Browsed by
Category: De

Cerita De

Merayakan Usia Cantik

Merayakan Usia Cantik

Tanggal 23 November, pihak Communication Consultant untuk L’Oreal Paris menghubungi saya. Beliau memberitahukan acara offline untuk merayakan usia cantik bersama puluhan blogger lain, serta meminta ketersediaan saya untuk menjadi nara sumber acara. Kalau saya konfirmasi bersedia tampil, maka nama saya akan dituliskan di undangan. Saya menyetujuinya tanpa tau siapa yang akan menjadi nara sumber lainnya.

Tanggal 26 November, saya menerima undangan acara. Kaget lah saya begitu melihat nama-nama tak asing yang menjadi pengisi acara. Host acara ini: Novita Angie dan Dian Sastro, pembicaranya: Dewi Lestari, Hanifa Ambadar dan Reza Gunawan, sementara saya hanyalah salah satu narasumber dari komunitas blogger.

IMG_9151

Sabtu sore itu saya diberitahu untuk menggunakan dresscode: PUTIH dengan sentuhan MERAH. Saya memandangi isi lemari, 80% warna pakaian saya adalah HITAM. Sementara kerudung pun dominasi warna hitam dan merah. Panik deh.

Bagaimanapun saya akan hadir di acara tersebut bukan hanya mewakiliwdiri saya pribadi, melainkan saya membawa bendera komunitas Emak2Blogger. Saya harus menjaga nama baik KEB dan jangan sampai malu-maluin. Setidaknya harus representatif lah.

Minggu sore saya colek seorang tetangga yang mempunyai hobi jahit, saya minta saran sebaiknya pakai kombinasi pakaian apa untuk acara ini. Responnya sungguh diluar dugaan saya, “besok pagi kita ke toko kain ya, de. Biar nanti aku lembur jahitin rok untuk kamu

IMG_9153

Berbekal inspirasi dari pinterest, esoknya kami mencari kain yang senada. Pokoknya nanti saya kombinasikan dengan kaus warna putih dan kerudung warna merah.

Saat minta ijin belanja kain ke suami, beliau malah balik bertanya “butuh budget berapa biar istri gw gak kalah kece sama Dian Sastro?

Hahahaha … itu mah butuh biaya banyak. Musti perawatan seluruh tubuh dong.

Ternyata senin malam, mbak dari Communication Consultant untuk L’Oreal Paris kembali menghubungi saya. Beliau meminta saya untuk mengirimkan foto baju yang akan saya kenakan di acara. Untungnya saya sempat foto kain, jadi saya kirim saja foto kain tersebut. Malam itu kan kain sedang dikerjakan, belum berbentuk rok.

Mbaknya cuma bilang “besok pagi foto pakaian ini kami bawa meeting brand dulu ya, mbak. Nanti kami kabari lagi“.

Meskipun saya sudah sering mengisi acara seminar atau workshop sebagai pembicara, baru kali ini panitia meminta narasumber mengirim foto pakaian sebelum acara. Mungkin karena ini merk kosmetik premium dan pengisi acara lain merupakan publik figur yang sudah mempunyai nama besar di dunia hiburan, jadi ingin memastikan acara berjalan dengan lancar sesuai dengan citra perusahaan mereka.

Sehari sebelum acara saya deg-degan. Mana ditunggu sampai sore belum ada kabar. Saya dengan bercanda bilang ke pengurus KEB “pokoknya kalo baju itu ditolak dan harus pakai all-white, gw pakai mukena aja ya mak” Hahahaha

Alhamdulillah Selasa malam saya dikabari kalau baju sudah OK. Bisa bobo nyenyak deh.

IMG_9063

Rabu pagi rok buatan mbak Esty sudah siap. Tetangga saya yang lain juga ikut membantu saya. Mbak Irma yang pernah berprofesi sebagai penari, memoleskan makeup ke wajah saya. Mbak Ratri mengambil foto saya sebelum berangkat.

Mereka semua berkomentar “gila yaaa … untuk bersanding dengan artis-artis aja, elo ngerepotin orang se-RT!

Bahagia banget punya banyak tetangga cantik serbabisa yang baik hati. Terima kasih tak terhingga ya, mbakyu-mbakyuku!

IMG_9152

Alhamdulillah saya bahagia sekali mendapat kesempatan untuk berbagi cerita bagaimana memaknai #UsiaCantik. Semua pengisi acara sepakat bahwa kami bersyukur sudah memasuki usia cantik, menerima kegagalan yang pernah terjadi, dan bangga telah berhasil melaluinya. Kami semua menyadari bahwa usia 35+ bukan berarti kami menyesali sudah tak muda lagi, melainkan kami justru merasa telah mencapai beberapa hal luar biasa yang tidak kami temukan di usia 20an. Kami tidak ingin kembali ke kehidupan 10-15 tahun yang lalu.

IMG_9067

Berikut beberapa pertanyaan yang diajukan kepada saya sebelum (interview melalui WA) dan saat acara berlangsung :

Apa #UsiaCantik menurut Mba?
Usia dimana seorang wanita sedang dalam usia matang yang sudah merasakan asam-garam kehidupan, dan bisa tetap mempesona meski anaknya sudah SMA 😉

Mengapa Anda merasa saat ini adalah #UsiaCantik Anda?
Saat ini saya merasa matang dalam berpikir dan bertindak karena terasah oleh perjalanan hidup.

Saat ini saya merasa sudah sangat berkecukupan.

Cukup memiliki keluarga dgn suami dan 2 anak yang beranjak remaja.

Cukup merasakan perjuangan melawan penyakit TBC tulang belakang yang pernah membuat saya lumpuh 80%, harus menempuh 5x operasi besar, menginap 30 hari di RS dan 2 malam di ICU.

Cukup dalam pengalaman 19 tahun menjadi mbak kantoran dan menduduki posisi terbaik dalam karir yang membawa saya menjelajah berbagai belahan dunia saat bertugas.

Apa pesan dan harapan Mba untuk para perempuan agar ikut menerima/merayakan #UsiaCantik mereka saat ini?
Be more grateful and wantless.

Makin dewasa kita sebagai wanita harus tetap semangat dalam memperkaya diri dan penuh aspirasi untuk meningkatkan kualitas hidup.

Merawat kesehatan dan kecantikan juga merupakan salah satu bentuk wujud syukur kita terhadap sang Pencipta.

Semoga kecantikan dan pencapaian hidup bisa berjalan berdampingan dengan sempurna.

Tersanjung rasanya melihat posting instagram dari mba Katerina seperti itu.

IMG_9080

Hari itu saya mewakili komunitas Emak2blogger bersama mbak Nunik Utami yang mewakili komunitas Blogger Perempuan … kami merupakan perwakilan dari semua wanita yang merayakan #usiacantik dengan berusaha untuk terus berkarya.

IMG_9073

KEB alias emak2blogger adalah salah satu contoh wadah berkumpulnya #UsiaCantik yang nyaman. Tidak ada perbandingan usia, semua membaur secara alami tanpa batasan, karena yang terpenting di sini memang karya.

KEB selama ini telah membantu teman-teman berkembang dengan caranya masing-masing. Hampir semua para wanita pada foto di atas bertemu di KEB. Saya bangga dan bersyukur bisa menjadi anggota komunitas ini.

IMG_9195

Selesai acara kami diberikan oleh-oleh berupa goodie bag yang lumayan berat. Saya pun langsung masuk mobil untuk langsung menyetir ke arah BSD, menjemput Fayra yang hari itu saya titipkan di rumah salah seorang teman sekolahnya. Sampai di rumah Fayra membantu membuka kotak dari L’Oreal … waaahh ternyata isinya banyak banget. Produk perawatan wajah komplit, buku agenda dan sebuah USB memory. Pantes aja kotaknya berat. Alhamdulillah wajah saya bisa kinclong selama beberapa bulan ke depan deh. Kebetulan sudah sebulan terakhir menggunakan produknya dan merasa cocok, jadi bisa dilanjutkan.

Kesempatan yang diberikan untuk saya berbicara di acara hari itu memang hanya 5-10 menit. Tapi saya berharap secuil kisah hidup saya ini bisa memberikan inspirasi bagi teman-teman yang hadir.

Pelatihan Manajemen Kematian

Pelatihan Manajemen Kematian

Dalam rangka memperkaya diri, saya mencari ilmu baru yang belum pernah saya pelajari sebelumnya. Kali ini saya bergabung dengan Institut Manajemen Kematian dan Komunitas Peduli Jenazah untuk belajar tentang hal-hal yang harus dipersiapkan dalam menghadapi kematian.

Sebelum mas Rafa masuk SMA, saya dan paksuami pernah menyampaikan:

Mama Papa berharap saat salah satu dari kami meninggal dunia, kamu bisa menjadi imam sholat jenazah kami. Dan mama papa juga berharap mas Rafa dan dek Fayra yang memandikan jenazah kami kelak

Terus apa bisa anak kita menangkap pesan orangtuanya tanpa contoh nyata?

Ketika bapak meninggal, saya belum punya ilmu untuk ikut memandikan dan membungkus jenazah beliau dengan kain kafan. Saya cuma terima beres dan ikut menyolatkan saja. Sungguh penyesalan itu masih saya rasakan sampai sekarang.

Karena itu ketika seorang teman mengajak saya untuk ikut Pelatihan Manajemen Kematian, tanpa ragu saya langsung setuju.

Tidak muluk-muluk, saya hanya ingin bisa mengurus jenazah keluarga saya. Setidaknya saya ingin melakukannya untuk mami, mama papa mertua, dan suami saya (jika Allah berkehendak mereka pergi sebelum saya). Sebagai wujud bakti dan cinta saya kepada mereka.

Saya berharap anak-anak saya bisa melihat apa yang nanti saya lakukan, sehingga ketika Allah berkehendak saya pergi lebih dulu, mereka bisa melakukan yang sama terhadap jenazah saya.

Sesederhana itu saja.

Kalau bisa melakukannya untuk orang lain di luar lingkup keluarga, tentu akan sangat mulia. Terlebih ada hadist yang mengatakan, “Siapa yang memandikan mayat seorang muslim lalu diam atas apa yang ia lihat darinya, maka diampuni dosanya 40x

Masya Allah!

IMG_8718

Dalam pelatihan ini, kami diajarkan tentang:

  • Meningkatkan kesadaran saat musibah sakit
  • Mendampingi orang yang menghadapi sakratul maut
  • Cara memandikan jenazah
  • Proses pembungkusan kain kafan untuk jenazah laki dan perempuan
  • Pelaksanaan sholat jenazah
  • Proses memasukan jenazah ke dalam liang kubur
  • Doa untuk jenazah sampai proses penguburan selesai
  • Pengurusan akta kematian

Sayangnya karena keterbatasan waktu, kami belum diajarkan proses pemulasaran jenazah yang meninggal karena kecelakaan. Tentunya jenazah tipe ini harus menerima perlakuan khusus yang dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Ustad hanya menyarankan, jika memang keluarga tidak mampu menangani, proses pemandian jenazah korban kecelakaan sebaiknya diserahkan ke Rumah Sakit saja. Ketika jenazah sampai di rumah, bisa langsung dilanjutkan dengan proses sholat jenazah.

Tentu saya tidak akan menulis semua yang saya pelajari dari pelatihan ini. Hanya beberapa catatan penting yang sekiranya bermanfaat sebagai pengingat diri:

  • Kematian adalah kepastian (QS 63:11, QS 62:8, QS 3:185)
  • Hanya orang PINTAR yang INGAT MATI
  • Mati itu harus dijemput keadaannya. Tidak perlu dipikirkan atau ditanyakan KAPAN dan DIMANA kita mati, yang penting keadaan saat mati harus dalam kondisi KHUSNUL KHOTIMAH. Bagaimana untuk mencapai kondisi tersebut? Perbanyak ilmu dan ibadah.
  • Memakai baju warna HITAM saat ada kerabat meninggal, ternyata hukumnya MAKRUH karena hal tersebut mengikuti kebiasaan Yahudi. Sebaiknya gunakan warna putih, sebagai pengingat diri bahwa kita juga akan menggunakan PUTIH saat ‘pergi’ nanti.
  • Wanita boleh ikut memandikan jenazah mertua (laki dan perempuan).
  • Wanita dalam keadaan haid boleh ikut memandikan dan mengkafani jenazah. Yang tidak boleh adalah ikut sholat jenazah.
  • Nabi melarang para wanita mengiringi jenazah sampai ke liang kubur. Sifat larangan ini TANZIH (tidak sampai haram).
  • Boleh melakukan sholat jenazah di atas kuburan bagi keluarga yang tidak mendapati sholat jenazah di masjid/rumahnya, karena Rasulullah juga pernah melakukannya (Shahih Muslim no.1588). Misalnya orangtua meninggal di Jakarta, sementara anaknya tinggal di Amerika. Tidak perlu menunggu anaknya datang, secepatnya jenazah dikuburkan. Apabila sang anak mau sholat jenazah saat tiba di Jakarta, maka diperbolehkan untuk melakukan sholat jenazah di kuburan orangtuanya.

Pelatihan Manajemen Kematian ini secara rutin diselenggarakan di Ruang Belajar Masjid Raya Pondok Indah hari Minggu terakhir setiap bulan. Jika ingin mengikuti pelatihan ini, bisa langsung datang ke sana.

IMG_8721

Awalnya saya berpikir kalau ikut pelatihan ini sendirian, kok rasanya ngeri-ngeri syedap gimanaaaa gitu. Makanya begitu Eka mengajak ikut pelatihan bersama, saya langsung meng-iya-kan. Ternyata pelatihan ini sungguh membuka mata hati saya dan menambah wawasan. Jadi saya sarankan keluarga dan teman-teman untuk ikut pelatihan ini.

Malu rasanya setiap habis sholat selalu berdoa untuk dihindarkan dari api neraka dan dimasukan ke dalam surga. Sementara kalo disuruh mati, jawabannya pasti belum siap bekal diri. Padahal mana bisa kita ke surga tanpa mati lebih dahulu?

Pelatihan ini membuat saya sadar, bahwa saya pribadi belum mempersiapkan kematian. Saya harus lebih aktif lagi dalam mempersiapkan bekal untuk menghadapi kematian, baik kematian keluarga/kerabat maupun diri sendiri.

Agustusan

Agustusan

Bersyukur banget tinggal di komplek yang warganya kompak dan selalu punya kegiatan keren, termasuk kegiatan selama bulan Agustus lalu dalam rangka memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 71.

Berikut beberapa kegiatan yang saya dan Fayra ikuti:

BERBURU HARTA KARUN

image

Kegiatan ini khusus untuk anak-anak berusia 5-12 tahun. Panitia membuat beberapa pos yang harus dikunjungi peserta, dan memberikan tantangan yang berbeda di setiap pos tersebut. Ketika peserta berhasil menyelesaikan tantangan, ada hadiah berupa makanan kecil atau alat tulis yang bisa langsung dibawa oleh peserta.

Karena jarak antar pos cukup jauh, maka berburu harta karun dilakukan dengan naik sepeda.

Beberapa tantangan yang harus dilakukan anak2 untuk menaklukkan para “penjaga harta karun” diantaranya:

  • Tebak pesan rahasia
  • Susun puzzle Indonesia
  • Tebak gambar
  • Estafet gambar
  • Pesan berantai

Responnya sangat luar biasa. Anak-anak tertantang banget untuk menyelesaikan semua tugasnya. Mereka senang sekali loh.

Salut untuk tim kreatif lomba ini, kalian juara!

Sebenarnya selain Berburu Harta Karun, masih banyak lomba 17an standar seperti balap karung, lomba makan kerupuk, tarik tambang, dan lain-lain. Tapi karena bentrok dengan lomba tumpeng, saya tidak memantau dan mendokumentasikan kegiatan tersebut.

 

TUMPENG ANTAR RT

image

Seminggu sebelum acara, ibu-ibu heboh di grup WA membicarakan persiapan lomba tumpeng. Saya mendapat tugas untuk design kostum (apron). Beberapa ibu lain diberi tugas untuk belanja bahan ke pasar. Sementara untuk pembagian tugas masak per menu akhirnya dilakukan keroyokan. Setiap orang bebas mengusulkan akan memasak makanan apapun sebagai isi tumpeng, selama bersedia memasaknya.

Malam sebelumnya, beberapa orang ibu berkumpul di rumah saya untuk mengadon ramuan nasi 3 warna (merah-kuning-hijau) sampai jam 11 malam. Setelah diaron, ada 3 orang yang bertugas membawa pulang nasi tersebut untuk mengukusnya jam 4 pagi. Hape saya berkedip-kedip tepat jam 4, banyak ibu-ibu yang mengingatkan di WA grup supaya petugas tidak lupa mengukus nasi saat itu.

Jam 7 kami sudah berkumpul di rumah bu RW dengan masakan masing-masing. Saya dan 3 teman lain didaulat sebagai penghias tumpeng pada lokasi acara. Kami menyiapkan hiasan dari aneka sayur mayur dan melakukan simulasi tumpeng. Jam 11 semua peserta kumpul di depan lapangan futsal. Kami hanya diberi waktu 45 menit untuk menghias tumpeng. Ibu-ibu lain berkumpul di tenda sebelah meja lomba, dan memberikan yel-yel untuk menyemangati kami yang sibuk menghias tumpeng. Mendadak minder melihat hasil tumpeng dari 4 meja lawan. Kami cuma bisa pasrah terhadap keputusan dewan juri.

image

Kehebohan beberapa hari terakhir, rasa capek dan ngantuk karena begadang malam sebelumnya, terbayar lunas ketika diumumkan RT kami berhasil memperoleh juara ke 3!

Kami membuat tumpeng dengan bentuk kantor kelurahan yang sedang menyelenggarakan upacara bendera. Jajaran telur, udang dan perkedel menjadi peserta upacara. Nasi merah menjadi atap gedung, nasi kuning menjadi bangunan dan nasi hijau menjadi lapangan rumput. Kami juga menyiapkan tumpeng mini di piring untuk dicoba para dewan juri.

image

Terima kasih atas yel-yel supporter, transferan dana, kiriman lauk pauk, waktu dan tenaga yang dicurahkan untuk meramaikan acara ini.

 

MALAM 17AN

image

Tepat tanggal 17 Agustus jam 7:30 malam, seluruh warga komplek berkumpul di lapangan futsal. Malam itu diselenggarakan acara tamah tamah, pengumuman pemenang seluruh lomba dan pembagian hadiah.

Saya diutus untuk menerima hadiah juara 3 lomba tumpeng. Alhamdulillah kami mendapat hadiah uang tunai senilai Rp 500rb.

 

PIKNIK SE-RT

image

Dengan uang tunai hadiah lomba tumpeng, ditambah uang sisa saweran untuk membuat tumpeng, uang kas arisan RT, ditambah lagi dengan uang konsumsi arisan bulan Agustus, diputuskan untuk menyewa bus yang akan digunakan ibu-ibu untuk piknik ke Cirebon sekalian penutupan arisan.

image

Selain membuat itinerary dalam bentuk image, saya juga diberi tugas untuk membungkus doorprize yang akan dibagikan ke seluruh peserta termasuk anak-anak yang dibawa ikut serta oleh ibunya. Alhamdulillah masih ada sisa dana yang bisa dialokasikan untuk membeli hadiah, perkakas dapur dan alat makan harga murah meriah. Yang penting semua kebagian. Fayra dengan jiwa seni yang overload, membantu saya menuliskan nomor pada bungkus kado serta kocokannya. Jadi kelihatan keren deh!

Semua peserta diminta menggunakan pakaian dengan warna ungu atau pink. Tak disangka, ternyata bus yang datang pun warna kursi dan tirainya juga bernuansa yang sama. Mecing loh.

image

Pemberhentian pertama, kami sarapan di Empal Gentong H. Apud. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Cirebon Waterland – Ade Irma Suryani. Selain kolam renang, restoran dan aneka mainan untuk anak-anak, tempat ini juga menyediakan bungalow untuk wisatawan yang bermalam. Jajaran rumah kayu di bibir pantai ini dibuat ala-ala resort pulau Maladewa. Yang membedakan tentu warna airnya. Di Cirebon tidak sebiru air laut di Maldives.

image

Puas berfoto-foto, kami melanjutkan perjalanan menuju Keraton Kasepuhan Cirebon. Kami sholat dzuhur di Masjid Sang Cipta Rasa yang lokasinya tidak jauh dari Keraton. Kemudian kami berhenti di Nasi Jamblang Bu Nur untuk makan siang. Antriannya lumayan panjang. Tapi demi blepotan cumi hitam yang lezat, kami dengan rapi mengikuti barisan antrian.

image

Acara trip ini ditutup dengan mengunjungi pusat batik Trusmi dan toko oleh-oleh Daud. Kami tiba di BSD lagi sekitar jam 11 malam. Para suami sudah berkumpul di sekitar lapangan futsal menanti kedatangan bus yang membawa istri dan anak mereka.

Banyak banget ya kegiatan agustusan di komplek kami. Capek tapi seru.

Semoga tahun depan jajaran panitia bisa menyelenggarakan kegiatan yang lebih keren lagi. Dan para warganya tetap kompak selalu.

Kita Di Sosial Media

Kita Di Sosial Media

Saat pertama ngeblog di akhir tahun 2003, bisa dibilang itu langkah awal wujud eksitensi saya di dunia maya. Setelah itu saya bergabung dalam forum komunitas yang bergerak dari mailing-list kemudian wadahnya berubah menjadi bentuk web.

Kemudian dunia maya ini disebut sebagai sosial media karena menjadi tempat interaksi sosial dan berbagi informasi. Dapat diakses tidak hanya melalui komputer meja tetapi sudah sampai komputer tangan alias smartphone. Berbagai aplikasinya pun bermunculan mulai dari Friendster, Facebook, Twitter, Instagram, Path, Snapchat, Youtube, dll. Saya pun mencoba mengikuti perkembangan teknologi dengan menginstal dan aktif di beberapa sosial media tersebut.

Di sisi lain saya tetap berusaha istiqomah menjaga blog ini dengan selalu update tulisan baru. Gak gampang loh berusaha awet ngeblog sampai lebih dari 10 tahun gini. Kebanyakan blog angkatan saya udah pada mati suri tuh karena yang punya alias penulis blognya lebih memilih eksis di sosial media lain.

Sempat ada masa di mana saya terserang rasa malas menulis blog karena khawatir dengan pembaca. Reaksi pengunjung blog memang susah diprediksi. Kadang mereka gak komentar langsung di postingan, tapi mengirim pesan japri (via email, WA, dll) untuk menanggapi tulisan saya.

Komentar negatif sudah pasti saya terima juga.

Atas cerita perjuangan saya melawan penyakit TBC tulang, ada yang meninggalkan pesan “kasian yah masrafa, udah jelek eh punya emak penyakitan pula

Di postingan resep Udang Gulung, ada yang japri berkomentar “kasian amat anak lo cuma dikasih mie instan. Cuma beda bentuk aja ini mah

Setiap saya sharing cerita perjalanan, pasti ada yang tanya “kerjanya apa sih, mba. Enak banget jalan-jalan mulu

Saat berbagi ide menata rumah dengan menampilkan foto-fotonya, ada aja yang bilang “pamer kekayaan banget sih

Catatan kegiatan olahraga, dikatakan “pencitraan hidup sehat banget sih mbak nya”

Lucu yaaa

image

Saya melihat sekarang makin banyak orang yang berasa malaikat, sibuk mencatat kejelekan orang lain. Gak sedikit yang berasa macam Tuhan, sibuk menghakimi postingan orang.

Setiap mau nulis atau posting foto, saya kadang mikir “ntar dianggap atau dikomentarin apa yah?

Manusiawi kan yah.

Tapi lama-lama saya sadar, kok saya ribet sendiri mikirin omongan orang lain. Padahal tidak semua orang beranggapan negatif, ada juga kok yang bilang mereka merasa terbantu dengan postingan saya.

Niatnya kan berbagi, syukur-syukur kalo bisa memotivasi atau menginspirasi orang lain.

Kalo ada yang merasa terintimidasi atau tersaingi, ya maaf aja. Anggap pelajaran bagi saya supaya merubah gaya bahasa penulisan yang tidak berkesan pamer atau sombong.

image

Niat kita menulis memang cuma Allah yang tau. Kita bisa menghapus postingan kita di sosial media, tapi ingat juga kalau kita tidak bisa menghapus internet history itu dari Allah.

Sekarang tinggal merubah pola pikir setiap akan posting, bertanya dalam hati “apakah postingan ini bisa bermanfaat bagi orang lain dan menjadi ladang amal kita?

Yang pasti saya menulis untuk mencurahkan isi hati. Saya ingin saat saya membaca kembali postingan lama, saya tidak akan merasa malu sendiri. Apalagi kalo sampai dibaca oleh anak dan cucu nanti.

Tidak perlu menjadikan sosial media sebagai ajang keluh kesah atau gerutuan terhadap masalah yang sedang dihadapi. Tidak semua hal harus kita bagi, simpan sebagian sebagai rahasia diri.

image

Setuju sama kak Injul yang menulis bahwa postingan di sosial media, sangat mencerminkan tingkat kedewasaan kita. Tidak hanya konten (foto dan gaya bahasa) yang kita unggah, tapi reaksi kita terhadap postingan orang lain juga bisa menggambarkan seperti apa diri kita sesungguhnya. Apakah kita tulus menulisnya, atau kita hanya ingin punya jatidiri yang berbeda di sosial media. Itu pilihan kita, dan tanggung jawab kita.

Belajar Membuat Tudung Saji

Belajar Membuat Tudung Saji

Hari Selasa 16 Juni 2016, saya mengikuti pelatihan Membuat Tudung Saji yang diselenggarakan di masjid komplek rumah. Dengan membayar 120rb, saya mendapatkan aneka materialnya: kain katun, kain tile, tali guling, pita, renda, pola dari karton dan besi rangka tudung saji. Kami hanya diminta membawa gunting, lem tembak dan isinya, kabel extender untuk colokan lem tembak, piring untuk tatakan ujung lem tembak.

image

Sehari sebelumnya saya datang ke rumah tetangga untuk belajar memotong kain sesuai dengan pola yang diberikan bersama dengan 2 orang peserta lain. Sampai di masjid, saya tinggal menempelkan kain ke rangka besi. Kemudian menghiasnya dengan renda untuk menutupi bagian sambungan kain.

image

Untuk membuat 1 tudung saji sendiri, saya membutuhkan waktu 1/2 hari. Mulai berkumpul di masjid jam 9 pagi, baru keluar masjid jam 2 siang. Seru sih, karena mengerjakannya bersama dengan 14 peserta lain.

image

Begitu selesai, puas banget liat hasilnya. Gak nyangka saya bisa bikin sendiri lumayan rapih. Kata teman-teman, saya terampil menggunakan lem tembak karena biasa mainan solder waktu STM dulu. Benar juga sih hahahaha

image

Alhamdulillah siap menyambut lebaran dengan tudung saji baru di meja makan. Hasil karya sendiri yang dibuat sepenuh hati.

image

Sekarang tugas berikutnya adalah mikirin menu untuk isi dibalik tudung saji.

 

Duh, masak apa yaaa?