Kita Di Sosial Media

Kita Di Sosial Media

Saat pertama ngeblog di akhir tahun 2003, bisa dibilang itu langkah awal wujud eksitensi saya di dunia maya. Setelah itu saya bergabung dalam forum komunitas yang bergerak dari mailing-list kemudian wadahnya berubah menjadi bentuk web.

Kemudian dunia maya ini disebut sebagai sosial media karena menjadi tempat interaksi sosial dan berbagi informasi. Dapat diakses tidak hanya melalui komputer meja tetapi sudah sampai komputer tangan alias smartphone. Berbagai aplikasinya pun bermunculan mulai dari Friendster, Facebook, Twitter, Instagram, Path, Snapchat, Youtube, dll. Saya pun mencoba mengikuti perkembangan teknologi dengan menginstal dan aktif di beberapa sosial media tersebut.

Di sisi lain saya tetap berusaha istiqomah menjaga blog ini dengan selalu update tulisan baru. Gak gampang loh berusaha awet ngeblog sampai lebih dari 10 tahun gini. Kebanyakan blog angkatan saya udah pada mati suri tuh karena yang punya alias penulis blognya lebih memilih eksis di sosial media lain.

Sempat ada masa di mana saya terserang rasa malas menulis blog karena khawatir dengan pembaca. Reaksi pengunjung blog memang susah diprediksi. Kadang mereka gak komentar langsung di postingan, tapi mengirim pesan japri (via email, WA, dll) untuk menanggapi tulisan saya.

Komentar negatif sudah pasti saya terima juga.

Atas cerita perjuangan saya melawan penyakit TBC tulang, ada yang meninggalkan pesan “kasian yah masrafa, udah jelek eh punya emak penyakitan pula

Di postingan resep Udang Gulung, ada yang japri berkomentar “kasian amat anak lo cuma dikasih mie instan. Cuma beda bentuk aja ini mah

Setiap saya sharing cerita perjalanan, pasti ada yang tanya “kerjanya apa sih, mba. Enak banget jalan-jalan mulu

Saat berbagi ide menata rumah dengan menampilkan foto-fotonya, ada aja yang bilang “pamer kekayaan banget sih

Catatan kegiatan olahraga, dikatakan “pencitraan hidup sehat banget sih mbak nya”

Lucu yaaa

image

Saya melihat sekarang makin banyak orang yang berasa malaikat, sibuk mencatat kejelekan orang lain. Gak sedikit yang berasa macam Tuhan, sibuk menghakimi postingan orang.

Setiap mau nulis atau posting foto, saya kadang mikir “ntar dianggap atau dikomentarin apa yah?

Manusiawi kan yah.

Tapi lama-lama saya sadar, kok saya ribet sendiri mikirin omongan orang lain. Padahal tidak semua orang beranggapan negatif, ada juga kok yang bilang mereka merasa terbantu dengan postingan saya.

Niatnya kan berbagi, syukur-syukur kalo bisa memotivasi atau menginspirasi orang lain.

Kalo ada yang merasa terintimidasi atau tersaingi, ya maaf aja. Anggap pelajaran bagi saya supaya merubah gaya bahasa penulisan yang tidak berkesan pamer atau sombong.

image

Niat kita menulis memang cuma Allah yang tau. Kita bisa menghapus postingan kita di sosial media, tapi ingat juga kalau kita tidak bisa menghapus internet history itu dari Allah.

Sekarang tinggal merubah pola pikir setiap akan posting, bertanya dalam hati “apakah postingan ini bisa bermanfaat bagi orang lain dan menjadi ladang amal kita?

Yang pasti saya menulis untuk mencurahkan isi hati. Saya ingin saat saya membaca kembali postingan lama, saya tidak akan merasa malu sendiri. Apalagi kalo sampai dibaca oleh anak dan cucu nanti.

Tidak perlu menjadikan sosial media sebagai ajang keluh kesah atau gerutuan terhadap masalah yang sedang dihadapi. Tidak semua hal harus kita bagi, simpan sebagian sebagai rahasia diri.

image

Setuju sama kak Injul yang menulis bahwa postingan di sosial media, sangat mencerminkan tingkat kedewasaan kita. Tidak hanya konten (foto dan gaya bahasa) yang kita unggah, tapi reaksi kita terhadap postingan orang lain juga bisa menggambarkan seperti apa diri kita sesungguhnya. Apakah kita tulus menulisnya, atau kita hanya ingin punya jatidiri yang berbeda di sosial media. Itu pilihan kita, dan tanggung jawab kita.

Share this...
Share on Facebook0Share on Google+0Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn0

3 thoughts on “Kita Di Sosial Media

  1. Mbaaaakk kok sehati sih hihihi, ini aku juga mau ngeblog biasanya emang nulis cerita happy2, jalan2…tp ada aja yg berasa postinganku pamer…jd berasa ribet sendiri akunyah…takut diomong ini itu hahaaa i feel you banged ini mah
    Tp sekarang abis baca postingan dikau aku jd semangat ngeblog ga peduli tanggepan orang, yg penting terus nulis ^_^

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *