dengan 2 bodyguard Fayra yaitu papa dan mas Rafa.

afaya15

Semoga sampai besar begini terus ya, nak.

Semoga mas Rafa bisa menjadi kakak yang selalu menyayangi dan melindungi adiknya. Amin yaa Rabb.

afaya3

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn